Masihkah Anda membaca buku hari ini?

Pinginnya sih gitu. Tapi, banyak halangan. Ga ada waktu buat membaca karena sibuk kerja. Lagipula umur saya sudah tua. Bacaan susah masuk,” demikian jawab Anda atas pertanyaan di atas.

Hmm, penulis paham situasi yang Anda hadapi. Anda memiliki tumpukan buku di perpustakaan pribadi Anda. Setiap bulan, Anda rutin membeli buku. Anda rutin membeli buku dengan harapan Anda membacanya setiap hari dan memperoleh informasi yang up to date dan bermanfaat bagi bisnis dan perkembangan diri Anda.

Akan tetapi, perpustakaan tinggallah perpustakaan. Tidak pernah ada waktu luang untuk menyentuh buku-buku itu. Anda terlalu sibuk untuk membaca. Bahkan, koleksi buku Anda pun hingga berdebu.

Bagaimana agar dapat membangun kebiasaan membaca buku? Bagaimana agar Anda tetap bisa menyempatkan diri membaca buku di sela-sela kesibukan Anda?

Dalam artikel ini, penulis akan mengajak Anda untuk mengulas salah satu cara membangun kebiasaan membaca buku. Cara ini sangat simple sehingga mudah dilakukan. Kendati simple, cara ini sangat ampuh. Dijamin, dalam waktu yang singkat, Anda menjadi seorang kutu buku.

Penasaran?

Nah, sebelum beranjak pada cara dimaksud, mari kita urai terlebih dulu mengapa Anda kesulitan membangun kebiasaan baru, termasuk kebiasaan membaca buku.

Mengapa Membangun Kebiasaan Baru sangat Sulit?

Ada beberapa alasan mengapa Anda kesulitan membangun kebiasaan baru, termasuk kebiasaan membaca buku. Berikut ini salah satunya.

Kurangnya Kemauan (Willpower)

Kebiasaan adalah kegiatan yang secara rutin dilakukan. Saat sebuah kegiatan menjadi kebiasaan, maka kita melakukannya secara otomatis. Kita tidak perlu memaksa diri kita untuk melakukan kegiatan itu. Kita tidak perlu bersusah payah dan berusaha keras untuk melakukannya.

Nah, untuk mengubah kegiatan menjadi sebuah kebiasaan diperlukan kemauan (willpower). Tanpa willpower, Anda niscaya berpaling pada kebiasaan lama Anda.

Sebagai contoh, Anda ingin membangun kebiasaan menulis dengan tangan kiri. Sebelumnya, Anda terbiasa menulis dengan tangan kanan.

Nah, untuk membangun kebiasaan menulis dengan tangan kiri, Anda harus rutin menggunakan tangan kiri. Anda harus DENGAN SENGAJA menulis dengan tangan kiri.

Untuk sengaja menulis dengan tangan kiri, Anda membutuhkan willpower yang kuat. Apa gunanya willpower? Willpower berguna untuk mengingatkan dan mengendalikan diri Anda agar tindakan Anda mengikuti keinginan Anda.

Dalam contoh di atas, apa keinginan Anda? Keinginan Anda yaitu membiasakan diri menulis dengan tangan kiri. Ini artinya, willpower berguna untuk memaksa diri Anda untuk menggunakan tangan kiri setiap kali Anda menulis.

Manakala Anda lupa untuk menggunakan tangan kiri, willpower mengingatkan Anda untuk mengganti tangan kanan dengan tangan kiri. Saat Anda merasa capai menulis dengan tangan kiri, willpower memaksa Anda untuk tetap melakukannya (menulis dengan tangan kiri).

Jika setiap menulis Anda menggunakan tangan kiri, maka lama-kelamaan menulis dengan tangan kiri menjadi kebiasaan Anda. Artinya, secara otomatis, setiap kali Anda menulis, Anda menggunakan tangan kiri. Anda tidak perlu lagi bersusah payah untuk menulis dengan tangan kiri.

