Bagi Anda yang bekecimpung di ranah kreativitas, pernahkah Anda terjebak dalam situasi di mana Anda benar-benar kehabisan ide? Anda sudah mencari ke sana-ke mari, tetapi seolah memang semua ide sudah Anda tuangkan ke dalam tulisan atau orang lain pernah mengangkatnya ke dalam tulisan, yang dengan demikian, Anda enggan mengangkatnya lagi karena ide itu sudah tidak segar?
Penulis yakin, Anda pernah mengalami situasi-situasi sulit itu. Yup! Semua orang yang berkecimpung di dalam ranah kreativitas tentu sudah tidak asing dengan situasi itu. Tidak peduli apa pun profesinya, jika sudah menyangkut kreativitas, maka kendala utamanya yaitu kehabisan ide, merasa bahwa semua ide telah dituangkan ke dalam karya dan sudah tidak ada lagi ide yang dapat digali.
Seorang musisi tentu pernah membayangkan bagaimana jadinya jika semua kombinasi nada sudah dituangkan ke dalam lagu; Seorang pelukis tentu juga pernah membayangkan bagaimana jadinya jika kombinasi warna sudah dituangkan ke dalam lukisan; Tak berbeda dengan musisi dan pelukis, seorang penulis pun senantiasa pernah, paling tidak sekali dalam perjalanan karirnya, membayangkan kalau-kalau semua cerita sudah dituangkan ke dalam karya.
Dan, membayangkan hal-hal itu tentu sangat mengerikan. Yup! Mengerikan. Karena, itu artinya, sudah tidak ada lagi ide yang dapat digarap. Sudah tidak ada lagi yang dapat diciptakan. Sudah tidak ada lagi dapat yang dilakukan.
Namun demikian, ada kabar baik yang dapat membuat hati kita lega. Yakni bahwa dunia ini penuh dengan misteri dan ketidakpastian yang perlu dipecahkan. Selama bumi masih berputar, selama manusia masih hidup, maka selama itu pula masalah baru timbul, yang mengantri untuk dipecahkan. Ini merupakan pertanda baik bagi para pekerja dalam ranah kreativitas. Selama masalah masih timbul, maka selama itu pula masih diperlukan ide segar untuk memecahkannya.
Lantas, bagaimana dengan musik? Apakah lama-kelamaan kombinasi nada habis? Hmm, tentu saja tidak. Semakin berkembang zaman, maka semakin berkembang pula instrumen musik. Muncul instrumen-instrumen musik baru, yang juga menyajikan nada-nada baru, yang belum pernah ada sebelumnya. Demikian juga dengan kombinasi warna. Pelukis masih memiliki kesempatan untuk menciptakan aliran-aliran baru, yang belum pernah ada sebelumnya.
Sekarang, pertanyaannya, jika kreativitas tidak akan pernah habis, lantas, mengapa Anda kehabisan ide? Salah satu penyebab mengapa Anda kehabisan ide yaitu karena perhatian Anda terfokus pada bayangan yang mengerikan di atas, yakni bayangan bahwa lama-kelamaan, semua ide sudah tertuang ke dalam karya. Bayangan tersebut membuat Anda cemas, di mana kecemasan ini justru menghambat daya kreatif Anda.
Untuk mengatasi kecemasan itu, maka yakinkan diri Anda bahwa kreativitas tidak akan ada matinya; Bahwa selama manusia hidup, maka selama itu masalah baru timbul. Dan, selama masalah baru timbul, maka masih ada cara-cara baru yang dapat ditempuh untuk memecahkannya.
Nah, dalam artikel ini, akan dipaparkan beberapa cara yang dapat ditempuh untuk melahirkan ide-ide segar. Semoga, artikel ini bermanfaat bagi Anda.
Sekarang, yuk, mari kita mulai dari cara pertama, yaitu menciptakan kebutuhan.
1. Ciptakan kebutuhan
Apakah Anda pernah bepergian ke sekitaran jabodetabek dengan kereta listrik (commuter line)? Penulis sering.
Dalam setiap perjalanan dengan kereta listrik, penulis menjumpai para penjaja cairan anti septik yang menjual antiseptiknya dalam satu paket dengan holder/wadahnya.
