Wah, tidak terasa Anda sudah berumur kepala tiga! Waktu berjalan sangat cepat, bukan, hingga Anda tidak menyadari apa saja yang telah terjadi dalam hidup Anda?
Nah, sekaranglah saatnya untuk merenung. Yup! Merenungkan kehidupan Anda dari sejak kecil hingga sekarang.
“Hmm, apa, ya, yang sudah saya raih dalam hidup?”
“Sudah merasa puas belum, ya, dengan hidup yang saya jalani?”
Mungkin seperti itu pertanyaan di dalam benak Anda ketika Anda merenungkan kehidupan Anda.
Boleh jadi, jawaban yang muncul terhadap pertanyaan di atas adalah bahwa Anda telah menggapai semua yang Anda impikan. Boleh jadi juga, jawabannya adalah bahwa Anda telah merasa puas dengan kehidupan yang Anda jalani. Dua jawaban itu sangat menggembirakan.
Tetapi, bagaimana jika jawaban yang muncul adalah bahwa Anda belum pernah mencapai satu pun impian Anda? Atau, Anda belum merasa puas dengan kehidupan Anda?
Nah, inilah yang menjadi masalah. Mengapa? Karena, itu artinya, selama ini Anda tidak/belum menjalani kehidupan yang Anda impikan.
Kehidupan yang Anda impikan adalah kehidupan di mana Anda menjalani hidup sesuai dengan yang telah Anda rancang sebelumnya.
Menjalani kehidupan yang Anda impikan niscaya membuat Anda bahagia dan puas. Sebaliknya, menjalani kehidupan yang tidak Anda impikan niscaya membuat Anda kurang bahagia.
Pertanyaannya, mengapa Anda menjalani kehidupan yang tidak Anda impikan? Mengapa Anda tidak menajalani hidup sesuai dengan yang telah Anda rancang sebelumnya? Jawabannya, karena dari semula Anda memang tidak merancang kehidupan Anda ke depannya. Anda tidak merencanakan akan seperti apa masa depan Anda. Anda menjalani hidup secara pasif dan tanpa kesadaran.
Itulah mengapa, kehidupan Anda rasanya sangat membosankan; Anda tidak pernah merasakan adanya kemajuan dalam hidup Anda. Anda merasa hidup Anda tidak hidup!
Jika demikian, lantas bagaimana cara agar Anda dapat menjalani hidup yang sesuai dengan impian Anda? Bagaimana caranya membuat hidup Anda jauh lebih hidup? Caranya yaitu jalani hidup dengan penuh kesadaran dan aktif. Aktiflah merancang masa depan Anda, seperti seorang pembuat kerajinan yang aktif merancang berbagai kerajinan tangan.
Dalam artikel ini, penulis akan mengajak Anda mengulas langkah-langkah merancang masa depan sedemikian sehingga sesuai dengan impian Anda. Semoga, artikel ini memberikan manfaat bagi Anda.
Sekarang, yuk, langsung saja kita urai langkah pertama merancang masa depan Anda.
Siapkan waktu
Anda membutuhkan banyak waktu untuk merancang masa depan Anda. Mengapa demikian? Karena Anda harus benar-benar tahu apa yang Anda impikan dalam hidup Anda. Anda perlu merenungkannya secara mendalam.
Oleh karena itu, luangkan waktu setidaknya satu minggu untuk merancang masa depan Anda.
Siapkan alat yang dibutuhkan
Seorang penjahit yang hendak merancang model baju terlebih dulu menggambar polanya di atas kertas. Demikian juga dengan Anda saat hendak merancang masa depan Anda. Anda perlu menggambar polanya di atas kertas.
Lantas, berkaitan dengan merancang masa depan, apa yang dimaksud dengan pola? Pola adalah serangkaian tujuan, goal, peran, dan strategi untuk mencapai goal tersebut.
Siapkan pena dan kertas untuk merancang pola kehidupan Anda.
Tentukan peran Anda dan susun prioritas
Dalam kehidupan ini, Anda senantiasa memiliki banyak identitas/peran. Bukan hanya satu identitas yang Anda jalani. Dalam waktu yang bersamaan, Anda merupakan seorang ayah, suami, karyawan, atasan, bawahan, dan sekaligus seorang entrepreneur, misalnya.
Menjalani semua identitas di atas secara serentak bukanlah perkara yang mudah, bukan? Seringkali, terjadi benturan antara satu identitas dengan identitas yang lain.
