Apa yang membuat Anda terkesan dengan para tokoh dunia seperti Thomas Alva Edison, Agatha Christie, Pramoedya Ananta Toer, dan lain sebagainya?
Kalau bagi penulis sendiri, salah satu yang membuat penulis terkesan dengan mereka yaitu produktivitas mereka yang saaaaangat amat tinggi.
Bayangkan saja, misalnya, Agatha Christie, sepanjang usia karirnya, mampu menghasilkan 66 fiksi yang bertemakan kriminalitas dan misteri, 153 cerita pendek, 6 novel bertemakan cinta romantis, 17 naskah drama, 4 drama radio, 3 buku non-fiksi, 3 buah puisi, dan maaaaasih banyak lagi. (http://en.wikipedia.org/wiki/Agatha_Christie_bibliography#Collections_of_short_stories).
Fantastis, bukan??
Sudah bukan rahasia lagi bahwa Agatha Christie merupakan penulis yang saaaangat produktif. Bahkan, produktivitasnya tidak menurun sekalipun usianya semakin senja.
Hampir sama dengan Agatha Christie yakni Thomas Alva Edison, yang menghasilkan penemuan yang dipatenkan sebanyak 2.332 sepanjang usia karirnya. Untuk penemuan di bidang fisika maupun kimia, paten sebanyak itu merupakan jumlah yang luar biasa.
Nah, di dunia ini, selain Agatha Christie dan Thomas Alva Edison, masih banyak lagi tokoh dunia yang dikenal sangat produktif dalam bidang yang mereka tekuni.
Tentu saja, dalam artikel yang terbatas ini, tidaklah cukup ruang untuk menyebutkan satu-persatu karya mereka sepanjang karir.
Apa yang dapat dipelajari dan diteladani dari mereka yaitu produktivitas mereka yang begitu tinggi. Tentu, produktivitas yang sangat tinggi itu tidaklah dihasilkan dari pribadi yang biasa-biasa saja. Senantiasa ada kebiasaan, karakter, dan prinsip hidup yang memengaruhi dan membentuk mereka sedemikian sehingga menjadi seproduktif itu.
Nah, dalam artikel ini, penulis akan mengulas beberapa rahasia produktivitas para tokoh dunia tersebut.
Semoga ulasan ini bermanfaat bagi Anda.
Sekarang, mari kita ulas rahasia yang pertama, yaitu berkarya di mana pun mereka berada.
Salah satu rahasia produktivitas tokoh dunia yaitu mereka senantiasa nyaman bekerja di mana pun mereka berada.
Dalam perjalanan hidupnya, Pramoedya Ananta Toer, misalnya, salah satu sastrawan dan penulis revolusioner Indonesia yang kemasyhurahannya hingga ke mancanegara, dikenal sebagai sastrawan yang sangat produktif.
Kondisi lingkungan di pembuangan yang sangat buruk tidak mampu menghentikannya untuk terus berkarya. Empat karya agungnya yang terkumpul dalam Tertalogi Buru yang terdiri dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca ditulisnya di pembuangannya di Pulau Buru.
Tidak main-main, masing-masing roman sejarah yang terkumpul dalam tetralogi itu ditulis lebih dari 500 halaman. Bayangkan saja, betapa produktifnya Pramoedya, sang penulis besar yang menjadi kandidat peraih Nobel Sastra itu.
Sepanjang karir kesastrawanannya, Pram telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan telah diterjemahkan ke dalam 42 bahasa.
Di samping Pramoedya Ananta Toer, ada Ernest Hemingway, seorang penulis dan jurnalis asal Amerika Serikat yang terbiasa menulis dengan cara berdiri, bukan duduk. Bahkan, Thomas Wolfe, seorang penulis novel yang juga berkebangsaan Amerika Serikat memiliki kebiasaan menulis di atas lemari esnya.
Nah, jika Anda ingin menjadi lebih produktif dalam menciptakan karya, maka contohlah Pramoedya Ananta Toer dan tokoh-tokoh dunia lainnya seperti Ernest Hemingway dan Thomas Wolfe, yang terbiasa bekerja di mana pun mereka berada.
Jangan biarkan kondisi membatasi Anda dalam berkaraya.
Perasaan nyaman di mana pun kita berada merupakan suatu perasaan yang sangat penting. Perasaan ini bisa meminimalisir dan menghindari kebiasaan menunda-nunda.
