Percayakah Anda bahwa setiap diri kita adalah pemimpin? Baik di lingkungan kerja sebagai manajer, di rumah sebagai kepala keluarga, bahkan di lingkungan pertemanan. Penting bagi kita untuk memiliki jiwa pemimpin. Keahlian untuk memimpin bukan hanya berlaku di lingkungan kerja. Dimanapun kita berada, sekalipun tidak memiliki status tertulis sebagai pimpinan, kita harus memiliki jiwa pemimpin.
Kombinasi antara bekerja dengan baik dan bersedia untuk memimpin adalah sesuatu yang membuat kamu berbeda dari yang lain.
Seorang dengan jiwa pemimpin akan membawa sebuah tim menjadi lebih baik. Ia bisa menciptakan suasana kerja yang kondusif dan produktif. Seseorang yang bersikap siaga seperti pemimpin lah yang akan banyak dicari. Ia akan banyak sekali menerima tawaran tanpa disangka-sangka. Ia yang akan ditunjuk untuk memimpin sebuah proyek diantara banyak orang sebayanya. Jiwa pemimpin dapat mengantarkan banyak sekali kesempatan dan keberuntungan dalam hidup. Pemimpin yang tangguh akan membawa perubahan besar.
1. Kita perlu menarik sudut pandang yang lebih luas agar bisa memetakan masalah sebenarnya.
Prinsip ini juga bisa digunakan sebagai control agar tim tetap sigap dan tidak lengah. Ketika tim Anda merasa puas dan sukses atas suatu pencapaian lalu sibuk berpesta, Anda malah mempersiapkan strategi dan tantangan baru apa yang ada di depan. Seorang pemimpin tidak akan larut dalam pesta kemenangan. Ia siap ambil posisi dan ‘pasang badan’ di depan, sehingga siap menghadapi apapun yang terjadi setelahnya.
Menurut Billy Boen, seorang pemimpin harus mundur beberapa langkah dan melihat gambaran besar pada dua waktu. Pertama, di awal sebelum memulai suatu pekerjaa. Yang kedua adalah saat tim menemukan masalah.
2. Perhatian pada hal-hal kecil
Semakin tinggi tempat kami berada, semakin banyak pula yang kamu harus perhatikan. Jika kamu berpikir bahwa memperhatikan segala sesuatu secara mendetail semakin tidak diperlukan, itu salah. Malah sebaliknya. (D.A Benton)
Disinilah letak keistimewaan mereka yang memiliki jiwa pemimpin. Jika Anda ingin menumbuhkan sisi kepemimpinan, Anda harus bisa ahli dalam dua sisi : Melihat gambaran besar untuk mencari solusi dan memperhatikan hal-hal kecil dalam eksekusi. Pemimpin yang baik bukanlah mereka yang abai begitu saja pada hal-hal setail. Seseorang disebut pemimpin justru karena ia bisa detail melihat sesuatu ketika yang lain tidak menyadarinya.
Seorang pemimpin bukan berarti tidak perlu memiliki keahlian pekerjaan anak buahnya. Justru ia harus paham terhadap pekerjaan tiap anggota timnya. Ia memastikan semua berjalan on the right track.
Pemimpin adalah seorang pengamat yang baik, pengoreksi yang teliti dan peka pada hal-hal yang dianggap kurang penting.
Jika Anda suatu saat nanti sudah menjalankan fungsi sebagai pemimpin, Anda harus peka pada hal-hal seperti kebersihan dan kenyamanan kantor, kinerja tim Anda, suasana kantor yang harus dirubah, tim yang butuh motivasi atau mungkin liburan. Anda harus peka pada semua detail yang mungkin tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
3. Bersifat peredam
Ada suatu cerita sekelompok anak remaja yang mendaki gunung. Di tengah pendakian mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak menikmati bekal. Di saat itulah seorang dari mereka merasakan hal-hal aneh dan mistis. Ia seperti menyadari kehadiraan makhluk lain di tengah-tengah mereka. (Duh.. kok ceritanya jadi serem begini ya).
Namun apa yang ia lakukan? Apakah ia menjerit? Apakah ia langsung lari ketakutan? Ataukah ia memberitahu semua anggota pendakian bahwa baru saja ia melihat hantu?
Ternyata tidak. Betul bahwa ketakutan setengah mati. Memang benar dia merasa semua keringat dingin keluar. Tapi dia keep silent. Ia membiarkan dirinya ketakutan setengah mati tanpa memberitahu tim apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa ini dia lakukan? Karena dia harus memastikan, pendakian akan terus berlanjut dan semua tim tidak akan merasa takut.
Pemimpin adalah seorang peredam yang baik. Jika Anda nanti dipercaya untuk memimpin sebuah proyek atau pekerjaaan, Anda harus bisa berjuang untuk tim. Ketika terjadi suatu masalah atau bahaya, jangan membebankannya kepada tim Anda jika hanya akan menurunkan kinerja mereka.
Mungkin Anda pernah dimarahi oleh atasan atas suatu kegagalan. Namun, jangan lampiaskan kemarahan pimpinan Anda tersebut kepada tim yang bekerja di bawah Anda. Jangan membuat kemarahan atau tekanan tersebut seperti penyakit menular. Redamlah tekanan tersebut. Biarkan ia berhenti di pundak Anda saja. Dengan begitu tim tidak akan merasa terganggu atas suatu ‘kepanikan’ yang dialami oleh atasannya.
Maksud sifat peredam disini adalah berusaha untuk membuat masalah atau tekanan dari atasan tidak semakin luas dan membuat semua orang stress memikirkannya. Hal ini perlu kita lakukan semata-mata agar tim tetap berjalan dengan tenang dan menghasilkan kinerja terbaiknya.
Seorang pemimpin berfungsi bukan untuk menambah beban pada tim.
4. Bersedia ketika diberi kepercayaan
Banyak anak muda yang menolak saat diberikan kepercayaan memimpin sebuah proyek atau pekerjaan. Padahal, kesempatan yang sama mungkin tidak akan diberikan untuk kedua kalinya. Hal serupa juga bisa jadi tidak akan datang pada orang lain. Mereka yang menolak hanya merasa tidak yakin pada kemampuannya.
Salah satu cara untuk mengasah jiwa kepemimpinan Anda adalah dengan bersedia diberi kepercayaan. Anda harus siap memimpin suatu proyek jika sewaktu-waktu diminta. Persiapkan diri Anda dengan riset dan banyak membaca sehingga bisa berkata “Ya” ketika tawaran itu datang kepada Anda.
Jangan sia-siakan kesempatan ketika perusahaan tempat Anda bekerja akan menjalankan sebuah program baru dan Anda diminta untuk memimpinnya. Dari sini, Anda bisa mengukur kemampuan Anda dan belajar untuk bertanggung jawab atas suatu hal besar. jika kemudian Anda bisa membuat prestasi , selamat! Dengan begitu perusahaan akan melihat potensi Anda.
Nah, apakah Anda siap untuk menerapkan karakter-karakter pemimpin ini dalam pekerjaan Anda? Selamat mencoba dan amati perubahan apa yang akan terjadi. Oiya, bagi yang sudah memiliki pengalaman serupa, silahkan share di kolom komentar ya… Ditunggu 🙂