Cara Efektif Continuous Growth dengan Competence Management Framework (CMF)

CARA EFEKTIF CONTINUOUS GROWTH DENGAN COMPETENCE MANAGEMENT FRAMEWORK (CMF)

Hanya ada 2 situasi untuk setiap berusahaan, growing or dying. Bertumbuh atau sekarat. Setiap perusahaan harus terus bertumbuh, jika tidak maka akan mulai sekarat dan akhirnya mati. Apa nya yang harus bertumbuh, yaitu peoplenya/karyawanya. Bertumbuh dalam hal apa? Dalam hal Abilities, Skill Dan Knowledgenya (ASK). Competence nya.

Dalam bukunya Good To Great, Jim Collin menjelaskan, perusahaan yang bisa masuk kriteria Great adalah perusahaan yang menyediakan sarana dan prasarana bagi setiap karyawanya untuk terus bertumbuh. Sebut saja General Electric, Abbot dan Gillete, mereka menyediakan kesempatan bertumbuh seluas-luasnya. Itulah kunci sukses meraka bisa menjadi perusahaan yang Great. Memiliki profit di atas rata-rata perusahaan lain dan berkesinambungan dalam jangka panjang (100 tahun lebih).

Sarana dan prasarana itu dijelaskan dalam sebuah framework yang disebut competence management. Merupakan cetak biru apa saja dan bagaimana setiap fungsi serta posisi harus bertumbuh dan berkembang. Dari mulai proses/methodology, perencanaan, pengumpulan data, pelaksanaan dan yang paling penting pengukuran maturity nya dibuat jelas dan transparan. Sehingga setiap orang bisa mengetahui kriteria dan syarat yang diperlukan oleh setiap posisi dan fungsi.

Dengan demikian akan memberikan gambaran yang lengkap bagi setiap karyawan jika menginginkan pertumbuhan competence dan karir di semua posisi di perusahaan itu. Sehingga mereka akan lebih baik mempersiapkan diri dan merencanakan pertumbuhan secara mandiri dan dewasa. Mereka akan memiliki kesadaran self development. Hasilnya mereka akan lebih peduli dan berusaha lebih baik dibandingkan jika mereka tidak memiliki kejelasan akan CMF.

Manfaat yang didapat perusahaan akan jauh leih efektif dan efisien dalam pertumbuhan. Daya saing perusahaan akan jauh lebih kuat, kemungkinan memenangkan persaingan akan jauh lebih besar. Perusahaan yang unggul, profit dan berkesinambungan adalah perusahaan yang menyediakan CMF sebagai reward pasif bagi talent-talent terbaik. Seperti sebuah magnet yang menarik talent-talent terbaik. Yang merasa lebih dihargai dari pada reward aktif yang berupa materi dan atau bonus.

Apa saja yang harus dimiliki dalam CMF?

Membangun competence seperti membangun sebuah rumah atau gedung. Terdiri dari 3 komponen utama. Pertama adalah fondasi gedung. Fondasi adalah bagian paling penting. Kekuatan bangunan ditentukan oleh seberapa kuat dan dalamnya fondasi yang dimiliki. Semakin kuat fondasinya maka bangunan gedung itu akan semakin bisa tinggi menjulang dan kokoh. Jika terkena terpaan angin kencang maupun gempa bumi tidak mudah goyah dan roboh.

Dalam CMF fondasi ini adalah Human Cometence. Untuk itu pastikan Anda memberikan ruang yang luas dengan menyediakan kesempatan pertumbuhan di human competence ini sebagai yang utama.

Kedua adalah pilar/tembok gedung. Pilar dan tembok adalah bagian yang baru bisa dibangun jika fondasi sudah selesai dan kuat. Bagaimana jika fondasi belum selesai dibangun akan tetapi tembok di atasnya sudah mulai dibangun? Ya…yang terjadi adalah ketidak efektifan dan kurang efisien. Banyak perusahaan melakukan kekeliruan ini karena kurang memahami mengenai CMF ini. Bagian pilar dan tembok ini juga sangat menentukan kekuatan gedung. Untuk itu pastikan Anda membangunya dengan baik. Dalam CMF, bagian ini adalah Business Competence.

Ketiga adalah bagian atap. Apakah ada bangunan yang hanya atapnya saja? Ada. Yaitu sebuah tenda. Atapnya adalah bagian yang paling besar dan utama, tembok dan pilarnya hanya sekedar penopang saja. Sedangkan fondasinya tidak ada. Apa yang akan terjadi jika ada angin kencang? Tenda itu tidak/kurang kokoh. Mudah roboh. Seperti umumnya tenda, dibuat dan dipakai kebanyakan hanya untuk sementara saja. Bongkar pasang sifatnya. Dalam CMF, atapnya adalah Professional Competence.

