Hanya segelintir orang yang bisa mencapi puncak kesuksesan. Mereka adalah pekerja keras, memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi, kontrol diri yang sangat kuat, mampu memimpin dan yang paling jelas dari keseluruhan adalah produktivitas yang tidak perlu diragukan lagi.
Seperti Donal Trum, Bill Gates, Warren Buffett, Steve Job, Richard Branson, Robert Kiyosaki, Oprah Winfrey dan nama-nama besar lainnya adalah orang-orang yang memiliki produktivitas yang tidak perlu kita ragukan lagi. Yang mereka lakukan tidak hanya untuk diri mereka sendiri tetapi untuk orang banyak. Memberi kemudahan dan membantu orang lain membantu kesuksesan mereka.
Mengapa mereka bisa begitu produktif? Apa rahasia produktivitas mereka?
Pertanyaan yang juga muncul di benak Anda saat melihat kesuksesan mereka. Selain memiliki impian yang jelas, passion di bidang mereka masing-masing, bertindak, disiplin dan konsisten pada proses, hal lain apa yang membuat mereka begitu produktif?
Inilah yang akan kita bahas di artikel ini. Rahasia terbesar dari produktivitas para pemimpin dan orang-orang besar di sekitar kita.
Belajar adalah tanda yang paling mencolok dari orang-orang yang saya sebutkan di atas. Inilah yang membedakan mereka dengan orang-orang biasa di luar sana.
Mereka mengabdikan diri menjadi pembelajar sejati. Orang yang terus dan terus belajar, dan akan berhenti saat mereka menghembuskan napas terakhir mereka di dunia.
Mereka terbuka untuk semua hal baru. Bahkan mereka mau melakukan hal berbeda untuk menambah pengalaman serta memicu kreativitas. Semakin mereka bertambah tua, semakain mereka melangkah jauh di depan terutama untuk aspek finansial dan spiritual.
Terbukti dari prodak-prodak yang mereka tunjukkan di pasaran. Ide, inovasi serta kreativas yang mereka tunjukkan berasal dari proses belajar yang panjang.
Membaca buku adalah satu kebiasaan yang dimiliki dan dilakukan oleh banyak para pemimpin produktif. Tanpa membaca buku, mustahil bagi mereka bisa sampai dan bertahan pada posisi executive serta semua kemewahan yang mereka bisa dapatkan dari perusahaan dengan cuma-cuma.
Inilah yang menjelaskan mengapa sangat sulit mengganti posisi para pemimpin executive di perusahaan maju. Mereka memberikan kontribusi yang besar melalui ide-ide besar mereka, dan tentu mereka terus meningkatkan diri melalui membaca. Mereka tidak akan ketinggalan informasi baru yang berhubungan dengan bidang mereka.
Anehnya, para pemimpin produktif tersebut tidak sungkan-sungkan membagikan rahasia kesuksesan mereka kepada bawahan, rekan kerja dan orang lain. Tujuannya agar bawahanya bisa mencapai posisi yang ia dapatkan. Tentu, ini juga akan membuat mereka jauh lebih produktif karena bawahanya bisa mengikuti cara berpikirnya.
Hanya sedikit para pemimpin besar yang merahasiakan kesuksesannya. Jika pun ada, mereka adalah pemimpin yang tidak mau belajar dan hanya mengikuti arus perusahaan. Tidak heran saat ada orang baru yang lebih kreatif, cerdas, pintar apalagi lebih muda akan mereka anggap sebagai petaka di karier mereka.
Inilah yang sering terjadi pada para pemimpin yang tidak produktif di posisi menengah ke bawah. Mereka menganggap para pendatang sebagai sumber masalah, bukannya memicu diri mereka untuk lebih maju lagi.
Tidak heran kalau orang baru tidak betah karena gesekan sana sini. Bukan kerena mereka tidak bisa, melainkan karena adanya penolakan kuat dari rekan kerja, bawahan sampai atasan mereka.
Penyebabnya bisa jadi ulah para pemimpin atau pemimpin yang sok memimpin. Mereka takut posisi mereka terancam dan digantikan oleh para pendatang baru. Ketidakmauan mereka untuk belajar hal baru membuat mereka para pekerja yang telah pensiun selalu bergantung pada gaji pensiunnya atau anak-anak mereka yang telah mapan.
Sebenarnya pendatang baru tidak akan menjadi ancaman jika ia mau belajar dan terus meningkatkan dirinya. Terutama dari buku yang sesuai dengan bidang pekerjaan dan yang sarat dengan pengembangan diri.
Sekarang Anda telah tahu apa yang membuat para pemimpin produktif berbeda dengan pemimpin yang katanya pemimpin yang tidak mau belajar, tapi takut dengan orang baru yang lebih smart dan muda dari mereka.
Untuk bisa mengejar ketertinggalan informasi yang mengalir begitu deras maka setiap orang harus memiliki skill membaca. Skill yang bisa membuat membaca menjadi proses yang jauh lebih mudah, cepat, menghemat banyak waktu dan tentunnya memahami buku dengan tingkat tinggi.
Skill membaca yang sangat kami rekomendasikan adalah teknik membaca bacakilat.
“Pertanyaanya, mengapa bacakilat? Mengapa tidak teknik membaca lainya atau cara baca biasa. Kan lebih mudah dan tidak perlu belajar teknik membaca segala?”, mungkin Anda bertanya seperti itu.
Jika menggunakan teknik membaca biasa, maka sudah sangat jelas kita akan “ditimbun” oleh informasi yang beredar cepat setiap saat. Karena cara kerja baca konvensional sangat tidak memberdayakan yang justru membuat membaca menjadi proses yang sangat membosankan.
Faktanya banyak orang tidak pernah menyelesaikan buku yang dibaca karena merasa buku tersebut tidak menarik lagi untuk dihabisakan. Pernahkah Anda membaca 2-3 bab dan meninggalkan buku tersebut dan berharap memiliki waktu untuk menyelesaikannya? Dan buku tersebut tidak pernah selesai dibaca?
Dengan bacakilat, Anda bisa menghabiskan buku dalam waktu yang lebih singkat dan memahami buku dengan jauh sangat mudah. Seolah-olah buku yang dibaca begitu mudah dipahami. Inilah yang membuat teknik membaca bacakilat berbeda dengan teknik baca lainnya.
Tapi, itu bukan rahasia kesuksesan dari bacakilat itu sendiri. Rahasianya terletak di kemampuan teknik ini memperdayakan otak kita sebagai tempat semua informasi diolah. Inilah rahasia keefektifan dari bacakilat.
Makanya tidak heran jika setiap orang yang memperaktekkan bacakilat dalam kehidupannya mampu membaca 20-30 buku bahkan lebih setiap bulan. Buku yang tidak mungkin kita habisakan jika menggunakan teknik baca konvensional.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang bacakilat, Anda bisa klik di sini.
Inilah yang bisa Anda lakukan untuk menjadi pemimpin atau calon pemimpin yang produktif dan siap bersaing dengan orang muda yang lebih smart dan produktif atau menyerap pengetahuan pemimpin yang produktif yang telah merasakan asam garam di bidang mereka.
Sudahkan Anda membaca buku hari ini?
Session expired
Please log in again. The login page will open in a new window. After logging in you can close it and return to this page.