Kunci Sukses Mengasah Otak

Benner-1.png

 

Persaingan kerja dewasa ini semakin ketat. Dengan adanya internet, komunikasi menjadi sangat mudah dilakukan. Arus informasi mengalir secepat kilat, tanpa henti. Hal ini mendorong setiap orang untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan mereka dengan mengakses pengetahuan internet.

Semua orang berlomba-lomba tidak mau ketinggalan informasi, tak terkecuali Anda. Seolah, siapa yang paling mengusai banyak pengetahuan dan keterampilan, maka ialah yang akan menjadi pemenang dalam persaingan. Siapa yang lengah barang satu detik saja, maka ia akan tertinggal dari teman-temannya dan kalah dalam bersaing.

Namun demikian, di balik kegigihan Anda untuk mempelajari hal baru, baik lewat internet mau pun sarana lainnya, terdapat kekhawatiran akan posisi Anda. Anda ingin meraih sebanyak-banyaknya informasi dari internet dan berbagai sumber, tetapi kendalanya, seringkali saat mempelajari sesuatu yang baru, Anda sukar memahaminya. Setiap kali membaca dan mempelajari sesuatu yang baru, kepala Anda langsung pusing tujuh keliling.

Berkali-kali sudah Anda membacanya, tetapi berkali-kali juga Anda gagal memahami maksudnya. Walhasil, akhirnya, Anda menyerah dan menghibur diri, “Sudah tua, otak sudah tidak kuat buat mikir yang berat-berat.”

Yup! Anda menghibur diri bahwa faktor umur telah menurunkan kecerdasan Anda, membuat Anda kesulitan berpikir berat. Anda menyangka bahwa kecerdasan Anda berkurang seiring semakin bertambahnya usia Anda.

Benarkah sangkaan itu? Yup! Menurut penemuan lama, kecerdasan seseorang semakin menurun seturut usianya. Semakin tua, maka kecerdasan semakin menurun. Daya ingat dan kemampuan untuk berpikir sudah tidak setajam dulu lagi, saat masih muda. Selain itu, masih menurut penemuan lama, kecerdasan pun dipandang sebagai kualitas genetis. Maksudnya, kecerdasan semata-mata dipandang hanya dipengaruhi oleh faktor genetis. Jika dari dulu Anda cerdas, maka seterusnya Anda akan cerdas, tanpa perlu mengasah otak. Sebaliknya, jika dari dulu Anda kurang cerdas, maka selamanya Anda akan kurang cerdas sekali pun Anda mengasah otak Anda dengan berbagai cara.

Namun, tahukah Anda? Temuan mutakhir para pakar neurosains (ilmu pengetahuan tentang sistem syaraf) membuktikan bahwa kecerdasan dapat terus meningkat tak peduli berapa usia seseorang, juga tak peduli bagaimana kecerdasannya saat ia dilahirkan. Temuan ini didasarkan pada riset yang menghasilkan kesimpulan bahwa ternyata, wujud otak tidaklah statis melainkan bersifat plastis (seperti plastik). Nah, karena berwujud plastis, struktur otak dapat berubah-ubah.

Perubahan ini dipicu oleh aktivitas yang dilakukan oleh orang yang bersangkutan. Plastisitas (perubahan struktur otak) juga dapat terjadi sebagai respons ketika otak mengalami luka. Plastisitas yang terjadi karena luka berfungsi untuk memulihkan kembali struktur otak pada keadaan semula.

Plastisitas dapat terjadi dengan saling tersambungnya sel-sel otak (tingkat seluler) atau pun perubahan skala besar seperti pemetaan ulang kortikal.

Nah, saat sel-sel pembelajaran di dalam otak saling tersambung, maka otak pun semakin sehat dan cerdas.

Jadi, dengan melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, sel-sel otak Anda dapat saling terhubung. Pada ujungnya, Anda pun semakin cerdas.

Nah, sekarang, kira-kira aktivitas apa saja yang dapat membuat sel-sel otak terhubung dan mempertajamnya? Yuk, mari kita cari tahu di bawah ini.

Makanan

Makanan sangat berpengaruh besar pada otak kita. Ingatkah Anda waktu masih kecil? Anda butuh asi untuk pertumbuhan dan kecerdasan otak Anda. Selain itu, Anda juga butuh makanan seperti daging dan sayuran yang juga berperan dalam pertumbuhan otak.