Dalam perusahaan Anda, apakah Anda hanya akan membangun sebuah tenda atau gedung kokoh yang bisa menjulang tinggi?

Gambaran bangunan competence seperti di atas. Semakin fondasinya kuat yaitu bagian human competence maka akan kokoh dan bertahan, sekalipun dalam situasi lingkungan yang krisis. Dapat mengelola resiko tinggi dan komplek serta bisa menang terhadap kompetisi yang ketat.

Sebaliknya, jika Anda hanya membekali professional competence saja atau sebagian besar hanya itu. Maka bangunan competence perusahaan Anda hanya bisa diandalkan untuk situasi linkungan yang normal, dan akan mudah roboh jika situasi krisis. Serta hanya bisa Anda andalkan untuk mengelola resiko yang rendah dan tidak komplek. Bisa diperkirakan akan kalah dalam persaingan dan menjaga kesinambungan perusahaan.

Untuk itu pastikan Anda memiliki dan merancang sebuah sistem CMF yang hebat, yang berfondasi kuat dan kokoh. Berpilar dan bertembok yang fleksibel dan beratap yang hebat dan menarik bagi para talent-talent top. Bangunan competence ini akan menjadi daya magnet bagi talent-talent hebat yang ingin sekali bergabung dengan perusahaan Anda dan bertahan selama mungkin.

Bagaimana memiliki CMF yang hebat?

CMF yang hebat dimulai dari 5 proses.

#1. Pertama: Preparation/Perencanaan.

“If you fail to plan, you plan to fail”. Jika Anda gagal merencanakan maka Anda merencanakan kegagalan diri sendiri. Diperlukan persiapan dan perencanaan yang baik. Persiapan dan perencanaan yang baik sangat menentukan keberhasilan sistem yang akan Anda buat dan jalankan. Rancanglah sebuah sistem yang sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Sistem yang baik harus bisa memenuhi 4 kebutuhan dasar sebuah perusahaan dalam menghasilkan profit dan berkesinambungan. Ke empat kebutuhan itu adalah:

  1. Apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukanya. Untuk memahami peluang-peluang bisnis dengan terus mempertimbangan situasi dan kondisi lingkungan.
  2. Known Known. Mengetahui apa yang diketehaui. Memahami apa strength dan weknesses. Tentunya tool yang paling baik adalah SWOT analysis. Dengan mengetahui apa keunggulan dan kelemahan Anda maka bisa Anda terapkan untuk mimilah dan memilih peluang mana yang akan menghasilkan rasio cost vs benefit paling efektif yang Anda inginkan. Yang Anda perlukan pada point ini adalah Professional Competence.
  3. Known Unknown. Mengatahui apa yang tidak Anda ketahui. Inilah yang dinamakan resiko. Resiko akan muncul dan ada karena ada bagian yang Anda tidak tahu mengenai perubahan dan bisnis ke depan. Resiko akan bisa dihilangkan atau dikurangi jika Anda berpengetahuan di bidang itu. Meningkatkan kemampuan prediksi dan perkiraan (predicability dan forecast) adalah satu-satunya cara mengelola resiko yang akan muncul. Anda memerlukan Business Competence untuk ini.
  4. Unknown unknown. Meskipun Anda dibilang sudah mahir membuat prediksi dan perkiraan, tetap saja ada bagian yang diluar perkiraan. Sepandai apapun seseorang dalam membuat perencanaan dan perkiraan tentu masih ada beberapa yang tidak tepat bukan?. Inilah yang disebut uncertainty. Ketidakpastian. Cara yang paling sakti untuk menghadapi uncertainty ini adalah flexibility, agility dan resilient. Fleksibilitas (adaptabilitas), lincah dan gesit/elastis. Jika people dalam perusahaan sudah memiliki tingkat ini maka situasi apapun lingkungan berubah-ubah maka mereka akan bisa mengelolanya dengan baik. Ini hanya bisa Anda capai dengan memiliki Human Competence.

#2. Data Gathering

#3. Build Framework

#4. Implementation

#5. Measuring. Monitor Dan Control.

Nah…untuk membuat perusahaan Anda memiliki kemampuan flexibility, agility dan resilient, Anda memerlukan sebuah sistem Competence Management Framework dan menerapkanya dengan pengukuran yang baik dan konsisten.

Jika Anda mengalami kesulitan dalam hal membuat, mengimplementasi dan mengukur keefektifan dari Competence Management Framework Anda, silakan hubungi kami, Aquarius Learning.

Kami akan dengan senang hati berdiskusi mencari solusi mengenai hal ini.

Salam sukses dan bahagia selalu.

 

Ery Prasetyawan

Ery Prasetyawan
 

>