Ini Dia Penentu Kesuksesan yang Lebih Penting dari Kecerdasan & Finansial

 

“Ga heran kalau dia sukses. Dia kan anak orang kaya.”

“Kamu diterima kerja di perusahaan terkemuka itu? Wajar sih. Kamu kan cerdas.”

“Maklum lah kalau aku masih gini-gini aja. Aku kan dari keluarga sederhana. Sudah gitu, IQ ku pas-pasan pula.”

 

Apakah Anda sering mendengar kata-kata seperti di atas?

Kata-kata itu seolah mengungkapkan bahwa faktor yang menentukan kesuksesan seseorang adalah kecerdasan dan aspek finansialnya. Semakin cerdas atau mapan seseorang, maka peluang suksesnya juga semakin besar.

 

Jika diperhatikan sekilas, kecerdasan dan aspek finansial memang memberikan pengaruh besar bagi kesuksesan kita. Kalau uang kita banyak, kita bisa membuka usaha yang besar. Usaha yang besar menghasilkan keuntungan yang juga besar dibanding usaha yang kecil.

 

Begitu juga kalau kecerdasan kita tinggi, kita bisa menjawab setiap persoalan dengan mudah. Kita juga bisa menciptakan strategi untuk mencapai kesuksesan yang kita inginkan.

 

Namun tahukah Anda, kecerdasan dan finansial tidak akan memberikan pengaruh apa-apa kalau pikiran kita tidak mendukungnya.

 

Secerdas dan semapan apa pun kita, kalau pikiran kita berkeyakinan bahwa kita tidak layak sukses, maka kita pun tidak akan punya kemauan untuk meraih kesuksesan.

 

Dan kalau kita tidak punya kemauan untuk sukses maka kita tidak akan mau bertindak untuk sukses. Kalau kita tidak mau bertindak untuk sukses, maka kita tidak akan meraih kesuksesan karena kesuksesan diraih dengan tindakan.

 

Jadi, bisa dikatakan bahwa faktor utama penentu kesuskesan bukanlah kecerdasan atau pun kekayaan kita, melainkan pikiran kita.

 

Bagaimana Pikiran Menentukan Kesuksesan?

 

Bagaimana pikiran menjadi faktor penentu kesuksesan kita?

Dalam buku “Manajemen Pikiran: Metode Ampuh Menata Pikiran untuk Mengatasi Depresi, Kemarahan, Kecemasan, dan Perasaan Merusak Lainnya”, Christine A. Padesky dan Dennis Greenberger menjelaskan bahwa pikiran dapat memengaruhi tindakan dan perasaan seseorang.

 

Orang yang berpikir bahwa dia mustahil sukses cenderung tidak memiliki semangat untuk mengejar kesuksesan. Sebaliknya, orang yang yakin dia bisa sukses cenderung lebih bersemangat untuk mengejar kesuksesan yang diimpikannya.

 

Kesimpulan ini menurut kami tepat. Coba Anda ingat-ingat kejadian yang membuat Anda kesal. Pikirkan kembali kejadian itu. Kami yakin, Anda akan merasa kesal kembali.

 

Sekarang, coba ingat-ingat kejadian yang membuat Anda gembira. Pikirkan kembali kejadian tersebut. Dijamin, Anda akan senyum-senyum sendiri.

 

Hal itu membuktikan bahwa perasaan dan tindakan kita dipengaruhi oleh pikiran kita.

 

Nah dalam konteks mengejar kesuksesan, pikiran-pikiran seperti “Saya mampu menjadi orang sukses,” “Saya pantas meraih kekayaan,” atau “Saya ditakdirkan untuk sukses” memberikan pengaruh pada tindakan kita, yakni membuat kita semakin optimis dan bersemangat mengejar kesuksesan kita.

 

Hasilnya, kita pun lebih berpeluang untuk sukses dibanding jika kita tidak bersemangat mengejarnya. Karena logikanya, bagaimana kita bisa meraih sukses jika kita sendiri tidak bersemangat untuk mengejarnya?

 

Sampai di sini, mungkin Anda bertanya, “Kalau segi finansial dan kecerdasan tidak mendukung, percuma juga dong semangat mengejar kesuksesan?” “Bayangkan ada anak kecil yang sangat bersemangat untuk sukses di sekolah. Namun anak itu anak keluarga sederhana dan kecerdasannya pas-pasan. Apa bisa dia sukses? Kan butuh beli buku, bayar biaya sekolah, bayar biaya les.”

 

Pikiran (yang positif) tidak hanya membuat kita lebih bersemangat mengejar sukses. Dia juga mendorong kita mencari jalan keluar dari minimnya finansial yang bisa mendukung kesuksesan kita.

 

Ia memotivasi kita untuk mencari cara bagaimana supaya kita menjadi orang yang cerdas dalam bidang yang kita tekuni. Ingat, kecerdasan bukanlah sesuatu yang tetap/fixed melainkan terus berubah tergantung pembelajaran yang kita terima.