Lantas, jenis makanan apa saja yang menunjang kecerdasan?

Anda dapat mengonsumsi minyak ikan, hewan laut seperti ikan, cumi, udang, daging seperti ayam dan sapi (terutama bagian hati), telur, bayam, alpukat, pisang, dan sebagainya.

Memperlajari hal baru

Sudah bukan rahasia lagi jikalau kecerdasan berbanding lurus dengan pengetahuan. Artinya, semakin banyak pengetahuan, maka semakin cerdaslah kita.

Bayangkan manusia purba yang baru mengenal sedikit konsep tentang benda-benda. Anda pasti setuju jika dikatakan bahwa level kecerdasan manusia modern lebih tinggi daripada level kecerdasan manusia purba.

Kenyataan itu sangat logis mengingat pengetahuan manusia purba sangat terbatas, sedangkan pengetahuan manusia modern sangat kompleks dan sangat banyak. Manusia modern mengenal banyak sekali konsep-konsep di mana pengetahuan tentang konsep-kosep itu memungkinkannya untuk menentukan keputusan atau memecahkan masalah secara sadar.

Untuk memperjelasnya, lihat anak Anda yang masih berumur kurang dari satu tahun. Anak yang umurnya kurang dari satu tahun tentu saja belum banyak mengenal konsep-konsep. Perhatikan saat ia dihadapkan pada dua pilihan yakni antara kotak yang berisi lima buah permen dengan kotak yang berisi dua buah permen. Mintalah ia untuk memilih kotak yang berisi lebih banyak permen. Kira-kira, apa yang terjadi? Hehehe, tentu saja dia tidak menggubris ucapan Anda. Ia akan memilih sesuai dengan pilihan tidak sadarnya (unconscious choice). Ini terjadi karena jangankan mengenal konsep banyak dan sedikit, ia bahkan belum mengenal bahasa yang Anda gunakan.

Semakin banyak konsep (kosakata) yang dikuasai oleh sang bayi, maka kecerdasannya pun bertambah.

Nah, jika Anda ingin mengasah otak Anda, maka lakukanlah apa yang dilakukan oleh seorang bayi, yaitu mempelajari hal-hal yang baru.

Tidak merokok

Merokok bukan hanya merusak paru-paru, lho. Charled DeCarli, MD, bersama dengan Universitas California (The University of California), dalam risetnya, menemukan bahwa merokok dapat menyebabkan berkurangnya volume otak ssecara keseluruhan, dan terutama sekali hippocampus, bagian otak yang berperan dalam intelegensi.

Menulis

Masih ingatkah Anda saat duduk di bangku sekolah? Ketika pelajaran matematika, Anda diminta untuk mengerjakan soal perkalian dan pembagian hingga 4 angka. Bisakah Anda memecahkan soal itu hanya dengan membayangkan angka-angkanya saja dan menghitungnya? Jika iya, wow! Anda hebat sekali!

Tetapi, saya yakin, Anda dibantu oleh kertas dan pena ketika memecahkan persoalan itu. Anda tuliskan angka-angkanya dan menghitungnya di kertas dengan cara tertentu.

Nah, menulis memang merupakan salah satu cara yang sangat jitu untuk memecahkan masalah.

Menulis dapat membantu kita merekam dan menyimpan informasi yang kita terima saat memori kerja (working memory) kita mengalami overload alias tidak mampu menampung informasi-informasi tersebut karena informasi yang kita terima terlalu banyak.

Menulis dapat dijadikan sebagai sarana untuk mengurai dan memperjelas perkara yang pada awalnya sangat abstrak dan membingungkan. Ini bukan hanya berlaku pada soal hitungan matematika.

Saat menghadapi persoalan pelik di kantor, atau saat merencanakan suatu tugas, menulis dapat dijadikan sebagai sarana untuk menguraikan ide-ide Anda yang abstrak menjadi jelas.

Bagi penulis sendiri, menulis dapat merangsang otak untuk berpikir lebih tajam. Menulis merangsang otak untuk memilah-milah data yang revelan dari data yang tidak relevan untuk sebuah artikel.

