Anda punya masalah?
Jangan panik dulu! Stop memikirkan masalah itu dan berfokuslah untuk mencari solusi!
Demikianlah biasanya nasihat orang-orang saat Anda menjumpai masalah yang pelik yang membuat Anda panik.
Setuju, bukan?
Nasihat di atas sangatlah masuk akal. Berfokus pada masalah hanya membuang-buang waktu! Waktu Anda tersia-siakan untuk mencemaskan masalah itu dan menyesali ketidakmampuan Anda untuk memecahkannya. Sebaliknya, mencurahkan fokus pada solusi mendorong Anda untuk segera bertindak, menyelesaikan masalah itu, bukan hanya meratapinya.
Tetapi, tahukah Anda, menurut para pakar, pendekatan di atas kurang efektif! Pendekatan yang lebih efektif justru berkebalikan dengan pendekatan itu. Terkait problem solving dan penciptaan ide inovatif, para pakar justru menyarankan kita untuk lebih mencurahkan fokus pada masalah ketimbang pada solusi.
Anda penasaran? Yuk, kita telusuri lebih dalam.
Mengapa Berfokus pada Masalah, bukan Solusi?
“If I had an hour to solve a problem I’d spend 55 minutes thinking about the problem and 5 minutes thinking about the solution.”
-Albert Einstein
Mengapa mencurahkan fokus pada masalah jaaaaauh lebih efektif ketimbang mencurahkan fokus pada solusi? Apa alasannya?
Kiranya, ilustrasi berikut bisa menjelaskannya kepada Anda.
Tempo hari, penulis pergi ke bank untuk sebuah urusan. Singkat cerita, setelah urusan itu selesai, penulis hendak sekalian mengambil uang di mesin ATM di bank itu. Tetapi, ternyata penulis lupa tidak membawa kartu ATM.
Nah, penulis panik harus bagaimana. Kebetulan penulis kehabisan uang dan oleh karenanya perlu menarik dari tabungan.
Lebih dari 10 menit penulis habiskan untuk menggeledah tas, berharap kartu ATM terselip di suatu tempat di dalamnya. Satu-persatu bagian tas penulis geledah. Tetapi, hasilnya nihil.
Kemudian, penulis berhenti sejenak untuk mengingat-ingat di mana kartu ATM itu. Apakah penulis lupa membawanya atau ia terjatuh di suatu tempat. Atau… terselip di tas?
Penulis pun kembali menggeledah tas untuk memastikan apakah kartu ATM terselip di dalamnya atau tidak. Dan, tetap saja, hasilnya nihil.
Akhirnya, penulis terdiam, dalam hati menyesal mengapa penulis begitu ceroboh lupa membawa kartu ATM. “Kenapa tadi ga disiapkan sekalian, sih, kartu ATM-nya,” demikian penulis menyalahkan diri sendiri.
Tetapi, sejenak kemudian, penulis ingat nasihat Albert Einstein bahwa dalam memecahkan masalah, kita perlu berfokus pada problem ketimbang pada solusi.
Dari situ, penulis ingat bahwa problem penulis adalah mendapatkan uang, bukan mendapatkan kartu ATM. Penulis sadar bahwa untuk mendapatkan uang yang penulis butuhkan tidaklah harus melalui mesin ATM. Uang bisa diambil lewat teller, mumpung masih di bank. Akhirnya, penulis pun memutuskan untuk kembali ke teller dan mengambil uang yang penulis butuhkan.
Dari ilustrasi di atas, Anda paham, bukan, mengapa berfokus pada masalah jauh lebih efektif ketimbang berfokus pada solusi?
Dalam ilustrasi itu, masalahnya adalah mendapatkan uang. Sementara itu, mengambil uang lewat ATM hanyalah salah satu solusinya. Penulis menjumpai kesulitan dan blank ketika apa yang penulis perhatikan hanyalah solusinya (kartu ATM). Terlalu berfokus pada solusi membuat penulis lupa apa sebenarnya masalah penulis, penulis lupa apa yang sebenarnya penulis butuhkan. Kartu ATM justru menjadi masalah baru yang menyita waktu.
Nah, dengan menggeser fokus pada masalah, penulis sadar bahwa solusinya bukan hanya dengan mengambil uang lewat ATM. Ada banyak cara untuk mendapatkan uang yang penulis butuhkan. Salah satunya yaitu mengambilnya lewat teller bank.
Demikianlah kira-kira mengapa berfokus pada masalah jauh lebih efektif dalam menciptakan ide inovatif dan problem solving ketimbang mencurahkan fokus pada solusi. Ketika Anda mencurahkan fokus pada MASALAH, Anda sadar bahwa SOLUSINYA DAPAT BERANEKA MACAM. Anda dapat memecahkannya lewat berbagai cara. Apabila satu cara tidak manjur, lupakan cara itu dan beranjak ke cara lainnya. Tidak perlu repot-repot memikirkan solusi itu sampai waktu Anda tersita.
