ide inovatif

Ingin Punya Ide Inovatif? Berfokuslah pada Masalah, bukan Solusi!

Anda punya masalah?

Jangan panik dulu! Stop memikirkan masalah itu dan berfokuslah untuk mencari solusi!

Demikianlah biasanya nasihat orang-orang saat Anda menjumpai masalah yang pelik yang membuat Anda panik.

Setuju, bukan?

Nasihat di atas sangatlah masuk akal. Berfokus pada masalah hanya membuang-buang waktu! Waktu Anda tersia-siakan untuk mencemaskan masalah itu dan menyesali ketidakmampuan Anda untuk memecahkannya. Sebaliknya, mencurahkan fokus pada solusi mendorong Anda untuk segera bertindak, menyelesaikan masalah itu, bukan hanya meratapinya.

Tetapi, tahukah Anda, menurut para pakar, pendekatan di atas kurang efektif! Pendekatan yang lebih efektif justru berkebalikan dengan pendekatan itu. Terkait problem solving dan penciptaan ide inovatif, para pakar justru menyarankan kita untuk lebih mencurahkan fokus pada masalah ketimbang pada solusi.

Anda penasaran? Yuk, kita telusuri lebih dalam.

Mengapa Berfokus pada Masalah, bukan Solusi?

 

“If I had an hour to solve a problem I’d spend 55 minutes thinking about the problem and 5 minutes thinking about the solution.”

-Albert Einstein

Mengapa mencurahkan fokus pada masalah jaaaaauh lebih efektif ketimbang mencurahkan fokus pada solusi? Apa alasannya?

Kiranya, ilustrasi berikut bisa menjelaskannya kepada Anda.

Tempo hari, penulis pergi ke bank untuk sebuah urusan. Singkat cerita, setelah urusan itu selesai, penulis hendak sekalian mengambil uang di mesin ATM di bank itu. Tetapi, ternyata penulis lupa tidak membawa kartu ATM.

Nah, penulis panik harus bagaimana. Kebetulan penulis kehabisan uang dan oleh karenanya perlu menarik dari tabungan.

Lebih dari 10 menit penulis habiskan untuk menggeledah tas, berharap kartu ATM terselip di suatu tempat di dalamnya. Satu-persatu bagian tas penulis geledah. Tetapi, hasilnya nihil.

Kemudian, penulis berhenti sejenak untuk mengingat-ingat di mana kartu ATM itu. Apakah penulis lupa membawanya atau ia terjatuh di suatu tempat. Atau… terselip di tas?

Penulis pun kembali menggeledah tas untuk memastikan apakah kartu ATM terselip di dalamnya atau tidak. Dan, tetap saja, hasilnya nihil.

Akhirnya, penulis terdiam, dalam hati menyesal mengapa penulis begitu ceroboh lupa membawa kartu ATM. “Kenapa tadi ga disiapkan sekalian, sih, kartu ATM-nya,” demikian penulis menyalahkan diri sendiri.

Tetapi, sejenak kemudian, penulis ingat nasihat Albert Einstein bahwa dalam memecahkan masalah, kita perlu berfokus pada problem ketimbang pada solusi.

Dari situ, penulis ingat bahwa problem penulis adalah mendapatkan uang, bukan mendapatkan kartu ATM. Penulis sadar bahwa untuk mendapatkan uang yang penulis butuhkan tidaklah harus melalui mesin ATM. Uang bisa diambil lewat teller, mumpung masih di bank. Akhirnya, penulis pun memutuskan untuk kembali ke teller dan mengambil uang yang penulis butuhkan.

Dari ilustrasi di atas, Anda paham, bukan, mengapa berfokus pada masalah jauh lebih efektif ketimbang berfokus pada solusi?

Dalam ilustrasi itu, masalahnya adalah mendapatkan uang. Sementara itu, mengambil uang lewat ATM hanyalah salah satu solusinya. Penulis menjumpai kesulitan dan blank ketika apa yang penulis perhatikan hanyalah solusinya (kartu ATM). Terlalu berfokus pada solusi membuat penulis lupa apa sebenarnya masalah penulis, penulis lupa apa yang sebenarnya penulis butuhkan. Kartu ATM justru menjadi masalah baru yang menyita waktu.

Nah, dengan menggeser fokus pada masalah, penulis sadar bahwa solusinya bukan hanya dengan mengambil uang lewat ATM. Ada banyak cara untuk mendapatkan uang yang penulis butuhkan. Salah satunya yaitu mengambilnya lewat teller bank.

Demikianlah kira-kira mengapa berfokus pada masalah jauh lebih efektif dalam menciptakan ide inovatif dan problem solving ketimbang mencurahkan fokus pada solusi. Ketika Anda mencurahkan fokus pada MASALAH, Anda sadar bahwa SOLUSINYA DAPAT BERANEKA MACAM. Anda dapat memecahkannya lewat berbagai cara. Apabila satu cara tidak manjur, lupakan cara itu dan beranjak ke cara lainnya. Tidak perlu repot-repot memikirkan solusi itu sampai waktu Anda tersita.

ide inovatif

Sementara itu, terlalu berfokus pada SOLUSI membuat Anda LUPA apa sebenarnya masalah Anda. Lebih parah lagi, Anda malah menjadikan solusi sebagai MASALAH BARU yang menyita perhatian Anda.

Selain alasan di atas, berfokus pada masalah juga lebih efektif karena masalah memberikan Anda KESAN AKAN TUJUAN. Maksudnya bagaimana?

Maksudnya, masalah memberikan Anda tujuan/alasan mengapa Anda mencari-cari ide. Masalah adalah tujuan kita repot-repot mencari ide inovatif. Tujuan ini memberikan pemahaman yang jelas kepada kita mengenai apa yang ingin kita capai. Tanpa mengingat tujuan, kita akan terombang-ambing, kebingungan dalam mencari ide. Ini karena kita tidak tahu ke mana kita hendak melangkah. Dan, karena itu, ide inovatif malah tidak muncul.

Berdasarkan alasan di atas, para konsultan inovasi menyarankan perusahaan untuk mencurahkan banyak waktu guna merumuskan secara jelas masalah yang dihadapi klien mereka. Karena, hanya dengan pemahaman yang jelas mengenai masalah sang klien, mereka mampu menemukan ide-ide inovatif yang sesuai dengan kebutuhan sang klien.

Pertanyaannya, apa yang harus Anda lakukan ketika Anda berfokus pada masalah?

Berfokus pada masalah itu maksudnya bagaimana?

Apa yang harus Anda lakukan ketika Anda berfokus pada masalah?

“The formulation of a problem is often far more important than its solution, which may be merely a matter of mathematical or experimental skill.”

-Albert Einstein

Perumusan sebuah masalah seringkali jauh lebih penting daripada solusinya, yang mungkin hanyalah masalah keterampilan matematika atau keterampilan eksperimen.

Nah, mengutip kata-kata Albert Einstein di atas, yang harus Anda lakukan ketika berfokus pada masalah yaitu MERUMUSKAN! Yup! Merumuskan masalah Anda sejelas mungkin. Rumuskan secara jelas apa masalah yang ingin Anda pecahkan; rumuskan apa yang sebenarnya Anda butuhkan sedemikian sehingga Anda merasa perlu mencari solusi atau menemukan ide-ide inovatif.

Tetapi, merumuskan masalah bukanlah hal yang mudah bagi yang belum pernah mempraktikkan pendekatan ini.

Dalam artikel berikutnya, penulis akan memberikan beberapa tips merumuskan masalah secara efektif sedemikian sehingga Anda benar-benar paham apa masalah yang ingin Anda pecahkan. Dengan begitu, Anda dapat mencari ide-ide inovatif untuk memecahkan masalah itu.

Sekarang, setiap kali menjumpai masalah, atau setiap kali Anda hendak menciptakan inovasi, ingatlah masalah yang menjadi tujuan Anda berinovasi. Ketika Anda bingung, blank, dan merasa otak Anda mentok, ingat-ingat kembali apa masalah yang ingin Anda pecahkan sehingga Anda perlu repot-repot mencari ide.

Mengingat kembali masalah Anda memberikan Anda tujuan sehingga Anda tidak terombang-ambing. Hal ini membantu membuat perhatian Anda lebih tertuju pada bahan-bahan/resources yang sesuai dengan tujuan Anda dan mengesampingkan resources yang tidak relevan. Akhirnya, dengan resources yang relevan dengan tujuan Anda, ide-ide inovatif jauh lebih mudah tercipta.

 

Baca juga:

Ingin Jadi Orang Kreatif yang ga Ada Matinya? Lakukan “Kesalahan Sebanyak-Banyaknya!

Ingin Banyak Ide Kreatif seperti Thomas Alva Edison? Ini Dia Rahasianya!

Inilah 3 Faktor Penghambat Kreativitas Anda!

Berpikir Kreatif: Apakah Komplain Meningkatkannya atau Menghambatnya?

orang kreatif

Ingin Jadi Orang Kreatif yang ga Ada Matinya? Lakukan “Kesalahan” Sebanyak-Banyaknya!

Berikut ini ada dua pertanyaan yang bisa coba Anda jawab untuk mengetes tingkat kreativitas Anda.

Pertama, di sebuah meja, tersedia lilin, korek api, dan sekotak paku payung. Nah, bisakah Anda menempelkan lilin (yang menyala) ke dinding sedemikian sehingga lelehannya tidak jatuh ke meja?

Bingung? Heheheh.

Jawabannya, gunakan kotak paku payung sebagai alas. Kemudian, tempelkan kotak itu ke dinding menggunakan paku payung seperti gambar berikut ini. Dengan begitu, lelehannya tidak jatuh ke meja.

orang kreatif

Kreatif, bukan?

Sekarang coba sekali lagi jawab pertanyaan berikut ini. Seorang pria menjual koin Romawi kuno kepada seorang kolekter. Di salah satu sisi koin tersebut, tertulis 150 B.C alias tahun 150 SM (Sebelum Masehi).

Bukannya menerima koin tersebut, sang kolektor malah melapor polisi.

Tahukah Anda mengapa ia melapor ke polisi?

Karena si penjual koin mencuri koin itu dari sang kolektor?

Karena koin itu merupakan benda antik yang harus diserahkan ke negara?

No!

Jawaban yang benar adalah karena koin yang ditawarkan kepadanya itu adalah koin palsu. Logikanya, si pembuat koin yang hidup di tahun 150 SM tentu tidak mengetahui bahwa ia hidup di tahun 150 SM. Dia bahkan tidak kenal istilah Sebelum Masehi atau Before Christ karena Jesus alias Christ belumlah lahir. Dari mana dia tahu bahwa ia hidup di tahun 150 B.C jika Christ alias Jesus sendiri belum lahir?

Bagaimana? Amazing sekali, bukan, si pembuat pertanyaan? Dan, lebih amazing lagi mereka yang mampu menjawab pertanyaan itu dengan benar!

Lalu, bagaimana dengan Anda? Bisakah Anda menjawab pertanyaan di atas?

Jika ya, itu tandanya Anda orang kreatif. Jika tidak? Berarti Anda tidak kreatif!

Tetapi, sebentar-sebentar! Benarkah begitu? Benarkah Anda tidak kreatif hanya karena Anda tidak menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban yang “benar”?

Tidak demikian, menurut pakar psikologi dari Colombus State Community Collage Carolyn Kaufman. Hanya karena jawaban Anda tidak sesuai dengan jawaban sang pemberi pertanyaan, tidaklah berarti Anda tidak kreatif. Hanya karena jawaban Anda tidak sesuai dengan jawaban di atas bukan berarti kreativitas Anda rendah.

