“Haduuuh….! Hari ini jadwal ketemu klien. Deg-degan banget. Stres!Takut meeting-nya kacau.”
Heheheh. Apakah Anda sedang deg-degan, stres, dan cemas lantaran hendak bertemu klien?
Mengapa Anda stres? Karena, Anda takut kalau-kalau Anda mengacaukan meeting itu. Akibatnya bisa fatal jika Anda mengacaukannya. Klien tidak akan percaya lagi pada perusahaan Anda. Dan, ujungnya…… Akh, tak terbayangkan!
“Lantas, bagaimana doooong?? Apa yang harus saya lakukaaaan?” demikian tanya Anda dalam hati.
Hmmm, tidak perlu khawatir. Yang harus Anda lakukan pertama-tama yaitu menghilangkan stres yang melanda diri Anda.
Mengapa Anda perlu terlebih dulu menghilangkan stres Anda? Karena, stres bisa mengganggu performa Anda ketika bertemu dengan klien. Stres dan kecemasan menghambat proses berpikir.
Mekanisme biologisnya begini:
Saat Anda dilanda stres, otak reptil (otak purba) Anda mengambil alih kendali atas diri Anda. Hal itu menjadikan otak neokorteks (bagian otak yang berfungsi untuk berpikir) pasif, tidak bekerja.
Karena itulah, Anda tidak dapat berpikir saat Anda cemas atau stres. Otak reptil memerintahkan Anda untuk berlari atau melawan, bukan untuk berpikir.
Nah, bagaimana jadinya jika saat bertemu klien Anda malah lari atau melawannya secara fisik?
Tidak lucu, bukan? Heheheh.
Tetapi, apabila Anda sedang dalam kondisi stres dan cemas, maka ada kemungkinan Anda berusaha menghindar/berlari atau menjadi agresif saat Anda bertemu dengan klien. Atau, jika tidak agresif, Anda menjadi gugup dan blank. Anda tidak dapat berpikir dan mengucapkan sepatah kata pun pada klien Anda. Ini karena, otak reptil Anda mengambil kendali atas diri Anda.
Oleh karena itulah, penting kiranya untuk pertama-tama menghilangkan stres dan cemas ketika Anda hendak bertemu klien. Dengan hilangnya stres, otak neokorteks kembali mengambil kendali. Dan, hasilnya, Anda pun mampu berpikir seperti sedia kala.
“Tetapi, bagaimana cara menghilangkan stres yang ga pake lama, biar saya bisa ketemu klien dengan tenang?” demikian tanya Anda.
Jangan khawatir! Penulis siap membantu Anda menghilangkan stres yang Anda alami. Dalam artikel ini, penulis akan mengajak Anda untuk membongkar salah satu cara menghilangkan stres dalam sekejap.
Cara ini memanfaatkan manajemen fokus. Ini artinya, Anda menghilangkan stres dengan mengatur fokus Anda sedemikian sehingga emosi-emosi negatif yang membuat Anda cemas lenyap.
Namun demikian, sebelum membongkar cara itu, mari terlebih dulu kita bongkar beberapa kategori fokus dan pengaruhnya pada stres. Dengan begitu, Anda tahu fokus yang bagaimana yang membuat Anda stres dan fokus yang bagaimana yang membuat Anda tenang.
Fokus yang Menyebabkan Stres
Berdasarkan karakternya, ada dua kategori fokus yang memengaruhi tingkat stres pada manusia. Jenis-jenis fokus ini, karena karakternya, ikut berperan meningkatkan stres yang Anda alami.
Apa sajakah kategori itu? Ini dia uraiannya.
1. Narrow Focus
Bayangkan Anda sedang mengantri di meja kasir sebuah supermarket. Ceritanya, Anda sedang berbelanja kebutuhan pokok rumah tangga Anda.
Lima belas menit sudah berlalu, tetapi orang di depan Anda maaaasih belum beranjak dari meja kasir. Tentu, hal itu membuat Anda emosi, bukan?
Tetapi, apa sebenarnya yang membuat Anda emosi? Yang membuat Anda emosi yaitu narrow focus Anda. Saat Anda menggunakan narrow focus, Anda berfokus hanya pada antrian di meja kasir. Sementara itu, hal lainnya Anda kesampingkan.