Nah, di sini, menurut penulis, para pedagang itu sangat kreatif. Di mana letak kreativitas mereka? Letak kreativitas mereka yaitu, mereka mampu melihat peluang. Mereka tahu bahwa para penumpang senantiasa membutuhkan antiseptik untuk membersihkan tangan mereka. Bagaimana tidak? Di dalam kereta, kuman penyakit berkumpul menjadi satu, menempel di setiap sisi kereta, di tiang pegangan, di pintu masuk, di kursi, di mana-mana.
Ini merupakan peluang emas pagi para pedagang untuk menjajakan antiseptik kepada para penumpang. Dan, karena antiseptik sudah banyak diproduksi oleh pabrik, maka mereka pun menciptakan kebutuhan baru bagi para penumpang kereta yaitu wadah/holder untuk antiseptik tersebut. Untuk menarik minat pembeli, para pedagang itu pun menjual holder antiseptik dalam berbagai bentuk yang unik, lucu, dan praktis dibawa ke mana-mana.
Sekalipun wadah/holder unik dan lucu itu bukan hasil karya para pedagang asongan di stasuin kereta, sekalipun wadah/holder itu buatan pabrik, tetapi tetap saja mereka kreatif. Mengapa? Karena, mereka mampu menciptakan kebutuhan baru bagi para penumpang kereta. Mereka mampu melihat peluang. Demikian juga dengan perusahaan yang menghasilkan wadah-wadah unik itu; Mereka juga kreatif. Mereka mampu menciptakan kebutuhan sebagai peluang untuk menciptakan produk-produk baru.
Selain holder antiseptik, ada juga yang menjual sarung jok motor. Jika dipikir-pikir, sebenarnya sarung jok seperti itu tidaklah penting. Tetapi, toh, ada juga yang tertarik untuk membelinya.
Perusahaan yang menggagas ide membuat sarung jok motor itu tentu sangat kreatif. Letak kreativitasnya yaitu, ia mampu menciptakan kebutuhan baru bagi pasar. Dengan kebutuhan baru ini, maka tercipta juga produk-produk baru. Sarung jok motor ini salah satunya.
Nah, jika Anda kehabisan ide, tidak ada salahnya untuk menciptakan kebutuhan baru bagi pasar Anda. Carilah sebanyak-banyaknya masalah yang mungkin dihadapi oleh pasar Anda. Sekecil apa pun masalah yang mereka hadapi dapat menjadi peluang bagi Anda untuk menciptakan inovasi baru. Tawarkan kepada mereka inovasi Anda.
2. Tulis ide sebanyak-banyaknya
Jika Anda kehabisan ide yang segar dan menarik, tidak ada salahnya untuk mengumpukan ide sebanyak-banyaknya. Kumpulkan ide-ide lawas, ide orang lain, ide baru dan tuliskan ke dalam selembar kertas. Selanjutnya, bacalah ide-ide itu satu-persatu. Siapa tahu, satu ide lawas dapat dikombinasikan dengan ide-ide lawas lainnya dan menjadi ide baru.
3. Kebebasan
Dulu, watu belum ada ponsel dan gadget, pernahkah Anda membayangkan akan adanya suatu masa di mana orang dapat berbicara dengan orang lain dengan alat/telepon tanpa kabel?
Demikian juga, sebelum pesawat terbang diciptakan, tentu penciptanya membayangkan adanya alat yang mampu terbang seperti burung dan kupu-kupu. Meskipun imajinasi ini bertentangan dengan hukum alam (hukum alam mengatur bahwa manusia atau benda mati tidak dapat terbang), tapi toh imajinasi ini berguna bagi sang pencipta pesawat. Hadirnya pesawat terbang dalam kenyataan berawal dari imajinasi liarnya.
Nah, kreativitas hadir dari imajinasi. Oleh karena itu, bebaskan pikiran Anda dari belenggu aturan/hukum alam. Biarkan ia berimajinasi seliar-liarnya, bahkan imajinasi yang bertolak belakang/melanggar hukum alam.
Jadikan imajinasi itu sebagai tujuan/goal Anda. Setelah Anda menemukan imajinasi Anda, sekarang, tinggal mencari cara untuk merealisasikan imajinasi itu ke dalam kenyataan.