Nah, seringkali, orang mengetes tingkat kreativitas kita dengan memberikan serangkaian pertanyaan seperti pertanyaan di atas, di mana kita dituntut untuk menjawab dengan jawaban yang “benar.” Jawaban yang “benar” adalah yang sesuai dengan jawaban si pemberi pertanyaan. Apabila kita mengemukakan jawaban lain, maka jawaban kita dianggap salah dan kita dianggap tidak kreatif.

Tetapi, apa, sih, sebenarnya yang dimaksud dengan kreativitas? Mengapa hanya ada satu jawaban/solusi yang benar?

Bukankah orang kreatif adalah mereka yang justru mampu memecahkan masalah lewat berbagai solusi, tidak terpaku hanya pada satu solusi? Perlukah Anda mencari ide/solusi yang benar ketika memecahkan persoalan Anda?

Untuk menjawabnya, Anda perlu terlebih dulu paham apa itu kreativitas, apa itu berpikir kreatif. Baru, seletah itu, Anda dapat memutuskan, apakah solusi yang benar itu ada atau tidak; apakah Anda harus mencari solusi yang benar atau tidak.

Apa Itu Kreativitas?

“If you have ideas and don’t act on them, then you are imaginative but not creative.”

-Linda Neiman

Sesuai dengan penjelasan Neiman di atas, jika Anda memiliki ide tetapi tidak mewujudkannya, maka Anda adalah orang yang imajinatif tetapi tidak kreatif.

Apa artinya ini?

Artinya, kreativitas adalah perpaduan antara imagjinasi dan perwujudannya. Anda boleh mengemukakan ide/solusi sebanyak-banyaknya untuk memecahkan masalah Anda. Apapun ide itu, baik yang sesuai ataupun yang tidak sesuai dengan nalar, kesemuanya datang dari imajinasi Anda. Tetapi, hanya imaginasi/ide yang sesuai nalar sajalah yang dapat terwujud dalam kenyataan. Sementara itu, imajinasi/ide yang tidak sesuai dengan nalar tidak dapat terwujud.

orang kreatif

Begitulah menurut para pakar bagaimana kreativitas terwujud. Jadi, kreativitas tidaklah sama dengan imajinasi. Orang yang kreatif tidak sama dengan orang yang imajinatif. Orang yang imajinatif belum tentu kreatif, tetapi orang yang kreatif sudah pasti imajinatif.

Kreativitas adalah imajinasi plus nalar, demikian menurut konsultan kreativitas Jeffrey Baumgartner. Dalam situs creativejeffrey.com, ia menjelaskan, berkebalikan dengan kepercayaan umum, orang kreatif adalah orang-orang yang logis. Sekalipun imajinasi mereka liar, tetapi imajinasi itu dapat diwujudkan dalam kenyataan. Ini karena, imajinasi itu sesuai dengan prinsip logika.

Nah, sampai di sini, apa yang dapat Anda simpulkan?

Kreativitas terdiri dari dua unsur yakni imaginasi dan pemikiran logis. Dan, dari dua unsur ini, secara umum, proses kreatif dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap imajinasi dan tahap verifikasi.

Dengan imajinasi, Anda bebas mencari ide/solusi sebanyak-banyaknya. Lalu, dengan pemikiran logis, Anda memverifikasi ide-ide tersebut atau dalam kata lain menguji efektivitasnya; mampukah ia diterapkan dalam kenyataan?

Tetapi, apa artinya ini?

Artinya……..

Untuk mengetahuinya, yuk, lanjut baca penjelasan berikut ini.

Ingin Menjadi Orang Kreatif? Lakukan “Kesalahan” Sebanyak-Banyaknya!

Dalam penjelasan di atas, Anda paham bahwa secara umum proses kreatif terdiri dari dua tahap, yaitu tahap imajinasi dan tahap verifikasi. Dalam tahap imajinasi, Anda bebas sebebas-bebasnya mengemukakan solusi/ide sebanyak-banyaknya. Barulah, dalam tahap verifikasi, Anda menggunakan nalar Anda untuk memverifikasi ide/solusi tersebut; Anda menggunakan nalar untuk menguji apakah ide-ide itu dapat diterapkan untuk memecahkan masalah Anda atau tidak.

Lalu, apa artinya ini?

Artinya, ketika Anda sedang dalam proses berpikir kreatif, tidak perlu takut untuk mengemukakan solusi/ide yang “salah”. Justru Anda perlu mengemukakan ide/solusi sebanyak-banyaknya. Anda perlu berimajinasi seliar-liarnya. Jika perlu, tabrak aturan/budaya berpikir yang lazim dalam masyarakat Anda. Tidak perlu ragu apakah ide Anda logis atau tidak. Urusan logis atau tidaknya itu urusan belakangan. Apa yang penting, Anda menemukan banyak ide yang dapat diwujudkan menjadi solusi.

Dalam tahap imajinasi, ketakutan justru menghambat diri Anda untuk mengeluarkan imajinasi sebebas-bebasnya. Ia menjadi mental block yang menghambat Anda mengeluarkan daya imajinatif Anda.

Barulah setelah menemukan banyak ide, Anda dapat melangkah ke tahap selanjutnya yaitu memverifikasi ide-ide tersebut; menguji cobanya dalam kenyataan, apakah ia dapat diterapkan untuk memecahkan masalah Anda atau tidak.

Ini ibarat seorang Orville Wright ketika menemukan pesawat terbang.

Apa yang mendorong munculnya ide untuk membuat pesawat terbang dalam otaknya?

Jawabannya, imajinasi liarnya! Yup! Imajinasi yang menabrak budaya berpikir dan bahkan nalar! Bayangkan, sebuah benda dapat terbang. Bukankah itu sangat tidak masuk akal?

Nah, tetapi, meskipun ide itu tampak konyol dan tidak masuk akal, toh Wright bersaudara mampu mewujudkannya dalam kenyataan.

Mengapa?

Karena, mereka berdua dapat merekayasa sedemikian sehingga ide tersebut sesuai dengan prinsip nalar.

Anda pun dapat melakukan hal yang sama. Ketika menjumpai masalah, cobalah cari ide/solusi sebanyak-banyaknya. Berimajinasilah seliar-liarnya. Jangan takut salah. Jika perlu, lakukan banyak kesalahan!

Lalu, cobalah verifikasi ide-ide tersebut. Buatlah eksperimen untuk menguji apakah ide itu efektif diterapkan atau tidak.

Nah, sampai di sini, Anda paham, bukan, bahwa dalam berpikir kreatif, Anda tidak perlu mencari solusi/ide yang benar. Mengapa? Karena, tidak ada ide/solusi yang benar dan solusi yang salah ketika memecahkan masalah secara kreatif. Justru, kreativitas muncul ketika Anda berani menabrak nalar dan budaya berpikir yang lazim. Kreativitas muncul ketika Anda berani berimajinasi seliar-liarnya, tidak peduli apakah imajinasi itu benar (menurut prinsip nalar) atau salah (menurut prinsip nalar).

Tetapi, perlu diingat, meskipun begitu, Anda tetap harus menggunakan nalar Anda untuk mewujudkan imajinasi itu ke dalam kenyataan. Hanya dengan begitu, Anda dapat memecahkan masalah Anda dengan imajinasi tersebut. Pilah imajinasi Anda yang terkumpul, sisihkan yang tidak dapat diterapkan dan gunakan imajinasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah Anda tanpa menimbulkan masalah baru.

 

 

Sumber:

blog.hubspot.com

psychologytoday.com

creativejeffrey.com

 

Baca juga:

Ingin Banyak Ide Kreatif seperti Thomas Alva Edison? Ini Dia Rahasianya!

Melamun: Cara Dahsyat Mencari Inspirasi

Inilah 3 Faktor Penghambat Kreativitas Anda!

Ini Dia Salah Satu Mental Blok yang Menghambat Kreativitas Anda!

 

 

 

2 afirmasi

Terungkap: Bagaimana agar Teknik Afirmasi Bekerja Maksimal dan Apa Kelemahannya! Cari Tahu di Sini dan Bersiaplah untuk Perubahan Besar yang Anda Idam-Idamkan dalam Hidup Anda!

Dalam hidup, tentu Anda memiliki banyak impian yang ingin Anda capai. Anda ingin hidup Anda terus meningkat.

Sampai sekarang, berapa persen impian Anda yang telah tercapai? Seberapa pesat peningkatan dalam hidup Anda? Sudahkah Anda puas?

Kebanyakan orang merasa sampai detik ini belum bisa mewujudkan cita-cita mereka. Banyak yang masih belum mengalami perubahan besar yang mereka idam-idamkan.

Nah, bagaimana dengan Anda?

Apa? Sama saja?? Anda merasa masih belum mencapai perubahan besar dalam hidup Anda? Sebaliknya, Anda masih terjebak pada kebiasaan lama. Pola pikir Anda masih sama, menjerumuskan Anda pada perilaku negatif, yang menghambat peningkatan diri.

Akibatnya, yach, belum ada perubahan yang Anda rasakan. Semuanya masih berjalan seperti biasa. Anda masih belum mencapai kebebasan finansial seperti yang Anda impikan. Anda juga masih suka takut menghadapi tantangan hidup. Menyangkut keputusan, Anda masih selalu terjebak mengambil keputusan yang buruk.

Padahal, Anda sudah menggunakan teknik afirmasi yang kata orang khasiatnya sangat dahsyat untuk membantu meningkatkan kualitas hidup. Tetapi, mengapa afirmasi Anda sama sekali belum membuahkan hasil?

Jadi, Anda yang salah, atau teknik afirmasinya yang memang tidak manjur?

Bisa jadi, teknik afirmasinya yang memang tidak manjur! Bisa jadi juga, ada syarat-syarat yang belum Anda penuhi dalam menerapkan teknik tersebut.

Nah, dalam artikel ini, penulis mengajak Anda untuk membongkar syarat-syarat keberhasilan teknik afirmasi. Dengan memenuhi syarat-syarat ini, teknik afirmasi Anda bekerja secara maksimal. Di samping itu, kita juga akan mengungkap apa yang membuat teknik afirmasi Anda tidak manjur meskipun Anda sudah memenuhi syarat-syarat itu.

Apa saja syarat yang harus Anda penuhi agar teknik afirmasi bekerja secara maksimal?

Apa saja, sih, syarat yang harus dipenuhi agar teknik afirmasi bekerja secara maksimal dalam membantu menggapai mimpi-mimpi Anda?

1. Pernyataan positif

Idealnya, kalimat afirmasi tersusun dalam bentuk pernyataan positif (positive statement). Hindari menggunakan pernyataan yang negatif.

Contoh afirmasi dengan kalimat positif itu bagaimana?

“Saya memiliki kekayaan yang melimpah ruah.”

“Usaha saya maju pesat sehingga pemasukan bersih saya setiap bulan dari usaha itu sebanyak satu milyar rupiah.”

“Hidup saya diliputi kemudahan.”

Lalu, pernyataan negatif itu yang seperti apa?

Contohnya:

“Saya tidak pernah merasa minder.”

“Orang lain tidak pernah mengabaikan saya.”

“Kegagalan tidak pernah saya alami.”

Mengapa afirmasi dengan kalimat negatif harus dihindari?

Pikiran bawah sadar Anda tidaklah memahami kata-kata negatif seperti “tidak”, “bukan”, dan “jangan.”Apa yang ia tahu hanyalah kata dalam bentuk positif seperti “percaya diri”,minder”, dan “mengabaikan”.

