Berikut ini ada dua pertanyaan yang bisa coba Anda jawab untuk mengetes tingkat kreativitas Anda.

Pertama, di sebuah meja, tersedia lilin, korek api, dan sekotak paku payung. Nah, bisakah Anda menempelkan lilin (yang menyala) ke dinding sedemikian sehingga lelehannya tidak jatuh ke meja?

Bingung? Heheheh.

Jawabannya, gunakan kotak paku payung sebagai alas. Kemudian, tempelkan kotak itu ke dinding menggunakan paku payung seperti gambar berikut ini. Dengan begitu, lelehannya tidak jatuh ke meja.

orang kreatif

Kreatif, bukan?

Sekarang coba sekali lagi jawab pertanyaan berikut ini. Seorang pria menjual koin Romawi kuno kepada seorang kolekter. Di salah satu sisi koin tersebut, tertulis 150 B.C alias tahun 150 SM (Sebelum Masehi).

Bukannya menerima koin tersebut, sang kolektor malah melapor polisi.

Tahukah Anda mengapa ia melapor ke polisi?

Karena si penjual koin mencuri koin itu dari sang kolektor?

Karena koin itu merupakan benda antik yang harus diserahkan ke negara?

No!

Jawaban yang benar adalah karena koin yang ditawarkan kepadanya itu adalah koin palsu. Logikanya, si pembuat koin yang hidup di tahun 150 SM tentu tidak mengetahui bahwa ia hidup di tahun 150 SM. Dia bahkan tidak kenal istilah Sebelum Masehi atau Before Christ karena Jesus alias Christ belumlah lahir. Dari mana dia tahu bahwa ia hidup di tahun 150 B.C jika Christ alias Jesus sendiri belum lahir?

Bagaimana? Amazing sekali, bukan, si pembuat pertanyaan? Dan, lebih amazing lagi mereka yang mampu menjawab pertanyaan itu dengan benar!

Lalu, bagaimana dengan Anda? Bisakah Anda menjawab pertanyaan di atas?

Jika ya, itu tandanya Anda orang kreatif. Jika tidak? Berarti Anda tidak kreatif!

Tetapi, sebentar-sebentar! Benarkah begitu? Benarkah Anda tidak kreatif hanya karena Anda tidak menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban yang “benar”?

Tidak demikian, menurut pakar psikologi dari Colombus State Community Collage Carolyn Kaufman. Hanya karena jawaban Anda tidak sesuai dengan jawaban sang pemberi pertanyaan, tidaklah berarti Anda tidak kreatif. Hanya karena jawaban Anda tidak sesuai dengan jawaban di atas bukan berarti kreativitas Anda rendah.

Nah, seringkali, orang mengetes tingkat kreativitas kita dengan memberikan serangkaian pertanyaan seperti pertanyaan di atas, di mana kita dituntut untuk menjawab dengan jawaban yang “benar.” Jawaban yang “benar” adalah yang sesuai dengan jawaban si pemberi pertanyaan. Apabila kita mengemukakan jawaban lain, maka jawaban kita dianggap salah dan kita dianggap tidak kreatif.

Tetapi, apa, sih, sebenarnya yang dimaksud dengan kreativitas? Mengapa hanya ada satu jawaban/solusi yang benar?

Bukankah orang kreatif adalah mereka yang justru mampu memecahkan masalah lewat berbagai solusi, tidak terpaku hanya pada satu solusi? Perlukah Anda mencari ide/solusi yang benar ketika memecahkan persoalan Anda?

Untuk menjawabnya, Anda perlu terlebih dulu paham apa itu kreativitas, apa itu berpikir kreatif. Baru, seletah itu, Anda dapat memutuskan, apakah solusi yang benar itu ada atau tidak; apakah Anda harus mencari solusi yang benar atau tidak.

Apa Itu Kreativitas?

“If you have ideas and don’t act on them, then you are imaginative but not creative.”

-Linda Neiman

Sesuai dengan penjelasan Neiman di atas, jika Anda memiliki ide tetapi tidak mewujudkannya, maka Anda adalah orang yang imajinatif tetapi tidak kreatif.

Apa artinya ini?

Artinya, kreativitas adalah perpaduan antara imagjinasi dan perwujudannya. Anda boleh mengemukakan ide/solusi sebanyak-banyaknya untuk memecahkan masalah Anda. Apapun ide itu, baik yang sesuai ataupun yang tidak sesuai dengan nalar, kesemuanya datang dari imajinasi Anda. Tetapi, hanya imaginasi/ide yang sesuai nalar sajalah yang dapat terwujud dalam kenyataan. Sementara itu, imajinasi/ide yang tidak sesuai dengan nalar tidak dapat terwujud.

orang kreatif

Begitulah menurut para pakar bagaimana kreativitas terwujud. Jadi, kreativitas tidaklah sama dengan imajinasi. Orang yang kreatif tidak sama dengan orang yang imajinatif. Orang yang imajinatif belum tentu kreatif, tetapi orang yang kreatif sudah pasti imajinatif.

Kreativitas adalah imajinasi plus nalar, demikian menurut konsultan kreativitas Jeffrey Baumgartner. Dalam situs creativejeffrey.com, ia menjelaskan, berkebalikan dengan kepercayaan umum, orang kreatif adalah orang-orang yang logis. Sekalipun imajinasi mereka liar, tetapi imajinasi itu dapat diwujudkan dalam kenyataan. Ini karena, imajinasi itu sesuai dengan prinsip logika.