Seringkali, kebiasaan menunda-nunda diakibatkan oleh karena kondisi yang menurut kita tidak nyaman, tidak sempurna, tidak ideal, maupun tidak tepat untuk bekerja dan berkarya, di mana karena perasaan itu, kita pun, secara tidak sadar, menunda-nunda dan menunggu kondisi yang tepat untuk berkarya.
Jangan khawatir Anda tidak dapat mencontoh tokoh-tokoh besar itu. Tidak perlu jauh-jauh menengok ke para tokoh dunia seperti Pramoedya Ananta Toer atau Ernest hemingway. Bercerminlah pada para wartawan. Mereka senantiasa merasa nyaman mengerjakan tugas mereka di mana saja. Saat meliput konflik perang, misalnya, mereka menulis laporan mereka di tengah konflik yang mereka liput. Saat sedang meliput banjir, maka mereka menulis laporan di tempat kejadian seketika itu juga.
Dan, Anda tahu, kan, bagaimana produktivitas para wartawan? Dalam satu hari, mereka bisa menghasilkan lebih dari 10 laporan mengenai kasus yang berbeda-beda.
Para tokoh dunia yang dikenal sangat produktif senantiasa memiliki suatu kebiasaan, yaitu kebiasaan berdisiplin dalam mengerjakan dan menyelesaikan karya-karya mereka.
Budaya mood tidak menjadi tradisi mereka. Mereka senantiasa mengatur waktu sedemikian sehingga setiap harinya memiliki jadwal untuk menghasilkan karya. Dan, mereka berdisiplin dalam menjalani jadwal itu, tidak bergantung pada mood. Mereka tidak terbiasa dengan kebiasaan seperti ini: Sekarang mood saya sedang bagus. Oleh karena itu, sekarang merupakan waktu yang tepat untuk berkarya. Kemarin, mood saya sedang jelek. Oleh karena itu, kemarin saya urung menyelesaikan karya saya yang sudah hampir selesai.
Tidak! Tokoh dunia yang terkenal memiliki produktivitas yang sangat tinggi tidak pernah membiarkan kemauannya terkalahkan oleh suasa hati alias mood. Bagaimana pun suasana hati mereka, mereka tetap mematuhi jdwal yang telah mereka tetapkan sendiri.
Nah, jika Anda ingin produktif seperti mereka, susunlah jadwal untuk mengerjakan karya-karya Anda. Misalnya, jam 8 malam hingga jam 10 malam setiap harinya. Maka, bagaimana pun suasana hati Anda pada kurun waktu tersebut, Anda harus tetap berdisiplin untuk mengerjakan karya Anda.
Akan lebih baik lagi jika jadwal itu sesuai dengan golden hour Anda. Golden hour Anda adalah waktu ketika otak Anda paaaaaling efektif digunakan untuk berpikir.
Lantas, kapankah golden hour Anda? Masing-masing orang memiliki golden hour yang berbeda-beda. Ada yang produktivitasnya melonjak saat bekerja di tengah malam; Ada pula yang produktivitasnya menduduki puncak saat bekerja di pagi, siang atau sore hari.
Untuk mengetahui golden hour Anda, perhatikan waktu saat Anda bekerja. Perhatikanlah kapan produktivitas Anda menduduki puncak.
Ada sebuah ungkapan yang sangat terkenal, yaitu “Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”. Agaknya ungkapan ini sangat tepat diterapkan dalam konteks peningkatan produktivitas. Adalah lebih baik bekerja sedikit demi sedikit tetapi dilakukan secara rutin ketimbang bekerja sekaligus, tetapi dilakukan secara tidak rutin. Alasannya, saat Anda mengerjakan karya Anda secara sekaligus dalam sehari, misalnya, maka tenaga Anda akan terkuras habis. Dan, saat tenaga Anda sudah habis, maka kerja tidak lagi efektif dan efisien. Imbasnya, kulaitas karya yang Anda ciptakan tidak memuaskan.
Demikian 3 rahasia produktivitas para tokoh dunia yang dapat penulis sampaikan dalam artikel ini. Ketiga rahasia itu membantu para tokoh tersebut dalam meningkatkan produktivitas mereka.
Anda pun dapat meneladani dan mengikuti 3 rahasia itu. Kuncinya yaitu, konsisten dalam menerapkannya.
Akhir kata, selamat berkarya.
Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.
Session expired
Please log in again. The login page will open in a new window. After logging in you can close it and return to this page.