Untuk membuktikannya, coba perhatikan apa yang terlintas di Anda ketika penulis sebutkan hal-hal berikut ini:

“Anda tidak takut menghadapi tantangan hidup.”

Nah, apa yang terlintas dalam benak Anda ketika membaca pernyataan di atas?

Anda justru membayangkan diri Anda takut menghadapi tantangan hidup, ya, kan?

Sekarang, coba lagi. Perhatikan apa yang terlintas di benak Anda ketika penulis menyebutkan:

“Jangan bayangkan pasangan Anda.”

Biar penulis tebak, Anda pasti malah membayangkan pasangan Anda. Hayo ngakuuuu…. Hehehe.

afirmasi

Coba sekali lagi, ya. Sekarang, apa yang terlintas di otak Anda ketika penulis mengatakan:

“Anda tidak pernah mendapatkan kesulitan.”

Apa yang terlintas di benak Anda? Anda malah membayangkan Anda mendapatkan kesulitan!

Nah, kesemua itu membuktikan bahwa pikiran bawah sadar tidak memahami kata-kata negatif seperti “tidak”, “bukan”, dan “jangan.”

Hal ini memiliki efek yang sangat penting ketika Anda merumuskan kalimat afirmasi. Penggunaan pernyataan negatif bisa berbahaya. Ketika Anda mengikrarkan kalimat afirmasi, “Saya bukan orang yang minderan” pikiran bawah sadar menangkapnya sebagai, “Saya orang yang minderan.” Kata “bukan” tidak tertangkap oleh pikiran bawah sadar Anda. Sama halnya, ketika Anda berafirmasi, “Kesulitan tidak menghampiri hidup saya,” pikiran bawah sadar menangkapnya sebagai, “Kesulitan menghampiri hidup saya.”

Jika sudah begitu, maka hidup Anda benar-benar diliputi kesulitan. Anda juga menjadi orang yang minderan. Alih-alih meningkatkan kualitas hidup, afirmasi malah membuat Anda semakin mundur.

Nah, untuk itu, buatlah kalimat afirmasi berupa pernyataan dalam bentuk positif. Hindari menggunakan pernyataan dalam bentuk negatif, karena justru bisa memundurkan hidup Anda.

2. Present tense

Pernahkah Anda mendengar orang berkata, “Saya akan menjadi orang kaya”,Saya akan menjadi orang yang hebat”?

Tentu pernah, bukan? Atau, jangan-jangan, Anda sendiri pernah membuat afirmasi seperti itu?

Nah, kalimat afirmasi dalam bentuk future tense (dengan kata “will”) harus Anda hindari.

Mengapa?

Pikiran bawah sadar menangkap sugesti tersebut sebagai perintah untuk melakukan sesuatu DI HARI DEPAN. Tetapi, ia tidak paham yang dimaksud hari depan itu kapan. Ia memahami hari depan bukan sebagai besok, lusa, satu tahun, atau dua tahun lagi. Baginya, hari depan adalah bukan sekarang. Apabila setiap hari Anda berikrar, “Saya akan menjadi orang kaya,” maka, ya, Anda hanya AKAN menjadi orang kaya. Sampai kapan pun Anda hanya AKAN menjadi orang kaya, bukan benar-benar menjadi orang kaya, di saat ini, sekarang.

Jadi, saat membuat kalimat afirmasi, hindari membuat pernyataan dalam bentuk future tense, ya.

Buatlah kalimat afirmasi dalam bentuk present tense alias waktu sekarang.

Bagaimana contohnya?

Contohnya, “Saya kaya raya” , “Saya orang yang hebat” , “Kekayaan saya melimpah ruah” , “Saya penuh percaya diri” , dan “Saya berani menghadapi tantangan”.

Mengapa Anda harus menggunakan present tense? Supaya pikiran bawah sadar menangkapnnya sebagai perintah untuk bertindak sekarang juga. Ketika Anda berkata, “Saya kaya raya,” pikiran bawah sadar memerintahkan Anda untuk bertindak sekarang juga untuk menjadi orang kaya, bukan besok-besok, bukan di hari depan.

3. Visualisasikan

Supaya cepat masuk ke dalam pikiran bawah sadar dan menjadi sistem kepercayaan yang mengontrol hidup Anda, visualisasikan / bayangkan kalimat afirmasi Anda dalam otak.

Libatkan semua indra Anda supaya cepat membekas dan mendarah-daging di sana.

Contoh, ketika Anda berikrar, “Saya kaya raya,” bayangkan Anda sedang berada di dalam mobil mewah, dengan busana bermerk mahal, jam tangan berharga puluhan atau ratusan juta. Bayangkan Anda sedang memerintahkan sopir Anda untuk membawa mobil yang Anda naiki ke restoran mewah.

Rasakan bau parfum Anda yang sangat elegan, rasakan kenyamanan berada di dalam mobil mewah Anda. Dengarkan suara mesinnya yang halus.

4. Detail dan jelas

Pikiran bawah sadar Anda butuh gambaran yang jelas. Untuk itu, buatlah kalimat afirmasi yang jelas dan detail sehingga pikiran bawah sadar paham apa yang harus ia perintahkan kepada tubuh dan otak Anda.

Hindari membuat kalimat yang abstrak seperti, “Saya sejahtera”, “Saya bahagia,” “Tubuh saya langsing,” “Penghasilan saya besar.”

Mengapa kalimat-kalimat itu disebut abstrak?

afirmasi

Karena, pikiran bawah sadar Anda tidak tahu pasti apa yang dimaksud sejahtera. Apakah hidup pas-pasan tetapi tidak banyak keinginan? Apakah sejahtera sama artinya badan gemuk?

Demikian juga dengan “bahagia.” Pikiran bawah sadar tidak tahu pasti apa yang disebut bahagia. Apakah bahagia berarti hidup kaya raya? Atau, bahagia berarti keluarga harmonis dan mendapatkan cinta yang berlimpah? Apakah bahagia berarti hidup yang terus menantang?

Pikiran bawah sadar Anda juga tidak tahu apa yang dimaksud langsing. Apakah langsing berarti kurus kering? Apakah 60 kilogram? (misal, bagi orang yang berat badannya 100 kilo maka berat badan 60 kilogram termasuk langsing). Ia juga tidak tahu yang dimaksud penghasilan yang besar. Apakah 20 juta? 10 juta? 100 juta? Atau, 1 milyar?

Untuk itu, buatlah kalimat afirmasi yang sejelas dan sedetail mungkin. Apabila Anda ingin membuat kalimat afirmasi yang berkaitan dengan kekayaan, kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan, jelaskan definisi semua hal itu menurut Anda pribadi. Buatlah kalimat afirmasi yang sesuai dengan definisi itu. Misal, Anda ingin menjadi orang yang kaya raya. Menurut Anda, kaya raya berarti memiliki harta yang melimpah ruah, memiliki perusahaan yang besar, maka buatlah afirmasi yang sejelas dan sedetail mungkin yang menggambarkan bahwa Anda orang kaya sesuai definisi kekayaan menurut Anda.

Contoh, “Saya punya rumah seharga 5 milyar rupiah, di sebuah kompleks perumahan mewah di Jakarta,” “Saya memiliki dan memimpin perusahaan tekstil dengan jumlah total karyawan lima ribu orang,” “Penghasilan bersih saya setiap bulan 100 milyar rupiah.”

5. Kata-kata yang menggugah Anda untuk beraksi

Agar sugesti yang Anda masukkan ke dalam pikiran bawah sadar bekerja maksimal, gunakan kata-kata yang mampu menggugah Anda untuk take action, bertindak secepat mungkin. Pilihlah kata-kata yang menurut Anda penuh motivasi, membangkitkan semangat Anda, dan membuat Anda lebih optimis.

6. Kalimat yang pendek

Pikiran bawah sadar menyukai kalimat yang pendek. Ia beroperasi dengan gambar, tidak seperti pikiran sadar yang menggunakan kata-kata. Pernyataan yang pendek, jelas, dan detail membantu memudahkan pikiran bawah sadar Anda untuk menangkap maksud dari sugesti yang Anda masukkan.

7. Repetisi

Tentu Anda sudah paham yang ini, bukan? Agar sugesti cepat masuk ke dalam pikiran bawah sadar dan menjadi sistem kepercayaan di sana, Anda harus mengulanginya setiap hari.

Ini seperti ketika Anda menghapal nama-nama obat, misalnya. Semakin sering Anda mengulangi menyebutkan nama-nama obat tersebut, semakin cepat ia masuk ke dalam memori jangka panjang Anda, dan Anda pun semakin hapal nama-namanya di luar kepala.

Demikianlah beberapa syarat yang harus Anda penuhi agar kalimat afirmasi Anda bekerja maksimal.

Namun demikian, perlu Anda ketahui bahwa sekalipun Anda telah memenuhi semua syarat itu, ada kondisi tertentu yang membuat afirmasi tidak bekerja dan justru malah berakibat bahaya bagi Anda.

Penasaran? Berikut ini penjelasannya.

Mengapa Teknik Afirmasi tidak Bekerja Maksimal bagi Anda?

Bagi sebagian orang, teknik afirmasi sangat manjur dan mampu membuat perubahan besar dalam hidup mereka. Tetapi, bagi sebagian yang lain, sesempurna apapun mereka menerapkan teknik ini, serajin apapun mereka mengulang afirmasi mereka, hasilnya tetap nihil.

Lalu, apa penyebabnya?

Menurut pakar psikologi klinis Dr. Sophie Henshaw, hal itu dikarenakan sedari awal, orang yang bersangkutan memiliki program diri yang negatif, yang bertentangan dengan sugesti yang ia masukkan lewat teknik afirmasi.

Contoh, sedari awal, Anda memiliki keyakinan bawah sadar bahwa Anda tidak layak sukses, Anda adalah orang yang tidak memiliki kelebihan apapun sehingga pantas jika Anda menjadi rendah diri, dan segudang program diri negatif lainnya.

Ketika Anda memasukkan sugesti positif seperti, “Saya kaya raya,” “Saya berani menghadapi tantangan apapun,” “Saya penuh percaya diri menghadapi setiap tantangan,” maka pikiran bawah sadar merespons dengan penolakan yang keras.

Ia menjawab sugesti-sugesti itu dengan penolakan seperti, “Kamu tidak pantas jadi orang kaya. Model seperti kamu,” “Apa yang bisa kamu andalkan?”

afirmasi

Nah, jawaban-jawaban itu justru semakin menguatkan program diri Anda yang negatif. Akibatnya, hidup Anda bukannya semakin meningkat tetapi malah semakin mundur.

Pertanyaannya, bagaimana bisa teknik afirmasi bekerja maksimal bagi sebagian yang lain?

Karena, sedari awal, mereka memiliki program bawah sadar yang positif yang mendorong mereka melakukan semua tindakan yang dibutuhkan untuk sukses.

Nah, sugesti positif yang mereka suntikkan lewat teknik afirmasi memperkuat program bawah sadar mereka.

Lalu, bagaimana jika teknik afirmasi tidak mempan bagi Anda dikarenakan dari awal Anda memiliki program diri yang negatif?

Jangan khawatir! Anda masih dapat mereprogram pikiran bawah sadar Anda dengan sugesti-sugesti postif yang membantu kesuksesan Anda.

Bagaimana caranya?

