Teknologi apa yang paling berkembang pesat sekarang ini? Jika Anda menjawab teknologi informasi, jawaban Anda sama dengan jawaban saya. Kita jumpai sekarang gadget dengan berbagai tipe, fiture, dan fasilitas, serta jutaan aplikasi yang dapat diakses dan digunakan, baik untuk belajar, bermain, sebagai sarana hiburan, atau pun sarana komunikasi dan informasi. Selain itu, dengan gadget yang kita punya pun, kita bebas berselancar di dunia maya, di mana jutaan informasi dapat kita akses di dalamnya.
Namun demikian, di balik sukses besar teknologi informasi, terdapat dampak yang cukup serius bagi kita. Apakah dampak itu? Kita menjadi kesulitan untuk berkonsentrasi.
Tidak dibutuhkan riset dan penelitian yang mendalam tentang ini. Cukup perhatikan yang terjadi pada diri Anda sendiri, apakah dengan berselancar di dunia maya, atau menggunakan gadget, Anda mendapatkan banyak informasi seperti yang Anda inginkan. Atau, alih-alih, Anda hanya meloncat-loncat dari situs A ke situs B ke situs C ke situs A lagi, begitu seterusnya tanpa mendapat informasi apa pun.
Saya sering membuat survei kecil-kecilan dengan memerhatikan profile picture teman di BBM. Saya amati aktivitas mereka di BBM dalam jangka waktu tertentu. Tahukah Anda apa yang mereka lakukan? Ada sekelompok orang yang mengganti profile picture-nya setiap 5 menit sekali. Sekarang mereka mengganti PP mereka dgn gambar A, lima menit kemudian, PP-nya sudah ganti. Dan, setelah 5 menit, ganti lagi, seperti itu seterusnya.
Saya pun pernah terjebak dalam kebiasaan seperti itu ketika menggunakan gadget. Belum selesai membuka folder foto, sudah beralih ke whatsap. Belum kelar buka whatsap sudah ganti aplikasi musik.
Dan, seperti halnya saat menggunakan gadget, saat berselancar di internet pun kebiasaan multitasking suka “kumat”. Belum selesai mengakses situs a, sudah pindah ke situs b untuk mencari informasi lain. Belum selesai mengakses situs b, pindah ke situs c. Begitu seterusnya. Belum lagi update status FB, balas inbox orang di BB, FB, email, berkomentar di status fb orang, dan maaaaaasih banyak lagi.
Dan, bagi saya, jujur, kebiasaan seperti itu saaaaaaangat amat mengganggu. Waktu tersita hanya untuk melakukan multitasking, yang tidak jelas juntrungannya. Dapat informasi, enggak, bisa chat secara intens juga ga. Pokoknya serba ga jelas.
Lantas, bagaimana dengan dampaknya bagi diri Anda? Apakah Anda bisa berkonsentrasi saat menggunakan internet dan gadget? Atau, Anda tipe seperti saya, yang gampang terganggu konsentrasinya dgn godaan gadget dan internet?
Nah, jika Anda tipe seperti saya, maka tidak ada salahnya Anda mencari cara untuk menghentikan kebiasaan buruk itu; Menghilangkan kebiasaan multitasking saat menggunakan gadget dan internet, dan meningkatkan konsentrasi.
Kira-kira, apa kunci untuk tetap bisa berkonsentrasi di tengah arus informasi yang menggoda? Hmmm, klo bicara konsentrasi, tentu saja, meditasi adalah jawabannya.
Dalam artikel ini, saya akan mengupas apa itu meditasi, bagaimana meditasi bisa meningkatkan konsentrasi, dan bagaimana cara melakukannya.
Oya, sebelum melangkah ke pokok pembahasan, perlu saya tekankan bahwa pemaparan saya di atas mengenai dampak serius tekonogi informasi tidaklah ditujukan untuk mendiskreditkannya dan membujuk Anda untuk berhenti sama sekali menggunakannya. Justru, dengan tulisan ini, saya berharap bahwa Anda, dan juga saya mampu memanfaatkan teknologi informasi dengan sepenuhnya.
Oke, kalau begitu, langsung saja kita simak artikel ini seluruhnya.
Apa Itu Meditasi?
Saya yakin, Anda sudah cukup familiar dengan istilah meditasi. Saya pun berani bertaruh, saat mendengar istilah ini, otak Anda langsung mengaitkannya dengan keyakinan dan agama tertentu.
Well, dewasa ini, meditasi memiliki makna yang umum. Meditasi tak selalu identik dengan keyakinan. Meditasi dapat dilakukan tanpa muatan-muatan keagamaan yang mungkin berbeda dengan yang Anda yakini.
Jadi, Anda tidak perlu khawatir meditasi akan merusak akidah atau keyakinan Anda. Ini dapat dipahami mengingat intisari daripada meditasi (dalam istilah umun) adalah melenyapkan pikiran dari prasangka-prasangka; menetralkan pikiran dari persepsi yang bias.
Mungkin, Anda akan bertanya, “Bagaimana bisa menetralkan pikiran dari persepsi-persepsi? Bukankah itu artinya kita tidak berpikir sama sekali? Mana bisa?”
Itulah juga yang dulu menjadi pertanyaan saya ketika belum mengenal meditasi barang sedikit pun. Tetapi, setelah mendapat sedikit informasi mengenai meditasi, saya pun tahu bahwa ternyata, dengan memusatkan pikiran pada napas, atau pada hal lain, pikiran bisa sama sekali netral. Yang kita lakukan bukanlah memikirkan napas kita, melainkan merasakan napas itu.
