Pada artikel sebelumnya, telah penulis jelaskan bahwa kreativitas merupakan kemampuan yang menunjang kesuksesan. Kreativitas penting karena ia membantu Anda dalam menyelesaikan masalah.
Nah, salah satu faktor penting dalam berpikir kreatif yaitu fokus. Kreativitas bergantung pada kemampuan Anda dalam mengatur fokus. Semakin pandai Anda mengatur fokus Anda, maka semakin tinggi kreativitas Anda.
Dan, karena kreativitas membantu Anda dalam menyelesaikan masalah, ini artinya, semakin pandai Anda mengatur fokus Anda, maka kemampuan problem solving Anda pun semakin meningkat.
Sekarang, bagaimana cara mengatur fokus untuk memecahkan masalah? Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda lakukan.
1. Goal yang jelas
Tentukan tujuan Anda sejelas mungkin. Dengan tujuan yang jelas, otak Anda tahu ke mana harus mengarahkan fokus. Ia paham apa yang harus ia perhatikan dan apa yang harus ia kesampingkan.
Contoh menarik mengenai bagaimana goal yang jelas membantu kita lebih fokus dapat kita saksikan dalam invisible gorilla experiment.
Apa itu invisible gorilla experiment? Invisible gorilla experiment adalah sebuah eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh goal pada fokus dengan cara meminta sejumlah partisipan untuk menonton video yang menayangkan adegan 6 orang sedang memainkan bola basket. 6 orang tersebut terbagi menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok berbaju putih; Kedua, kelompok berbaju hitam.
Partisipan diminta untuk menghitung berapa kali kelompok berbaju putih melempar bola ke arah temannya.
Setelah video selesai diputar, partisipan ditanya apakah mereka melihat seekor gorila melintas di antara kerumunan tersebut dan menengok ke arah kamera ketika berada di tengah kerumunan. Hasilnya, separuh dari partisipan yang berhasil menghitung jumlah lemparan tidak melihat kemunculan gorila tersebut.
Hal itu menunjukkan bahwa goal yang jelas membuat fokus kita lebih terarah. Dengan goal yang jelas, kita tahu ke mana kita harus mengarahkan fokus. Kita tahu apa yang harus diperhatikan dan apa yang harus dikesampingkan.
Dalam eksperimen itu, goal partisipan yaitu menghitung jumlah lemparan kelompok berbaju putih. Dan, karena itu, partisipan hanya memperhatikan kelompok berbaju putih. Sementara itu, si gorila luput dari perhatian.
2. Kapan Anda paling mudah berkonsentrasi?
Setiap orang memiliki kemampuan konsentrasi dan fokus yang berbeda-beda. Ada yang konsentrasinya tinggi di pagi hari, setelah bangun tidur. Ada yang konsentrasinya meningkat saat menjelang tidur. Ada pula yang konsentrasinya melonjak saat siang.
Sebaliknya, ada yang konsentrasinya menurun di pagi hari, setelah bangun tidur. Yang lain, konsentrasinya menurun saat menjelang tidur. Ada pula yang konsentrasinya berkurang pada siang hari.
Nah, bagaimana dengan Anda? Kapan konsentrasi Anda meningkat? Pagi, siang, atau malam?
Mengetahui kapan konsentrasi Anda paling tinggi dan kapan paling rendah sangat penting. Dengan mengetahui waktu-waktu tersebut, Anda tahu kapan harus melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi/fokus tinggi dan kapan harus melakukan pekerjaan yang tidak terlalu membutuhkan fokus.
Gunakan waktu di mana konsentrasi Anda paling tinggi untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti membaca buku, menulis, dan memecahkan masalah logika (seperti perhitungan matematika). Sebaliknya, gunakan waktu di mana konsentrasi Anda paling rendah untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan kreativitas seperti mencari ide dan memecahkan masalah yang bersifat kreatif.