Salah satu prinsip kerja otak manusia yaitu menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Apapun pertanyaan yang Anda ajukan kepada diri Anda sendiri tidak pernah luput dijawab oleh pikiran bawah sadar Anda. Ketika Anda bertanya, “Kenapa saya bisa sebodoh ini?” pikiran bawah sadar menjawab, “Karena kamu tidak pernah mau mendengarkan orang lain, tidak mau belajar dari kesalahan, kamu tidak pernah menggunakan otakmu.” Ketika Anda bertanya, “Kenapa hidup saya selalu diliputi kesukaran?” ia menjawab, “Karena kamu mempersulit dirimu,” “Karena kamu minim kemampuan.” Intinya, pikiran bawah sadar Anda menjawab semua pertanyaan negatif dengan jawaban yang semakin membenarkan dan menguatkan program diri Anda yang negatif.

Prinsip di atas dapat Anda gunakan untuk mereprogram pikiran bawah sadar Anda, untuk menyuntikkan sugesti-sugesti postif yang mendukung kesuksesan Anda.

Bagaimana caranya? Ubah saja pertanyaan negatif di atas dengan pertanyaan yang berbentuk positif. Contoh, apabila awalnya Anda selalu bertanya, “Mengapa saya seceroboh ini?”, ubah pertanyaan itu menjadi pertanyaan yang positif seperti, “Mengapa saya begitu cerdas dan teliti?”

Respons yang diberikan pikiran bawah sadar ketika Anda mengajukan pertanyaan positif pun pasti berupa jawaban yang positif. Tanpa Anda sadari, jawaban positif itu mengubah keyakinan bawah sadar Anda yang awalnya negatif. Jawaban-jawaban dari pertanyaan positif mengubah program bawah sadar Anda menjadi program diri yang positif.

Nah, untuk mengetahui bagaimana merumuskan pertanyaan-pertanyaan positif yang tepat yang dapat mereprogram pikiran bawah sadar Anda, bacalah artikel kami yang berjudul Cara Memprogram Diri 6 kali Lebih Cepat!

Mereprogram pikiran bawah sadar dengan pertanyaan positif jauh lebih powerful ketimbang dengan teknik afirmasi. Mengapa? Karena, sugesti positif datang dari dalam diri Anda sendiri, dari dalam pikiran bawah sadar Anda, sehingga pikiran bawah sadar tidak bisa menolaknya atau meresponsnya dengan perlawanan. Sebaliknya,d engan teknika afirmasi, sugesti disuntikkan dari luar ke dalam. Ia bukan datang dari diri Anda sendiri. Ia tidak datang dari pikiran bawah sadar Anda sendiri. Akibatnya, pikiran bawah sadar dapat menolak dan melawannya dengan perlawanan yang frontal.

 

Demikianlah informasi mengenai teknik afirmasi beserta kelemahannya yang dapat penulis sampaikan kepada Anda. semoga, informasi di atas memberikan manfaat yang besar bagi Anda.

Sumber:

Affirmyourlife.blogspot.com

Psychocentral.com

 

 

 

 

 

 

perkembangan diri

Benarkah Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Menghambat Perkembangan Diri Anda?

Perkembangan diri ibarat saat Anda mendaki gunung. Setiap kali tiba di puncak, Anda melihat puncak-puncak lain yang belum Anda taklukkan dan ingin Anda taklukkan dalam perjalanan berikutnya. Ia merupakan perjalanan yang tidak pernah berakhir. A never ending journey.

Menurut anggapan banyak orang, perkembangan diri berlawanan dengan penerimaan diri alias self-acceptance. Self-acceptance dianggap menjadikan orang puas dan mandek.

Mengapa begitu?

Ini karena, menurut mereka, penerimaan diri, menerima kekurangan berarti menganggap kekurangan itu bukan sebagai kekurangan melainkan kelebihan. Nah, manakala kekurangan dipandang sebagai kelebihan, maka logikanya buat apa Anda bersusah-payah memperbaikinya? Bukankah Anda baik-baik saja dengan kekurangan itu?

Itulah mengapa menurut mereka, self-acceptance bertentangan dengan perkembangan diri, dan bahkan menghambatnya.

Tetapi, tahukah Anda, ternyata para pakar berpikir sebaliknya. Mereka berpendapat bahwa self-acceptance tidaklah menghambat perkembangan diri, tetapi justru menunjangnya.

Penasaran?

Tiga Alasan Mengapa Penerimaan Diri (Self-Acceptance) Menunjang Perkembangan Diri Anda

Bagaimana bisa self-acceptance mendorong Anda untuk terus berkembang?

Berikut ini beberapa alasannya.

1. Penerimaan diri mengajarkan Anda untuk lebih bersabar

Setiap orang pasti memiliki kekurangan. Tak terkecuali Anda. Namun demikian, reaksi masing-masing orang terhadap kekurangan berbeda-beda. Ada yang menerimanya dan ada yang menolaknya.

Sebagaimana dijelaskan di atas, banyak orang menganggap bahwa menerima kekurangan sama artinya menganggap kekurangan itu sebagai kelebihan yang tidak perlu diperbaiki. Nah, dari anggapan ini, mereka memilih menolak kekurangan mereka. Menurut mereka, penerimaan diri menjadikan mereka pribadi yang mandek, merasa puas dengan hidup mereka, dan karenanya tidak terdorong untuk maju.

Tetapi, sebenarnya, yang terjadi bukanlah seperti itu. Menerima kekurangan tidaklah sama artinya dengan menganggap kekurangan sebagai kelebihan yang tidak perlu diperbaiki.

Ketika Anda menerima kekurangan Anda, Anda tetap menganggapnya sebagai kekurangan yang perlu diperbaiki. Hanya saja, Anda tidak menyesali kekurangan itu. Anda juga tidak menyalahkan diri Anda sebagai sumber kekurangan tersebut. Anda memafaakan dan memaklumi diri Anda karena memiliki kekurangan itu.

Justru sikap memaafkan dan memaklumi diri sendiri inilah yang memotivasi Anda untuk terus berkembang, untuk OPTIMIS memperbaiki kekurangan tersebut. Memaafkan diri atas kekurangan Anda membuat Anda lebih BERSABAR dalam meningkatkan diri. Anda jadi lebih bersabar bahwasanya proses perkembangan diri tidaklah selalu berjalan mulus dan instan. Penerimaan diri mengajarkan Anda untuk menyikapi kekurangan dengan wajar, menganggap kekurangan sebagai fase yang normal dilalui oleh manusia.

Ini berbeda dari orang-orang yang menolak kekurangan mereka. Penolakan itu alih-alih memotivasi mereka untuk memperbaiki kekurangan tersebut justru membuat mereka PESIMIS. Ini karena, ketika menolak kekuarangan mereka, mereka bukan hanya menganggap kekurangan itu masalah. Lebih dari itu, mereka MENYESALI kekurangan tersebut dan larut dalam penyesalan itu hingga lupa untuk memperbaikinya.

2. Mengajarkan Anda untuk memaafkan kesalahan Anda

Dalam perjalanan hidup, setiap orang pasti pernah berbuat salah dan mengalami kegagalan. Anda pun tak terkecuali.Namun, reaksi orang berbeda-beda dalam menyikapinya. Ada yang menerimanya dengan santai. Ada juga yang menolak dan menyesalinya.

Nah, coba tebak, di antara dua sikap di atas, mana sikap yang membantu perkembangan diri dan yang menghambatnya! Heheheh.

Tentu Anda tahu, bukan, bahwa sikap yang membantu perkembangan diri adalah sikap menerima kesalahan dan kegagalan itu. Sementara itu, sikap yang menghambatnya adalah sikap menolak kegagalan dan kesalahan tersebut.

Tetapi, apa alasannya?

perkembangan diri

Seseorang yang menerima kesalahan yang telah dilakukannya, ia memaafkan diri sendiri karena telah melakukan kesalahan itu. Ia tidak membiarkan dirinya terlarut dalam penyesalan. Ia paham bahwa melakukan kesalahan adalah hal yang lumrah dan tidak perlu terus menerus diratapi. Dan, justru karena itulah dia menerima dan mengakui bahwa ia telah berbuat salah. Baginya, sekalipun sudah melakukan kesalahan, semuanya masih bisa diperbaiki. Hidup tidaklah berakhir hanya karena kesalahan itu.

Demikian juga dengan kegagalan. Baginya, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Ia memandang kegagalan sebagai hal yang wajar dalam perjalanan hidup. Tidak ada yang bisa luput darinya, entah sekali seumur hidup atau berkali-kali selama hidup.

Dari pemahaman inilah dia menerima kegagalan dengan ikhlas dan dapat melanjutkan perjalanan, dapat terus mengembangkan dirinya. Ia tidak menjadi tawanan bagi masa lalunya yang gagal.

Sebaliknya, orang yang menolak kesalahan cenderung menganggap kesalahan itu sebagai akhir dari segalanya. Menurutnya, kesalahan dan kegagalan adalah masalah yang luar biasa besar. Kesalahan dan kegagalan membuatnya berpikir bahwa ia tidak layak dan tidak kompeten. Buktinya, ia melakukan kesalahan dan kegagalan.

Nah, anggapan bahwa dirinya tidak layak dan tidak kompeten membuatnya pesimis dalam mengembangkan dirinya. “Saya tidak bisa. Saya tidak mampu. Saya orang yang gagal,” demikian pikirnya. Hal itu menghancurkan motivasinya untuk terus maju.

3. Mengajarkan Anda untuk menghargai proses

Andaikanlah Anda sedang mempelajari sebuah keterampilan baru. Kebetulan, Anda tidak memiliki bakat dalam keterampilan itu. Dan, karenanya, Anda agak bersusah payah menguasainya. Dibanding si A, misalnya, yang berbakat dalam bidang itu, usaha Anda untuk menguasai keterampilan tersebut jauh lebih besar. Anda harus berjuang mati-matian, barulah bisa menguasainya.

Nah, penerimaan diri bisa membantu memotivasi Anda untuk tidak menyerah di tengah perjuangan Anda.

Dalam konteks ini, penerimaaan diri berarti menerima diri Anda yang lamban dalam menguasai keterampilan tersebut. Anda tidak menyalahkan diri Anda sendiri karena kelambanan Anda. Dengan sikap ini, Anda jadi lebih menghargai proses. Anda paham bahwa menguasai sesuatu yang baru tidak harus selalu instan. Ada orang yang bisa menguasainya dengan cepat dan ada pula yang harus berusaha keras. Dan, it’s ok, tak masalah.

Berbeda jadinya jika Anda tidak menerima kelambanan Anda. Anda akan menyalahkan diri Anda sendiri atas kelambanan tersebut. Menurut Anda, kelambanan itu adalah AIB yang MEMALUKAN.

Penolakan itu membuat Anda tidak mampu menghargai proses. Anda tidak mau tahu. Anda ingin seperti si A, misalnya, yang bisa menguasai keterampilan tersebut dengan cepat. Mendapati diri Anda bersusah-payah menguasai keterampilan itu membuat Anda malu dan akhirnya malah menyerah di tengah perjuangan Anda.

Kesimpulan

Nah, dari penjelasan di atas, Anda paham, bukan, berkebalikan dari anggapan banyak orang, penerimaan diri bukannya menghambat perkembangan diri Anda, tetapi justru menunjangnya.

Penerimaan diri alias self-acceptance mengajarkan kepada Anda untuk memaafkan kelemahan, kesalan, dan kegagalan Anda, dan move on darinya. Ia mengajarkan Anda untuk terus melanjutkan hidup, terus berkembang, tidak terpaku meratapi kelemahan, kesalan, dan kegagalan Anda.