Bayangkan jika Anda tidak memiliki willpower untuk membangun kebiasaan itu. Apa yang terjadi? Yang terjadi yaitu, tidak ada yang memaksa Anda untuk menggunakan tangan kiri setiap kali Anda menulis; Tidak ada yang mengingatkan Anda untuk tetap menggunakan tangan kiri. Tanpa willpower, niscaya Anda menyerah dan berpaling pada kebiasaan lama Anda, kembali menggunakan tangan kanan Anda untuk menulis.

Betapa vital, bukan, peran willpower dalam membangun kebiasaan? Namun demikian, masalah yang lumrah timbul saat hendak membangun kebiasaan baru yakni kita tidak memiliki kemauan (willpower). Kita cenderung mudah menyerah pada kebiasaan lama yang ingin kita ubah.

Memanfaatkan Teknik Anchoring untuk Membangun Kebiasaan Baru

Jika peran willpower sangat vital dalam membangun kebiasaan baru, dan jika Anda kesulitan membangun kebiasaan baru lantaran kurang willpower, lantas bagaimana cara meningkatkan willpower Anda?

Nah, salah satu cara yang dapat Anda tempuh untuk meningkatkan willpower guna membangun kebiasaan baru, termasuk kebiasaan membaca buku yaitu dengan memanfaatkan teknik anchoring.

Untuk menerapkan teknik ini, Anda memerlukan pemicu alias trigger.

Trigger

Apa itu trigger? Trigger adalah benda, peristiwa, atau pun aktivitas yang memicu Anda untuk melakukan aktivitas lainnya.

Contohnya?

Sikat gigi. Sikat gigi dapat menjadi trigger bagi Anda untuk membangun kebiasaan menggunakan tangan kiri. Ini artinya, sikat gigi menjadi pengingat bagi Anda untuk selalu menggunakan tangan kiri.

membangun kebiasaan membaca

Dengan sikat gigi sebagai trigger, maka setiap kali hendak gosok gigi, Anda pun teringat untuk selalu menggunakan tangan kiri.

Apa contoh lainnya?

Contoh lainnya yaitu kopi. Kopi dapat menjadi trigger bagi Anda untuk membangun kebiasaan membaca buku. Ini artinya, kopi menjadi pengingat Anda untuk membaca buku.

Dengan kopi sebagai trigger, maka setiap kali Anda menikmati kopi, Anda teringat untuk membaca buku.

Syarat trigger

Nah, agar suatu benda, peristiwa, atau aktivitas dapat dimanfaatkan sebagai trigger, ia harus memenuhi beberapa syarat berikut ini.

1. Trigger idealnya merupakan salah satu rutinitas Anda setiap hari.

2. Apabila trigger berupa benda, maka benda itu harus menjadi bagian dari rutinitas Anda. Misalnya, secangkir kopi dapat menjadi trigger apabila ngopi memang menjadi rutinitas Anda.

3. Jadwal melakukan rutinitas yang menjadi trigger harus tepat sebelum jadwal melakukan kebiasaan yang hendak dibangun.

Teknik Anchoring

Teknik anchoring adalah teknik membangun kebiasaan baru dengan cara menghubungkan kebiasaan baru itu dengan salah satu rutinitas sehari-hari.

Dalam teknik ini, rutinitas sehari-hari adalah trigger/pemicu yang mengingatkan Anda untuk melakukan kebiasaan baru yang ingin Anda bangun.

Sebagai contoh, Anda hendak membangun kebiasaan minum vitamin setiap hari. Nah, untuk membangun kebiasaan itu, Anda dapat menerapkan teknik anchoring. Caranya:

1. Cari satu kebiasaan yang menjadi rutinitas Anda setiap hari.

Misalnya, setiap hari Anda sarapan pagi. Nah, Anda dapat menjadikan sarapan pagi sebagai trigger.

