Pada artikel sebelumnya, penulis telah menjelaskan salah satu gangguan konsentrasi yang sering dialami seseorang. Gangguan itu yaitu self-consciousness. Self-consciousness adalah kecenderungan di mana orang yang mengalaminya selalu diliputi pikiran-pikiran tentang dirinya sendiri, tentang aktivitas yang sedang dilakukannya, tentang penampilan fisiknya, tentang caranya berbicara, tentang bagaimana ia melakukan aktivitasnya, dan tentang bagaimana orang lain menilainya.
Dalam artikel itu, dijelaskan, self-consciousness mengganggu konsentrasi karena self-consciousness membuat orang yang bersangkutan terus-menerus berfokus pada dirinya sendiri saat sedang melakukan aktivitas. Seharusnya, ia berkonsentrasi pada apa yang sedang dikerjakannya tetapi self-consciousness-nya terus-menerus membuatnya berpikir tentang dirinya sendiri, tentang bagaimana ia melakukan aktivitas itu.
Ciri-ciri orang yang larut dalam konsentrasi penuh yaitu DIA TIDAK SADAR JIKA DIA SEDANG BERKONSENTRASI. Kesadarannya hilang! Otaknya tidak berpikir, melainkan melakukan aktivitas yang sedang dikerjakannya. Bahkan, menurut Mihaly Csikszentmihalyi, saat seseorang larut dalam konsentrasi penuh, ia bak binatang! Artinya, ia tidak memikirkan apa pun. Otaknya tidak digunakan untuk kerja-kerja pikiran, tidak bahkan melamun, melainkan untuk kerja fisik. Hal itulah yang membuat mereka yang larut dalam konsentrasi lupa waktu, lupa rasa lapar dan rasa sakit.
Saat tiba-tiba otaknya berpikir di saat ia berkonsentrasi penuh, maka pikiran itu membuat konsentrasinya buyar. Saat tiba-tiba ia sadar, maka kesadaran itu membuatnya kehilangan konsentrasi.
Nah, saat tiba-tiba ia sadar, saat itulah self-consciousness-nya muncul. Self-consciousness itulah yang membuat kesadarannya kembali, membuat otaknya kembali melakukan kerja berpikir.
Sadar dan Berpikir
Lalu, bagaimana dengan konsentrasi membaca atau berbicara? Bukannya membaca buku dan berbicara memerlukan pikiran? Bukankah saat membaca buku dan berbicara otak kita aktif berpikir?
Sadar dan berpikir merupakan dua hal yang berbeda. Saat sadar, kita menyadari eksistensi kita, menyadari keberadaan kita, yang terpisah dari yg lain, dan menyadari pikiran kita. Sementara itu, saat berpikir, belum tentu kita sadar (menyadari eksistensi dan pikiran kita). Saat berpikir, kita memikirkan apa yang ada di luar diri kita. Saat sadar, kita melihat pikiran dan eksistensi kita.
Nah, saat kita sedang dalam konsentrasi membaca, kesadaran kita lenyap, yang ada hanya otak yang berpikir. Sementara itu, apabila tiba-tiba kita sadar sedang berkonsentrasi, maka di saat itulah self-consciousness kita muncul. Self-consciousness inilah yang membuat konsentrasi kita buyar.
Dua Macam Self-Consciousness
Sebagaimana dijelaskan dalam artikel sebelumnya, self-consciousness dibagi menjadi dua: public self-consciousness dan private self-consciousness. Keduanya memiliki definisi dan akar penyebab yang berbeda. Kendati begitu, keduanya memiliki dampak negatif yang sama, yaitu sebagai gangguan konsentrasi saat Anda melakukan aktivitas. Dan, karena penyebabnya berbeda, maka cara mengatasinya pun berbeda.
Sekarang, yuk, kita urai cara mengatasi gangguan konsentrasi lantaran dua jenis self-consciousness. Mari kita mulai dari cara mengatasi gangguan konsentrasi lantaran public self-consciousness.
Public Self-Consciousness sebagai Gangguan Konsentrasi dan Cara Mengatasinya
Public self-consciousness adalah kecenderungan di mana orang yang mengalaminya selalu berpikir bahwa dirinya menjadi pusat perhatian. Pikiran itu membuatnya cemas saat ia berada di tempat umum. Mengapa ia cemas? Karena, ia merasa setiap orang memerhatikan gelagatnya. Ia menjadi merasa tidak nyaman karena merasa orang lain menilai dirinya.