Sementara itu, terlalu berfokus pada SOLUSI membuat Anda LUPA apa sebenarnya masalah Anda. Lebih parah lagi, Anda malah menjadikan solusi sebagai MASALAH BARU yang menyita perhatian Anda.
Selain alasan di atas, berfokus pada masalah juga lebih efektif karena masalah memberikan Anda KESAN AKAN TUJUAN. Maksudnya bagaimana?
Maksudnya, masalah memberikan Anda tujuan/alasan mengapa Anda mencari-cari ide. Masalah adalah tujuan kita repot-repot mencari ide inovatif. Tujuan ini memberikan pemahaman yang jelas kepada kita mengenai apa yang ingin kita capai. Tanpa mengingat tujuan, kita akan terombang-ambing, kebingungan dalam mencari ide. Ini karena kita tidak tahu ke mana kita hendak melangkah. Dan, karena itu, ide inovatif malah tidak muncul.
Berdasarkan alasan di atas, para konsultan inovasi menyarankan perusahaan untuk mencurahkan banyak waktu guna merumuskan secara jelas masalah yang dihadapi klien mereka. Karena, hanya dengan pemahaman yang jelas mengenai masalah sang klien, mereka mampu menemukan ide-ide inovatif yang sesuai dengan kebutuhan sang klien.
Pertanyaannya, apa yang harus Anda lakukan ketika Anda berfokus pada masalah?
Berfokus pada masalah itu maksudnya bagaimana?
Apa yang harus Anda lakukan ketika Anda berfokus pada masalah?
“The formulation of a problem is often far more important than its solution, which may be merely a matter of mathematical or experimental skill.”
-Albert Einstein
Perumusan sebuah masalah seringkali jauh lebih penting daripada solusinya, yang mungkin hanyalah masalah keterampilan matematika atau keterampilan eksperimen.
Nah, mengutip kata-kata Albert Einstein di atas, yang harus Anda lakukan ketika berfokus pada masalah yaitu MERUMUSKAN! Yup! Merumuskan masalah Anda sejelas mungkin. Rumuskan secara jelas apa masalah yang ingin Anda pecahkan; rumuskan apa yang sebenarnya Anda butuhkan sedemikian sehingga Anda merasa perlu mencari solusi atau menemukan ide-ide inovatif.
Tetapi, merumuskan masalah bukanlah hal yang mudah bagi yang belum pernah mempraktikkan pendekatan ini.
Dalam artikel berikutnya, penulis akan memberikan beberapa tips merumuskan masalah secara efektif sedemikian sehingga Anda benar-benar paham apa masalah yang ingin Anda pecahkan. Dengan begitu, Anda dapat mencari ide-ide inovatif untuk memecahkan masalah itu.
Sekarang, setiap kali menjumpai masalah, atau setiap kali Anda hendak menciptakan inovasi, ingatlah masalah yang menjadi tujuan Anda berinovasi. Ketika Anda bingung, blank, dan merasa otak Anda mentok, ingat-ingat kembali apa masalah yang ingin Anda pecahkan sehingga Anda perlu repot-repot mencari ide.
Mengingat kembali masalah Anda memberikan Anda tujuan sehingga Anda tidak terombang-ambing. Hal ini membantu membuat perhatian Anda lebih tertuju pada bahan-bahan/resources yang sesuai dengan tujuan Anda dan mengesampingkan resources yang tidak relevan. Akhirnya, dengan resources yang relevan dengan tujuan Anda, ide-ide inovatif jauh lebih mudah tercipta.
Baca juga:
Ingin Jadi Orang Kreatif yang ga Ada Matinya? Lakukan “Kesalahan Sebanyak-Banyaknya!
Ingin Banyak Ide Kreatif seperti Thomas Alva Edison? Ini Dia Rahasianya!
Inilah 3 Faktor Penghambat Kreativitas Anda!
Berpikir Kreatif: Apakah Komplain Meningkatkannya atau Menghambatnya?
[…] Ingin Punya Ide Inovatif? Berfokuslah pada Masalah, bukan Solusi! […]
[…] artikel sebelumnya, penulis telah menjelaskan kepada Anda bahwa dalam memecahkan masalah atau menciptakan inovasi […]
[…] artikel sebelumnya, penulis telah menjelaskan kepada Anda bahwa dalam memecahkan masalah atau menciptakan inovasi […]
[…] artikel sebelumnya, penulis telah menjelaskan kepada Anda bahwa dalam memecahkan masalah atau menciptakan inovasi […]