“We cannot change what we are unaware of.” Thomas Sterner
Saat ini Anda merasa belum sukses? Karir masih segitu-segitu saja? Padahal, sudah banyak hal yang Anda lakukan, tetapi semuanya belum menampakkan hasil.
Mengapa? Apakah Anda kurang tekun? Atau, Anda kurang cerdik? Hmmm, untuk menjawabnya, Anda perlu meluangkan waktu untuk merenung, berpikir kembali mengenai apa saja yang telah dan belum Anda lakukan. Tujuannya yaitu untuk mengoreksi strategi Anda dalam meraih sukses.
Yup! Koreksi. Koreksi merupakan sebuah keterampilan yang turut membantu Anda mewujudkan kesuksesan. Orang yang tidak pernah mengoreksi apa yang telah ia lakukan tidak akan mampu mengetahui kesalahan yang membuatnya gagal.
Sebagai contoh, Anda sedang berkendara menuju suatu tempat yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya. Anda menelusuri jalan menuju tempat itu berdasarkan petunjuk peta. Tetapi, ternyata Anda salah jalan. Anda berbelok ke arah kiri, misalkan, padahal menurut peta, seharusnya Anda lurus.
Jika Anda tidak mengoreksi kesalahan Anda, maka Anda pun akan tersesat alias gagal menuju tempat itu.
Anak yang duduk di bangku sekolah pun senantiasa melakukan koreksi untuk memperbaiki kesalahan mereka. Mereka melakukan ulangan setiap minggu dan tes setiap enam bulan sekali untuk mengoreksi dan mengevaluasi kemajuan belajar mereka. Jika ternyata masih ditemui banyak kesalahan, mereka pun diharuskan untuk memperbaiki strategi belajar.
Self-Awareness, Menyadari Diri Sendiri, dan Koreksi
Koreksi dapat dilakukan manakala Anda memiliki self-awarenss alias kesadaran diri. Kesadaran diri adalah kesadaran mengenai diri sendiri. Kesadaran ini meliputi kesadaran akan apa yang Anda pikirkan, persepsi Anda mengenai suatu kejadian, keinginan-keinginan Anda dan mengapa Anda menginginkannya, kelemahan dan kekuatan Anda, sifat, kebiasaan, sikap, emosi dan perasaan Anda, serta keyakinan (mindset) Anda mengenai diri Anda sendiri, orang lain, dan dunia. Dalam kata lain, self-awareness berarti kesadaran mengenai siapa diri Anda sebenarnya.
Anda harus menyadari siapa diri Anda sebenarnya karena jati diri Anda turut memengaruhi kesuksesan Anda. Demikian juga dengan koreksi. Anda dapat melakukan koreksi terhadap apa yang sudah Anda lakukan hanya jika Anda menyadari siapa diri Anda yang sebenarnya.
Self-Awaress dan Melakukan Tindakan untuk Sukses
Dengan kesadaran diri, Anda tidak hanya dapat melakukan koreksi dan mengetahui siapa diri Anda sebenarnya, tetapi Anda juga dapat mengontrol diri Anda untuk melakukan tindakan demi memperbaiki kesalahan Anda. Dalam kata lain, kesadaran diri merupakan langkah awal untuk melakukan perubahan.
Benar adanya saat Thomas Sterner mengatakan, “We cannot change what we are unaware of,” kita tidak dapat merubah apa yang kita sendiri tidak menyadarinya. Sebelum melakukan tindakan apa pun, pertama-tama Anda harus memiliki kesadaran diri.
Saat Anda tidak memiliki kesadaran diri, maka Anda tidak tahu bahwa diri Anda dikontrol oleh persepi, emosi, perasaan, keinginan, kebiasaan-kebiasaan, dan kepercayaan-kepercayaan (mindset) yang Anda yakini.
Nah, saat Anda tidak tahu bahwa Anda dikontrol oleh perasaan, emosi, perspesi, kepercayaan, kebiasaan, dan keinginan Anda, maka Anda tidak tahu apakah kesemuanya itu bersifat destruktif atau sebaliknya, bersifat konstruktif. Saat Anda tidak tahu bahwa kesemuanya itu bersifat destruktif atau konstruktif, maka Anda pun tidak tergerak untuk melakukan perubahan.
Anda tidak memiliki ide sama sekali bahwa kesemuanya itu memengaruhi kesuksesan Anda. Anda akan memandang bahwa semuanya baik-baik saja, bahwa kegagalan Anda tidak ada hubungannya dengan apa yang Anda lakukan, pikirkan, rasakan, inginkan, dan apa yang Anda percayai.