Sebagai contoh, andaikanlah Anda paling mudah berkonsentrasi di pagi hari, sesaat setelah bangun tidur. Nah, waktu tersebut adalah waktu yang ideal (bagi Anda) untuk mengerjakan tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti menulis, membaca buku, atau menghitung.
Berkebalikan dengan pagi hari, malam hari merupakan waktu di mana konsentrasi Anda paaaaling lemah. Nah, waktu tersebut adalah waktu yang ideal (bagi Anda) untuk mengerjakan tugas yang tidak terlalu membutuhkan konsentrasi. Tugas ini biasanya tugas yang dapat dipecahkan secara kreatif, bukan logis. Misalnya, mencari ide.
3. Hindari gangguan
Untuk dapat berkonsentrasi dan berfokus pada satu hal, Anda perlu menghindari gangguan seperti musik, kebisingan, internet, hp, TV, dan telepon.
Mungkin, Anda berpikir bahwa ini merupakan cara klasik. Tetapi, berdasarkan karakter fokus sebagaimana yang kita ketahui, jelas sudah bahwa tidak ada cara yang lebih baik untuk tetap fokus selain menghindari keramaian. Menurut banyak penelitian, saat kita bekerja sembari mendengarkan musik (berlirik), sejatinya kita sedang melakukan multitasking. Perhatian kita melompat-lompat dari lirik lagu ke pekerjaan ke lirik lagu lagi lantas ke pekerjaan lagi. Begituseterusnya. Hal ini tentu saja akan membuat stok fokus Anda habis dan Anda perlu me-recharge-nya lagi. Karena, sebagaimana willpower, fokus pun bisa habis jika terus menerus digunakan.
Terlebih, sebagaimana penulis jelaskan pada artikel sebelumnya yang berjudul Manajemen Fokus: Rahasia Memecahkan Masalah, perhatian kita akan terus terganggu manakala kita terus-menerus menjumpai stimulus luar yang asing, aneh, atau menarik. Ini dikarenakan involuntary focus kita yang tidak pernah pasif. Involuntary focus selalu dalam kondisi on alias aktif. Selama kita menjumpai stimulus luar yang menarik, selama itu pula involuntary focus kita bekerja.
Nah, bekerja di tempat yang sepi menghindarkan kita dari berbagai stimulus luar seperti internet, musik, telepon, hp, dan kebisingan. Dengan begitu, involuntary focus tidak bereaksi terus-menerus (tidak bekerja secara intens). Dan, ketika intensitas kerja involutary focus berkurang, maka volutary focus mengambil kendali. Voluntray focus inilah yang membantu Anda ketika melakukan tugas seperti membaca, menghitung, membuat rencana, atau menganalisis masalah.
4. Melamun
Melamun/mind wandering bukanlah tindakan yangsia-sia. Melamun merupakan salah satu kondisi fokus. Ketika melamun, sebenarnya, otak kita tidak sepenuhnya kosong. Sebaliknya, otak kita mencari-cari solusi atas permasalahan yang sedang kita hadapi.
Oleh karena itu, jangan sepelekan melamun. Ketika Anda menjumpai masalah yang pelik, tidak ada salahnya untuk berhenti berpikir dan mulailah melamun.
Lantas kapan waktu yang paling tepat untuk melamun?
Karenapada saat melamun Anda tidak perlu mengerahkan usaha untuk berkonsentrasi, Anda tidak membutuhkan banyak konsentrasi saat melamun. Dengan demikian, waktu yang tepat saat melamun adalah waktu ketika konsentrasi Anda paling lemah.
5. Mengatur narrow focus
Gunakan outline, list, dan kategori
Tahukah Anda mengapa buku selalu dibagi ke dalam bab dan sub bab? Tujuannya, untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Dengan membagi buku ke dalam bab-bab, pembaca lebih fokus membacanya. Ia mampu menggali semua informasi penting dari buku tersebut. Bab-bab itu bertujuan agar semua informasi diserap oleh pembaca dan tidak ada informasi yang terlewatkan.