Orang yang memiliki kecenderungan public self-conscious akan menyadari apa pun yang sedang dilakukannya di tempat umum, bahkan hingga detail-detailnya. Contoh, saat ia membaca buku di tempat umum, ia sadar ketika ia sedang melipat halaman yang terakhir dibacanya, saat menggaris-bawahi paragraf-paragraf yang penting, dan mengira orang lain memperhatikan gerak-geriknya itu.
Nah, kesadaran itu membuatnya susah berfokus. Kesadaran itu merupakan gangguan konsentrasi.
Sebaliknya, orang yang larut dalam konsentrasi saat membaca buku tidak menyadari mulutnya komat-kamit. Ia tidak pula menyadari saat ia melipat halaman yang terakhir dibacanya. Ia tidak menyadari ia sedang membaca buku. Apa yang ada hanyalah ia larut dalam bacaan hingga kesadarannya hilang.
Penyebab seseorang mengidap public self-consciousness yaitu budaya gosip, sosial media, dan faktor genetis. Ada orang yang secara alami memiliki kecenderungan public self-consciousness. Ada punya yang memiliki kecenderungan ini lantaran budaya gosip dan sosial media.
Bagaimana budaya gosip membuat seseorang mengidap public self-consciousness? Budaya gosip membuat Anda berpikir orang lain gemar bergosip tentang siapa pun. Anda berpikir, saat berpapasan orang lain di jalan, mereka memperhatikan dan menggosipkannya. Saat berkumpul dengan teman-temannya, mereka bergosip tentang si ini si itu yang begini begitu.
Hal itu membuat Anda takut menjadi korban gosip. Ketakutan itu, pada ujungnya, membuat Anda mudah berburuk sangka bahwa orang lain selalu menggosipkan Anda. Ahirnya, saat berada di tempat umum, Anda pun mengira Anda menjadi pusat perhatian orang-orang. Anda mengira orang memperhatikan dan menilai diri Anda.
Aibatnya, Anda susah konsentrasi saat melakukan aktivitas di tempat umum. Selain itu, public self-consciousness juga membuat Anda jadi pemalu dan mengidap fobia sosial.
Sekarang, bagaimana sosial media menyebabkan Anda memiliki kecenederungan public self-consciousness? Di sosial media, Anda dilatih untuk menunjukkan eksistensi Anda, menunjukkan siapa diri Anda, dari kelas sosial mana Anda berasal, seberapa cerdas diri Anda, dan bagaimana penampilan fisik Anda ke setiap orang. Di samping itu, di sosial media, Anda dilatih untuk terbiasa berharap orang lain menilai Anda (lewat opsi like, komentar, dan share pada status dan foto Anda). Hal itu, pada ujungnya membuat Anda berpikir orang lain selalu menjadikan Anda pusat perhatian.
Lalu, bagaimana solusinya? Bagaimana mengatasi gangguan konsentrasi akibat public self-consciousness?
Solusinya, JANGAN GR! Heheheh. Anda tidak perlu GR bahwa Anda menajdi pusat perhatian.
Mengapa? Karena, sebenarnya, TAK SEORANG PUN yang MEMPERHATIKAN Anda! Di tempat umum, setiap orang sibuk dengan urusan masing-masing. Anda bukanlah siapa-siapa bagi mereka.
Anda susah konsentrasi di tempat umum karena Anda GR orang lain memperhatikan Anda, memperhatikan apa yang sedang Anda lakukan. Padahal, mereka sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.
Jika tidak percaya, coba perhatikan mereka saat di tempat umum. Ada yang sedang bermain HP, membaca buku, mengobrol, mendengarkan musik, mengupil, heheheh, dan sebagainya. Tak seorang pun peduli dengan keberadaan Anda. Jadi, tak perlu takut, cemas, dan GR orang lain menilai Anda macam-macam.
Dengan begitu, Anda menjadi jaaaaauh lebih mudah berkonsentrasi pada apa yang sedang Anda lakukan. Anda terbebas dari beban harus menjaga image di hadapan orang lain.
Sekarang, bagaimana cara mengatasi gangguan konsentrasi lantaran private self-consciousness?
Penasaran? Yuk, simak uraian berikut.