Jika persepsi, emosi, perasaan, kepercayaan, kebiasaan, keinginan, kelemahan, dan kekuatan itu mendukung kesuksesan Anda, sih, no problem. Tetapi, masalahnya adalah jika ternyata kesemuanya itu justru menghambat kesuksesan Anda.
Oleh karena itulah, Anda perlu memiliki self-awareness. Pertama, untuk mengetahui siapa diri Anda sebenarnya; Kedua, untuk mengetahui pengaruh jati diri Anda terhadap tindakan yang Anda lakukan; Ketiga, untuk melakukan tindakan yang diperlukan dalam meraih sukses.
Self-awareness dan Pikiran Sadar
Kesadaran diri terletak di dalam pikiran sadar. Sedangkan sistem kepercayaan (yang menentukan persepsi, pemikiran, dan tindakan kita), kebiasaan, karakter, kelemahan dan kekuatan kita terletak di dalam pikiran bawah sadar. Padahal, pikiran sadar hanya memiliki kontrol atas diri kita sebesar 12%. Kontrol selebihnya dipegang oleh pikiran bawah sadar kita.
Ini artinya, kita lebih dikontrol oleh pemikiran, sistem kepercayaan, dan kebiasaan kita ketimbang oleh kesadaran kita. Inilah mengapa kita senantiasa kesulitan memiliki kesadaran diri. Inilah mengapa kita selalu menemui kesulitan untuk berintrospeksi diri, apalagi melakukan perubahan.
Tetapi, ini pulalah alasan kita harus memiliki kesadaran diri (self-awareness). Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, saat kita tidak memiliki kesadaran diri, maka tindakan kita sepenuhnya dikontrol oleh sistem kepercayaan, persepsi-persepsi, emosi, dan perasaan kita. Padahal, belum tentu kesemuanya itu (sistem kepercayaan, mindset, kebiasaan, persepsi, pemikiran, perasaan, emosi) mendukung kesuksesan kita.
Nah, lantas, bagaimana caranya agar kita memiliki kesadaran diri jika pikiran sadar, yang menjadi dasar bagi kesadaran diri memiliki hanya 12% kontrol terhadap diri kita?
Meskipun hanya 12% dominasi kesadaran diri, kita masih bisa memperkuat kontrol kita terhadap diri kita sendiri.
Caranya, ya bermodalkan yang 12% itu. Manfaatkan 12 % itu semaksimal mungkin untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya (mindset, persepsi, pemikiran, kebiasaan, karakter, kelemahan, kekuatan, bakat, minat, keterampilan, dan kepandaian kita).
Setelah mengetahui siapa diri kita sebenarnya, bermodalkan kesadaran diri kita, kita dapat melakukan peninjauan (koreksi) apakah jati diri (bagian dari jati diri) kita mendukung kesuksesan kita atau justru menghambat kesuksesan kita.
Selanjutnya, setelah tahu bagian apa saja dari diri kita yang menghambat dan mendukung kesuksesan kita, dengan bermodalkan self-awaress, kita dapat melakukan perubahan terhadap bagian yang menghambat itu serta mempertahankan bagian dari diri kita yang mendukung kesuksesan kita.
Cara Menumbuhkan Self-Awareness
Pertanyaannya, bagaimana kita mengetahui perspesi-persepsi kita, pemikiran, sistem kepercayaan, dan kebiasaan kita? Bagaimana kita mengetahui bakat, kelemahan dan kekuatan, serta kepandaian kita? Singkatnya, bagaimana kita mengetahui siapa diri kita sebenarnya? Nah, untuk mengetahui jawabannya, mari kita simak cara-cara berikut ini.
Penilaian orang lain
Cara yang paling efektif untuk mengetahui siapa diri kita sebenarnya yaitu bertanya kepada orang lain yang kita percayai, dengan catatan, orang tersebut memiliki penilaian yang objektif.
Tanyakan kepada pasangan, keluarga, atau sahabat Anda bagaimana karakter Anda, apa pikiran-pikiran dan kebiasaan-kebiasaan Anda. Tanyakan pula adakah di antara sekian karakter, pemikiran, dan kebiasaan Anda yang membawa dampak buruk bagi kesusksesan Anda, serta apa saja dari diri Anda yang mendukung Anda untuk sukses.
Penilaian diri sendiri
Selain bertanya kepada orang lain, Anda pun dapat bertanya kepada diri Anda sendiri mengenai sikap, perlaku, karakter, kekuatan, kelemahan, bakat, passion, keinginan, persepsi, dan sistem kepercayaan yang Anda anut.
Andalah yang lebih tahu secara mendalam tentang diri Anda sendiri.
Grafologi
Jika Anda kurang yakin dengan penilaian orang lain atau penilaian Anda tentang diri Anda sendiri, Anda dapat bertanya kepada pakar psikologi mengenai karakter Anda, bakat, sifat, kelemahan, kekuatan, dan passion Anda.