Saat Anda menggunakan narrow focus, Anda bahkan mengesampingkan atau tidak mengetahui adanya sosok yang menarik perhatian Anda. Yang Anda perhatikan hanyalah apa yang sedang Anda kerjakan, yaitu mengantri. Dan, karenanya, saat orang di depan Anda tak kunjung beranjak dari meja kasir, Anda pun emosi.
Dalam bukunya yang berjudul Focus: The Hidden Driver of Excellence, Daniel Goleman menjelaskan bahwa saat menggunakan narrow focus, kita cenderung hanya mampu melihat sedikit hal di sekeliling kita. Dalam buku itu, ia membuktikan pernyataan itu dengan meminta pembaca untuk mencari angka dalam deret berikut:
S, K, O, E, 4, R, T, 2, H, P …
Orang yang menggunakan narrow focus cenderung gagal menemukan angka 2 dalam deret itu. Mereka hanya mampu menemukan angka 4, dan mengira bahwa dalam deret itu hanya ada satu angka yakni 4.
Sementara itu, orang yang menggunakan broad focus cenderung berhasil menemukan angka 2 dalam deret itu. Mereka mampu menemukan angka 4 dan 2, dan tebakan mereka benar, yakni bahwa dalam deret tersebut, ada dua angka yakni 4 dan 2.
Nah, karena karakter narrow focus itu, di mana dengannya kita tidak mampu melihat keseluruhan benda di sekitar kita, maka kita lebih mudah tergelincir dalam pikiran dan emosi negatif, terlebih saat kita dihadapkan pada masalah yang membuat kita cemas. Seperti dalam contoh di atas, kita dihadapkan pada masalah menunggu antrian yang sangat lama. Hal itu membuat kita emosi dan cemas. Kita cemas kalau-kalau kita hanya menghabiskan waktu untuk menunggu antrian itu.
Dengan narrow focus, kita hanya berfokus pada antrian itu. Kita tidak mampu melihat hal positif yang mungkin ada di sekeliling kita. Misalnya, kita tidak mampu melihat kehadiran teman yang menyenangkan, atau tidak mampu mengetahui adanya lagu yang kita sukai. Dan, karena hanya berfokus pada transaksi di kasir yang saaaaaangat lama, emosi kita pun memuncak lantaran ingin agar transaksi itu segera selesai dan beralih pada giliran kita.
Oleh karena itu, agar terbebas dari stres dan kecemasan, Anda perlu menggeser fokus Anda dari narrow focus ke broad focus. Ketika Anda memikirkan masalah Anda dengan broad focus, Anda mampu menggali informasi positif, selain informasi negatif terkait masalah itu.
2. Melamun/ Mind wandering
Kategori fokus yang kedua yang ikut andil memperparah stres Anda yaitu mind wandering. Dalam artikel yang berjudul Manajemen Fokus: Rahasia Memecahkan Masalah, penulis telah menjelaskan apa itu yang dimaksud mind wandering.
Merujuk pada apa yang disampaikan oleh Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul Focus: The Hidden Driver of Excellence, dijelaskan bahwa mind wandering adalah kondisi fokus di mana bagian otak yang bekerja yaitu default network dan sistem eksekutif, yakni prefrontal korteks. Sebagai sistem eksekutif, prefrontral korteks bertanggung jawab pada proses berpikir dan melakukan tindakan.
Namun demikian, pada kondisi melamun/mind wandering, prefrontal korteks bukanlah bekerja memecahkan masalah yang sedang Anda hadapi, melainkan memikirkan masalah lain.
Sebagai contoh, saat Anda mengerjakan tugas di kantor, apabila tiba-tiba Anda melamun di tengah pekerjaan Anda, maka yang terjadi yaitu otak Anda (prefrontal korteks) sedang memikirkan pemecahan masalah lain, bisa masalah di rumah, masalah finansial Anda, atau masalah Anda dengan teman. Yang pasti, saat Anda melamun, ia (prefrontal korteks) tidak berfokus pada tugas yang sedang Anda kerjakan.
Nah, karena tidak berfokus pada tugas yang sedang Anda kerjakan, melainkan melayang-layang pada masalah lainnya, mind wandering alias melamun seringkali membuat Anda cemas dan stres.