Private Self-Consciousness Sebagai Gangguan Konsentrasi dan Cara Mengatasinya
Apa itu private self-consciousness? Private self-consciousness adalah kecenderungan di mana orang yang mengalaminya sering menyadari eksistensinya, menyadari dirinya sendiri, menyadari pikiran, perasaan, suara, cara berbiacara, dan apa pun yang sedang dilakukannya. Kesadaran itu tidak berkaitan dengan tempat umum atau kehidupan sosial. Saat sedang sendiri di kamar, misalnya, orang yang memiliki kecenderungan private self-consciousness yang tinggi bisa tiba-tiba menyadari eksistensinya saat ia sedang larut dalam konsentrasi. Hal itu membuat konsentrasinya buyar.
Apa penyebab private self-consciousness? Penurut para pakar psikologi, private self-consciousness bisa disebabkan oleh faktor genetis. Ia juga bisa timbul dari budaya suka menilai yang berlaku di masyarakat. Dalam masyarakat, ada budaya di mana perilaku, penampilan fisik, status sosial, sikap, dan sifat seseorang dinilai, baik secara positif maupun negatif. Masyarakat selalu menilai si A memiliki karakter yang baik, si B memiliki penampilan fisik yang buruk, dan sebagainya.
Anda, sebagai bagian dari masyarakat juga ikut memiliki budaya suka menilai. Bukan hanya orang lain yang Anda nilai. Anda pun suka menilai diri Anda sendiri. Anda suka menilai perilaku Anda, sifat, sikap, bahkan suara, cara bicara, gestur, dan sebagainya. Dan, sejak Anda suka menilai semua aspek tentang diri Anda sendiri, sejak itu Anda memiliki kecenderungan private self-consciousness.
Private self-consciousness mengganggu konsentrasi Anda saat melakukan aktivitas. Mengapa?
Bayangkan Anda sedang hendak membaca buku. Tetapi, tiba-tiba terbersit pikiran tentang cara Anda memegang buku tersebut. Tiba-tiba, Anda sadar betapa Anda seorang penggemar baca buku. Kesadaran itu membuat Anda tidak fokus pada bacaan. Selabiknya, kesadaran itu membuat Anda berpikir macam-macam tentang diri Anda sendiri.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Bagaimana cara megatasi private self-consciousness sebagai gangguan konsentrasi?
Karena private self-consciousness berasal dari budaya suka menilai, maka cara mengatasinya dengan menghilangkan kebiasaan itu.
Tapi, bagaimana cara menghilangkan kebiasaan suka menilai?
LAKUKAN AKTIVITAS ANDA DEMI AKTIVITAS ITU SENDIRI. Do it for its own sake! Anggap aktvitas Anda sebagai hobi.
Seringkali, saat melakukan aktivitas, bekerja, misalnya, kita melakukannya bukan demi aktivitas itu sendiri, melainkan demi tujuan lain, seperti mencari uang. Sebenarnya, hal itu membuat kita tidak betah berlama-lama mengerjakannya. Hal itu membuat kita cepat bosan, cemas, dan berharap kerjaan itu cepat selesai.
Berbeda halnya ketika Anda melakukan hobi Anda. Saat Anda melakukan hobi, Anda melakukannya demi hobi itu sendiri, demi aktivitas itu sendiri, bukan demi mencari uang. Oleh karena itu, Anda lebih menikmati hobi Anda ketimbang pekerjaan Anda di kantor.
Nah, melakukan pekerjaan demi pekerjaan itu sendiri dapat Anda jadikan sebagai solusi permasalahan Anda: gangguan konsentrasi karena private self-consciousness.
Lakukan aktivitas Anda, seperti bekerja di kantor, demi pekerjaan itu sendiri. Meskipun tujuan sesungguhnya untuk mencari uang, tetapi Anda tetap dapat melakukannya demi pekerjaan itu sendiri. Anggap ia sebagai hobi yang mendatangkan penghasilan bagi Anda.
Saat Anda melakukannya demi pekerjaan itu sendiri, Anda jaaaaauh lebih menikmati pekerjaan itu. Dan, saat Anda menikmati pekerjaan itu, maka tidak ada ruang bagi private self-consciousness untuk muncul, menyeruak dan membuyarkan konsentrasi Anda.
terimakasih. terjawab sudah apa yang menjadi alasan kondisi yang sy alami belakangan ini. tepat sekali
Isinya sangat bagus dan kena banget buat saya. Tidak menyangka akan menemukan artikel selengkap dan meaningful seperti ini.
Terima kasih… 😀
Sukses selalu untuk Pak Kevin