Untuk mengembangkan diri Anda, Anda perlu untuk pertama-tama menerima diri Anda apa adanya, menerima segala kelebihan dan kekurangan Anda, bukan menyesalinya.

 

Baca juga:

Rahasia Sukses Mengembangkan Diri

Pengembangan Diri: Cara Praktis Menjadi Sukses

Ini Dia Cara Memperkuat Mental sehingga Anda lebih Percaya Diri dan Berani Menghadapi Apapun!

Menghilangkan Rasa Takut terhadap Tantangan dengan Teknik Afirmasi

Program Pengembangan Diri Anda Gagal di Tengah Jalan? Ini Solusinya!

 

motivasi membaca

Inilah Trik Meningkatkan Motivasi Membaca yang Membuat Anda Betah Berlama-Lama dengan Buku! Gunakan Trik Ini, Rasakan Wawasan Anda Bertambah Luas dan Kualitas Hidup Anda Meningkat!

Anda punya perpustakaan pribadi di rumah? Tentu punya, dong, ya. Setiap bulan, koleksi buku Anda terus bertambah.

Memiliki koleksi buku memang penting. Anda dapat membacanya sewaktu-waktu untuk menambah wawasan, ide, dan referensi. Koleksi buku Anda juga dapat menjadi sumber inspirasi. Supaya jiwa tidak kering, Anda perlu terus memupuknya dengan bacaan yang berkualitas.

Tetapi, ngomong-ngomong apa kabar dengan koleksi buku Anda? Heheheh…

Koleksi buku nganggur. Pulang kantor rasanya sudah capai, jadinya mau baca malas,” demikian jawab Anda.

Yup! Kondisi itu bisa dimaklumi. Tetapi, jika terus-menerus begitu, kapan Anda membaca buku? Kapan Anda menambah wawasan demi meningkatkan kualitas hidup Anda? Kapan???

Sebenarnya, untuk sesuatu yang membawa manfaat besar bagi Anda, tidak ada alasan untuk berkata tidak. No excuse!

Benarkah untuk sekadar membaca Anda terlalu capai? Tidak adakah sama sekali waktu untuk membaca buku sepulang dari kantor?

Hmmm, setiap hari, penulis pulang pergi Bekasi-Jakarta Barat karena kebetulan penulis tinggal di Bekasi dan kantor Aquarius Learning berada di Jakarta Barat. Biasanya, dari kantor, penulis pulang pukul 17.30 atau 18.30. Perjalanan Jakarta Barat-Bekasi ditempuh dengan bus selama dua jam. Sampai rumah, penulis masih bisa membaca buku selama 2 jam!

Jika penulis saja bisa, mengapa Anda tidak?

Sebenarnya, Anda bisa! Saaaaangat bisa! Hanya saja, Anda belum mencobanya. Anda butuh motivasi!

Nah, berikut ini penulis sajikan kepada Anda sebuah trik untuk meningkatkan motivasi membaca saat Anda merasa malas dan capai. Trik ini jugalah yang mendorong penulis untuk menyentuh dan menyelesaikan bacaan di saat rasa capai dan malas menyerang.

Tingkatkan Motivasi Membaca Anda dengan Trik Simple Berikut Ini!

Bagaimana trik meningkatkan motivasi membaca saat Anda dilanda rasa malas dan capai?

Triknya yaitu membagi bacaan ke dalam bagian-bagian dan menjelaskannya kepada diri Anda sendiri.

Penasaran? Ini dia penjelasan selengkapnya.

1. Lakukan saja!

Sepulang dari kantor, rasanya capai sekali. Mau baca buku tapi jadi malas. Satu-satunya hal yang ingin Anda lakukan adalah tidur.

Tetapi, Anda perlu meluangkan waktu untuk membaca buku.

Nah, untuk menyeret tubuh Anda, yang sudah menempel di kasur ke depan buku, keluarkan jurus ampuh ini: Just do it! Lakukan saja!

Yup! Ambillah buku dan bacalah. Jangan beri kesempatan pikiran Anda untuk menimbang-nimbang apakah lebih baik Anda membaca buku atau tidur saja. Pertimbangan yang lama justru membuat Anda ragu dan urung membaca.

Mungkin, Anda berpikir begini, “Kalau sudah nyentuh buku, palingan bentar lagi balik ke kasur.”

motivasi membaca

Nah, agar Anda bertahan, lakukan langkah berikutnya.

2. Baca satu, dua, atau tiga paragraf

Bukalah buku Anda dan bacalah seperti biasa. Jika Anda mengantuk dan susah berkonsentrasi, bacalah pelan-pelan. Bila perlu, baca dengan suara keras perlahan-lahan. Pahami dan resapi isi buku.

Setelah sampai satu, dua, atau tiga paragraf, berhentilah.

Sekarang saatnya beranjak ke langkah selanjutnya.

3. Jelaskan

Setelah Anda membaca satu sampai tiga paragraf, jelaskan kepada diri Anda sendiri. Bayangkanlah seolah-olah Anda sedang menjelaskan kepada audiens. Bergayalah seperti seorang guru, dosen, atau trainer yang sedang mempresentasikan materi di depan kelas.

Jika perlu, gunakan gesture tubuh. Gerakkan tangan seperti ketika seorang trainer sedang menjelaskan materi.

Begitu penjelasan Anda selesai, lanjutkan ke langkah berikutnya.

4. Baca satu sampai tiga paragraf

Bacalah paragraf selanjutnya dan berhenti setelah satu, dua, atau tiga pargraf. Seperti pada langkah pertama, bacalah pelan-pelan saja jika Anda masih mengantuk dan sulit berkonsentrasi. Baca dengan suara keras. Pahami dan resapi maksudnya.

Jika Anda merasa sudah paham, lanjutkan ke langkah selanjutnya.

5. Jelaskan

Ulangi langkah ke-2. Jelaskan isi paragraf yang baru saja Anda baca. Bayangkan seolah-olah Anda sedang berbicara di depan audiens. Gerakkan tangan Anda ke kanan, kiri, dan ke depan persis seperti ketika seorang trainer atau penceramah sedang menyampaikan materi.

Anda boleh sambil berjalan mondar-mandir.

Setelah menjelaskannya dengan tuntas, ulangi lagi langkah pertama. Baca paragraf berikutnya. Demikian seterusnya.

Penutup

Bagaimana? Mudah, bukan, melakukan trik di atas?

Bacalah buku Anda dengan trik tersebut dan bertahanlah minimal 2 jam dan rasakan manfaatnya yang fantastis.

Pada awalnya, penulis menggunakan cara di atas tanpa sengaja. Waktu pertama menggunakan trik itu, penulis hanya ingin menghilangkan rasa kantuk dan susah berkonsentrasi saat membaca buku.

Dengan trik itu, rasa kantuk benar-benar hilang dan penulis bisa lebih berkonsentrasi dengan bacaan. Walhasil, materi jadi leeeebih mudah masuk ke dalam otak. Ia juga lebih mudah dihapal di luar kepala.

Di samping benefits di atas, trik tersebut juga memotivasi penulis untuk betah berlama-lama di depan buku. Bagaimana tidak? Menggunakan trik ini, membaca buku menjadi sangat menyenangkan.

Jika tidak percaya, silakan Anda mencobanya.

Tapi, mungkin Anda ragu dengan keampuhan trik ini. Memang, sejauh ini, penulis belum menemukan dasar ilmiah yang mendukung validitas trik tersebut. Tetapi, ada beberapa penjelasan ilmiah yang dapat menjelaskan cara kerja trik ini yang membuatnya manjur.

Pertama, membagi materi ke dalam bagian-bagian dan menyelingi aktivitas membaca dengan menjelaskan membuat Anda lebih termotivasi karena Anda melihat materi tidak seberat sebelumnya. Sebelum dibagi ke dalam bagian-bagian, tentunya materi tampak sangat berat, bukan? Baru melihatnya saja rasanya sudah pusing. Begitu dibagi ke dalam bagian-bagian, kesannya jadi lebih ringan untuk dibaca.

Nah, ini sesuai dengan temuan Hyunjin Song dan Norbert Schwartz bahwa membagi materi atau pekerjaan ke dalam bagian-bagian atau goal-goal kecil dapat meningkatkan motivasi kita untuk membaca atau mengerjakannya. Ini karena, goal kecil tampak lebih ringan untuk dikerjakan dibanding goal yang besar. Dan, otak kita secara alami lebih suka yang ringan-ringan.

Kedua, ketika Anda membaca seluruh materi sekaligus, otak Anda mengalami overload alias kelebihan beban. Working memory Anda tidak mampu menampung seluruh informasi yang baru saja Anda baca. Hal ini membuat otak Anda merasa percuma saja capai-capai membaca buku. Dan, karena itu, ia memerintahkan Anda untuk berhenti. Sementara itu, dengan membagai bacaan ke dalam bagian-bagian, Anda memberikan waktu kepada otak Anda untuk mencerna materi tersebut dan memasukkannya ke dalam memori jangka panjang. Ini membuat otak lebih termotivasi karena ia merasa apa yang Anda lakukan (membaca materi) tidak sia-sia.

Ketiga, gerak tangan, gerak kaki (saat Anda menjelaskan sambil mondar-mandir), dan vokalisasi menghilangkan kantuk yang Anda rasakan.

 

Demikian trik meningkatkan motivasi membaca yang dapat penulis sampaikan kepada Anda. Semoga, trik di atas memberikan hasil yang fantastis. Akhir kata, selamat membaca!

 

Baca juga:

Ini Dia Cara Efektif Meningkatkan Kecerdasan Otak!

Kunci Sukses Membangun Kebiasaan Membaca Buku

Tingkatkan Konsentrasi Belajar Anda dengan yang Manis-Manis!

Commonplace Book: Cara Ampuh Memperoleh Manfaat Membaca secara Maksimal!

Bagaimana agar Anda Benar-Benar Menguasai Materi Bacaan?

 

 

 

 

penyebab kegemukan

Terungkap Sudah Penyebab Kegemukan yang Paling Utama! Hindari Penyebab Ini agar Anda lebih Cepat Langsing dan Semakin Gesit dan Produktif!

Salah satu masalah terbesar Anda yaitu badan Anda yang gemuk. Anda sangat membenci kondisi itu. Bencinya bukan karena Anda jadi kurang menarik, tetapi Anda jadi tidak gesit, kurang produktif, dan mudah mengantuk.

Lebih dari itu, yang paaaaling membuat Anda benci yaitu, badan yang gemuk membuat Anda terus dihantui rasa bersalah. Anda menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa menahan makanan penyebab gemuk. Apalagi, teman dan keluarga juga sering menyalahkan Anda karena hal itu; karena Anda tidak dapat menahan godaan santapan berlemak dan mengandung gula berlebih.

Tetapi, apakah benar kegemukan Anda karena 100% kesalahan Anda? Apa benar Anda menjadi gemuk semata-mata karena Anda tidak dapat mengendalikan diri?

Jawabannya tidak!

Kontrol diri tidaklah begitu berpengaruh! Nyatanya, manusia hanya memiliki 12% kontrol terhadap dirinya sendiri. Selebihnya, 88% kontrol dipegang oleh pikiran bawah sadar alias subconscious mind.

Inilah masalah utama Anda, penyebab kegemukan Anda! Penyebab kegemukan Anda yang paling utama bukanlah lemahnya kontrol diri Anda, melainkan pikiran bawah sadar Anda. Dipaksa bagaimana pun juga, kekuatan kontrol diri Anda mentok di 12%.