Melamun membuat Anda mencemaskan prestasi anak saat Anda sedang sibuk bekerja di kantor. Melamun membuat Anda menyesali ucapan Anda pada teman Anda tadi saat makan siang. Melamun membuat Anda cemas pada hubungan Anda dengan suami. Intinya, saat melamun, Anda cenderung memikirkan hal-hal negatif tentang diri Anda dan masalah Anda. Inilah yang membuat melamun/mind wandering ikut andil membuat Anda stres.
Oleh karena itu, apabila Anda ingin terbebas dari stres, hindari melamun.
Bagiamana cara menghindari melamun? Padahal, menurut para pakar neurosains, setelah beberapa menit berfokus pada aktivitas, biasanya pikiran kita berada pada kondisi default alias melamun.
Terlebih saat Anda melakukan aktivitas yang dapat dilakukan secara otomatis, tanpa berpikir dan berusaha seperti makan, menyapu, dan mengemudikan mobil (apabila Anda sudah cakap mengemudikan mobil). Seringkali, pikiran Anda melamun saat melakukan kesemua aktivitas itu. Benar, bukan?
Ini dikarenakan, saat melakukan aktivitas-aktivitas itu, Anda tidak perlu mengerahkan voluntary focus Anda, Anda tidak perlu mengerahkan kesadaran Anda. Akibatnya, saat voluntary focus tidak bekerja, maka otak berada pada default mode, yakni melamun.
Nah, bagaimana cara menghentikan mind wandering sedemikian sehingga Anda terbebas dari kecemasan dan stres? Untuk menjawabnya, mari kita simak penjelasan berikut.
Fokus yang Menyebabkan Perasaan Tenang dan Bahagia
Selain fokus yang berperan membuat Anda cemas dan stres, ada juga fokus yang ikut andil menghilangkan stres dan kecemasan, serta membuat Anda tenang dan bahagia. Fokus yang bagaimanakah itu?
1. Broad Focus
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, saat berada pada broad focus, kita cenderung melihat semua hal di sekeliling kita. Atau, paling tidak, kita mampu melihat lebih banyak hal di sekeliling kita dibanding saat kita menggunakan narrow focus.
Dalam contoh sebelumnya, Daniel Goleman meminta pembaca untuk mencari angka dalam deret:
S, K, O, E, 4, R, T, 2, H, P …
Pembaca yang menggunakan broad focus mampu menemukan semua angka pada deret itu, yakni 4 dan 2. Sementara itu, pembaca yang menggunakan narrow focus, hanya mampu menemukan angka 4 dalam deret itu.
Hal itu membuktikan bahwa orang yang menggunakan broad focus mampu melihat lebih banyak hal dibanding mereka yang menggunakan narrow focus.
Nah, karena mampu melihat lebih banyak hal, orang yang menggunakan broad focus mampu melihat/menangkap informasi negatif yang membuat stres, kecewa, marah, dan cemas, juga mampu menangkap informasi positif yang membuat tenang, gembira, dan bahagia.
Oleh karena itulah, apabila Anda dilanda stres, tidak ada salahnya untuk meluaskan fokus Anda. Apabila awalnya Anda hanya berkutat pada masalah yang Anda hadapi, cobalah untuk melihat sisi positif dari masalah itu. Siapa tahu, dengan begitu, Anda masih dapat mensyukuri keadaan Anda, atau Anda dapat menemukan solusi permasalahan Anda.
Orang yang sukses adalah mereka yang mampu melihat peluang dalam kesukaran. Dan, kemampuan melihat peluang dalam kesukaran hanya dimiliki oleh mereka yang menggunakan broad focus alias fokus luas.
Sementara itu, orang yang hanya menggunakan narrow focus tidak mampu melihat peluang dalam kesukaran. Yang ia lihat hanyalah kesukaran. Maka, tak heran jika mereka lebih sulit meraih sukses. Karena, yang mereka lihat di depan mata hanyalah kesukaran. Dan, karena hanya melihat kesukaran, mereka pun mudah menyerah pada keadaan.
Jadi, mereka yang menggunakan broad focus memiliki lebih banyak peluang untuk sukses dibanding mereka yang hanya menggunakan narrow focus.
Dalam buku Focus: The Hidden Driver of Excellence, Daniel Goleman mencontohkan bagaimana seseorang menghilangkan kemarahannya ketika menunggu antrian yang tak kunjung selesai dengan cara memperluas pandangannya.