Meditasi dan Konsentrasi
Apa yang kita lakukan saat bermeditasi? Apakah berkonsentrasi penuh pada satu hal? Hmmm, jika iya, saya yakin, tidak lama setelah meditasi dimulai, kepala pun terasa pusing. Kalau tidak percaya, cobalah Anda berkonsentrasi pada satu hal atau titik di depan Anda. Perhatikan dengan seksama titik itu dan tunggulah apa yang bakal terjadi.
Pertanyaannya sekarang, mengapa saat berkonsentrasi pada hal tertentu kepala kita pusing? Ini dikarenakan, kita memaksa otak untuk memusatkan perhatian pada hanya titik itu, padahal secara alami, pikiran senantiasa berkelana dari satu hal ke hal lain.
Meditasi tidaklah sama dengan konsentrasi. Seringkali dipahami bahwa konsentrasi merupakan apa yang kita lakukan saat bermeditasi. Padahal, yang terjadi adalah kebalikannya, kita bermeditasi supaya bisa berkonsentrasi. Meditasi merupakan salah satu cara untuk berkonsentrasi, bukan sebaliknya.
Berkaitan dengan meditasi, setidaknya, ada 4 tingkat aktivitas pikiran yang dapat kita ketahui yaitu berpikir biasa, berpikir logis, berkonsentrasi, dan bermeditasi.
Saat kita memikirkan banyak hal, seperti saat sedang bersantai di rumah, aktivitas pikiran kita itu disebut berpikir biasa. Apa yang kita pikirkan ketika berpikir biasa bukanlah hal-hal yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Kita sedang memikirkan anak-anak, tiba-tiba teringat urusan kantor. Lantas, terjadi peristiwa yang menyita perhatian kita.
Berbeda halnya dengan berpikir biasa, berpikir logis berarti kita memikirkan hal-hal yang memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Contohnya saat kita sedang mengerjakan soal hitungan matematika.
Nah, jika berpikir logis merupakan aktivitas pikiran yang melibatkan banyak hal, maka berkonsentrasi hanya melibatkan satu hal. Kita tidak mengizinkan otak untuk memikirkan hal lainnya. Kita berfokus hanya pada satu titik dalam jangka waktu tertentu. Padahal, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, secara alami, pikiran kita senantiasa melayang-layang, memikirkan banyak hal.
Yang terakhir, meditasi. Berbeda dengan tiga aktivitas pikiran sebelumnya, meditasi berati tidak memikirkan apa pun sama sekali!
Cara Melakukan Meditasi
Sekarang, setelah Anda tahu bahwa meditasi adalah akitivitas pikiran di mana otak tidak memikirkan apa pun sama sekali, adakah pertanyaan yang mengganjal di hati Anda?
Mungkin Anda bertanya, “Bagaimana cara melakukannya?”
Dalam buku yang berjudul The Practicing Mind: Developing Focus and Discipline in Your Life, Thomas Sterner menjelaskan bahwa kondisi meditasi sebenarnya sering kita alami manakala kita terlarut dalam suatu aktivitas. Saat sedang bermain video game, saat pertama kali belajar mengendari mobil, atau saat berjalan di atas jalan yang sempit yang di kanan kirinya terdapat jurang, kita mengalami kondisi meditasi. Kita tidak memikirkan apa pun selain melakukan kegiatan itu (bermain video game, mengendarai mobil, atau berjalan di atas jurang) hingga selesai. Sedetik saja pikiran kita melayang pada hal lainnya, maka kita bisa menabrak orang, atau jatuh ke jurang.
Nah, karena itulah, jangan khawatir Anda tidak dapat melakukan meditasi karena secara tidak sengaja, anda sering melakukannya.
Sekarang, bagaimana cara melakukannya dengan sengaja?
- Aturlah waktu setiap harinya untuk melakukan meditasi. Anda dapat meluangkan waktu selama 20-30 menit untuk melakukannya.
- Duduklah di tempat yang sepi sehingga tidak ada yang mengganggu
- Anda dapat duduk dengan posisi biasa seperti duduk di kursi
- Kosongkan semua pikiran dan prasangka. Biarkan semuanya mengalir apa adanya
- Setelah mengatur posisi duduk, perhatikan satu titik di depan Anda, tidak perlu berkonsentrasi terhadap titik itu
- Tarik napas dalam
- Tutup mata
- Perhatikan aliran napas Anda. Ini berarti merasakannya, bukan memikirkannya.
- Terus rasakan aliran napas anda. jika pikiran anda mulai melayang-layang, sadari hal itu dan tarik ia kembali pada napas anda.
- Nikmati terus aliran napas Anda hingga Anda benar-benar terlarut di dalamnya.
Nah, demikianlah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan saat bermeditasi. Yang perlu diperhatikan, kedalaman meditasi dapat diketahui dari napas Anda. Jika napas Anda semakin lamban, maka itu tandanya Anda memasuki tingkat meditasi mendalam.
Untuk mengetahui aliran napas Anda saat bermeditasi, mintalah pasangan untuk memeriksanya.
Dengan membiasakan diri melakukan meditasi setiap hari, maka Anda akan lebih mudah berkonsentrasi. Pikiran tidak mudah terganggu oleh hal-hal di sekitar Anda.
Pada gilirannya, dengan konsentrasi yang tinggi, Anda bisa berfokus pada informasi yang menjadi prioritas Anda dan menyisihkan yang lain untuk sementara waktu. Dengan demikian, anda mendapatkan informasi yang mendalam. Ini artinya, Anda telah memanfaatkan teknologi informasi secara penuh.
Sekarang, sudah siapkah Anda memulai meditasi? Jangan lupa berikan komentar.
artikel bagus gan