Nah, tetapi, bagaimana pikiran bawah sadar menjadi penyebab kegemukan Anda yang paling utama?

Berikut ini penjelasannya.

Keyakinan Bawah Sadar, Penyebab Kegemukan Anda yang Paling Utama

Apa itu pikiran bawah sadar dan bagaimana ia bisa membuat badan Anda gemuk?

Pikiran kita terdiri dari dua bagian, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar bertugas untuk aktivitas berpikir seperti memahami informasi, memahami isi buku, berpikir abstrak, menghitung perhitungan matematika, berkehendak, dan mengontrol diri Anda.

Sementara itu, pikiran bawah sadar membentuk kebiasaan, mindset, persepsi, dan juga menentukan emosi Anda.

Tetapi, kendali pikiran sadar atas diri Anda hanyalah sebesar 12%. Selebihnya, tubuh dan perilaku Anda dikendalikan oleh pikiran bawah sadar.

Lalu, bagaimana pikiran bawah sadar membuat Anda gemuk?

Bagaimana Pikiran Bawah Sadar Membuat Anda Gemuk?

Setiap ucapan yang Anda dengar masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Apabila setiap hari orang berkata kepada Anda bahwa Anda cerdas, maka lama kelamaan, ucapan itu masuk ke dalam pikiran bawah sadar dan mengendap di sana. Apabila orang-orang berkata Anda mudah tergoda makanan, ucapan itu juga masuk ke dalam pikiran bawah sadar dan menetap di sana. Pokoknya, semua ucapan yang Anda dengar, apalagi berulang kali Anda mendengarnya, maka ia mengendap di dalam pikiran bawah sadar.

Nah, di dalam pikiran bawah sadar, ucapan itu menjadi sistem kepercayaan yang mengontrol pola pikir dan perilaku Anda. Ucapan yang mengatakan bahwa Anda cerdas membuat pikiran bawah sadar Anda percaya bahwa Anda memang orang yang cerdas. Ucapan yang mengatakan bahwa Anda mudah tergoda makanan membuat pikiran bawah sadar percaya bahwa Anda memang mudah tergoda makanan.

Dengan kepercayaan seperti itu, pikiran bawah sadar memerintahkan Anda untuk berperilaku sebagaimana yang ia percayai. Kepercayaan bahwa Anda orang yang cerdas mendorong pikiran bawah sadar untuk memerintahkan Anda bertindak cerdas. Kepercayaan bahwa Anda mudah tergoda makanan mendorong pikiran bawah sadar untuk memerintahkan Anda menyantap semua jenis makanan, tidak peduli apakah makanan itu membuat Anda gemuk atau tidak.

Sampai di sini, Anda mulai paham, bukan, bagaimana pikiran bawah sadar membuat Anda gemuk?

Keyakinan-Keyakinan Bawah Sadar Penyebab Kegemukan Anda

Selain karena ucapan-ucapan di atas, masih banyak lagi ucapan lainnya yang sering Anda dengar yang masuk ke dalam pikiran bawah sadar dan memerintahkan Anda untuk menjadi gemuk.

penyebab kegemukan

Apa saja contohnya?

Mungkin, dulu waktu masih bayi, tubuh Anda gemuk montok dan karenanya orang-orang suka berkata, “Ih, montoknya. Gemes, deh,” “Bayi gendut. Lucu,” “Ih, pipinya tembem. Cantik banget,” sambil mencubit-cubit pipi Anda. Nah, ucapan-ucapan itu membuat pikiran bawah sadar Anda berkesimpulan bahwa gemuk itu cantik, gemuk itu imut, dan lucu, membuat orang-orang menyukai Anda.

Kesimpulan itu mengendailkan perilaku Anda. Karena kesimpulan itu, pikiran bawah sadar memerintahkan diri Anda untuk menjadi orang yang gemuk.

Kalau sudah begitu, maka sekuat apapun Anda berusaha menahan godaan makanan berlemak, usaha itu sia-sia. Ia kalah dengan pikiran bawah sadar Anda yang memerintahkan Anda untuk tetap gemuk. Ini karena, sebagaimana penulis jelaskan di atas, pikiran bawah sadar memegang 88% kendali atas diri Anda, sedangkan pikiran sadar hanya memegang 12% kendali. Karena 12% lawan 88%, tentu saja, pikiran sadar Anda kalah dengan pikiran bawah sadar Anda.

Di samping pujian-pujian yang Anda dengar di waktu masih bayi, banyak keyakinan lainnya yang juga membuat Anda gemuk. Contohnya, keyakinan bahwa “subur itu makmur”, “badan yang gemuk pertanda Anda bahagia,” “badan kurus pertanda hidup Anda tertekan dan menderita,” “kalau ga makan nasi berasa belum makan.”

Anda kenal lagu anak-anak yang berjudul “Ayo Makan Bersama”? Dalam lagu itu, ada bait yang mengajak Anda untuk makan banyak dan jangan sampai ada sisa “Banyak-banyak makan, jangan ada sisa, ayo makan bersama….”Nah, bait itu juga mengajarkan pikiran bawah sadar Anda untuk makan berlebih dan jangan meninggalkan sisa.

Tanpa disadari, kesemua itu membuat Anda gemuk. Keyakinan-keyakinan itu mengendalikan perilaku Anda, memerintahkan tubuh Anda untuk melakukan tindakan yang membuat Anda gemuk seperti makan banyak, malas berolahraga, dan menyantap makanan berlemak dan mengandung gula berlebih.

Nah, itulah penyebab kegemukan yang selama ini tidak Anda sadari. Sekuat apapun Anda berusaha untuk menahan godaan gorengan, makanan berminyak dan berkadar gula tinggi, apabila di dalam pikiran bawah sadar Anda tersimpan keyakinan bahwa gemuk itu cantik, subur itu makmur, gemuk itu pertanda bahagia, kurus pertanda hidup tertekan, dan keyakinan-keyakinan serupa lainnya, maka selama itu usaha Anda kalah dengan keyakinan bawah sadar Anda. Ingat, 12% kalah dengan 88%!

Kalau begitu, bagaimana cara mengatasinya? Bagaimana agar pikiran bawah sadar Anda berhenti mempercayai keyakinan-keyakinan di atas?

Bagaimana Cara Menghilangkan Keyakinan Bawah Sadar Penyebab Kegemukan Anda?

Anda harus mereprogram pikiran bawah sadar Anda dengan memasukkan sugesti dan keyakinan yang berlawanan dengan keyakinan di atas.

Bagaimana caranya?

Anda dapat melakukan teknik reprogram bawah sadar dengan afirmasi positif ataupun visualisasi sebagaimana yang penulis jelaskan dalam artikel yang berjudul 3 Cara Dahsyat Mengubah Mindset Negatif menjadi Mindset Sukses!

Mereprogram pikiran bawah sadar jauh LEBIH AMAN dibanding diet dengan obat-obatan atau dengan program diet yang ketat dan menyiksa. Di samping itu, karena langsung menyentuh penyebab utama kegemukan, maka hasilnya pun PERMANEN. Anda tidak akan lagi terjerumus pada kebiasaan-kebiasaan lama Anda seperti menyantap makanan berlemak dan berkadar gula tinggi, makan lebih dari tiga kali sehari, malas berolahraga, dan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya.

Untuk itu, segera reprogram keyakinan bawah sadar Anda dan persiapkan diri Anda menjadi langsing, gesit, dan tambah produktif. Bayangkan hidup Anda menjadi jauh lebih menyenangkan!

 

Baca juga:

Kurang Motivasi Diet? Yuk, Coba Strategi Berikut Ini!

Ini Dia Alasan Mengejutkan Mengapa Diet Sering Gagal!

Diet Gagal Terus? Jangan-Jangan Anda Mengidap Sindrom Yo-Yo!!!

Gunakan Cara Ini untuk Meningkatkan Harga Diri Anak! Gak Lagi-Lagi, deh, Dia Minder dan Banyak Takut dan Jadilah Ia Kebanggaan Anda!

Bagaimana cara meningkatkan harga diri anak?

Salah satu cara yang populer yaitu memuji prestasi mereka. Tapi, menurut pakar psikologi dari Ohio State University Eddie Brummelman, alih-alih meningkatkan harga diri anak, pujian justru bisa berbahaya bagi anak yang sedari awal memiliki harga diri yang rendah (low self-esteem). Ini sebagaimana yang penulis jelaskan dalam artikel berjudul Hati-Hati, Pujian bisa Berbahaya bagi Motivasi Anak Anda yang Memiliki Low Self-Esteem!

Dalam artikel itu, dijelaskan bahwa pujian membuat anak terintimidasi.

Mengapa mereka terintimidasi? Karena, di balik pujian itu, orangtua menaruh harapan yang tinggi kepadanya. Anak yang low self-esteem tidak yakin ia mampu mewujudkan harapan itu. Akhirnya, karena merasa diri tiak mampu, ia pun merasa terintimidasi pada pujian tersebut.

Perasaan terintimidasi ini bukan main-main. Ia bisa membuat anak takut mencoba, semakin minder, dan semakin rendah self-esteem-nya.

Nah, sekarang pertanyaannya, jika pujian tidak mempan untuk meningkatkan harga diri anak, Apa yang harus orangtua lakukan untuk meningkatkan harga diri anak?

Untuk mengetahuinya, perlu terlebih dulu diketahui apa itu harga diri alias self-esteem.

Apa Itu Harga Diri (Self-Esteem)?

meningkatkan harga diri anak

Self-esteem alias harga diri adalah cara kita menilai diri kita; cara kita memandang seberapa berharganya kita di hadapan diri sendiri maupun di hadapan orang lain; cara kita melihat seberapa pantaskah kita dihargai.

Harga diri memengaruhi kepercayaan diri, keberanian, optimisme, dan motivasi kita dalam segala hal.

Orang yang memiliki harga diri yang tinggi percaya bahwa mereka sangat berharga. Sebaliknya, orang yang memiliki low self-esteem memandang diri mereka tidak berharga, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Hal itu membuat orang yang punya low self-esteem berpikir bahwa mereka harus menjadi sempurna agar dapat dihargai.

Tetapi, sebenarnya, untuk memiliki high self-esteem, kita tidak harus selalu menjadi orang yang sempurna.

Orang yang biasa saja bisa memiliki high self-esteem. Sebaliknya, orang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata bisa memiliki low self-esteem. Jadi, tinggi-rendahnya self-esteem terkadang tidak dipengaruhi oleh seberapa unggul kualitas kita. Orang yang biasa-biasa saja dapat meningkatkan self-esteem mereka.

Apa rahasianya?

Menerima Diri Sendiri Apa Adanya

meningkatkan harga diri anak

Rahasianya adalah MENERIMA KEKURANGANnya, memaklumi dirinya sendiri yang tidak sempurna.

Nah, sebagai orangtua, Anda dapat membantu meningkatkan harga diri anak Anda yang rendah dengan MENGAJARKANNYA PENERIMAAN DIRI. Ajarkan ia untuk menerima kekurangannya dan memaklumi dirinya sendiri yang tidak sempurna. Ajarkan ia untuk berhenti menyesali kekurangan yang ia miliki.

Bagaimana caranya?

Salah satu cara yang dapat Anda lakukan yaitu dengan MEMUJI USAHA DAN PERJUANGANnya.

Tingkatkan Harga Diri Anak dengan Memuji Perjuangannya, bukan Prestasinya!

meningkatkan harga diri anak

Pada artikel sebelumnya yang berjudul Hati-Hati, Pujian bisa Berbahaya bagi Motivasi Anak Anda yang Memiliki Low Self-Esteem! dijelaskan bahwa pujian yang berlebihan dapat berbahaya bagi anak yang low self-esteem.