 

Jadi, pikiran (positif) mendorong kita melakukan apapun yang dibutuhkan untuk meraih sukses. Ia akan terus mendorong kita untuk mencari jalan keluar.

“Saya yakin bisa sukses, kok. Tapi kenapa saya belum sukses juga?”

Bagaimana jika pertanyaannya seperti di atas?

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita mulai dari pikiran bawah sadar.

 

Peran Pikiran Bawah Sadar dalam Menentukan Tindakan dan Keputusan Kita

 

Pikiran manusia terbagi menjadi 2, pikiran sadar dan pikiran bawah sadar.

Pikiran sadar adalah pikiran yang prosesnya kita sadari, seperti saat kita menghitung soal perkalian atau saat kita memikirkan masa depan kita.

 

Sedangkan pikiran bawah sadar adalah pikiran yang prosesnya tidak kita sadari.

 

Meskipun pikiran bawah sadar prosesnya tidak kita sadari namun pengaruhnya pada sikap dan tindakan kita lebih besar daripada pengaruh pikiran sadar. Menurut para pakar, pengaruh pikiran bawah sadar adalah 88%, sedangkan pengaruh pikiran sadar hanyalah 12%.

 

Salah satu tugas pikiran sadar adalah berpikir logis, melakukan analisa, dan membuat kesimpulan.

 

Salah satu tugas pikiran bawah sadar adalah menyimpan ajaran, keyakinan, dan kesimpulan yang dibuat pikiran sadar dan menjadikannya mindset atau sistem keyakinan (belief system), di mana mindset inilah yang pada akhirnya mempengaruhi sikap, cara berpikir, dan tindakan kita.

 

Contoh, dari kecil kita diajarkan bahwa di dunia ada sosok mengerikan yang bernama hantu. Saat kita bermain menjelang senja, para orangtua menakut-nakuti kita dengan sosok hantu yang muncul untuk memangsa anak yang masih bermain saat senja.

 

Di TV, kita juga sering dipertontonkan film-film horor yang mengerikan.

 

Nah, karena ajaran tentang hantu terus menerus diajarkan kepada kita, maka lama-lama ajaran yang awalnya hanya menetap di pikiran sadar ini masuk dan tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan menjadi belief system kita.

 

Dengan belief system ini, kita menjadi takut keluar sendirian malam-malam, takut melewati kuburan.

 

Hal yang menarik adalah, meskipun sekarang kita sudah dewasa dan sudah tidak percaya hantu lagi, namun kita masih sering takut masuk rumah kosong yang menurut banyak orang berpenghuni hantu.

 

Tahu mengapa?

 

Ini karena keyakinan bahwa hantu itu ada lebih mengakar dibandingkan keyakinan bahwa hantu itu tidak ada. Keyakinan bahwa hantu itu ada sudah melekat di pikiran bawah sadar sejak kita masih kecil, sedangkan keyakinan bahwa hantu itu tidak ada baru terbentuk saat kita sudah dewasa.

 

Sama halnya, penyebab mengapa kita tidak kunjung sukses meskipun kita merasa yakin mampu meraih kesuskesan adalah di pikiran bawah sadar kita mengakar kuat sebuah belief system yang justru mengatakan sebaliknya, yakni bahwa kita tidak pantas atau tidak mungkin sukses.

 

Begitu mengakarnya belief system ini sampai-sampai mengalahkan keyakinan bahwa kita bisa sukses.

 

Belief system ini menetap di bawah sadar karena berbagai sebab. Mungkin dulu waktu kecil, kita mengalami kejadian yang menyebabkan kita menarik kesimpulan bahwa kita tidak layak sukses.

 

Saking traumanya kita dengan pengalaman itu sehingga kesimpulan tersebut masuk ke pikiran bawah sadar dan menjadi mindset yang mengendalikan tindakan kita.

 

Atau, kita melihat diri kita ceroboh, malas, lamban, dan tidak disiplin sehingga kita berpikir mustahil bisa sukses.

 

Karena setiap hari kita melihat realitas diri kita seperti itu, maka lama-lama keyakinan bahwa kita mustahil sukses pun masuk ke pikiran bawah sadar kita dan juga menjadi mindset yang menontrol hidup kita.

 

Lalu, bagaimana solusinya? Bagaimana cara agar kita bisa meraih kesuksesan jika keyakinan bawah sadar kita menginginkan yang sebaliknya?

 

Reprogram Pikiran Bawah Sadar: Cara Mudah Membangun Pondasi Kesuksesan yang “Permanen”

 

Bagaimana cara agar bisa meraih kesuksesan jika keyakinan bawah sadar kita ingin kita gagal?

 

Program kembali pikiran bawah sadar kita dengan keyakinan-keyakinan yang positif, yang konstruktif, yang mendukung keinginan kita untuk meraih sukses.

 

Dalam dunia hipnosis dikenal istilah pemrograman bawah sadar. Pemrgograman bawah sadar adalah sebuah cara untuk mengubah keyakinan bawah sadar yang negatif menjadi keyakinan yang positif dengan memasukkan sugesti-sugesti positif ke pikiran bawah sadar.