Sebagaimana saat Anda membaca buku, saat menghadapi masalah yang pelik, Anda dapat mengurai masalah itu ke dalam outline. Atau, Anda juga dapat mengurai masalah Anda dengan mind map. Dengan begitu, Anda dapat mempelajari masalah itu lebih detail. Anda dapat berfokus pada detail-detail tersebut dan selanjutnya menyusun rencana untuk mengatasinya.
Pelan-pelan
Saat Anda membaca buku dengan pelan-pelan, fokus Anda menyempit. Menyempitnya fokus ini membantu Anda berkonsentrasi pada apa yang Anda baca. Hasilnya, Anda pun lebih mudah memahaminya.
Sebagaimana saat membaca buku, saat menghadapi masalah yang pelik, coba persempit fokus Anda terhadap masalah itu. Berpikirlah pelan-pelan sedemikian sehingga fokus Anda menyempit. Saat fokus Anda menyempit, Anda lebih berkonsetrasi pada masalah itu. Anda mampu memahami masalah itu dan mengetahui cara mengatasinya.
6. Mengatur broad focus
Scan
Apa yang Anda lakukan ketika mencari seseorang di antara kerumunan orang? Tentu, Anda menyisirnya, bukan? Bagaimana Anda menyisirnya? Awalnya, Anda menggeser fokus Anda dari narrow focus ke broad focus. Anda perluas pandangan Anda. Anda perhatikan kerumunan itu dari kejauhan agar semuanyaterlihat. Setelah itu, barulah Anda menyisir satu-persatu orang dalam kerumunan itu.
Dengan cara itu, Anda dapat menemukan orang yang Anda cari.
Itu jugalah yang dilakukan oleh teman penulis (A) ketika memilih mesin pengisian bahan bakar dengan antrian terpendek. Sebelum masuk dalam antrian, ia memperlambat laju sepeda motornya untuk mengambil jarak antara dirinya dengan antrian. Dengan begitu, ia mampu memperluas pandangannya. Ia dapat melihat semua mesin pengisian bahan bakar yang tersedia di SPBU itu.
Nah, setelah ia melihat semuanya, ia pun mengetahui mesin yang mana yang antrianya paling pendek.
Untuk melakukan apa yang si A lakukan tidak dibutuhkan kecerdasan/IQ yang tinggi. Yang dibutuhkan hanyalah kesadaran mengenai kapan harus beralih dari narrow focus ke broad focus, atau dari broad focus ke narrow focus.
Demikian tips mengatur fokus yang dapat penulis sampaikan kepada Anda. Semoga, tips di atas bermanfaat bagi Anda. Dengan melakukan tips tersebut, Anda mampu mengatur fokus Anda saat berpikir. Anda tahu kapan harus menggunakan narrow focus dan kapan harus bergeser ke broad focus. Anda juga tahu kapan waktu yang tepat untuk berpikir kreatif dan kapan waktu yang tepat untuk berpikir logis.
Sekarang, sudah siapkah Anda menghadapi masalah pelik yang menguras pikiran Anda? Jangan lupa, atur fokus Anda!
[…] memiliki fungsi yang berbeda. Peripheral vision berfungsi untuk melihat benda-benda yang di luar fokus/perhatian kita. Sebaliknya, central vision berfungsi untuk melihat benda-benda yang berada di dalam […]
[…] memiliki fungsi yang berbeda. Peripheral vision berfungsi untuk melihat benda-benda yang di luar fokus/perhatian kita. Sebaliknya, central vision berfungsi untuk melihat benda-benda yang berada di dalam […]
[…] memiliki fungsi yang berbeda. Peripheral vision berfungsi untuk melihat benda-benda yang di luar fokus/perhatian kita. Sebaliknya, central vision berfungsi untuk melihat benda-benda yang berada di dalam […]