Dalam artikel ini, mari kita perdalam lagi apa yang dimaksud dengan pujian yang berlebihan. Maksud berlebihan tidak hanya pujian yang dibesar-besarkan/tidak realistis. Selain tidak realistis, pujian yang berlebihan adalah pujian yang berorientasi pada hasil (result-oriented) atau lebih dikenal dengan person-oriented praise atau ability praise.

Ketika Anda memuji anak Anda dengan ability praise, Anda memuji prestasinya, kualitas, dan keunggulannya. Anda memujinya dengan pujian seperti, “Kamu anak yang cerdas!”, “Anak Papa hebat!”, “Genius! Siapa dulu? Anak Papa….” dan pujian-pujian serupa.

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel sebelumnya, pujian seperti itu alih-alih membuat anak lebih percaya diri justru membuatnya TERINTIMIDASI. Ini karena, di balik pujian itu ada harapan yang harus ia penuhi agar Anda menghargainya. Pujian itu membuatnya takut mengecewakan Anda.

Tetapi, Anda tidak perlu khawatir! Anda masih dapat membantu meningkatkan harga diri anak Anda. Caranya, pujilah ia dengan jenis pujian yang berorientasi pada proses yang lazim disebut effort praise.

Effort praise adalah pujian yang diberikan atas usaha dan perjuangan seseorang.

Contonya, “Kamu rajin sekali”, “Kamu pantang menyerah! Meskipun ga suka matematika, tapi tetap berusaha mendapatkan nilai bagus,” “Anak Papa memang tekun dan sabar. Meskipun tidak mendapat juara satu tapi tetap terus berusaha.”

Bagaimana bisa effort praise membantu meningkatkan harga diri anak?

meningkatkan harga diri anak

Effort praise membantu meningkatkan harga diri anak dengan mengajarkannya menerima dirinya apa adanya. Ketika Anda memujinya, “Kamu pantang menyerah! Meskipun melakukan kesalahan, tetapi masih berusaha memperbaiki,” tanpa sadar Anda telah mengajarkannya untuk memaklumi kesalahannya. Ketika Anda melontarkan pujian, “Anak Papa memang tekun dan sabar. Meskipun matematika susah tapi ga nyerah,” sebenarnya Anda sedang mengajarkannya untuk menerima kemampuannya yang minim. Demikian pula, ketika Anda menyanjungnya, “Anak Papa semakin rajin belajar. Kemarin habis dapat nilai 5 sekarang tambah semangat. Bagus! Papa bangga sama kamu!” tanpa sengaja Anda telah mengajarkannya untuk menerima kegagalan dan tidak terlarut menyesali kegagalan itu.

Semua itu membuatnya lebih bisa menerima dirinya sendiri. Dengan pujian seperti di atas, ia paham bahwa Anda tetap akan menghargai dan bangga kepadanya sekalipun ia tidak sempurna. Ia paham bahwa bagaimana pun kondisinya, Anda tetap akan menerimanya.

Dan, ketika ia merasakan seperti itu, maka saat itu harga dirinya meningkat.

Akhirnya, berbekal harga diri yang tinggi, ia pun menjadi pribadi yang lebih percaya diri, bermental kuat, dan berani menghadapi apa pun. Ia percaya diri mengambil setiap kesempatan untuk sukses.

Kesimpulan

Agar harga diri anak meningkat, ia tidak harus sempurna dalam segala hal. Tidak harus ia menjadi yang paling unggul di antara teman-temannya. Tidak harus ia berada di atas rata-rata orang.

Kunci meningkatkan harga diri yaitu menerima diri sendiri apa adanya, menerima kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.

Dan, salah satu cara yang dapat orangtua lakukan untuk mengajarkannya penerimaan diri yaitu memujinya dengan effort praise. Pujilah usaha dan perjuangannya dalam meraih goal-goal-nya.

Baca juga:

Apa Bekal Terpenting bagi Masa Depan Anak Anda?

Pentingnya Mengajarkan Anak untuk Berani Tampil Beda

Cara Mendidik Anak agar Mandiri

Apa Itu Mental Block dan Bagaimana Mengatasinya agar Anak Lebih Optimis?

Anak Malas Belajar? Apa Penyebab dan Solusinya?

 

 

 

Hati-Hati, Pujian bisa Berbahaya bagi Motivasi Anak Anda yang Memiliki Low Self-Esteem!

Anak Anda memiliki low self-esteem alias harga diri yang rendah? Tanda-tandanya mudah diketahui seperti minder, penakut, pemalu, dan pesimis dalam belajar.

Jika ya, bagaimana cara Anda meningkatkan kepercayaan dirinya? Bagaimana Anda memotivasinya dalam segala hal?

Salah satu upaya orangtua untuk meningkatkan kepercayaan diri anak dilakukan dengan memuji prestasi mereka. Berbagai pujian seperti, “Kamu cerdas!”, “Anak hebat!”, dan “Anak Papa memang pintar!” sering dilontarkan.

Nah, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga suka menyanjung dan prestasi anak Anda?

Pujian memanglah penting. Ia dapat meningkatkan kepercayaan diri dan membentuk citra diri yang positif. Citra diri ini menguatkan mental anak, membuat anak menghargai dirinya sendiri.

Itulah mengapa, banyak yang menganjurkan orangtua agar tidak meremehkan prestasi anak. Sebaliknya, orangtua dianjurkan untuk memuji kelebihan dan prestasi mereka.

motivasi anak

Tetapi, tahukah Anda, kadang-kadang, pujian bisa sangat berbahaya bagi anak, terutama anak yang memiliki harga diri yang rendah (low self-esteem). Alih-alih meningkatkan kepercayaan diri mereka, pujian justru bisa membuat anak tambah minder, mentalnya semakin lemah, semakin menjadi penakut, memiliki konsep diri yang negatif, dan yang paling parah, mereka bisa mengalami self-handicapping alias merusak diri mereka sendiri.

Inilah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan oleh Brummelman. Dalam penelitiannya, Brummelman melibatkan sejumlah partisipan yang dibagi ke dalam tiga kelompok. Ketiganya diminta untuk mengerjakan dua jenis tes.

Pada tes pertama, mereka diminta untuk menyalin lukisan karya pelukis terkenal Vincent van Gogh, yang berjudul Wild Roses. Begitu selesai mengerjakan tes itu, kelompok pertama diberi pujian yang berlebihan. Kelompok kedua diberi pujian yang sekadarnya saja. Sementara itu, kelompok ketiga tidak diberi pujian sama sekali.

Nah, selanjutnya, pada tes kedua, mereka dipersilakan memilih sendiri lukisan untuk kemudian disalin. Pada tes ini, partisipan yang low self-esteem (pada kelompok pertama, yang diberi pujian berlebih) lebih memilih menyalin lukisan yang sederhana. Mereka TIDAK BERANI menantang diri mereka dengan lukisan yang rumit.

Ini berkebalikan dengan mereka yang memiliki high self-esteem. Partisipan yang high self-esteem semakin percaya diri setelah diberi pujian yang berlebihan.

motivasi anak

Dari penelitian itu, Brummelman menyimpulkan bahwa pujian yang berlebihan TIDAK BAIK bagi anak low self-esteem. Pujian berlebih membuat mereka semakin tidak percaya diri dengan kemampuan mereka.

Tetapi, mungkin Anda masih penasaran apa yang menyebabkan pujian berlebihan berbahaya bagi mereka.

Berikut ini penjelasan detailnya.

Mengapa Pujian Berbahaya bagi Motivasi Anak dengan Low Self-Esteem?

motivasi anak

Menurut Brummelman, ini karena bagi anak low self-esteem, pujian itu dipahami sebagai HARAPAN. Ketika orangtua memujinya dengan pujian berlebih seperti “Kamu anak yang genius!”, “Kamu luar biasa!”, “Anak Papa memang paling keren”, ia mengartikan pujian itu sebagai harapan; bahwa orangtua menaruh harapan besar kepadanya agar ia menjadi anak yang hebat. Lebih dari itu, ia mengira bahwa orangtuanya akan menghargainya JIKA dan HANYA JIKA ia bisa memenuhi harapan itu.

Nah, hal itu membuatnya merasa TERTEKAN. Ia tertekan karena takut mengecewakan orangtuanya.

Selain membuatnya tidak percaya diri, pujian mengurangi motivasi anak yang low self-esteem. Ia takut mengambil kesempatan untuk sukses dan lebih memilih bertahan di zona nyamannya. Dan, yang lebih parah, ia mengalami self-handicapping, yakni merusak diri mereka sendiri agar tidak perlu menghadapi tantangan dan tidak perlu mengalami kegagalan.

Lalu, bagaimana cara meningkatkan motivasi anak Anda yang memiliki low self-esteem? Bagaimana cara membuat mereka lebih percaya diri dan berani keluar dari zona nyaman mereka?

Penulis akan menyampaikannya kepada Anda pada artikel berikutnya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri dan motivasi anak yaitu dengan pujian. Namun demikian, bagi anak yang memiliki low self-esteem, pujian diartikan sebagai harapan yang mengintimidasinya. Untuk itu, Anda perlu berhati-hati ketika memujinya. Jika tidak, bisa-bisa, ia bukannya semakin percaya diri dan termotivasi, tetapi malah semakin rendah harga dirinya.

 

Baca juga:

Apa Itu Mental block dan Bagaimana Cara Mengatasinya agar Anak lebih Optimis?

Anak Anda ingin Menjadi Ilmuan Wanita? Mengapa Tidak?

Anak Menuduh Anda Pilih Kasih? Apa Penyebab dan Solusinya?

 

 

 

cara memperkuat mental

Ini Dia Cara Memperkuat Mental sehingga Anda lebih Percaya Diri dan Berani Menghadapi Apapun!

Alkisah, penulis punya seorang kakak yang jago pencak silat. Tingkatannya sudah lumayan tinggi. Terakhir mengikuti latihan, ia sudah mencapai sabuk hitam.

Segala jurus ia kuasai. Tentu saja, hal itu membuat penulis iri. Penulis ingin sekali bisa seperti dirinya yang lincah memeragakan jurus-jurus silat yang sangat atraktif.

Singkat cerita, suatu hari, pencuri masuk ke rumah penulis. Dan, kebetulan sekali, hanya ada kakak penulis di sana. Anggota keluarga yang lain sedang tidak ada di rumah.

Tahukah Anda apa yang terjadi?

Kakak penulis, yang jago pencak silat itu tidak menghajar sang pencuri dengan jurus dahsyatnya. Alih-alih, ia malah jongkok, meringkuk ketakutan. Kehadiran sang maling membuatnya keder! Apa yang sudah ia pelajari di perguruan pencak silatnya lenyap seketika. Walhasil, sang maling bebas melenggang, menggasak perabotan di seisi rumah.

Sejak kejadian itu, penulis menyimpulkan bahwa keberanian mental sangatlah penting! Sehebat apapun teori yang kita kuasai, jika kita tidak memiliki mental yang kuat untuk mempraktikkannya percuma saja!

Ini sama dengan saat kita menguasai teori bahasa Inggris, misalnya. Sehebat apapun kita menguasai tata bahasa bahasa Inggris, jika kita tidak berani mempraktikkannya maka percuma. Ilmu yang kita kuasai tidak dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.

Lalu, bagaimana dengan Anda sendiri? Apakah Anda memiliki mental yang kuat? Beranikah Anda menghadapi tantangan di depan mata Anda?

