Rahasia Kekuatan Pikiran Sadar Manusia

unconscious-mind

Suatu malam, Allison DuBois mengendap-endap di dalam gudang belakang rumahnya. Ia mencari mesin yang mampu menghasilkan panas ribuat watt. Entah mengapa, seperti ada yang mendorongnya untuk melakukan hal itu.

Paginya, ia pergi ke supermarket dan membeli beberapa karung pupuk dan pembangkit listrik (akumulator). Ia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya. Tetapi, seperti malam sebelumnya, ia merasakan dorongan yang sangat kuat untuk melakukan hal itu.

Sesampainya di rumah, ia segera melakukan apa yang diperintahkan oleh dorongan itu. Ia mulai mengutak-atik akumulator dan pupuk yang baru dibelinya dari supermarket. Ia tidak tahu apa yang sedang diperbuatnya. Yang ia lakukan hanyalah mengikuti dorongan hati yang begitu kuat; melakukan sesuatu seperti yang nampak dalam mimpinya.

Beruntung sang suami segera datang, memeriksa apa yang hendak dilakukan Allison. Ia mencurigai gerak-gerik istrinya. Dan, benar saja, ketika didapati gudang mereka penuh dengan pupuk dan pembangkit listrik, sang suami sadar Allison hendak merakit bom. Ia pun segera menghentikan aksi sang istri.

Ironis sekali, bukan? Saat Allison mengikuti dorongan mimpi yang sangat kuat, ternyata hal itu membahayakan diri dan keluarganya.

Hehe, tenang saja, cerita di atas hanya fiktif. Cerita itu merupakan sepenggal adegan dari serial TV bertajuk Medium yang penulis tonton beberapa waktu yang lalu. Di sini, penulis tidak akan membicarakan serial itu. Hanya saja, ada sesuatu yang menarik dari ceritanya, yaitu bagaimana pikiran sadar menginterpretasikan pikiran bawah sadar.

Banner-7

Terlepas apakah kisah itu fiktif atau pernah terjadi, realitasnya, dalam kehidupan nyata, ada banyak orang yang memiliki penglihatan (vision) persis seperti yang dialami oleh Allison DuBois. Sebut saja penglihatan itu sebagai ilham, petunjuk, wahyu, wangsit, atau apapun. Tokoh-tokoh dunia seperti Thomas Alva Edison, August Kekule, Rene Descartes, dan Dimitry Mendeleyev merupakan beberapa di antara mereka.

Diceritakan bahwa tokoh-tokoh penemu kelas dunia tersebut mendapatkan ilham yang menuntun mereka dalam pemecahan masalah. Ilham itu diperoleh melalui penglihatan (vision), yang tidak lain berasal dari ingatan bawah sadar mereka, entah itu yang diperoleh melalui mimpi atau pun konsentrasi.

Akan tetapi, apa yang berbeda antara para tokoh penemu kelas dunia tersebut dengan Allison DuBois dalam serial TV Medium? Perbedaannya adalah, para penemu itu mampu mengintepretasikan pikiran bawah sadar mereka dan mengaplikasikannya dalam konteks kehidupan mereka, sedangkan Allison DuBois kurang mampu menginterpretasikan mimpi bawah sadarnya sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang ia hadapi.

Serial itu memberikan pelajaran kepada kita, yaitu bahwa pikiran bawah sadar saja tidaklah cukup! Pikiran bawah sadar merupakan kekuatan yang buta. Ia merupakan pisau bermata dua. Ia bisa menjadi pisau yang menyelamatkan, bisa juga menjadi pisau yang mematikan.

Pikiran bawah sadar bisa mematikan manakala ia tidak dikontrol oleh pikiran sadar. Nah, apa yang terjadi pada Allison adalah bahwa pikiran bawah sadarnya menjadi pisau yang mematikan baginya. Kemampuannya mendapatkan penglihatan (vision) bawah sadar (melalui mimpi) tidak diimbangi dengan kemampuan intepretasi yang tajam. Ia mengikuti dorongan bawah sadarnya itu secara buta. Akibatnya, saat dorongan itu menuntunnya melakukan perbuatan yang merugikan, ia pun tidak menyadarinya.

Sementara itu, apa yang terjadi pada para penemu kelas dunia adalah bahwa pikiran bawah sadar mereka menjadi pisau yang menyelamatkan. Hal ini dikarenakan, penglihatan (vision) bawah sadar yang mereka dapatkan (entah melalui mimpi atau konsentrasi) diterjemahkan melalui pikiran sadar mereka. Dan, beruntung sekali, kemampuan analisis pikiran sadar mereka tajam sehingga mampu menerjemahkan mimpi bawah sadarnya sedemikian sehingga dapat diterapkan dalam konteks masalah yang sedang mereka hadapi.