Nah, sampai di sini, apa yang dapat Anda simpulkan?

Kreativitas terdiri dari dua unsur yakni imaginasi dan pemikiran logis. Dan, dari dua unsur ini, secara umum, proses kreatif dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap imajinasi dan tahap verifikasi.

Dengan imajinasi, Anda bebas mencari ide/solusi sebanyak-banyaknya. Lalu, dengan pemikiran logis, Anda memverifikasi ide-ide tersebut atau dalam kata lain menguji efektivitasnya; mampukah ia diterapkan dalam kenyataan?

Tetapi, apa artinya ini?

Artinya……..

Untuk mengetahuinya, yuk, lanjut baca penjelasan berikut ini.

Ingin Menjadi Orang Kreatif? Lakukan “Kesalahan” Sebanyak-Banyaknya!

Dalam penjelasan di atas, Anda paham bahwa secara umum proses kreatif terdiri dari dua tahap, yaitu tahap imajinasi dan tahap verifikasi. Dalam tahap imajinasi, Anda bebas sebebas-bebasnya mengemukakan solusi/ide sebanyak-banyaknya. Barulah, dalam tahap verifikasi, Anda menggunakan nalar Anda untuk memverifikasi ide/solusi tersebut; Anda menggunakan nalar untuk menguji apakah ide-ide itu dapat diterapkan untuk memecahkan masalah Anda atau tidak.

Lalu, apa artinya ini?

Artinya, ketika Anda sedang dalam proses berpikir kreatif, tidak perlu takut untuk mengemukakan solusi/ide yang “salah”. Justru Anda perlu mengemukakan ide/solusi sebanyak-banyaknya. Anda perlu berimajinasi seliar-liarnya. Jika perlu, tabrak aturan/budaya berpikir yang lazim dalam masyarakat Anda. Tidak perlu ragu apakah ide Anda logis atau tidak. Urusan logis atau tidaknya itu urusan belakangan. Apa yang penting, Anda menemukan banyak ide yang dapat diwujudkan menjadi solusi.

Dalam tahap imajinasi, ketakutan justru menghambat diri Anda untuk mengeluarkan imajinasi sebebas-bebasnya. Ia menjadi mental block yang menghambat Anda mengeluarkan daya imajinatif Anda.

Barulah setelah menemukan banyak ide, Anda dapat melangkah ke tahap selanjutnya yaitu memverifikasi ide-ide tersebut; menguji cobanya dalam kenyataan, apakah ia dapat diterapkan untuk memecahkan masalah Anda atau tidak.

Ini ibarat seorang Orville Wright ketika menemukan pesawat terbang.

Apa yang mendorong munculnya ide untuk membuat pesawat terbang dalam otaknya?

Jawabannya, imajinasi liarnya! Yup! Imajinasi yang menabrak budaya berpikir dan bahkan nalar! Bayangkan, sebuah benda dapat terbang. Bukankah itu sangat tidak masuk akal?

Nah, tetapi, meskipun ide itu tampak konyol dan tidak masuk akal, toh Wright bersaudara mampu mewujudkannya dalam kenyataan.

Mengapa?

Karena, mereka berdua dapat merekayasa sedemikian sehingga ide tersebut sesuai dengan prinsip nalar.

Anda pun dapat melakukan hal yang sama. Ketika menjumpai masalah, cobalah cari ide/solusi sebanyak-banyaknya. Berimajinasilah seliar-liarnya. Jangan takut salah. Jika perlu, lakukan banyak kesalahan!

Lalu, cobalah verifikasi ide-ide tersebut. Buatlah eksperimen untuk menguji apakah ide itu efektif diterapkan atau tidak.

Nah, sampai di sini, Anda paham, bukan, bahwa dalam berpikir kreatif, Anda tidak perlu mencari solusi/ide yang benar. Mengapa? Karena, tidak ada ide/solusi yang benar dan solusi yang salah ketika memecahkan masalah secara kreatif. Justru, kreativitas muncul ketika Anda berani menabrak nalar dan budaya berpikir yang lazim. Kreativitas muncul ketika Anda berani berimajinasi seliar-liarnya, tidak peduli apakah imajinasi itu benar (menurut prinsip nalar) atau salah (menurut prinsip nalar).

Tetapi, perlu diingat, meskipun begitu, Anda tetap harus menggunakan nalar Anda untuk mewujudkan imajinasi itu ke dalam kenyataan. Hanya dengan begitu, Anda dapat memecahkan masalah Anda dengan imajinasi tersebut. Pilah imajinasi Anda yang terkumpul, sisihkan yang tidak dapat diterapkan dan gunakan imajinasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah Anda tanpa menimbulkan masalah baru.

 

 

Sumber:

blog.hubspot.com

psychologytoday.com

creativejeffrey.com

 

Baca juga:

Ingin Banyak Ide Kreatif seperti Thomas Alva Edison? Ini Dia Rahasianya!

Melamun: Cara Dahsyat Mencari Inspirasi

Inilah 3 Faktor Penghambat Kreativitas Anda!

Ini Dia Salah Satu Mental Blok yang Menghambat Kreativitas Anda!

 

 

 

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

>