Untuk itulah, Anda perlu menentukan identitas/peran yang menjadi prioritas Anda. Dengan demikian, Anda dapat berfokus pada peran/identitas yang Anda prioritaskan dan untuk sementara waktu mengesampingkan peran/identitas lainnya.
Sebagai contoh, andaikanlah, dalam kehidupan Anda, Anda memiliki peran sebagai seorang ayah, suami, atasan, bawahan (karyawan), dan entrepreneur. Di antara semua peran itu, Anda memutuskan untuk memprioritaskan peran Anda sebagai entrepreneur.
Suatu saat, Anda harus meluangkan waktu untuk mengurus bisnis Anda. Tetapi, dalam waktu yang bersamaan, Anda harus mendedikasikan waktu untuk perusahaan tempat Anda bekerja. Nah, dengan menyusun prioritas peran, Anda pun mampu memutuskan mana di antara dua peran itu (entrepreneur vs karyawan) yang harus Anda dahulukan.
Sekarang, bagaimana cara menyusun prioritas? Siapkan kertas dan pena. Tulis semua peran/identitas yang Anda jalani dalam hidup Anda. Susun secara berurutan dari atas ke bawah mulai dari yang paling prioritas hingga yang paling kurang prioritas.
Berikut ini contoh susunan peran sesuai dengan tingkat prioritas (semakin ke bawah semamin kurang penting/prioritas).
1. Entrepreneur
2. Suami
3. Ayah
4. Karyawan
5. Atasan
6. Bawahan
7. Musisi
Rumuskan harapan
Setelah menyusun prioritas peran yang Anda jalani, sekarang saatnya untuk merumuskan harapan dari masing-masing peran itu. Apa harapan Anda menjalani peran sebagai seorang ayah, suami, karyawan, dan entrepreneur?
Harapan yang jelas akan turut menguatkan susunan prioritas peran yang telah Anda tulis sebelumnya.
Lantas, bagaimana cara merumuskan harapan? Stephen Covey menyarankan agar Anda membayangkan hari pemakaman Anda. Bayangkanlah detik-detik pemakaman Anda. Siapa saja yang menghadiri pemakaman Anda? Di hari pemakaman Anda, apa yang mereka kenang tentang diri Anda?
Di sini, asumsikan bahwa bayangan Anda merupakan harapan Anda. Semisal, Anda membayangkan bahwa yang datang di hari pemakaman Anda adalah istri, anak-anak, bawahan, dan klien Anda. Itu artinya, merekalah yang menjadi harapan Anda.
Anda mengharapkan istri Anda datang di pemakaman Anda. Itu artinya, Anda menganggap peran Anda sebagai suami sangatlah penting. Peran sebagai suami adalah tujuan Anda. Peran itu merupakan peran yang prioritas.
Agar harapan Anda jelas dan agar Anda dapat memeriksanya sewaktu-waktu, tuliskan harapan Anda di bawah masing-masing peran yang tadi Anda tulis.
Sebagai contoh, andaikanlah, untuk peran sebagai seorang suami, Anda menuliskan harapan sebagai berikut.
Saya ingin istri saya mengenang saya sebagai suami yang perhatian, sabar, dan penuh kasih. Saya ingin dia mengatakan bahwa saya selalu membuatnya bahagia. Saya ingin dia mengingat semua pengalaman yang kami alami bersama. Saya ingin dia mengenang saya sebagai satu-satunya orang yang selalu ada saat ia membutuhkan.
Tulis harapan Anda tersebut di bawah kolom peran sebagai suami.
Jadi, di bawah kolom peran sebagai suami, tuliskan harapan Anda mengenai bagaimana istri Anda mengenang diri Anda di hari pemakaman Anda. Di bawah kolom peran sebagai ayah, tuliskan harapan Anda mengenai bagaimana anak-anak Anda mengenang diri Anda di hari pemakaman Anda. Demikian seterusnya.
Tentukan goal Anda
Langkah selanjutnya yaitu menentukan goal/target Anda. tentukan goal Anda sesuai dengan masing-masing peran yang Anda prioritaskan.
Sebagai contoh, dalam daftar prioritas peran yang Anda tulis, Anda menuliskan 4 peran yang menjadi prioritas Anda, yaitu sebagai suami, ayah, entrepreneur, dan musisi.
Sesuaikan goal/target Anda dengan peran-peran itu. Saat berperan sebagai suami, Anda memiliki goal yang berkaitan dengan keluarga. Demikian pula saat Anda berperan sebagai ayah, Anda memiliki goal yang berkaitan dengan keluarga. Saat berperan sebagai pengusaha/entrepreneur, Anda memiliki goal yang berkaitan dengan karir. Saat berperan sebagai musisi, Anda memiliki goal yang berkaitan dengan hobi.
