Bagaimana seorang Bos Membangun Kepercayaan dalam Organisasi Perusahaannya?

Salah satu faktor penting yang turut memengaruhi kemajuan sebuah perusahaan adalah kepercayaan. Yup! Dengan kepercayaan, orang akan menaruh harapan besar terhadap perusahaan itu. Ini artinya, orang mengandalkannya.

Saat orang mengandalkan sebuah perusahaan, maka ia akan berkorban apa pun demi perusahaan itu. Ia tidak akan setengah hati memberikan yang terbaik untuk perusahaan.

Ini ibarat orang yang percaya terhadap pemerintah. Saat ia percaya terhadap pemerintah, maka ia akan melakukan apa pun untuk membela pemerintah.

Bagaimana? Benar, bukan? Ia akan bersikap loyal terhadap pemerintah.

Nah, hal itu sama dengan kepercayaan di sebuah perusahaan. Seorang karyawan akan bersikap loyal terhadap perusahaan manakala ia percaya terhadap manajemen perusahaan. Ia percaya bahwa perusahaan tempat ia bekerja mampu memberikan yang terbaik untuknya.

Dan, hanya saat karyawan loyallah dia dapat bekerja secara maksimal untuk perusahaan. Kinerjanya meningkat; Ia merasa memiliki perusahaan; Ia menjadi karyawan yang aktif; Ia akan aktif bekerja. Artinya, ia menjadi karyawan yang termotivasi untuk berinovasi, berkreasi, dan berinisiatif, bukan karyawan yang asal bekerja tanpa keinginan untuk mengetahui apa yang sedang dikerjakannya. Intinya, ia akan bekerja dengan aktif, bukan dengan pasif hanya menunggu perintah.

Namun demikian, seringkali perusahaan tidak tahu bagaimana membangun kepercayaan dalam organisasi. Sering kita jumpai, karyawan tidak puas dengan cara kerja manajemen perusahaan yang tidak profesional. Seringkali, kita jumpai karyawan yang tidak puas dengan cara kerja manajemen perusahaan memilih untuk keluar dari perusahaan itu dan pindah ke perusahaan lain.

Jika ditelusuri, tentu bukan hanya gaji yang menjadi motif mereka memutuskan untuk keluar. Banyak yang memilih untuk pindah ke perusahaan lain, meskipun dengan gaji yang lebih kecil, karena masalah keprcayaan terhadap manajemen perusahaan.

Mereka keluar bukan lantaran gaji yang tidak memuaskan, tetapi sikap manajemen perusahaan yang tidak memuaskan.

Nah, jika kepercayaan sangat penting, lantas bagaimana cara membangun kepercayaan di perusahaan Anda? Bagaimana membangun kepercayaan dalam organisasi Anda?

Berikut ini beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk membangun kepercayaan dalam organisasi perusahaan Anda.

Libatkan staf dalam pengambilan keputusan yang berhubungan langsung dengannya

Tentu saja, dari sudut pandang karyawan, tak seorang karyawan pun yang berkenan dibiarkan dalam ketidaktahuan ketika keputusan dibuat.

Jika departemen tertentu dilibatkan dalam sebuah keputusan, maka libatkan karyawan dalam proses pengambilan keputusan tersebut.

Selama proses pengambilan keputusan, adakan rapat sedemikian sehingga karyawan dapat menyampaikan pendapat dan idenya.

Beri kepercayaan pada karyawan

Kepercayaan senantiasa dibangun secara timbal balik. Jika bos ingin karyawan percaya kepada perusahaan, maka bos harus memberikan kepercayaan kepada karyawannya.

Untuk membangun kepercayaan, berikan kesempatan kepada staf untuk memberikan respons dan membuat keputusan.

Saat karyawan memiliki kesempatan untuk berkontribusi, mereka akan lebih percaya kepada bos mereka. Mereka akan lebih antusias bekerja.

Respons yang membangun

Karyawan akan bekerja dengan baik manakala bos merespons kerja mereka secara konstruktif. Alih-alih menghukum mereka lantaran melakukan kesalahan, bos yang baik akan memberikan respons yang membangun terkait kesalahan itu.

membangun kepercayaan dalam organisasi

Jika seorang karyawan ketinggalan deadline, tidak perlu langsung memberikan hukuman kepadanya. Sebaliknya, tanyakan kepadanya apa yang menghambatnya, apa yang dapat dilakukan untuk membantunya menghindari hambatan itu. Selain itu, ajari mereka cara mengatur waktu dengan lebih baik.

Tidak membandingkan

Seringkali, seorang bos berpikir bahwa membandingkan satu karyawan dengan karyawan lain merupakan cara yang efektif untuk mmberikan motivasi. Dengan perbandingan, karyawan terpacu untuk menjadi lebih baik.

Memang, perbandingan merupakan salah satu cara efektif untuk memotivasi karyawan. Namun demikian, ada etika tertentu dalam membandingkan mereka.

Menurut sudut pandang karyawan, mereka tidak berkenan ketika seorang bos membandingkan mereka dengan karyawan lain di muka umum. Artinya, si bos membandingkan mereka di hadapan staf lain.