Awalnya, orang itu menggunakan fokus yang sempit/narrow focus, yang dengan demikian berkutat hanya pada antrian. Nah, untuk menghilangkan kemarahan menunggu antrian, ia pun lantas memperluas fokusnya dengan memperhatikan benda-benda di sekitarnya dan memperhatikan alunan musik yang diputar di supermarket itu.
Lantas, bagaimana cara menghilangkan stres saat hendak bertemu klien? Apakah Anda perlu memperluas pandangan di sekitar Anda? Yup, Anda bisa melakukannya dengan cara demikian. Tetapi, Anda juga dapat memperluas fokus Anda dengan cara mengumpulkan informasi positif berkaitan dengan kecemasan Anda mengenai pertemuan itu.
Boleh jadi, ada beberapa hal yang membuat pertemuan itu kacau, tetapi coba pikirkan hal positif yang juga mungkin terjadi yang membuat meeting itu sukses.
2. Kondisi Genius
Bayangkanlah Anda sedang belajar mengemudikan mobil.
Apa yang terjadi?
Penulis berani bertaruh, Anda mengerahkan seluruh fokus Anda pada apa yang sedang Anda lakukan.
Benar, bukan?
Anda mencurahkan seluruh perhatian Anda pada gerakan yang harus Anda lakukan saat mengemudikan mobil. Dan, karena itu, Anda mengesampingkan apa pun di sekitar Anda. Anda lupa dengan tagihan listrik yang membengkak, pajak yang mahal, dan prestasi anak yang jeblok. Yang ada di pikiran Anda hanyalah melakukan apa yang sedang Anda lakukan.
Hal itu membuat Anda terbebas dari rasa cemas dan stres.
Yup, stres dan kecemasan lenyap ketika Anda berfokus pada kegiatan yang baru pertama kali Anda lakukan, yang Anda belum cakap melakukan kegiatan itu.
Berbeda halnya apabila Anda sudah cakap mengemudikan mobil, Anda tidak lagi perlu mengerahkan semua perhatian pada apa yang sedang Anda lakukan. Pikiran Anda dapat melamun sembari mengemudikan mobil.
Nah, karena pikiran melayang-layang, dan bukan berfokus pada apa yang sedang Anda lakukan (mengendarai mobil), maka Anda pun rentan dilanda kecemasan dan stres.
Mengapa? Karena, dalam kondisi default/melamun, otak sering mengajak Anda memikirkan masalah-masalah yang belum menemukan pemecahan dan masalah-masalah yang mencemaskan seperti pajak yang mahal, tagihan listrik yang terus naik, dan prestasi anak yang terus jeblok.
Tahukah Anda, saat Anda mengerahkan seluruh perhatian saat belajar mengemudikan mobil, itulah saat di mana Anda berada dalam kondsi genius. Istilah “kondisi genius” ditemukan oleh Pak Agus Setiawan, Penemu sekaligus Master Trainer Bacakilat.
Kondisi genius adalah kondisi di mana kita mengerahkan seluruh perhatian kita pada apa yang sedang kita lakukan.
Saat belajar mengemudikan mobil, Anda mengerahkan indra penglihatan Anda untuk mengamati kondisi jalanan. Anda mengerahkan indra pendengaran untuk memperhatikan suara-suara di sekitar Anda, berjaga-jaga kalau-kalau ada mobil atau sepeda motor dari belakang mengklakson mobil Anda. Anda juga mengerahkan indra pendengaran untuk menyimak instruksi sang pelatih dalam mengemudikan mobil.
Nah, saat indra Anda terlibat penuh dalam belajar mengemudikan mobil, otak Anda tidak berada dalam keadaan default. Atau, menurut Goleman, otak tidak digunakan untuk berpikir. Otak terbebas dari aktivitas berpikir. Sebaliknya, otak 100% digunakan untuk belajar mengemudi. Dan, karena tidak digunakan untuk berpikir, maka pikiran-pikiran negatif yang membuat cemas dan stres lenyap digantikan dengan kondisi flow.
“You can’t ruminate about yourself while you’re absorbed in a challenging task.”
