Anda seorang wirausahawan yang baru pertama kali memulai usaha. Dan, syukur di permulaan itu, usaha Anda berkembang pesat. Awalnya, Anda hanya mempekerjakan dua sampai tiga orang karyawan. Tetapi, berkat perkembangan usaha Anda, kini Anda siap merekrut lebih banyak lagi tenaga kerja.

Sebagai wirausahawan baru, Anda masih ragu merekrut karyawan dalam jumlah yang banyak. Ada rasa takut dan khawatir dalam benak Anda. Anda takut mereka tidak cocok dengan visi-misi perusahaan Anda. Di samping itu, Anda juga takut mereka susah diatur, malas bekerja, dan tidak memiliki kompetensi yang memadai yang dibutuhkan.

Bagaimana mengatasinya? Bagaimana agar apa yang Anda khawatirkan tidak terjadi?

Salah satu kunci sukses mengelola perusahaan yakni keterlibatan karyawan. Keluhan yang muncul dari wirausahawan mengenai sumber daya manusianya seringkali berpangkal dari tidak-adanya atau kurangnya keterlibatan karyawan.

Tetapi, apa, sih, yang dimaksud dengan keterlibatan karyawan/ employee engagement? Pernahkah Anda mendengar istilah itu?

Saya sering mendengar istilah itu. Tetapi, saya kurang paham apa artinya. Memangnya, apa sih maksud keterlibatan karyawan?”

Untuk mengetahuinya, mari simak penjelasan berikut ini.

Apa Arti Keterlibatan Karyawan?

Apa arti keterlibatan karyawan?

Dalam sebuah artikel yang termuat di situs forbes.com dijelaskan, keterlibatan karyawan/employee engagement adalah komitmen emosional yang dimiliki karyawan terhadap perusahaan berserta goal-nya.

Seorang karyawan yang terlibat memiliki keterikatan emosional dan komitmen yang kuat dengan visi dan misi perusahaan. Ia merasa memiliki visi dan misi yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Ia memiliki kepedulian yang tinggi terhadap tugas/pekerjaan dan organisasi perusahaan.

Apabila seorang karyawan terlibat/ being engaged, ia tidak merasa terpaksa dalam mengerjakan tugas-tugasnya di kantor. Ia mengerjakan tugasnya dengan senang dan sepenuh hati. Ia mengerjakan tugas bukan lantaran menganggapnya sebagai sebuah keharusan, melainkan lantaran ia cinta terhadap tugas-tugasnya.

Keterlibatan karyawan/employee engagement berbeda dari kepuasan karyawan. Kepuasan karyawan dapat diperoleh dengan memberikan mereka gaji yang bagi mereka memuaskan. Tetapi, keterlibatan karyawan tidak dapat dibangun dengan sekadar meningkatkan gaji mereka.

Karyawan yang puas belum tentu memiliki keterlibatan yang besar dalam organisasi perusahaan. Mungkin mereka bersedia bekerja dengan tekun. Tetapi, mereka tidak memiliki kemauan yang kuat dan persistensi untuk ikut membesarkan perusahaan.

Keterlibatan karyawan juga bukan berarti kebahagiaan/kegembiraan karyawan. Boleh jadi, mereka gembira di kantor. Tetapi, belum tentu mereka bersedia meningkatkan produktivitas mereka. Banyak sekali karyawan yang betah di kantor, tetapi tidak menunjukkan produktivitas yang memuaskan bagi perusahaan.

Pada intinya, keterlibatan karyawan berarti karyawan terlibat secara emosional dalam pekerjaannya. Ia menganggap pekerjaannya di sebuah perusahaan bukan sekadar untuk memperoleh penghasilan, tetapi juga turut mengantarkan perusahaan meraih goal-nya. Jadi, keterlibatan karyawan berarti karyawan yang terlibat dalam visi dan misi perusahaan, memiliki tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan.

Karyawan yang terlibat sudah tentu merasa puas dan gembira melakukan tugas-tugasnya di kantor. Sebaliknya, karyawan yang puas dan gembira belum tentu melibatkan diri sepenuhnya dalam visi dan misi organisasi.