Jadi, dalam contoh di atas, goal jangka panjang Anda adalah keluarga, karir, dan hobi.
Setelah menyusun goal jangka panjang Anda, sekarang saatnya untuk menjabarkan masing-masing goal itu. Rumuskan beberapa goal jangka pendek yang ingin Anda capai.
Sebagai contoh, goal jangka panjang Anda adalah keluarga, yakni sebagai seorang suami. Jabarkan/rumuskan goal-goal jangka pendek untuk mencapai goal jangka panjang tersebut. Goal jangka pendeknya dapat berupa:
Dalam jangka waktu satu bulan mulai dari sekarang, saya harus lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Selanjutnya, saya harus dapat meningkatkan komunikasi dengan istri.
Dalam jangka watu satu bulan, saya harus dapat memperbaiki hubungan dengan istri.
Yang perlu Anda perhatikan, saat merumuskan goal jangka pendek, Anda perlu merumuskannya sejelas mungkin. Jelaskan target apa yang akan dicapai; Mulai kapan Anda melakukan strategi untuk mencapai goal itu; Kapan jangka waktu untuk mencapai goal itu.
Oya, jangan lupa untuk menuliskan goal jangka panjang dan goal jangka pendek Anda di atas kertas, ya, supaya Anda tidak lupa.
Rumuskan posisi terakhir Anda
Sebelum Anda melangkah ke tujuan/goal Anda, pastikan terlebih dulu di mana posisi Anda sekarang.
Periksalah masing-masing peran dan goal jangka pendek yang telah Anda tulis sebelumnya. Tulislah posisi Anda sekarang terkait dengan peran dan goal tersebut.
Nah, dalam artikel ini, mari kita ambil contoh posisi Anda sekarang terkait peran Anda sebagai suami. Posisi terakhir Anda sebagai suami adalah:
Rumah tangga saya saat ini berjalan cukup baik. Saya dan istri jarang sekali berdebat. Akan tetapi, sejak masing-masing sibuk bekerja, kami jarang menikmati saat-saat romatis.
Susun rencana untuk mencapai goal
Setelah mengetahui posisi terakhir Anda, Anda pun dapat merumuskan rencana untuk mencapai goal jangka pendek Anda dengan bertolak dari posisi itu.
Dalam contoh di atas, posisi terakhir Anda adalah, hubungan Anda dengan istri Anda kurang baik; Anda dan istri Anda terlalu sibuk sehingga tidak ada waktu untuk menikmati kebersamaan.
Sementara itu, salah satu goal jangka pendek Anda terkait dengan peran Anda sebagai seorang suami yakni Anda ingin agar hubungan Anda dengan istri Anda jauh lebih baik, seperti saat Anda dan istri Anda masih pengantin baru.
Nah, sekarang, rumuskan rencana untuk mencapai goal tersebut, bertolak dari posisi terakhir Anda.
Karena posisi terkahir Anda adalah sibuk, sehingga jarang bertemu istri, sedangkan yang Anda inginkan adalah agar terjalin hubungan baik antara Anda dengan istri Anda seperti saat masih menjadi pengantin baru, maka Anda pun dapat menyusun rencana sebagai berikut (untuk mencapai keinginan/goal Anda).
Saya akan meluangkan waktu untuk bertemu istri saya.
Saya akan memberinya kejutan berupa bunga.
Saya akan memasak makan malam spesial untuknya.
Saya akan mengajaknya berlibur berdua.
Evaluasi dan ubah
Setalah Anda tuliskan peran, harapan, goal, dan strategi Anda dalam mencapai goal tersebut, Anda perlu untuk sewaktu-waktu mengevaluasi catatan/daftar Anda. Anda dapat merevisi/mengubah goal yang sudah Anda capai dan sudah tidak perlu Anda kejar lagi. Anda juga dapat mengubah peran yang sudah tidak sesuai dengan tujuan Anda.
Hidup terasa sangat membosankan manakala kita tidak aktif untuk merancangnya. Yup, merancangnya sedemikian sehingga menjadi hidup yang kita impikan.
Nah, oleh karena itulah, agar hidup kita tidak membosankan, agar hidup kita terasa lebih hidup, kita harus merancang hidup sesuai dengan yang kita impikan. Salah satu cara merancang kehidupan agar sesuai dengan yang kita impikan yaitu dengan menentukan peran yang paling berarti bagi diri kita, menentukan harapan, tujuan, dan strategi untuk mencapai tujuan itu.