Apakah Anda pecandu internet? Kapan pun dan ke mana pun Anda berada, Anda selaaaaalu sibuk dengan gadget Anda. Dari mulai membaca berita online, ber-chatting dengan teman, mengirim dan membaca email, hingga hanya menulis status di media sosial.

Di kantor, sewaktu bosan dengan tugas, Anda mengecek status, adakah yang memberi komentar atau sekadar memberi like. Selain itu, Anda juga merasa perlu berselancar di internet untuk menemukan informasi yang bermanfaat untuk Anda.

Sayangnya, aktivitas berselancar ini seringkali tidak membuahkan hasil. Niatnya, Anda mencari informasi yang bermanfaat bagi Anda, tetapi Anda justru kebingungan dengan banyaknya informasi yang ditawarkan. Dan, saking bingungnya, Anda bukannya dapat menyimpannya dalam memori Anda, tetapi justru pusing sendiri.

melatih konsentrasi

Dalam istilah psikologi, keadaan itu disebut infomation overload alias kelebihan informasi. Akibat information overload adalah orang yang bersangkutan bingung menyikapi informasi-informasi itu. Ia bingung mana yang harus ia percaya dan mana yang harus ia abaikan. Ia tidak mampu memilah-milah mana yang penting untuknya dan mana yang tidak penting. Ia bingung menentukan prioritas. Ini dikarenakan, ia menganggap bahwa semua informasi itu penting bagi pengetahuannya.

Nah, tanda-tanda information overload dapat Anda saksikan ketika WAKTU yang Anda HABISKAN untuk MENGUMPULKAN INFOMASI jauh LEBIH BANYAK dibanding WAKTU yang Anda habiskan untuk MEMPELAJARI/MEMBACA INFORMASI-INFORMASI tersebut.

Sebagai contoh, ketika membuka internet, awalnya, Anda hanya ingin mengetahui manfaat belajar bagi orang dewasa. Tetapi, karena ingin mendapatkan informasi yang valid, yang ilmiah terkait manfaat belajar, Anda pun lantas membuka beberapa jendela web dan mengumpulkan informasi yang Anda rasa penting terkait hal itu sebanyak-banyaknya.

Karena hal itu, Anda hanya menghabiskan waktu untuk mengumpulkan informasi dan lupa untuk membacanya satu-persatu.

Lantas, bagaimana cara mengatasinya?

Kecenderungan di atas (information overload) berkaitan erat dengan konsentrasi dan fokus. Saat information overload menjangkiti Anda, Anda tidak bisa berfokus pada satu informasi. Otak Anda tergoda oleh berbagai macam informasi sedemikian sehingga Anda tidak dapat berfokus pada satu hal. Anda mirip penderita ADHD alias hiperkativitas. Anda baca satu informasi. Tetapi, belum selesai membacanya, Anda pindah ke jendela web lain. Demikian seterusnya hingga tak ada informasi untuh yang Anda dapatkan.

Oleh karena itu, cara mengatasi information overload yaitu dengan melatih konsentrasi. Tujuan dari melatih konsentrasi yaitu agar Anda dapat berkonsentrasi dengan mudah saat dihadapkan pada gempuran stimulus luar yang menggoda Anda.

Bagaimana cara melatih konsentrasi? Dalam buku Focus: The Hidden Driver of Excellence, Daniel Goleman menjelaskan untuk melatih konsentrasi, kita dapat melakukannya dengan melibatkan napas. Dalam hal ini, melatih konsentrasi sama halnya dengan melakukan aktivitas yang membawa kita pada kondisi flow/kondisi genius secara rutin setiap hari.

Catat, ya, secara rutin setiap hari.

Sekarang, bagaimana cara melakukannya? Untuk mengetahuinya, yuk, simak uraian berikut.

Arahkan fokus pada napas Anda

Untuk melatih konsentrasi, arahkan fokus pada napas Anda. Ini artinya, Anda merasakan napas Anda. Rasakan saat Anda menghirupnya dan saat Anda mengembuskannya. Dengan begitu, Anda terhanyut pada proses itu dan mengesampingkan hal lainnya.

Tidak perlu menganalisis

Apakah Anda gemar mendengarkan lagu? Lagu apa yang paling Anda sukai?

Well, apa pun lagu itu, tentu Anda sering mendengarnya, bukan?

Bagaimana rasanya ketika mendengarkan lagu kesukaan Anda? Penulis berani menjamin Anda merasa senang, tenang, dan nikmat.

Sekarang, coba dengarkan lagu kesukaan Anda. Tetapi, kali ini, dengarkan lagu itu secara sadar. Maksudnya, Anda bukan sekadar menikmati lagu itu, tetapi juga menghayati instrumen-instrumen musiknya. Hayati bagaimana instrumen-instrumen itu dimainkan. Selain itu, sadari juga bahwa Anda sedang mendengarkan lagu itu.

Apa yang terjadi? Anda tidak bisa menikmatinya, bukan?

Yup! Anda tidak bisa menikmati lagu kesukaan Anda ketika Anda justru menghayati/memikirkan lagu itu.

Mengapa demikian? Karena Anda menganalisisnya!

Analisis itu membuat Anda kehilangan kondisi flow yang membuat Anda merasa nikmat dan tenang.

