Ada dua tipe orang di dunia ini terkait caranya menyikapi kegagalan: Pertama, orang yang terpuruk setelah mengalami kegagalan. Padahal, baru sekali gagal, tapi terpuruknya bisa sampai bertahun-tahun. Kedua, orang yang meskipun sudah berkali-kali gagal tapi selalu bangkit dan akhirnya berhasil.
Nah, Anda tipe yang mana?
Jika Anda tipe yang pertama, yang terpuruk lama setelah gagal, maka Anda berada di halaman yang tepat.
Mengapa?
Karena, dalam artikel ini, penulis akan mengajak Anda untuk membongkar rahasia bangkit dari kegagalan. Orang-orang yang tergolong tipe pertama telah lama menerapkan rahasia ini untuk membangkitkan kembali semangat juang mereka setelah gagal.
Oleh karena itu, jangan kemana-mana, tetap fokus dan simak artikel ini hingga selesai. Hehehe…
Sekarang, apa, sih, memangnya rahasia bangkit dari kegagalan?
Apa, Sih, Rahasia Bangkit dari Kegagalan?
Saat gagal, apa yang membuat kita terpuruk dan susah bangkit yaitu RASA BERSALAH yang melanda diri kita. Kita terpuruk karena kita tidak bisa memaafkan diri sendiri atas kesalahan itu.
Maka dari itulah, agar bisa bangkit, yang pertama-tama perlu kita lakukan adalah memaafkan diri kita sendiri. Maafkan diri kita yang telah melakukan kesalahan hingga membuat kita gagal.
Setidaknya ada 4 alsan mengapa kita perlu memaafkan diri kita sendiri ketika kita mengalami kegagalan. Apa saja itu?
- Mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan itu wajar,
- Orang bijak mengatakan, “Nothing in life that’s worthwhile will come easy”,
- Kegagalan merupakan berkat yang tersamarkan (failures are blessing in disguise),
- Ada faktor yang menghambat, di mana faktor itu sungguh di luar kendali.
Mari kita kupas satu persatu.
Pertama, mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan itu wajar. Yup!
Siapa, sih, orangnya yang tidak pernah melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan?
Bahkan orang yang paling berhati-hati, paling teliti pun pernah melakukan kesalahan. Semua orang sukses di dunia ini pernah melakukan kesalahan dan kegagalan. Tidak ada yang bisa luput dari keduanya, paling tidak sekali dalam seumur hidup.
Ini karena, manusia adalah makhluk yang terus belajar. Perkembangan manusia terjadi dari pembelajaran. Dari jaman purba hingga jaman sekarang, kesadaran, kemampuan, dan kecerdasan manusia berkembang dan meningkat lewat proses pembelajaran.
Dan, proses pembelajaran itu berlangsung melalui kesalahan dan kegagalan. Singkatnya, manusia belajar lewat kesalahan. Manusia melalui proses trial-error alias melakukan percobaan dan kekeliruan-kekeliruan untuk sampai pada keberhasilan. Itulah pembelajaran yang dialami manusia hingga sekarang.
Nah, jika belajar adalah kodrat manusia, di mana dalam proses belajar itu ada kegagalan dan kekeliruan/kesalahan, maka itu artinya melakukan kesalahan itu wajar. Tidak ada yang aneh dan perlu diratapi berlebihan dengan kesalahan.
Itulah mengapa, kita perlu memaafkan diri sendiri saat kita melakukan kesalahan atau gagal.
Kedua, orang bijak berkata, “Nothing in life that’s worthwhile will come easy.”
Tidak ada sesuatu yang berharga di dunia ini diperoleh dengan mudah. Segala sesuatu yang berharga pasti sulit didapatkan. Contoh mudah, untuk meraih prestasi di sekolah, seorang anak perlu disiplin dalam belajar. Kedisiplinan ini merupakan perjuangan yang bagi banyak siswa sangat berat. Tetapi, ya memang seperti itu kenyataannya. Untuk sukses, untuk berprestasi, mereka perlu berjuang keras. Prestasi tidak didapatkan secara cuma-cuma.