Sebagai contoh, si A lebih unggul dibanding si B. Nah, untuk memotivasi si B, sang bos membandingkan si A dan si B di hadapan karyawan lainnya yakni si C, si D, si E, dan si F.

Tentu saja, menurut sudut pandang karyawan, sikap seperti di atas (membandingkan dua karyawan di depan umum) merupakan tindakan yang mempermalukannya.

Yang kedua, hindari membandingkan dua karyawan yang memiliki pengalaman yang berbeda. Sebagai contoh, bos membandingkan si A yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja di perusahaannya dengan si B yang baru 2 tahun bekerja di perusahaan tersebut. Perbandingan ini merupakan perbandingan yang tidak imbang.

Nah, daripada membandingkan karyawan yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, lebih baik memberikan mereka bekal yang dibutuhkan. Lengkapi mereka dengan berbagai pelatihan yang berhubungan dengan tugas mereka.

Beri penghargaan

Bayangkan jika perusahaan Anda berhasil meningkatkan profit sedemikian kali lipat dari pendapatan sebelumnya. Bayangkan betapa bangganya Anda. Benar, bukan?

Namun demikian, di balik kesuksesan Anda, ada peran karyawan di belakangnya.

Lantas, apa yang dapat Anda lakukan untuk menghargai peran mereka?

Anda dapat memberikan penghargaan kepada mereka, dengan bonus, miasalnya. Dengan begitu, mereka merasa jasa dan peran mereka dihargai. Mereka merasa bahwa perusahaan tidak hanya mengambil keuntungan dari mereka.

Dengan pernghargaan, mereka pun menaruh kepercayaan terhadap Anda. Mereka yakin perusahaan Anda mampu memberikan yang terbaik untuk mereka.

Setiap perusahaan tentu ingin karyawannya menjadi karyawan yang loyal dan setia. Tetapi, tidak seperti kerajaan di masa lalu, loyalitas dan kesetiaan tidak bisa dibangun dengan asas bertepuk sebelah tangan. Sebaliknya, loyalitas dan kesetiaan dibangun dengan asas timbal-balik. Jika Anda menghargai karyawan, maka karyawan akan mempercayai dan setia terhadap perusahaan Anda. Sebaliknya, jika Anda tidak menghargai peran karyawan, maka karyawan pun akan merasa rugi bersetia terhadap perusahaan.

Lengkapi karyawan dengan sumberdaya yang mereka butuhkan

Karyawan tentu ingin agar ia dapat bekerja dengan maksimal dan dapat memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Namun demikian, apabila bos tidak mampu menyediakan sumber daya yang mereka butuhkan, karyawan akan kehilangan kepercayaan pada perusahaan. Mereka kehilangan kepercayaan lantaran menganggap perusahaan tidak mampu membantu mereka mencapai tujuan.

Coba bayangkan kejadian berikut ini.

Seorang karyawan mengeluh komputernya sangat lamban dalam memproses data. Nah, mendengar keluhannya, bukannya merespons dengan segera mengganti dengan yang baru atau memperbaiki performa komputernya, Anda justru menyebutnya sebagai tukang komplain.

Tentu saja, dengan sikap seperti itu, karyawan tidak lagi bersedia menyampaikan hambatannya kepada Anda. Ia akan kehilangan kepercayaan terhadap Anda. Ia akan bekerja setengah hati. Ia akan masa bodoh dengan kesuksesan perusahaan. Yang ia pedulikan hanyalah bagaimana ia memenuhi target dan mendapatkan gaji. Ia tidak lagi tertarik untuk terlibat aktif memajukan perusahaan. Ia tidak lagi merasa memiliki perusahaan.

Transparan

Seorang bos perlu mengkomunikasikan semua hal saat proses pengambilan keputusan berlangsung. Ini artinya, ia juga perlu mengakui kesalahan yang ia lakukan.

Binalah transparansi dengan memberikan contoh kepada mereka untuk selalu berkata jujur.

Transparans juga perlu dalam kaitannya dengan laporan keuangan perusahaan. Bagaimana tidak? Seorang karyawan tentu butuh mengetahui laporan keuangan perusahaan karena kebijakan bonus, gaji, dan insentif, dan tunjangan kesehatan berkaitan dengan pendapatan perusahaan. Dengan transparansi dalam hal keuangan, maka karyawan pun lebih percaya kepada perusahaan tempat ia bekerja.

Kepercayaan merupakan salah satu faktor yang turut mendorong kesuksesan perusahaan. Kepercayaan merupakan motivasi yang mendorong karyawan untuk terlibat aktif dalam membangun dan memajukan perusahaan. Tanpanya, seorang karyawan akan kehilangan minat terhadap perusahaan tempat ia bekerja. Manakala seorang karyawan kehilangan kepercayaan terhadap perusahaan, maka hal itu menjadi pertanda buruk bagi perusahaan. Untuk itu, perlu kiranya membangun kepercayaan dalam organisasi perusahaan Anda.

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

>