Apa yang biasa Anda lakukan ketika mencari ide untuk memecahkan masalah?

Banyak orang tanpa sadar memperhatikan benda-benda di sekitarnya ketika mencari ide untuk memecahkan masalah mereka, berharap dengan begitu mereka mendapatkan inspirasi untuk memecahkan masalah tersebut.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga sering melakukan hal yang sama? Coba ingat-ingat, apa yang Anda lakukan ketika mencari ide. Apakah Anda memperhatikan sekitar, berharap mendapatkan inspirasi dari benda-benda dan persitiwa yang ada di sekitar Anda?

Jika ya, maka tepat sekali apa yang Anda lakukan. Salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk menemukan ide, menemukan jalan keluar dari masalah yaitu memperhatikan apa yang ada di sekitar kita. Tetapi, caranya tidak sesederhana itu. Ada cara khusus dalam memperhatikan benda-benda sekitar untuk menghasilkan ide.

Penasaran?

Berikut ini penjelasannya.

Dua Jenis Penglihatan Mata Manusia

Penglihatan mata manusia terbagi menjadi dua, yaitu penglihatan periferal (peripheral vision) dan penglihatan sentral (central vision). Keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Peripheral vision berfungsi untuk melihat benda-benda yang di luar fokus/perhatian kita. Sebaliknya, central vision berfungsi untuk melihat benda-benda yang berada di dalam fokus/perhatian kita.

Agar lebih paham apa yang dimaksud dengan peripheral vision dan central vision, kiranya gambar berikut bisa menjelaskannya kepada Anda.

jalan keluar dari masalah

Bayangkan gambar itu sebagai kenyataan di depan Anda. Ketika Anda melihat bunga berwarna violet, ketika mata Anda berfokus pada bunga itu, ia masih dapat melihat benda-benda di sekitarnya, bukan? Nah, bagian mata yang melihat bunga itu adalah central vision. Sementara itu, peripheral vision adalah bagian mata yang melihat benda-benda di sekitar bunga tersebut.

Ketika Anda melihat bunga itu, Anda dengan sengaja memfokuskan mata Anda pada bunga tersebut. Dan, oleh karenanya, Anda dapat melihatnya dengan jelas. Anda mengetahui bahwa benda di depan Anda itu adalah sebuah bunga berwarna violet. Sebaliknya, benda-benda lain di sekitarnya hanya dapat Anda lihat secara samar. Anda tidak dapat mengetahui secara pasti benda apa saja itu.

Mengapa begitu? Karena, Anda tidak sengaja memperhatikan benda-benda tersebut. Hanya saja, benda-benda itu masih berada di dalam jangkauan penglihatan mata Anda.

Desain mata yang seperti itu memungkinkan manusia untuk menyortir benda/informasi yang sesuai dengan goal-nya dari informasi yang tidak sesuai dengan goal-nya sehingga ia dapat berfokus pada goal tersebut dan mengesampingkan hal lain. Benda/informasi yang sesuai dengan goal ditangkap oleh central vision untuk selanjutnya masuk ke dalam otak dan diproses oleh pikiran sadar. Sementara itu, benda/informasi yang tidak sesuai dengan goal ditangkap oleh peripheral vision untuk selanjutnya masuk ke dalam otak tanpa diproses oleh pikiran sadar.

Contoh, Anda sedang membaca buku. Nah, ketika Anda tiba pada kata yang Anda baca, central vision Anda berfokus pada kata itu dan mengesampingkan kata lainnya. Sebaliknya, peripheral vision menangkap kata-kata yang sedang tidak Anda baca.

Bayangkan desain mata kita tidak seperti itu, bayangkan mata kita tidak memiliki peripheral vision, bayangkan mata kita hanya memiliki central vision, maka kita tidak bisa menyaring informasi yang penting dari yang tidak penting. Semua informasi ditangkap dan diproses oleh pikiran sadar kita dalam waktu bersamaan. Tentu, hal itu membuat kita bingung.

Contoh, dalam waktu bersamaan, mata Anda (central vision Anda) menangkap semua tulisan di buku Anda. Mampukah Anda memahami maksud dari tulisan itu? Tidak, bukan?

Lalu, apa hubungan penjelasan di atas dengan menemukan ide, dengan mencari jalan keluar dari masalah?

Untuk mengetahui hubungannya, yuk, kita lanjut ke bab berikutnya.