Nah, jika demikian definisi keterlibatan karyawan/ employee engagement, lantas apa manfaat employee engagement bagi perusahaan? Apa pentingnya keterlibatan karyawan bagi Anda sebagai seorang wirausahawan?

Apa Pentingnya Keterlibatan Karyawan bagi Perusahaan?

Karyawan yang terlibat secara emosional dalam organisasi perusahaan membawa banyak keuntungan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi perusahaan.

Nah, berikut ini beberapa keuntungan (yang diperoleh perusahaan) ketika sumber daya manusianya memiliki keterlibatan emosional yang besar terhadap visi-misi perusahaan. Keterlibatan/engagement meningkatkan:

produktivitas kerja, di mana produktivitas pada ujungnya turut meningkatkan…

kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan pangkal dari meningkatnya…

penjualan. Dan, meningkatnya penjualan berarti meningkatnya…

keuntungan.

Setelah menyimak penjelasan di atas, Anda paham, bukan, keterlibatan karyawan memberikan banyak manfaat terhadap perusahaan? Oleh karena itu, Anda perlu mengkondisikan organisasi Anda sedemikian sehingga menjadi tempat yang cocok bagi tumbuhnya keterlibatan karyawan.

Bagaimana caranya? Bagaimana menumbuhkan dan meningkatkan keterlibatan karyawan?

Untuk mengetahuinya, yuk, simak uraian berikut ini.

Bagaimana Cara Meningkatkan Keterlibatan Karyawan?

Sebagaimana Anda ketahui, keterlibatan karyawan sangatlah penting bagi kemajuan perusahaan. Untuk itu, Anda perlu mengkondisikan organisasi Anda sedemikian sehingga menjadi tempat yang cocok bagi tumbuhnya employee engagement/keterlibatan karyawan.

Lantas, bagaimana caranya?

Berikut ini uraiannya.

1. Bantu karyawan menemukan makna

Seringkali, seorang karyawan mengerjakan tugas ala kadarnya. Ia bekerja sekadar untuk memperoleh gaji yang sepadan.

Dengan tujuan yang terbatas itu, kerja dilakukan tanpa adanya PENGHAYATAN yang mendalam. Dalam kata lain, kerja dilakukan tanpa adanya KETERLIBATAN EMOSIONAL.

 

Lantas, bagaimana agar karyawan menghayati pekerjaannya?

keterlibatan karyawan

Bantu mereka menemukan makna dari setiap tugas yang mereka kerjakan.

Makna sama artinya dengan tujuan mengapa ia mengerjakan sebuah tugas. Setiap kerja harus mengandung makna/tujuan yang jelas. Hanya dengan begitu, karyawan bisa menghayati apa yang dikerjakannya.

Sebagai contoh, salah seorang karyawan Anda berposisi sebagai customer service. Awalnya, ia melayani pelanggan ala kadarnya.

Apa yang menyebabkannya bekerja ala kadarnya yakni ia tidak tahu makna/tujuan dari mengerjakan tugas tersebut. Namun demikian, setelah ia paham makna dari tugas yang dibebankan kepadanya, kinerjanya pun meningkat. Ia terlibat penuh dalam pekerjaannya lantaran ia tahu tugas yang ia kerjaan bertujuan untuk membuat pelanggan puas dan gembira.

Tetapi, mengapa membuat pelanggan puas dan gembira sangat bermakna baginya? Karena, hal itu SESUAI DENGAN NILAI YANG IA JUNJUNG TINGGI (sebagai contoh, ia menjunjung tinggi nilai pelayanan).

Bagaimana jika ia tidak menjunjung tinggi nilai pelayanan? Maka, sekalipun ia tahu bahwa pekerjaannya bertujuan membuat pelanggan puas dan gembira, tujuan itu tidak akan mampu mendorongnya untuk terlibat penuh dalam pekerjaannya.

Jadi, makna/tujuan harus disesuaikan dengan nilai yang dijunjung tinggi karyawan.

Bantulah karyawan menemukan makna dari setiap tugas yang dikerjakannya, di mana makna itu disesuaikan dengan nilai yang dijunjungnya tinggi.