Contoh lain, untuk mendapatkan emas yang harganya mahal, seorang penggali tambang perlu berjuang keras. Alasan mengapa harga emas mahal yaitu justru karena ia sangat sulit didapatkan dan dibutuhkan perjuangan keras untuk mendapatkannya.
Lalu, apa artinya ini? Artinya, sangat wajar jika Anda mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan ketika mencapai keinginan Anda. Karena, keinginan Anda itu pastinya berupa sesuatu yang berharga. Dan, sesuatu yang berharga senantiasa sulit didapatkan.
Ketika mengejar impian, mengejar cita-cita Anda yang sangat berharga, tentunya Anda melewati perjuangan yang keras dan berat. Maka wajar adanya jika di tengah perjuangan Anda mengalami kegagalan dan kesalahan.
Untuk itu, memaafkan kesalahan dan kegagalan Anda merupakan tindakan yang makes sense, sangat beralasan.
Ketiga, kegagalan merupakan berkat yang tersamarkan.
Artinya, di balik setiap kegagalan yang kita alami senantiasa ada hikmah yang dapat kita petik. Hikmah itu berupa pelajaran yang berharga. Kegagalan dan kesalahan menjadikan kita paham cara/strategi yang salah dan strategi yang tepat dan mencegah kita mengulangi strategi yang salah. Di samping itu, kegagalan dan kesalahan juga mendorong kita untuk menemukan cara, ide, dan perspektif baru.
Nah, jika kegagalan dan kesalahan membawa hikmah bagi Anda, maka apa yang perlu disesalkan (berlarut-larut) dari kegagalan dan kesalahan?
Itulah mengapa, Anda perlu memaafkan diri Anda sendiri ketika mengalami kegagalan dan kesalahan.
Keempat, ada faktor penghambat yang sungguh di luar kendali.
Seorang filusuf dari Jerman pernah berkata bahwa manusia membuat sejarahnya sendiri. Tetapi, dalam membuat sejarahnya sendiri, manusia memanfaatkan bahan/material yang tersedia di sekitarnya. Di samping itu, ia juga memanfaatkan kondisi yang ada. Sehebat apa pun manusia, ia tidak bisa melampaui kondisi material tempat dia hidup.
Apa artinya ini?
Artinya, memang kita sendirilah yang membuat kisah hidup kita. Kita sendirilah yang menentukan akan seperti apa masa depan kita. Sukses dan gagalnya akhir hidup kita tergantung pada bagaimana kita mengukir kisah hidup kita sendiri.
Tetapi, dalam mengukir kisah hidup, kita perlu menyesuaikannya dengan kondisi material yang tersedia.
Ada contoh menarik yang berhubungan dengan ini:
Anda tahu siapa penemu komputer? Ada yang mengatakan bahwa penemunya adalah Alan Turing. Tapi, ada juga yang mengatakan penemunya adalah Charles Babbage.
Kita tidak akan memperdebatkan hal itu karena nyatanya keduanya sama-sama pencipta komputer yang pertama. Charles Babbage menciptakan komputer yang tidak seperti komputer jaman sekarang. Komputer Babbage tidak memuat komponen-komponen elektronika sama sekali karena memang pada jaman Babbage komponen elektronika belum ditemukan.
Ini berbeda dengan komputer ciptaan Alan Turing. Karena hidup di era di mana komponen elektronika telah ditemukan, komputer ciptaan Turing jauh lebih canggih dibanding komputer Babbage. Komputer Turing mengandung komponen-komponen elektronika yang membuatnya jauh lebih canggih dan bentuknya bisa disederhanakan.
Menurut banyak kalangan, sebenarnya, ide untuk membuat komputer seperti yang dibuat Alan Turing sudah ada di benak Babbage jaaaaauh sebelum Turing lahir. Babbage bercita-cita untuk membuat komputer seperti yang dibuat Turing. Tetapi, karena kondisi material (komponen elektronika) yang dibutuhkan tidak tersedia, maka Babbage GAGAL membuat komputer seperti yang diciptakan turing.