Saat proses menulis berlangsung, hal-hal yang tadinya tidak terpikirkan, tiba-tiba muncul di dalam otak dan dapat dipertimbangkan apakah perlu disertakan di dalam tulisan ataukah tidak. Selain itu, kita pun terdorong untuk memeriksa tulisan kita, apakah logis, ataukah rancu dan tumpang tindih.

Nah, dengan mengetahui kekurangan tulisan kita, maka kita pun mampu melakukan perbaikan. Melakukan perbaikan tulisan sama artinya dengan melakukan perbaikan ide.

Oleh karena itu, agar semakin cerdas, budayakan kebiasaan menulis bagi diri Anda sendiri. Dengan kebiasaan menulis, otak Anda terbiasa untuk menganalisis, memilah-milah data yang relevan dari yang tidak relevan, dan Anda pun semakin terbiasa untuk berpikir tajam dan detail.

Olahraga

Aktivitas fisik memengaruhi otak? Mungkin mata Anda akan terbelalak mendengar pernyataan bahwa olahraga dapat meningkatkan kecerdasan.

Tetapi, tahukah Anda bahwa kecerdasan manusia bermula dari kegiatan fisik? Manusia dapat berpikir seperti sekarang bukanlah terjadi “mak bedunduk” alias begitu saja, melainkan dari evolusi yang terus menerus berlangsung.

Evolusi otak terjadi sebagai akibat dari aktivitas fisik manusia purba pada jaman itu. Penjelasan singkatnya, ketika primata, yang merupakan nenek moyang manusia tidak lagi mampu mencari makanan di lingkungannya, maka mereka pun harus mencari makan di tempat lain. Untuk menuju tempat lain, mereka harus berjalan sangat jauh. Nah, karena tidak seperti binatang lainnya, yang dapat berlari cepat, primata pun harus merubah cara mereka berjalan. Awalnya, mereka berjalan dengan empat kaki. Namun, demi efisiensi waktu, kini mereka harus berjalan dengan tegak (bipedal).

Nah, evolusi ini (dari berjalan dengan empat kaki ke bipedal) otomatis membebaskan dua kaki depan mereka. Kini, kedua kaki itu bukan lagi menjadi sepasang kaki melainkan sepasang tangan.

Selanjutnya, karena primata tidak memiliki senjata di tubuhnya yang dapat digunakan untuk mempertahankan diri dan mencari makanan (berbeda dengan macan yang mampu berlari cepat dan mengoyak gading, berbeda pula dengan kijang yang mampu berlari sangat cepat) maka primata harus menggunakan tangannya untuk menciptakan alat-alat untuk mempertahankan diri dan mencari makanan.

Gerakan tangan dalam menciptakan peralatan inilah yang pada akhirnya membuat struktur otak primata berubah. Lama-kelamaan, mereka mampu membuat kategori dan definisi tentang benda-benda. Singkatnya, mereka mampu berpikir layaknya manusia, sekali pun dalam tingkatan yang paling sederhana.

Nah, dengan mengetahui penjelasan di atas, maka kita tahu bahwa aktivitas fisik (olahraga) dapat merubah struktur otak kita. tetapi, jika Anda masih meragukan teori evolusi, maka masih ada penelitian lain yang menghasilkan kesimpulan bahwa aktivitas fisik (olahraga) dapat meningkatkan kecerdasan Anda. penelitian apakah itu?

Pada tahun 2013, peneliti dari Dana-Farber dan Harvard Medical School menemukan adanya molekul tertentu yang dilepaskan manakala kita melakukan olahraga. Dalam penelitian mereka, ditemukan bahwa pelepasan molekul tersebut dapat meningkatkan kecerdasan dan melindungi otak dari degenerasi.

Demikianlah kiranya beberapa kunci sukses mengasah otak yang dapat Anda terapkan dalam kehidupan Anda. Semoga cara-cara di atas dapat membantu Anda meningkatkan kecerdasan otak Anda.

Dengan otak yang semakin cerdas, maka Anda semakin mudah mempelajari hal-hal baru. Dan, semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang Anda kuasai, maka kesempatan untuk memenangkan persaingan karir semakin terbuka lebar.

Akhir kata, selamat belajar dan jangan lupa untuk memberikan komentar.

Benner-1.png

 

Rina Ulwia

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

Leave a Reply

Close Menu