Hal yang sama juga terjadi ketika Anda mengemudikan mobil. Apabila Anda sudah cakap mengemudikan mobil, maka aktivitas itu menjadi otomatis bagi Anda. Anda dapat melakukannya tanpa kesadaran dan usaha yang keras. Anda dapat mengemudikan mobil sambil mengobrol di telepon. Atau, Anda dapat melamun ketika mengendarai mobil.

melatih konsentrasi

Berbeda halnya ketika Anda baru belajar mengemudikan mobil. Anda harus mengerahkan kesadaran Anda secara penuh. Saat baru belajar mengemudikan mobil, pikiran Anda tidak boleh melayang-layang ke hal lain. Anda harus fokus pada apa yang sedang Anda kerjakan. Jika tidak, bisa fatal akibatnya. Anda bisa mengalami kecelakaan.

Nah, apa yang terjadi ketika Anda, yang sudah cakap mengemudikan mobil, mengendarai mobil dengan kesadaran penuh dan mengamati setiap gerak yang Anda lakukan? Yang terjadi yaitu, Anda kembali pada momen di mana Anda BELUM CAKAP mengemudikan mobil.

Kembali pada momen itu artinya Anda lebih rentan mengalami kecelakaan dibanding saat Anda berada pada momen di mana Anda SUDAH CAKAP mengendarai mobil.

Benar, bukan?

Bagaimana tidak? Anda tentu LEBIH RENTAN MENGALAMI KECELAKAAN ketika BARU BELAJAR mengemudikan mobil dibanding saat Anda SUDAH CAKAP mengemudikan mobil.

Ketika Anda, yang sudah cakap mengemudikan mobil, mengendarai mobil dengan kesadaran penuh dan mengamati setiap gerak Anda, itu artinya Anda menganalisis aktivitas Anda (mengemudikan mobil). Karena analisis inilah, Anda menjadi lebih rentan mengalami kecelakaan.

Pada kasus pertama (lagu kesukaan), analisis membuat Anda kehilangan kondisi flow yang membuat Anda tenang dan nyaman. Pada kasus kedua (mengemudikan mobil), analisis membuat Anda kehilangan kecakapan Anda mengendarai mobil. Itulah mengapa, ketika Anda berada dalam kondisi flow (yang terjadi saat Anda masuk pada kondisi genius) Anda dilarang untuk menganalisis. Demikian juga, Anda dilarang untuk menganalisis ketika Anda sedang melakukan kegiatan di mana Anda sudah cakap melakukan kegiatan itu.

Dalam melatih konsentrasi, Anda juga harus menghindari analisis. Mengapa? Pada dasarnya, saat Anda melatih konsentrasi, Anda masuk ke dalam kondisi flow/kondisi genius. Nah, karena masuk ke kondisi flow, apabila Anda menganalisis apa yang sedang Anda lakukan, Anda justru kehilangan kondisi flow yang membuat pikiran tenang.

Saat berlatih konsentrasi, apabila Anda menganalisis, Anda merusak proses latihan itu.

Apa yang harus Anda lakukan ketika tiba-tiba pikiran Anda menganalisis? Lakukan langkah ketiga berikut ini.

Tarik pikiran kembali pada napas

Saat melatih konsentrasi, apabila tiba-tiba pikiran Anda melayang-layang, tarik ia kembali pada napas Anda.

Tidak perlu berpikir bahwa hal itu membuat latihan Anda gagal. Latihan masih dapat berlangsung sekalipun pikiran Anda melayang-layang, dengan cacatan Anda harus segera menariknya kembali pada napas Anda.

Demikian juga saat pikiran Anda mulai menganalisis, tarik ia kembali pada napas Anda. Rasakan saat Anda menghirup napas dan mengembuskannya. Begitu seterusnya. Jangan biarkan pikiran Anda menyadari/menganalisis proses latihan itu.

Melatih konsentrasi setiap hari

Agar Anda lebih mudah berkonsentrasi dan tidak mudah terganggu oleh stimulus luar, lakukan latihan konsentrasi setiap hari. Tidak dibutuhkan waktu yang lama untuk melakukannya. Anda dapat melakukannya selama 20-30 menit.

Carilah tempat yang sepi dan nyaman. Duduklah di kursi dengan posisi kaki menginjak ke lantai. Letakkan tangan di atas paha. Dan, mulailah melakukan latihan.

Tarik napas dalam, embuskan. Rasakan aliran napas Anda. Demikian seterusnya hingga selesai.

Bagaimana? Mudah, bukan melatih konsentrasi supaya tidak mudah terganggu stimulus luar? Dengan melatih konsentrasi, Anda menjadi lebih mudah berfokus pada satu hal dan mengabaikan hal lainnya. Anda tidak lagi menjadi tawanan yang terjebak dalam penjara dunia maya.

Sumber: Focus: The Hidden Driver of Excellence, Daniel Goleman

Ingin tahu lebih banyak tentang manajemen fokus? Bergabunglah dengan Tantangan 30 Hari Membaca Aquariusnote. Apa itu Tantangan 30 Hari Membaca Aquariusnote? Tantangan 30 Hari Membaca berisi ringkasan buku-buku international best seller, termasuk buku Focus: The Hidden Driver of Excellence karya Daniel Goleman di atas, dalam format audio dan teks. Dengan Tantangan 30 Hari Membaca, sesibuk apa pun Anda, Anda tetap bisa menyerap informasi penting dari buku-buku best seller dunia, hanya dengan mendengarkan dan atau membacanya selama 20 menit perhari.

Baca juga:

7 Cara Menjadi Fokus di Pekerjaan

Teknik Pemrograman Diri yang Jauh Lebih Powerful dari Afirmasi

Cara Menjadi Pintar ala Si Manusia Kalkulator

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

  • Fenny kho says:

    Thanks gan

  • Angga Sasmitha says:

    Sangat Bermanfaat Bgt Ni Thx yaaaa

  • >