Richard Davidson, profesor Psikologi dan Psikiatri dari University of Wisconsin-Medison
Sebagaimana dijelaskan Davidson di atas, saat Anda terhanyut pada aktivitas yang menantang, seperti saat belajar mengemudikan mobil, belajar menulis dengan tangan kiri, membaca novel, bermain video game, Anda tidak dapat meratapi nasib Anda alias bergalau ria. Semua perhatian Anda tertuju pada apa yang sedang Anda lakukan sedemikian sehingga tidak ada waktu untuk berpikir, untuk bergalau-galau ria. Dengan begitu, kecemasan dan stres Anda pun lenyap.
Lantas, kegiatan apa saja, selain belajar mengemudikan mobil, belajar menulis dengan tangan kiri, atau bermain video game yang dapat membawa Anda pada kondisi kondisi genius?
Beberapa kegiatan yang dapat Anda lakukan untuk mencapai kondisi genius antara lain membaca novel dan visualisasi. Mengapa membaca novel dapat membawa Anda pada kondisi genius? Karena, saat membaca novel, perhatian Anda sepenuhnya tercurah pada bacaan Anda. Tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain selain apa yang sedang Anda baca.
Hasilnya, kegalauan, stres, dan kecemasan Anda pun lenyap.
Demikian juga saat Anda melakukan visualisasi. Saat Anda melakukan visualisasi, Anda melibatkan seluruh pancaindra Anda untuk membayangkan sesuatu, yakni membayangkan diri Anda sedang berada di suatu tempat yang indah.
Nah, karena semua indra terlibat dalam aktivitas visualisasi, tidak ada waktu untuk melamunkan masalah, tidak ada waktu untuk mencemaskan dan menggalaukan masalah Anda.
Dan, karena tidak sempat bergalau ria, maka stres pun lenyap digantikan perasaan tenang dan gembira.
Jadi, untuk menghilangkan stres saat hendak bertemu klien, Anda dapat melakukan kegiatan yang menggiring Anda pada kondisi genius. Anda dapat melakukan visualisasi, bermain game, atau membaca novel. Gunanya, untuk merilekskan otak Anda.
Saat otak Anda rileks, neokorteks bekerja. Dan, saat neokorteks bekerja, Anda dapat berpikir dengan jernih.
Akhirnya, jernihnya pikiran Anda meningkatkan performa Anda pada meeting itu.
Di sini, kondisi genius juga berguna untuk menggeser fokus Anda dari mind wandering ke relaksasi.
Kesimpulan
Setelah menyimak uraian di atas, apa yang dapat Anda simpulkan?
Pertama, narrow focus dan mind wandering memiliki andil memperparah stres.
Kedua, narrow focus memperparah stres karena dengan fokus itu, Anda hanya berkutat pada kesulitan yang Anda hadapi. Anda tidak mampu melihat informasi positif yang dapat menjadi peluang/solusi atas kesulitan itu.
Ketiga, mind wandering memperparah stres karena dengan fokus itu, pikiran Anda melayang-layang pada masalah-masalah yang belum terpecahkan, pada masalah yang mencemaskan.
Keempat, broad focus dan kondisi genius berandil menghilangkan stres.
Kelima, broad focus dapat menghilangkan stres karena dengan fokus itu, Anda mampu melihat peluang dalam kesukaran yang Anda hadapi.
Keenam, kondisi genius dapat menghilangkan stres karena dengan fokus itu, Anda terbebas dari lamunan/wandering mind sedemikian sehingga Anda lupa pada masalah-masalah yang mencemaskan.
Cara Menghilangkan Stres dengan Manajemen Fokus
Kapan pun dan di mana pun stres, kecemasan, dan kemarahan melanda diri Anda, segera sadari apakah Anda menggunakan narrow focus Anda. Atau, apakah Anda terhanyut dalam lamunan Anda. Jika stres merajalela karena narrow focus atau mind wandering, segera geser fokus Anda. Geser fokus Anda dari narrow focus ke broad focus. Atau, dari melamun ke kondisi genius.
Sumber: Focus: The Hidden Driver of Excellence
Baca juga:
Cara Cepat Mengendalikan Emosi di Kantor
Teknik Pemrograman Diri yang Jauh Lebih Powerful dari Afirmasi
Cara Menghilangkan Stres dalam Hitungan Menit
terima kasih.. 😀
Sukses selalu untuk Anda