Apa yang pertama kali Anda lakukan ketika menghadapi masalah? Banyak orang menyalahkan pihak lain, mengeluh, dan marah.

Bagaimana dengan Anda? Apa reaksi Anda pertama kali saat menjumpai masalah? Apakah Anda menyalahkan orang lain, mengeluh, dan marah-marah sendiri?

Jika ya, lantas, apa yang Anda dapatkan dari reaksi itu? Apakah reaksi itu membantu Anda?

Penulis berani jamin, Anda menjawab, “Tidak!”

Sebaliknya, reaksi itu hanya membuat masalah semakin runyam. Saat Anda menyalahkan orang lain, Anda menyulut amarah mereka. Akibatnya, mereka berbalik menyalahkan Anda. Percekcokan pun terjadi dan masalah tambah ruwet!

Benar, bukan?

Sama halnya dengan ketika Anda menyalahkan pihak lain, ketika Anda mengeluh, keluhan itu justru membuat pikiran Anda keruh. Saat mengeluh, kita cenderung menggunakan fokus sempit/narrow focus dalam memandang masalah. Fokus sempit ini membuat kita abai pada informasi-informasi positif yang dapat dijadikan sebagai sumber solusi. Berfokus pada hambatan yang kita keluhkan membuat kita berpikir sudah tidak ada lagi harapan untuk mengatasi masalah; Kita merasa semuanya sudah hancur; Mustahil masalah bisa dipecahkan.

Nah, jika marah dan mengeluh tidak menyelesaikan masalah, lantas apa yang perlu Anda lakukan ketika menghadapai masalah?

Jawabannya, TETAPLAH TENANG dan BERPIKIR POSITIF!

Ketenangan dan Pikiran Positif sebagai Kunci Menghadapi Masalah

Orang bijak menasihati kita untuk tetap tenang ketika menghadapi masalah; Jangan gusar dan panik. Mereka bahkan menyarankan kita untuk merilekskan pikiran dengan olah napas.

Penulis setuju dengan nasihat tersebut. Ketika menghadapi masalah, pertama-tama yang harus kita lakukan adalah menenangkan diri dan merilekskan pikiran.

Ketika perasaan kita tenang, semuanya menjadi jernih. Masalah yang tadinya tampak seperti benang kusut, kini menjadi lebih jelas; Tampak setitik harapan untuk mengurainya.

Jika tidak percaya, Anda boleh membuktikannya.

Tetapi, pertanyaannya, mengapa bisa begitu? Adakah dasar ilmiah yang menyatakan bahwa ketenangan dapat membantu menyelesaikan masalah?

Jawabannya, ada!

Dalam sebuah riset, seorang pakar psikologi dari The University of North Carolina, Chapel Hill, Barbara Fredrickson menemukan bahwa emosi yang positif dapat membantu menyelesaikan masalah dan membuat kita lebih kreatif.

Barbara menjelaskan, emosi positif menggeser fokus seseorang. Jika tadinya ia mengeluh dan karenanya menggunakan fokus sempit dalam memandang masalah, ketenangan dan pikiran yang positif menggeser fokusnya ke fokus luas/broad focus.

Nah, fokus luas ini memungkinkannya untuk melihat gambaran besar dari masalah yang ia hadapi. Gambaran besar itu memberikan petunjuk baginya untuk mencari solusi.

menghadapi masalah

Positive emotions expand awareness and attention. When you are able to take in more information, the peripherial vision field expanded. You are able to connect the dots to the bigger picture. Instead of remembering just the most central events, you remember that and peripheral aspect too,” Fredrickson menjelaskan hasil risetnya.

Nah, menyimak hasil riset di atas, Anda semakin yakin, bukan, bahwa ketenangan dan emosi positif dapat membantu Anda memecahkan masalah? Jadi, jangan ragu untuk menenangkan diri ketika Anda menjumpai masalah yang pelik. Kendalikan emosi Anda. Jangan biarkan Anda terlarut dalam keluhan.

Sekarang, pertanyaannya, bagaimana cara agar tetap tenang dan positif saat menghadapi msalah?

Bagaimana agar Tetap Tenang dan Positif saat Menghadapi Masalah?

Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menenangkan diri ketika menjumpai masalah. Salah satunya yaitu yang sudah penulis jelaskan dalam artikel yang berjudul Cara Cepat Mengendalikan Emosi di Kantor. Dalam artikel itu, penulis menjelaskan, untuk mengendalikan emosi, kita dapat memanfaatkan teknik olah napas yang biasa dilakukan oleh tim SWAT (agen kepolisian Amerika Serikat yang khusus menangani kasus-kasus besar).

Selain olah napas, Anda juga dapat menenangkan diri dengan bersyukur dan tetap tersenyum.

Dalam artikel yang berjudul Bagaimana Membantu Anak Anda Mendapatkan Kepercayaan Diri untuk Tampil di Muka Umum?, penulis menjelaskan, pura-pura tersenyum dapat membuat perasaan kita menjadi lebih gembira. Alasannya, saat tersenyum, wajah kita membentuk ekspresi yang khas, yaitu ekspresi ceria, sekali pun senyuman itu hanya kepura-puraan. Oleh otak, gestur (tersenyum) itu diasosiasikan dengan perasaan positif, seperti gembira, percaya diri, dan optimis. Walhasil, kita pun merasa positif ketika memasang mimik muka tersenyum.

Jika tidak percaya, Anda boleh membuktikannya! Tersenyumlah dan coba pikirkan hal-hal yang negatif. Penulis jamin, hal-hal negatif itu tidak dapat membuat Anda sedih atau khawatir. Anda tetap diliputi perasaan gembira walau pun terlintas hal-hal negatif di benak Anda.

Jadi, untuk menenangkan diri Anda ketika menghadapi masalah, tetaplah tersenyum.

Kesimpulan

Masalah memang membuat kita gusar dan cemas. Kita cemas tidak dapat memecahkannya. Atau, kita gusar lantaran masalah itu mengancam posisi kita.

Seringkali, saat menghadapi masalah, mengeluh merupakan reaksi awal kita. Celakanya, reaksi awal ini menentukan bagaimana selanjutnya kita menghadapi masalah tersebut. Saat mengeluh, fokus kita bergeser dari fokus luas ke fokus sempit. Fokus ini menghalangi kita untuk melihat gambaran besar, untuk melihat keseluruhan masalah yang kita hadapi, baik aspek positifnya atau pun negatifnya.

Untuk itu, saat menghadapi masalah, sadari diri Anda. Sadari emosi yang menguasai diri Anda. Jadilah pengamat bagi pikiran dan perasaan Anda sendiri. Jika Anda jumpai Anda mengeluh, menyalahkan orang lain, atau marah, tenangkan diri Anda. Tarik napas dalam dan embuskan perlahan. Syukuri hal positif dalam diri Anda dan tersenyumlah. Dengan begitu, perasaan Anda menjadi jaaaauh lebih tenang dan gembira.

Ketenangan dan kegembiraan itu menggeser kembali fokus Anda dari fokus sempit ke fokus luas. Dengan fokus luas, Anda mampu melihat gambaran besar masalah Anda. Anda mampu melihat sisi negatif dan positif masalah itu. Akihrnya, melihat sisi positif tersebut memunculkan harapan dalam diri Anda bahwa masalah itu dapat dipecahkan.

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

>