Salah satu cara yang dapat Anda tempuh yaitu dengan membaca tulisan tangan Anda. Jika Anda tidak paham cara membaca tulisan tangan, Anda dapat berkonsultasi kepada ahli grafologi.
Diari
Anda pun dapat mengenal diri Anda sendiri lewat kisah Anda sehari-hari. Tulislah diari tentang kehidupan Anda setiap harinya.
Tuliskan semua kejadian yang Anda lihat dan alami setiap hari dan tuliskan juga bagaimana kesan, perasaan, dan tindakan apa yang Anda lakukan dalam menyikapi kejadian itu.
Setelah Anda menuliskan kisah hidup Anda, Anda dapat mengevaluasinya, menelusuri apa saja karakter, bakat, passion, kelemahan, dan kekuatan Anda yang terrekam lewat kisah itu.
Lihat kembali prestasi Anda
Prestasi-prestasi Anda menunjukkan bakat dan kepandaian Anda. Jika pada masa sekolah Anda memiliki nilai yang bagus pada pelajaran-pelajaran IPA, maka kemungkinan besar Anda berbakat dalam pemikiran analitis. Jika nilai Anda bagus di bidang bahasa, maka mungkin bakat dan kekuatan Anda ada pada kecakapan Anda dalam menggunakan bahasa.
Mencoba hal-hal baru
Anda juga dapat mengetahui bakat, passion, dan kekuatan serta kelemahan Anda dari mencoba hal-hal baru, mencoba kegiatan-kegiatan baru.
Dengan mencoba kegiatan baru, siapa tahu Anda menyukai kegiatan tersebut, atau justru sangat anti melakukan kegiatan tersebut.
Saat Anda menyukai kegiatan tersebut, bisa disimpulkan bahwa Anda memiliki passion dalam bidang itu. Sebaliknya, saat Anda enggan untuk sekali lagi melakukan kegiatan itu, bisa disimpulkan bahwa Anda tidak memiliki minat dalam bidang itu. Atau, mungkin untuk melakukan kegiatan itu dibutuhkan kemampuan/ keterampilan yang menjadi kelemahan Anda.
Dengan begitu, selain Anda tahu bakat dan kemampuan terpendam Anda, Anda pun tahu kelemahan dan kekuatan terpendam Anda.
Mencapai Kesuksesan
Setelah mengetahui cara menyadari siapa diri Anda sebenarnya, sekarang saatnya memanfaatkan kesadaran diri itu untuk mencapai kesuksesan. Cara bagaimana? Yuk, simak penjabarannya berikut.
Menilai
Setelah menyadari siapa diri Anda yang sebenarnya, Anda dapat melakukan penilaian terhadap diri Anda.
Penilaian sangat diperlukan untuk mengoreksi apakah ada bagian dari diri Anda yang salah, negatif, desktruktif (merusak), dan menghambat kesuksesan Anda. Selain itu, kesadaran diri juga diperlukan untuk mengetahui apakah ada bagian dari diri Anda yang konstruktif, positif, dan mendukung kesuksesan Anda.
Sebagai contoh, setelah berkonsultasi kepada pakar grafologi, Anda tahu bahwa ternyata Anda seorang yang introvert alias penyendiri.
Nilailah apakah karakter introvert Anda mendukung atau justru menghambat kesuksesan Anda. Jika Anda bekerja sebagai seorang wiraniaga, maka kemungkinan besar karakter Anda itu menghambat Anda menuju sukses karena seorang wiraniaga dituntut untuk sumeh dan banyak bicara.
Setelah melakukan penilaian, Anda pun dapat menyusun rencana untuk mengatasi masalah yang Anda hadapi.
Jika introvert merupakan masalah bagi Anda di tempat kerja, maka Anda dapat berpikir ulang mengenai pekerjaan Anda. Renungkanlah apakah Anda perlu mencari pekerjaan lain yang membutuhkan karakter introvert. Atau, Anda tidak pelu mencari pekerjaan lain, melainkan mencari cara untuk merubah karakter introvert Anda.
Pemikiran terbuka
Salah satu cara untuk melakukan penilaian dan menyikapi penilaian yaitu dengan mencari pemikiran alternatif yang mendukung kesuksesan Anda.
Berpikir terbuka memungkinkan Anda memiliki segudang pemikiran alternatif yang dapat Anda gunakan untuk mengganti pemikiran-pemikiran Anda sebelumnya yang bersifat destruktif.
Misalnya, setelah menuliskan kisah hidup Anda sehari-hari ke dalam diari, Anda memiliki kesimpulan bahwa mindset Anda adalah Anda merupakan orang yang ditakdirkan untuk gagal. Atau, mungkin Anda berpikir bahwa sekarang sudah terlambat bagi Anda untuk meniti karir dan mencapai sukses karena usia Anda sudah tidak muda lagi.