Jika ya, penulis ucapkan selamat! Jika tidak, Anda wajib waspada. Mental bisa menjadi faktor penting yang berpengaruh besar bagi kesuksesan Anda. Mental yang kuat membuat Anda berani mengambil peluang sukses. Ia memberikan Anda banyak kesempatan. Sebaliknya, mental yang lemah membuat Anda menyia-nyiakan kesempatan di depan mata Anda.

Tapi, bagaimana cara menguatkan mental sehingga berani menghadapi apa pun? Sebelumnya, Anda perlu lebih dulu tahu apa penyebab mental Anda ciut.

Apa Penyebab Lemahnya Mental dalam Diri Seseorang?

Sebenarnya, apa, sih, yang membuat kita takut menghadapi tantangan?

Tentu, ada banyak hal. Contohnya, takut salah, takut gagal, dan takut malu. Tapi yang pasti, ketakutan muncul karena kita membayangkan hasilnya.

Sumber lemahnya mental tidak lain dan tidak bukan adalah GAMBARAN akan hasil/outcome yang bakal kita capai.

cara memperkuat mental

Thomas Sterner, dalam bukunya yang berjudul The Practicing Mind: Developing Focus and Discipline in Your Life menjelaskan bahwa sumber kecemasan dan ketakutan dalam diri kita adalah kita tidak berada di sini, di saat ini; Kita tidak “being in the present.” Atau, dalam kata lain, pikiran kita melayang-layang pada hasil, bukan tertuju pada proses.

Jika begitu, lalu bagaimana cara mengatasinya? Bagaimana cara memperkuat mental sehingga Anda lebih percaya diri dan berani menghadapi segala tantangan di depan Anda?

Cara Memperkuat Mental sehingga Anda Lebih Percaya Diri dan Berani Menghadapi Apa pun

Jika sumber lemahnya mental adalah kita “tidak berada di sini, di saat ini”, kita tidak “being in the present”, maka cara memperkuat mental ya dengan kita berada di sini, di saat ini. Heheheh, simple, kan?

Dalam sebuah artikel yang termuat di situs psychologytoday.com, Alex Korb, seorang pakar neurosains dari University of California, Los Angeles (UCLA) menceritakan kisah Roberta Vinci, petenis pendatang baru yang tak disangka-sangka dapat mengalahkan Serena William, bintang terkenal dalam pertandingan tenis.

Kemenangan Vinci atas Serena William membuat orang bertanya-tanya, apa rahasia yang mengantarkannya pada kemenangan itu.

Dan, tahukah Anda apa jawaban Vinci ketika ditanya apa rahasia kemenangannya?

Dia menjawab bahwa dia TIDAK MEMIKIRKAN APA PUN. Dia tidak memikirkan hasilnya bagaimana, apakah ia akan mengalahkan Serena William atau justru dikalahkan. Dia sama sekali tidak memikirkan hasilnya, baik secara positif maupun secara negatif.

Jika begitu, apa yang ia lakukan?

PASRAH! Yup! Pasrah terhadap hasil/outcome dan HANYA MENJALANINYA SAJA.

Inilah rahasia kesuksesannya mengalahkan Serena William. Inilah pula apa yang disebut Thomas Sterner “being in the present”, berada di sini, di saat ini.

Being in the present berarti menikmati proses, terlarut dalam proses hingga lupa pada hasil.

Meminjam istilah Mihaly Csikszentmihalyi, inilah yang disebut kondisi flow. Kondisi flow adalah kondisi yang di dalamnya, Anda terlarut dalam aktivitas yang sedang Anda lakukan hingga Anda tidak menyadarinya. Dalam kondisi itu, saking larutnya dalam aktivitas, sampai-sampai Anda tidak menyadari peristiwa di sekitar Anda. Sampai-sampai, Anda lupa makan, lupa lapar, dan tidak tahu seseorang lewat di depan Anda.

Untuk memasuki kondisi ini, untuk berada di sini, di saat ini, Anda bisa mencontoh Roberta Vinci. Ketika Anda merasa ciut saat akan menghadapi tantangan, jangan pikirkan hasilnya. Pasrah lah dan jalani saja. Ketika seorang bule mengajak Anda mengobrol, lakukan saja! Ketika akan maju presentasi, pasrah dan lakukan saja. Jangan pikirkan bagaimana nanti jika salah ucap, bagaimana jika si bule tidak paham ucapan Anda, bagaimana jika Anda tidak paham ucapan si bule.

Jika Roberta Vinci berhasil memperkuat mentalnya dengan cara ini, maka Anda pun juga.

Nah, bagaimana? Mudah, bukan?

Selamat mencoba cara di atas dan semoga berhasil 😀

Baca juga:

Bagaimana Cara Menghilangkan Kecemasan Sosial?

Menghilangkan Rasa Takut terhadap Tantangan dengan Teknik Afirmasi

4 Faktor Penyebab Minder

Ini Dia Alasan mengapa Anda tidak Perlu Takut Mengambil Peluang!

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

afirmasi positif

Hati-Hati! Afirmasi Positif Anda bisa Berbahaya!

Dalam hidup, tentu Anda ingin terus meningkatkan kualitas diri Anda, bukan? Nah, cara mudah untuk meningkatkan kualitas diri yaitu dengan afirmasi positif.

Pastinya, Anda sudah familiar dengan teknik itu. Bahkan, Anda sudah menerapkannya demi meningkatkan kualitas diri Anda.

Seperti yang Anda tahu, prinsip kerja afirmasi positif memanfaatkan pikiran bawah sadar. Caranya yaitu dengan menyuntikkan sugesti-sugseti positif ke dalam pikiran bawah sadar Anda sedemikian sehingga menjadi sistem kepercayaan yang mengontrol tindakan Anda.

Ini karena, pikiran bawah sadar memegang 88% kontrol bagi tindakan Anda, sedangkan pikiran sadar hanya memegang 12% kontrol. Dengan menyuntikkan sugesti positif ke dalam pikiran bawah sadar, maka semua keyakinan bawah sadar yang negatif tergantikan dengan sugesti positif. Denga begitu, pikiran, perilaku, dan emosi Anda dikontrol oleh sugesti positif tersebut.

Teknik ini sangat populer di kalangan masyarakat. Banyak orang yang berhasil menggunakannya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, mengganti kepercayaan negatif mereka dengan kepercayaan positif yang konstruktif.

Salah satu contoh menarik bagaimana afirmasi positif bekerja yaitu kasus John Assaraf dan Murray Smith. Dalam buku yang berjudul The Answer, John menceritakan kisah suksesnya berkat mempraktikkan teknik itu. Berkat mempraktikkan afirmasi positif, John mendapatkan rumah impian yang persis seperti yang ia afirmasikan dan visualisasikan.

Selain kasus John, tentu masih banyak lagi kasus serupa di mana keberhasilan berawal dari menerapkan teknik afirmasi positif.

Nah, sekarang, bagaimana dengan Anda? Berhasilkah Anda menerapkan teknik afirmasi positif untuk meningkatkan kualitas hidup Anda?

Anda pun menjawab, “Belum.”

Memangnya, sudah berapa lama Anda menerapkan teknik itu? Satu bulan? Tiga bulan?

Apa?? Satu tahun?!! Dan, belum membuahkan hasil sama sekali???

Hmm, jika begitu, Anda perlu menyetopnya sekarang juga!

Mengapa? Karena, afirmasi itu justru bisa berbahaya bagi Anda.

afirmasi positif

Anda penasaran?

Yuk, kita bongkar apa penyebabnya.

Mengapa Afirmasi Positif Berbahaya bagi Anda?

Mengapa afirmasi positif berbahaya bagi Anda?

Hayooo, kenapa coba?? Heheheheh.

Teknik afirmasi berbahaya bagi Anda karena sugesti positif yang Anda suntikkan ke dalam pikiran bawah sadar DITOLAK MENTAH-MENTAH oleh keyakinan negatif yang tersimpan di dalamnya.

Seharusnya, sugesti positif itu bisa menggantikan keyakinan negatif Anda. Tetapi, karena keyakinan negatif itu MENDARAH DAGING dan MENGAKAR KUAT di alam bawah sadar Anda, ia jadi sangat sulit digantikan.

Bukannya tergantikan, keyakinan negatif itu justru MEMBANTAH setiap sugesti positif yang Anda masukkkan. Ketika Anda berkata, “Saya orang sukses,” keyakinan bawah sadar Anda menjawab, “Are you sure? Dalam mimpi doang, hahaha.” Ketika Anda berkata, “Saya pribadi yang bijaksana,” bawah sadar Anda menyangkal, “Bijaksana kok marah-marah.” “Hidupmu tuh amburadul,” jawab pikiran bawah sadar Anda ketika Anda berkata Anda orang yang disiplin.

Bantahan itu tidaklah main-main! Ia justru semakin menguatkan keyakinan negatif yang tersimpan di dalam pikiran bawah sadar Anda. Jika sudah begitu, maka bisa dipastikan Anda semakin terjerumus pada tindakan-tindakan destruktif yang merusak hidup Anda dan semakin menjauhkan Anda dari kesuksesan.

Nah, begitulah kira-kira mengapa afirmasi positif berbahaya bagi Anda. Afirmasi positif ampuh diterapkan bagi mereka yang SEJAK AWAL SUDAH memiliki keyakinan bawah sadar yang positif. Ia membantu menguatkan keyakinan bawah sadar mereka, membuat mereka semakin yakin dengan kemampuan mereka.

Sebaliknya, bagi Anda yang sejak awal memiliki keyakinan negatif yang mendarah daging dalam pikiran bawah sadar Anda, teknik afirmasi justru semakin menguatkan keyakinan yang destruktif itu.

Lalu, bagaimana jika begitu?

Ganti Afirmasi Positif dengan Teknik Effortless Success!

Jika afirmasi positif tidak mempan bagi Anda, maka gantilah teknik itu dengan teknik yang lebih aman dan jauh lebih ampuh.

Memangnya ada teknik seperti itu?

Tentu ada dong… Heheheh. Namanya Teknik Effortless Success.

Sama seperti afirmasi positif, prinsip kerja teknik ini memanfaatkan pikiran bawah sadar Anda. Apa yang membuatnya lebih aman dan jauh lebih ampuh yaitu ia tidak memberi kesempatan kepada keyakinan negatif Anda untuk membantah semua sugesti positif yang Anda suntikkan.

Dengan teknik ini, Anda mereprogram pikiran bawah sadar DARI DALAM sehingga jauh lebih mudah merasuk dan menetap di sana. Sementara itu, dengan afirmasi positif, Anda mereprogram pikiran bawah sadar Anda dari luar. Hal itu membuat sugesti positif lebih susah melekat di dalamnya.

Terapkan teknik Effortless Success untuk mereprogram keyakinan bawah sadar Anda dan dalam waktu yang singkat, rasakan kualitas diri Anda meningkat pesat. Kesuksesan senantiasa melingkupi diri Anda.

Lalu, bagaimana cara menerapkan teknik effortless success? Klik di sini untuk mengetahuinya dan selamat mencoba 😀

 

Baca juga:

Ini Dia Alasan mengapa Anda tidak Perlu Takut Mengambil Peluang

Cara Mengubah Pikiran Negatif menjadi Positif

Ini Dia Alasan Mengapa Anda harus Punya Motto Hidup

Rahasia Sukses Mengembangkan Diri

Pertanyaan Negatif: Penyebab Kegagalan dalam Hidup Anda!