Perhatikan Apa yang Disekitar Anda: Cara Menemukan Jalan Keluar dari Masalah

Sebagaimana dijelaskan di atas, penglihatan sentral (central vision) berperan untuk menyortir informasi yang sesuai dengan goal kita dari informasi yang tidak sesuai dengan goal tersebut. Dengan mekanisme seperti itulah kita dapat menyelesaikan masalah kita. Kita dapat menyelesaikan masalah kita dengan memperhatikan dan memanfaatkan informasi yang relevan/berhubungan dengan goal kita dan mengesampingkan informasi yang tidak relevan/tidak berhubungan dengan goal tersebut.

Tetapi, tahukah Anda, itu merupakan CARA KONVENSIONAL dalam menyelesaikan masalah. Yup, tentu saja masalah dapat terpecahkan dengan cara itu. Cara itu dapat membantu kita menemukan jalan keluar dari masalah yang kita hadapi. Namun demikian, menurut para pakar, terkadang solusi justru muncul dari informasi-informasi yang tidak relevan dengan goal kita. Dari berbagai temuan, para pakar menyimpulkan bahwa kreativitas sering muncul justru ketika kita sedang melamun. Nah, dalam kondisi melamun, mata kita tidak berfokus pada satu hal. Artinya, central vision kita tidak sedang aktif bekerja; menyortir informasi yang penting dan mengesampingkan informasi yang tidak penting. Sebaliknya, peripheral vision kitalah yang teraktifkan, di mana dengan penglihatan itu, otak kita menyerap semua informasi, yup, semua informasi yang ada di hadapan kita sebagaimana ia adanya dan menyimpannya di pikiran bawah sadar.

Selanjutya, oleh pikiran bawah sadar, informasi-informasi itu diproses dengan mekanisme asosiasi di mana satu informasi dihubungkan dengan informasi lainnya sedemikian sehingga menghasilkan kepingan ide untuk memecahkan masalah kita.

Inilah mengapa, selain melamun, mencari ide dengan memperhatikan benda-benda di sekitar kita merupakan salah satu cara yang efektif. Dengan memperhatikan semua benda di sekitar, kita melihat/menangkap informasi yang menurut pikiran sadar kita tidak relevan dengan goal kita. Informasi-informasi itu dapat dijadikan sebagai bahan untuk menghasilkan ide yang cemerlang.

“Tapi kenapa saya jarang mendapatkan ide kreatif meskipun sudah menghabiskan waktu berjam-jam memperhatikan sekitar?” demikian Anda bertanya.

Yup, terkadang, ide kreatif tidak muncul meskipun Anda sudah bermenit-menit bahkan berjam-jam memperhatikan sekitar. Mengapa bisa begitu?

Mari beranjak pada bab berikutnya untuk mengetahui jawabannya.

Mengapa Ide tidak Muncul meskipun Anda sudah Memperhatikan Sekitar?

Mengapa Anda tidak kunjung mendapatkan ide meskipun sudah berjam-jam memperhatikan sekitar?

jalan keluar dai masalah

Ini disebabkan Anda masih menggunakan central vision Anda dalam memperhatikan benda-benda itu. Anda menyisir benda-benda di sekitar Anda satu-persatu. Dengan cara ini, Anda tetap berfokus pada satu benda dan mengesampingkan benda lainnya. Anda tetap menggunakan central vision Anda untuk memperhatikan benda yang sedang Anda fokuskan. Ketika mata Anda bergerak untuk menyisir benda lain, central vision Anda pun mengikuti gerakan tersebut, menggeser fokusnya ke benda itu. Begitu seterusnya.

Ketika Anda memperhatikan sebuah benda dengan central vision, benda/informasi itu ditangkap oleh pikiran sadar Anda dan diproses olehnya. Nah, di sinilah letak masalahnya. Pikiran sadar Anda memahami informasi itu bukan SEBAGAIMANA IA ADANYA, melainkan SEBAGAIMANA MENURUT PERSEPSI Anda.

Contoh, di sekitar Anda, ada beberapa benda antara lain pensil, botol, cangkir, gelas, tumpukan kertas, dan ponsel. Ketika Anda memandang pensil dengan central vision Anda, Anda memandangnya sebagai sebuah pensil yang memiliki fungsi untuk menulis atau menggambar di mana gambar/tulisan itu dapat dihapus dengan penghapus. Nah, konsep pensil yang seperti itu (alat untuk menulis dan menggambar di mana tulisan/gambar itu dapat dihapus dengan penghapus) merupakan konsep yang sesuai dengan persepsi konvensional Anda (persepsi yang populer di masyarakat).