2. Sertakan kebiasaan baru yang hendak Anda bangun pada trigger Anda. Dalam contoh ini, Anda menyertakan kebiasaan minum vitamin pada kebiasaan sarapan pagi.

3. Lakukan rutinitas yang menjadi trigger mendahului kebiasaan yang ingin Anda bangun. Dalam contoh ini, Anda sarapan pagi terlebih dulu, kemudian baru minum vitamin.

4. Agar kebiasaan baru tak terlupakan, letakkan benda yang berkaitan dengan kebiasaan baru itu di tempat di mana Anda melakukan trigger Anda. Dalam contoh ini, Anda dapat meletakkan tablet multivitamin di atas meja makan Anda. Dengan begitu, Anda teringat untuk meminum multivitamin setiap habis makan.

Nah, bagaimana? Mudah, bukan, memanfaatkan teknik anchoring untuk membangun kebiasaan baru? Sekarang, bagaimana memanfaatkan teknik itu untuk membangun kebiasaan membaca buku?

Yuk, langsung kita simak uraiannya berikut ini.

Memanfaatkan Teknik Anchoring untuk Membangun Kebiasaan Membaca Buku

Sebagaimana dijelaskan di atas, Anda dapat menerapkan teknik anchoring untuk membangun kebiasaan baru. Nah, dalam bab ini, penulis akan memberikan contoh bagaimana menerapkan teknik tersebut untuk membangun kebiasaan membaca buku.

1. Tentukan jadwal untuk membaca buku

Sebagaimana disebutkan di muka, Anda sulit membangun kebiasaan membaca buku lantaran Anda merasa tidak memiliki waktu luang.

Tetapi, benarkah Anda tidak memiliki waktu luang untuk membaca?

Coba ingat-ingat kembali secara detail rutinitas Anda setiap hari. Penulis yakin, sesibuk apa pun Anda, Anda tetap memiliki waktu luang, meskipun hanya satu jam.

Jika Anda terbiasa menggunakan waktu luang tersebut untuk melakukan aktivitas lain selain membaca, maka sekarang saatnya untuk berkomitmen menggunakan waktu luang itu untuk membaca buku.

Menentukan jadwal sangatlah penting ketika Anda membangun kebiasaan. Mengapa?

Coba Anda bayangkan Anda tidak memiliki jadwal yang pasti untuk membaca buku. Kira-kira, apakah kebiasaan membaca buku bisa terbentuk?

membangun kebiasaan membaca

Jawabannya, tidak! Sebaliknya, yang bakal terjadi yaitu Anda membaca buku hanya saat kemauan (willpower) Anda kuat, hanya saat Anda memang sedang ingin membaca buku.

Tanpa jadwal yang pasti, Anda bisa membaca buku kapan saja. Anda bisa membaca buku di malam hari. Besoknya, Anda membaca buku di pagi hari. Tetapi, seminggu kemudian Anda tidak membaca buku sama sekali. Lantas, tiba-tiba Anda kembali membaca buku.

Nah, dengan kondisi seperti itu, maka kebiasaan membaca tidak akan terbentuk.

Berbeda halnya jika Anda menetapkan jadwal pasti untuk membaca buku. Maka, Anda pun terdorong untuk membaca buku setiap hari.

Dalam contoh ini, andaikanlah Anda memiliki waktu luang di malam hari, sekitar pukul 20:00 hingga pukul 22:00. Nah, tetapkan waktu luang itu sebagai jadwal Anda untuk membaca buku.

2. Tentukan kebiasaan yang menjadi trigger

Setelah menentukan jadwal pasti untuk membaca buku, langkah selanjutnya yaitu menentukan kebiasaan yang menjadi trigger/pemicu. Jadwal melakukan trigger haruslah tepat sebelum jadwal membaca buku.

Jadi, apabila jadwal membaca buku adalah pukul 20:00 hingga pukul 22:00, maka jadwal melakukan trigger haruslah sebelum pukul 20:00 hingga pukul 20:00.