Nah, dengan mengetahui dan menyadari mindset seperti itu, Anda pun dapan menilai, apakah mindset itu mendukung atau justru menghambat kesuksesan Anda.
Jika Anda menyimpulkan bahwa mindset itu menghambat kesuksesan Anda, Anda pun dapat menggantinya dengan mindset yang lebih mendukung.
Mindset dan pemikiran alternatif dapat Anda peroleh dari pemikiran orang lain, membaca buku, atau pun berkonsultasi. Yang pasti, Anda harus memiliki pemikiran yang terbuka agar masukan dari buku yang Anda baca atau dari teman dapat Anda terima.
Berkonsultasilah kepada teman, keluarga, atau orang yang paham mengenai masalah Anda. Siapa tahu mereka menawarkan sejumlah pemikiran dan mindset yang mendukung kesuksesan Anda.
Tanamkan pemikiran dan mindset itu ke dalam pikiran bawah sadar Anda supaya mindset lama yang merusak tidak muncul kembali dan mengahalangi Anda menuju kesuksesan.
Jika tidak ada orang yang dapat Anda mintai masukan, Anda dapat membaca buku, majalah, artikel, atau tulisan yang berkaitan dengan masalah Anda. Siapa tahu, dalam tulisan yang Anda baca, Anda dapat menemukan pemikiran alternatif yang dapat Anda gunakan untuk mengganti pemikian lama Anda yang destruktif.
Visualisasi
Sistem kepercayaan, mindset, pemikiran, dan kebiasaan sangat sulit untuk dirubah atau dihilangkan. Oleh karena itulah, jika Anda kesulitan merubah pemikiran-pemikiran Anda yang negatif dengan pemikiran-pemikiran baru yang positif, Anda perlu melakukan viasualisasi. Caranya yaitu dengan memvisualisasikan atau membayangkan apa yang Anda pikirkan.
Misalkan, Anda ingin merubah mindset Anda bahwa Anda sudah tidak memiliki kesempatan untuk meraih sukses ke pemikiran baru yaitu bahwa meskipun Anda sudah tidak muda lagi, tetapi masih banyak kesempatan untuk meraih sukses. Maka, bayangkanlah Anda, dalam usia yang tidak lagi muda, sedang menikmati kesuksesan Anda. Bayangkan Anda sedang merasakan kesuksesan itu.
Lakukan visualiasasi setiap hari, paling tidak selama tiga puluh menit. Tujuannya, untuk menanamkan ke dalam pikiran bawah sadar Anda bahwa sekalipun Anda sudah tidak muda lagi, Anda masih dapat meraih kesuksesan.
Afirmasi
Selain menggunakan teknik visualisasi, Anda pun dapat menggunakan teknik afirmasi untuk merubah pemikiran dan mindset negatif Anda menjadi pemikiran dan mindset yang positif. Caranya yaitu dengan menegaskan kepada diri Anda sendiri bahwa Anda adalah tepat seperti yang Anda pikirkan.
Jika awalnya Anda berpikir bahwa Anda sudah tidak muda lagi dan kesempatan mencapai sukses sudah tertutup, maka ganti pemikiran tersebut dengan pemikiran yang lebih mendukung seperti, Anda sudah tidak muda lagi, tetapi masih banyak kesempatan unntuk sukses.
Tegakan kepada diri Anda bahwa sekalipun Anda sudah tidak muda lagi, namun masih terdapat banyak kesempatan bagi Anda untuk sukses.
Bentuk kalimat penegasannya bisa berupa kalimat berikut: “Saya memang sudah tidak muda lagi, tetapi masih banyak kesempatan bagi saya untuk sukses.”
Lalukan afirmasi setiap hari selama tiga puluh menit. Tujuannya untuk menanamkan ke dalam pikiran bawah sadar bahwa Anda memang masih memiliki banyak kesempatan untuk sukses.
Ada yang bilang bahwa kesadaran merupakan anugerah terpenting yang diberikan kepada umat manusia. Ungkapan itu benar adanya. Dengan kesadaran itu, kita mampu mampu mengetahui jati diri kita yang sebenarnya. Kita pun tahu apa kekuarangan dan kelebihan kita, bagaimana kita berpikir, bertindak, dan bagaimana kita menilai sesuatu.
Selanjutnya, berbekal pengetahun ini, kita bisa menyusun dan melaksanakan strategi yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan.
Nah, sekarang, sudahkah Anda memiliki kesadaran diri? Sudahkah Anda mengetahui siapa diri Anda yang sebenarnya? Jangan ragu untuk berkomentar.