Persepsi yang konvensional ini menghalangi Anda untuk memandang/memanfaatkan pensil itu dengan cara yang berbeda. Persepsi itu membuat Anda hanya mampu memanfaatkan benda tersebut dengan satu cara: menulis atau menggambar. Tidak kurang dan tidak lebih. Padahal, selain bisa digunakan untuk menulis dan menggambar, tentu saja pensil dapat digunakan untuk berbagai macam fungsi lainnya.

Nah, untuk membebaskan otak Anda dari persepsi konvensional di atas, Anda dapat melihat pensil tersebut dengan penglihatan periferal (peripheral vision).

Cara melihat benda dengan penglihatan periferal berbeda dari cara melihat benda dengan penglihatan sentral. Secara tanpa sadar, dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat benda dengan central vision. Dengan cara ini, benda-benda yang luput dari perhatian central vision tetap masuk ke dalam otak, dengan melalui peripheral vision kita.

Tetapi, dengan cara itu, benda/informasi yang masuk melalui peripheral vision terrepresi oleh apa yang masuk ke pikiran sadar melalui central vision. Dan, sebagaimana dijelaskan di bab sebelumnya, pikiran sadar ini memahami benda yang ditangkapnya sesuai dengan persepsi sadar kita. Pikiran sadar tidak memahami benda itu sebagaimana ia adanya.

Melihat dengan peripheral vision berbeda dari cara di atas. Saat Anda melihat benda dengan penglihatan periferal, central vision Anda ternon-aktifkan, demikian juga dengan pikiran sadar Anda. Anda memasuki pikiran bawah sadar. Benda-benda yang tertangkap peripheral vision dengan cara itu diproses oleh pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar Anda mengasosiasikan benda-benda tersebut satu sama lain. Dengan asosiasi itu, ia mengkombinasikan benda-benda itu dengan berbagai formasi kombinasi. Dan, pada tahap inilah proses kreatif terjadi.

Akhirnya, dari sekian kombinasi yang dibentuknya, ada satu kombinasi yang paling cocok dengan masalah Anda. Oleh pikiran bawah sadar Anda, kombinasi itu dibawa ke permukaan, ke pikiran sadar Anda. Dan, pada momen itulah Anda mengalami apa yang biasa disebut “aha moment”: kepingan ide muncul di pikiran sadar Anda. Dengan kepingan ide tersebut, Anda dapat menjadikannya sebagai ide untuk memecahkan masalah Anda. Atau, jika ide tidak muncul juga meskipun kepingan itu sudah muncul di benak Anda, Anda dapat mengutak-atiknya, mengkombinasikannya dengan hal-hal lainnya.

Kesimpulan

Nah, demikianlah bagaimana memperhatikan benda-benda di sekitar Anda dapat membantu Anda menemukan jalan keluar dari masalah yang Anda hadapi.

Selama ini, meskipun Anda sering memperhatikan sekitar Anda ketika mencari ide, Anda belum juga menemukannya. Ini karena Anda menggunakan central vision Anda dalam memperhatikan benda-benda tersebut. Anda menggunakan pikiran sadar beserta persepsi-persepsi yang dibawanya dalam memahami benda-benda tersebut.

Untuk mendapatkan ide, Anda perlu melihat dengan peripheral vision. Dengan cara ini, Anda memasuki alam bawah sadar. Di sinilah proses kreatif berlangsung.

Pertanyaannya, bagaimana cara melihat dengan peripheral vision untuk mendapatkan banyak ide, untuk mendapatkan jalan keluar dari masalah Anda?

Penulis akan menjelaskannya pada artikel selanjutnya.

Sekarang, apakah artikel ini bermanfaat? Jika ya, jangan ragu untuk membaginya kepada teman-teman Anda.

Baca juga:

Manajemen Fokus: Rahasia Memecahkan Masalah

Banyak Ide Kreatif seperti Thomas Alva Edison? Ini Dia Rahasianya!

Cara Mengubah Sudut Pandang untuk Mendapatkan Banyak Ide

6 Cara Mendapatkan Ide-Ide Segar yang Brilian

Dengan Tips Ini, Anda dapat Merumuskan Masalah dengan Efektif! Bersiaplah untuk Inovasi Brilian tanpa Batas!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

>