4. Suasana yang mendukung
Ide-ide kreatif bisa muncul manakala otak kita tidak sedang aktif berpikir. Nah, kapankah otak kita sedang tidak aktif berpikir? Sesaat menjelang tidur atau sesaat setelah bangun tidur.
Saat menjelang tidur dan sesaat setelah bangun tidur, mata kita mengantuk dan pikiran sulit berkonsentrasi. Walhasil, otak tidak mampu menangkap informasi-informasi yang relevan dengan masalah kita.
Tetapi, justru saat itulah merupakan saat di mana kreativitas kita sedang dalam puncaknya. Dalam kondisi ini, sumber kreativitas kita adalah informasi-informasi yang tidak relevan dengan masalah yang sedang kita hadapi. Kita mendapatkan solusi atas permasalahan kita bukan dari informasi yang relevan dengan masalah itu, tetapi justru dari informasi yang tidak berhubungan dengan masalah itu.
Sekarang, bagaimana dengan Anda? Kapan waktu paling ideal bagi Anda untuk menemukan ide-ide kreatif? Jika Anda belum tahu kapan waktu kreatif Anda, maka telusurilah. Telitilah kapan waktu yang paaaaaaling asyik untuk menghasilkan ide-ide segar. Apakah pagi hari, setelah bangun merupakan waktu yang paling nyaman untuk menghasilkan karya? Apakah pada sore hari sekitar jam 4 hingga jam 5 sore?
Berkaryalah pada waktu-waktu kreatif Anda.
5. Adaptasi pola
Ide segar tidak harus berarti benar-benar segar dan baru, benar-benar belum pernah ada yang menciptakan sebelumnya. Tidak! Ide segar dapat kita peroleh dari ide-ide orang lain.
Caranya, amati cara orang lain menyelesaikan masalahnya.
Misalnya, bagi para kutu buku, salah satu cara untuk membaca dengan efektif yaitu dengan menentukan tujuan yang jelas dan spesifik. Saat mereka hendak membaca buku tentang marketing, misalnya, maka mereka menetapkan tujuan yang berhubungan dengan marketing, seperti dapat memahami strategi email marketing, dapat menerapkan strategi tersebut untuk memasarkan produknya.
Tujuan di atas merupakan instruksi bagi otak. Dengan tujuan yang jelas dan spesifik, otak mampu melaksanakan instruksi/tujuan itu dan tidak mengalami kebingungan. Oak akan aktif mencari semua informasi yang berkaitan dengan email marketing dalam buku itu.
Sebaliknya, saat tujuan membaca tidak jelas dan tidak spesifik, maka otak kebingungan memahami instruksi yang diberikan kepadanya. Ia bingung informasi yang mana yang harus ia gali dalam buku tersebut. Akhirnya, otak justru berdiam diri, di mana pasifnya otak ini lama-kelamaan membuat mata kita mengantuk.
Jadi, supaya ketika membaca mata tidak mengantuk, maka prinsip yang harus diterapkan yaitu tetapkan tujuan (membaca) yang jelas dan spesifik.
Nah, Anda dapat mengadaptasi prinsip di atas untuk kepentingan Anda sendiri. Misalnya, Anda ingin tidur. Tetapi, mata Anda tidak bisa terpejam, bagaimana pun Anda mamaksanya. Untuk mengakalinya, Anda dapat menggunakan prinsip di atas. Yang harus Anda lakukan yaitu membalik prinsip itu.
Jika supaya tidak mengantuk saat membaca buku, Anda harus menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik, maka jika ingin mata Anda mengantuk, bacalah buku tanpa menetapkan tujuan yang jelas dan spesifik.
Nah, bagaimana? Ide agar mudah mengantuk di atas cukup kreatif, bukan?
Jadi, tidak harus menciptakan ide baru untuk menjadi kreatif. Anda dapat menerapkan ide-ide lawas untuk kepentingan Anda. Yang Anda perlukan yakni sedikit perubahan pada ide itu sedemikian sehingga dapat diterapkan dalam konteks masalah yang Anda hadapi.
Demikian beberapa cara yang dapat Anda tempuh untuk menggali ide-ide segar dan kreatif. Semoga, cara-cara di atas bermanfaat bagi Anda.
Akhir kata, selamat berkarya.