Dengan menjelaskan secara detail visi dan misi perusahaan, karyawan tahu gambaran besar tujuan perusahaan Anda. Mintalah ia meresapi, menghayati, dan mencari kesesuaian antara visi-misinya dengan visi-misi perusahaan. Dengan begitu, mereka paham bahwa ketika mereka mengejar tujuan pribadi mereka, mereka sekaligus mengejar tujuan perusahaan. Dan sebaliknya, mereka paham ketika mereka mengejar tujuan perusahaan, mereka sekaligus mengejar tujuan pribadi mereka.

Dengan begitu, mereka bersedia terlibat emosional secara penuh dalam organisasi Anda.

2. Dukung kinerja karyawan

Bagaimana karyawan terlibat penuh dalam organisasi Anda jika ia tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan maksimal?

Tidak tahu,” begitu jawab Anda. Heheheh.

Tentu saja, karyawan tidak akan dapat terlibat secara penuh jika ia sendiri terhalang dalam megerjakan tugasnya. Ia akan acuh-tak acuh terhadap pekerjaannya karena ia pikir percuma saja berusaha keras jika sumber daya tidak memadai.

Untuk itu, Anda perlu mendukung kinerjanya. Anda perlu memberikan sumber daya yang membantunya menyelesaikan tugas dengan efektif.

Lengkapi mereka dengan sumber daya yang memadai (alat-alat kerja yang mereka perlukan), yang membantu mereka mengerjakan tugas mereka. Selain itu, berikan arahan dalam meraih goal.

3. Jelaskan secara detail ekspektasi perusahaan terhadap tugas karyawan

Karyawan tidak akan memiliki keterlibatan yang penuh jika ia tidak mengertahui ekspektasi/harapan perusahaan terhadap tugas yang ia kerjakan. Oleh karena itu, manajemen perlu memberikannya penjelasan detail apa ekspektasi perusahaan terhadap dirinya, terhadap tugas yang diberikan kepadanya.

Lantas, apa contoh ekspektasi perusahaan terhadap tugas karyawan?

Contoh, salah seorang karyawan Anda berposisi sebagai tenaga marketing. Katakan dengan jelas seberapa banyak jumlah pembeli yang Anda targetkan. Seberapa banyak target pembeli yang menjadi pelanggan.

Tanpa ekspektasi yang jelas, karyawan tidak paham apa yang prioritas dan apa yang tidak prioritas. Dan, karena tidak mengetahui mana yang prioritas dan tidak, ada kemungkinan ia membuang-buang waktu mengerjakan hal yang tidak prioritas. Ia mengira kerjanya sudah maksimal, padahal menurut manajemen kerjanya masih jauh dari yang diharapkan perusahaan.

Sebaliknya, ketika karyawan paham ekspektasi perusahaan terhadap tugasnya, ia niscaya paham apa yang prioritas dan karenanya tahu apa yang harus ia lakukan. Ia juga paham mengapa perusahaan membebankan tugas-tugasnya kepadanya. Dan, karena itu, ia mampu melibatkan diri secara penuh dalam kerjanya.

Bagaimana ia mampu terlibat penuh jika ia sendiri tidak tahu apa target dari tugas-tugasnya? Demikian logikanya.

Tetapi, bagaimana cara menjelaskan ekspektasi perusahaan?

Dave Goranson, dalam situs archive.constant.contact.com menjelaskan, manajemen dapat mengadakan meeting rutin, setidaknya sebulan sekali, untuk membahas goal/target masing-masing staf yang ingin dicapai perusahaan serta membahas progres kerja karyawan, sampai mana pencapaian mereka.

Dengan meeting rutin seperti di atas, karyawan paham apa perannya dalam organisasi, apa yang harus ia kerjakan, dan apa yang diinginkan perusahaan darinya. Dengan begitu, ia dapat terlibat penuh dalam organisasi perusahaan.

Baca juga:

Bagaimana Menemukan Motivasi Kerja yang Terus Membara?

Rahasia Profesionalisme Orang-Orang Sukses

7 Pertanyaan Wajib yang Perlu Anda Ajukan agar Tetap Fokus pada Tujuan

 

 

 

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

>