Dalam contoh ini, andaikanlah Anda terbiasa makan malam sekitar pukul 19:00. Maka, makan malam dapat menjadi trigger Anda.

Jika jadwal makan malam Anda tidak pasti, atau Anda sering makan malam di luar rumah pada waktu yang tidak pasti, maka makan malam tidak bisa dijadikan sebagai trigger.

Trigger harus berupa kebiasaan yang menjadi rutinitas Anda. Kebisaan itu pun idealnya dilakukan setiap hari pada JADWAL dan TEMPAT YANG SAMA. Ingat! Pada JADWAL dan TEMPAT YANG SAMA.

Mengapa harus pada jadwal yang sama? Supaya kebiasaan baru yang disertakan (kebiasaan membaca buku) juga memiliki jadwal yang pasti/sama setiap harinya.

3. Trigger dulu, baru baca buku

Dengan susunan jadwal seperti di atas (makan malam pukul 19:00; membaca buku pukul 20:00), maka jelas sudah bahwa Anda melakukan trigger sebelum membaca buku.

Ingat selalu bahwa susuanan jadwalnya memang demikian.

4. Ingat, baca buku hanya setelah trigger

Agar membaca menjadi rutinitas Anda, lakukan kegiatan itu hanya sesuai jadwal yang Anda susun, yakni tepat setelah Anda melakukan trigger. Dalam contoh ini, Anda hanya perlu membaca buku pada pukul 20:00.

Hindari membaca buku selain pada jadwal tersebut.

Mengapa? Saat Anda membaca buku bukan pada jadwalnya, maka secara tanpa Anda sadari Anda menganggap bahwa jadwal kegiatan Anda kacau. Nah, pikiran ini membuat Anda menyerah.

Dengan pikiran itu, Anda pun berpikir seperti ini: “Ya sudahlah. Jadwalnya sudah terlanjur kacau. Kalau begitu, lebih baik baca buku kapan saja saat saya mau.”

Nah, dengan pikiran di atas, maka kebiasaan membaca tidak mungkin terbangun. Mengapa? Karena, Anda membaca hanya pada saat Anda ingin membaca. Padahal, keinginan (willpower) untuk membaca tidak selalu ada setiap hari. Mungkin, hari ini timbul keinginan dalam diri Anda untuk membaca buku. Tetapi, siapa tahu besok Anda saaaaaaangat tidak ingin membaca buku?

Jadi, lebih baik rutin membaca buku sehari satu kali daripada membaca buku sehari tiga kali, tetapi tidak rutin.

Apa yang Perlu Diperhatikan?

Selain langkah-langkah di atas, Anda juga perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Bangun pagi

Agar semua kegiatan Anda berjalan sesuai jadwalnya, Anda perlu bangun pagi setiap hari.

Bangun pagi memberikan kesan bahwa semuanya berada di dalam kendali Anda. Sebaliknya, bangun kesiangan niscaya membuat Anda berpikir katastropik. Bangun siang membuat Anda berpikir bahwa semua jadwal Anda kacau balau.

Jika tidak percaya, coba bayangkan Anda bangun kesiangan pada hari Minggu. Bayangkan Anda bangun pukul 07:00. Padahal, sebelumnya, Anda berencana untuk lari pagi pada pukul 06:00.

Nah, keterlambatan itu niscaya membuat Anda kecewa dan berpikir bahwa semuanya sudah terlambat, bahwa hari Anda menjadi kacau lantaran bangun kesiangan. Anda akan berpikir seperti ini “Yaaaaa, telat deh. Jam 07:00 matahari sudah terik. Belum lagi nanti bantu istri masak. Ah, kacau deh hari ini.”

2. Siapkan buku

Agar Anda termotivasi untuk membaca buku, siapkan buku yang hendak Anda baca. Letakkan buku itu di dekat meja makan agar saat makan, Anda melihat buku tersebut.

Hal itu membantu meningkatkan kemauan (willpower) Anda untuk membaca buku.