 

Ada beberapa cara/teknik untuk memprogram pikiran bawah sadar kita seperti Teknik Afirmasi, Teknik Visualisasi, dan Teknik Effortless Success.

 

Teknik Afirmasi

 

Teknik Afirmasi adalah teknik memasukkan sugesti positif dalam bentuk pernyataan afirmasi positif (positive declarative sentence) ke pikiran bawah sadar dengan cara mengulang-ulang sugesti positif tersebut.

 

Contoh pernyataan afirmasi positif antara lain:

“Kualitas diri saya meningkat setiap hari.”

“Saya selalu menjaga pola makan sehat dan berolahraga rutin.”

“Saya selalu belajar dari kesalahan.”

 

Prinsip kerja teknik ini adalah: dengan pengulangan/repetisi, maka sugesti positif pada akhirnya bisa masuk ke pikiran bawah sadar dan menjadi keyakinan baru menggantikan keyakinan lama yang negatif dan tidak mendukung kesuksesan.

 

Teknik Visualisasi

 

Sedangkan Teknik Visualisasi adalah teknik memasukkan sugesti positif ke pikiran bawah sadar dengan cara membayangkan/memvisualisasikan diri kita mengalami apa yang ingin kita capai.

 

Visualisasi tersebut tidak sekadar membayangkan namun juga melibatkan semua indra dan emosi.

 

Contoh, kita ingin memiliki rumah mewah di sebuah perumahan elit. Maka Teknik Visualisasi dilakukan dengan membayangkan diri kita berada di rumah itu, membayangkan bagaimana bentuk detail rumah tersebut, merasakan bagaimana nayamannya rumah itu, bagaimana ketenangan suasananya, bagaimana sejuknya, dan sebagainya.

 

Prinsip kerja teknik adalah sugesti positif bisa dengan mudah masuk ke pikiran bawah sadar jika disampaikan melalui indra dan emosi kita.

 

Teknik Effortless Success

 

Teknik Effortless Success adalah teknik memasukkan sugesti positif ke pikiran bawah sadar dari pikiran bawah sadar itu sendiri. Caranya yaitu dengan mengajukan pertanyaan positif ke diri kita/pikiran sadar kita.

 

Dengan mengajukan pertanyaan positif ke pikiran bawah sadar, pikiran bawah sadar merespons dengan jawaban yang juga positif. Nah, jawaban positif ini menjadi sugesti positif yang akan menggantikan keyakinan negatif dalam diri kita.

 

Prinsip kerja teknik ini adalah sugesti positif lebih mudah diterima pikiran bawah sadar jika sugesti tersebut diproduksi oleh pikiran bawah sadar sendiri. Jadi, kita mensugesti diri kita dari dalam, bukan dari luar.

 

Dari 3 teknik tersebut, manakah yang paling efektif?

 

Menurut kami teknik yang paling efektif adalah Teknik Effortless Success. Karena, teknik ini mengubah keyakinan bawah sadar dari pikiran bawah sadar itu sendiri alias dari “dalam”, sedangkan Teknik Visualisasi dan Teknik Afirmasi mengubah keyakinan bawah sadar dari “luar”.

 

Sugesti positif tentu lebih cepat diterima jika berasal dari dalam diri kita dibanding dari luar diri kita.

 

Nah, untuk mempelajari Teknik Effortless Success lebih jauh dan bisa mempraktikkannya untuk kemajuan diri Anda, silakan membaca artikel kami yang berjudul Cara Memprogram Diri 6 Kali Lebih Cepat dan “Afirmasi Positif Anda tidak Mempan?”

[popup_anything id=”11409″]

 

[popup_anything id=”10974″]

Sekarang giliran Anda, apa pertanyaan yang otomatis Anda ajukan pada diri sendiri saat hal yang tidak Anda inginkan terjadi? Dan bagaimana Anda mengatasinya? Sampaikan di komentar ini

About the Author Agus Setiawan

Agus Setiawan, seorang pembelajar yang sangat menyenangi dunia pengembangan diri khususnya dunia pikiran. Hasratnya untuk membantu banyak orang membawanya mendalami berbagai pengetahuan tentang pengembangan diri dan hipnoterapi. Ia menjadi hipnoterapis yang direkomendasikan oleh Adi W Gunawan Institute. Dalam prosesnya Pria kelahiran 1982 ini juga menemukan Sistem Bacakilat yang menggunakan pikiran sadar dan bawah sadar untuk meningkatkan keefektifan dalam membaca buku yang sudah dibawakan ke berbagai kota mulai tahun 2009. Dorongan untuk membantu lebih banyak orang lagi membuatnya mendirikan Aquarius Resources yang berperan untuk memberikan Re-Edukasi terbaik kepada setiap orang yang ingin menempuh kesuksesan dalam kehidupannya.

follow me on:
  • Kusdiyana says:

    Saya tidak ingin mati dalam keadaan hina, saya ingin mati dalam keadaan khusnul khotimah. Untuk itu saya harus istiqomah dalam beribadah, seolah-olah kematian sudah dekat……..

  • >