Ini membuktikan, secerdas apapun Babbage, ia tidak dapat melampaui kondisi material yang tersedia. Secerdas apapun ia, sekeras apapun ia berusaha membuat komputer seperti milik Turing, tetap saja ia tidak mampu membuatnya. Karena, situasinya memang di luar kendali.
Nah, dari contoh di atas, jelas, bukan, bahwa sekalipun kitalah yang membuat kisah hidup kita sendiri, tetapi kisah itu dapat kita wujudkan menjadi kenyataan jika dan hanya jika bahan/material yang dibutuhkan untuk mewujudkannya tersedia. Jika material yang dibutuhkan tidak tersedia, maka tidak heran jika kita gagal mewujudkannya.
Ketidaktersediaan bahan/material ini merupakan faktor penghambat yang di luar kendali kita.
Itulah mengapa, ketika Anda gagal meraih goal, Anda tidak perlu terlalu larut dalam penyesalan dan menyalahkan diri Anda sendiri. Karena, bisa jadi, kegagalan itu disebabkan faktor yang di luar kendali Anda yang menghambat Anda meraih goal Anda.
Jika sudah begitu, maka memaafkan diri Anda sendiri, memaafkan kesalahan dan kegagalan yang terjadi adalah pilihan yang terbaik.
Bagaimana Cara Memaafkan Diri Sendiri?
Di atas, kita telah membahas mengapa Anda perlu memaafkan kesalahan Anda agar bisa bangkit dari kegagalan.
Sekarang, bagaimana cara memaafkan diri Anda sendiri?
Setidaknya, ada 2 cara yang dapat penulis bagikan kepada Anda:
- Mengingat 4 alasan di atas,
- Mengesampingkan opini orang lain.
1. Mengingat 4 alasan di atas
Ketika Anda mengalami kegagalan dan terpuruk, maaafkanlah diri Anda. Jika Anda tidak tahu cara memaafkan diri sendiri, ingatlah 4 alasan mengapa memaafkan diri sendiri itu perlu seperti yang penulis jelaskan di atas.
2. Mengesampingkan opini orang lain
Terkadang, kegagalan dan kesalahan terjadi akibat Anda tidak mau mendengarkan nasihat orang lain. Akibatnya, saat Anda gagal, mereka menyalahkan diri Anda. Mereka berkata, “Makanya, dikasih tau jangan ngeyel”, “Kan, sudah saya bilang.”
Sekalipun pada awalnya nasihat mereka baik bagi Anda, tetapi sikap mereka yang menyalahkan diri Anda tidaklah tepat. Mengapa? Hal itu bisa membuat Anda larut pada rasa bersalah, membuat Anda terus-menerus menyalahkan diri sendiri.
Ini bisa berakibat fatal. Anda tidak saja akan terus terpuruk melainkan semakin mundur. Sikap terus-menerus menyalahkan diri sendiri dapat menumbuhkan keyakinan dalam pikiran bawah sadar Anda bahwa Anda orang yang gagal, yang bodoh, yang tidak mau mendengarkan orang lain, dan tidak pantas sukses.
Baca juga:
Bagaimana Cara Sukses saat Mengalami Kegagalan?
Takut Sukses? Ini Dia Kiat-Kiat Mengatasinya!
Cara Sukses Hilangkan Ketakutan dan Lejitkan Kepercayaan Diri
Hati-Hati! Terlalu Berfokus pada Goal justru Menghambat Anda Meraih Kesuksesan Hidup
Kunci Sukses Menghadapi Masalah: Tetap Tenang dan Positif
banyak cara untuk bisa bangkit dari kegagalan namun semua kembali pada individu masing2, belajar dari apa yang sudah kita leewati agar tidak tercebur untuk kedua kali tampaknya menjadi langkah paling jitu dalam menyusun langkah berikutnya