Strategi ini berdasarkan pada prinsip choice architecture sebagaimana penulis jelaskan pada artikel yang berjudul Kurang Motivasi untuk Diet? Yuk, Coba Strategi Berikut Ini.

Inti dari prinsip itu yakni merekayasa lingkungan sedemikian sehingga memungkinkan kita melakukan tindakan (take action) manakala willpower kita lemah.

Anda dapat meminta dukungan dari istri dan anak-anak Anda. Mintalah mereka untuk menyiapkan buku yang hendak Anda baca. Mintalah mereka untuk menaruh buku yang hendak Anda baca di dekat meja makan.

3. Lawan pikiran negatif Anda

Saat membangun kebiasaan, biasanya akan timbul pikiran-pikiran negatif yang berusaha memberontak. Pikiran negatif itu berkata kepada Anda: “Buat apa, sih, baca buku?”, “Baca bukunya nanti saja. Sekarang istirahat dulu”, “Ini buku bagus. Besok aja bacanya pas hari libur.”

Nah, pikiran-pikiran itu menggoda Anda untuk mengurungkan niat membaca. Untuk itu, Anda harus melawannya.

Bagaimana cara efektif melawan pikiran negatif seperti di atas? Cara yang efektif yaitu dengan membayangkan konsekuensi buruk jika Anda tidak memiliki rutinitas membaca buku.

Salah satu konsekuensi buruk tidak memiliki kebiasaan membaca yaitu ketinggalan zaman. Saat Anda ketinggalan zaman, maka Anda akan kalah dalam persaingan hidup.

Selain konsekuensi buruk, Anda juga dapat membayangkan hasil positif ketika Anda memiliki kebiasaan menulis.

Beberapa dampak positif memiliki kebiasaan menulis yaitu menjadi up to date sehingga dapat memenangkan persaingan hidup, memiliki wawasan yang luas, puas lantaran menjadi pembelajar sejati, memiliki banyak keterampilan dan ide untuk memecahkan masalah.

4. Tujuan membaca

Hal yang juga sangat penting dalam membangun kebiasaan membaca yaitu tujuan membaca. Jangan lupa untuk selalu menentukan tujuan setiap kali Anda membaca buku.

Tujuan ini harus detail dan spesifik. Hindari membuat tujuan hanya dalam garis besar seperti untuk memperoleh informasi atau untuk menambah wawasan.

Jika Anda membaca buku tentang motivasi, maka contoh tujuan detail Anda yaitu mengetahui cara meningkatkan motivasi, di mana dengan motivasi itu Anda dapat bekerja dengan lebih semangat.

Tanpa tujuan, maka otak Anda bingung, terombang-ambing di tengah bacaan Anda. Dan, saat otak bingung, maka Anda pun mengantuk.

Tips yang terakhir ini terinspirasi dari Teknik Bacakilat. Apa itu Bacakilat? Bacakilat adalah teknik membaca buku 1 halaman 1 detik dengan pemahaman yang tinggi. Berbeda dari teknik baca cepat yang mengandalkan kecepatan gerak mata, teknik ini mengandalkan pikiran bawah sadar. Karena memanfaatkan pikiran bawah sadar, teknik ini membantu memudahkan Anda menyerap dan memahami isi bacaan. Dan, yang paaaaaling penting, teknik ini memudahkan Anda membaca buku dalam waktu yang saaaaaangat singkat. Dengan begitu, Anda masih bisa belajar di sela-sela kesibukan Anda. Untuk mengetahui informasinya lebih lanjut, Anda dapat menyimaknya di sini.

Nah, setelah membaca uraian di atas, bagaimana tanggapan Anda? Tertarikkah Anda untuk mencoba cara di atas?

Akhir kata, selamat membaca!

Baca juga:

Tips Belajar Efektif untuk Orang Dewasa

Cara Meningkatkan Kemampuan Otak

Subvokalisasi: Bisakah Kita Menghindari “Kebiasaan Buruk” Ini saat Membaca Buku?

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

>