Kecakapan interpretasi inilah yang membuat penglihatan (vision) mereka bermakna dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah.

Nah, sampai di sini, kita dapat menyimpulkan bahwa pikiran sadar dan pikiran bawah sadar harus berjalan seirama dan saling mendukung. Kekuatan pikiran bawah sadar harus diimbangi dengan kekuatan pikiran sadar.

Yup! Kekuatan pikiran sadar. Inilah poin yang akan penulis bahas dalam tulisan ini. Sesuai dengan judulnya, penulis akan berbagi sedikit pengetahuan tentang kekuatan pikiran sadar manusia. Semoga dengan tulisan ini, kita tahu cara menyelaraskan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar demi kebaikan kita.

Cara Kerja Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah Sadar

Otak kita memiliki dua fungsi yang saling melengkapi, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar adalah fungsi otak yang berkenaan dengan analisis, abstraksi, dan kesimpulan. Sementara itu, pikiran bawah sadar mengemban fungsi pengumpulan data dan penyimpanan hasil analisis dari pikiran sadar.

Agar lebih jelas, kita analogikan cara kerja pikiran sadar dan pikiran bawah sadar dengan masakan.

Saat hendak memasak makanan, kita mengambil bahan-bahan yang dibutuhkan dari lemari es. Sementara itu, saat kita mengolah bahan-bahan tersebut menjadi makanan, atau dalam kata lain saat kita memasaknya, kita melakukannya di dapur.

Nah, cara kerja pikiran bawah sadar mirip dengan cara kerja lemari es, sedangkan cara kerja pikiran sadar mirip dengan cara kerja dapur. Jika lemari es menyimpan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat masakan, pikiran bawah sadar menyimpan data atau informasi mentah yang ditangkap oleh panca indra. Jika dapur adalah tempat mengolah bahan makanan, pikiran sadar mengolah data mentah, baik yang didapatkan secara langsung dari panca indra maupun yang disimpan oleh pikiran bawah sadar.

Hubungan antara Pikiran Sadar dan Pikiran Bawah Sadar

Lalu, apa hubungan antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar? Hubungannya yaitu bahwa pikiran bawah sadar menyimpan hasil analisis dari pikiran sadar. Di dalam pikiran bawah sadar, hasil analisis tersebut menetap dan menjadi sistem kepercayaan (belief system). Nah, jika dianalogikan dengan masakan, sistem kepercayaan sama dengan masakan. Ia merupakan hasil olahan pikiran sadar yang disimpan di dalam pikiran bawah sadar.

Kekuatan Pikiran Bawah Sadar

Meskipun pikiran sadar berperan sebagai agen analisis data dan informasi, tetapi nampaknya tindakan yang kita lakukan sehari-hari dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Dalam hal ini, sebenarnya pikiran sadar lah yang mengendalikannya. Akan tetapi, kendali itu terjadi secara tidak langsung. Dikatakan tidak langsung karena pengendalian itu dilakukan melalui sistem kepercayaan yang tersimpan di dalam pikiran bawah sadar kita.

Dengan kenyataan seperti itu, seolah-olah terlihat bahwa pikiran bawah sadarlah yang mengendalikan tindakan kita. Padahal, yang terjadi bukanlah seperti itu. Yang terjadi adalah, tindakan kita dikendalikan oleh sistem kepercayaan yang merupakan hasil olahan pikiran sadar yang tersimpan di dalam pikiran bawah sadar.

Itulah mengapa pikiran bawah sadar menjadi penting. Pikiran bawah sadar sangat penting karena semua tindakan kita dikendalikan oleh sistem kepercayaan yang tersimpan di dalamnya. Akan tetapi, di balik kepentingan pikiran bawah sadar, tersimpan kekuatan yang menghancurkan, yaitu manakala sistem kepercayaan tidak sesuai realitas atau tidak sesuai dengan kehendak sadar.

Karena tindakan kita senantiasa dikendalikan oleh sistem kepercayaan (bawah sadar), saat kehendak sadar tidak sesuai dengan sistem kepercayaan, tindakan kita tidak akan sesuai dengan kehendak sadar tersebut.

Sayangnya, inilah yang sering terjadi. Seringkali kita memiliki suatu impian. Impian itu nyata bagi pikiran sadar kita. Pikiran sadar kita yakin kita bisa menggapainya. Akan tetapi, kepercayaan bawah sadar kita mengatakan yang sebaliknya; Kepercayaan bawah sadar kita mengatakan bahwa kita mustahil menggapai impian itu. Nah, karena kepercayaan bawah sadar mengatakan yang sebaliknya, maka tindakan kita pun mencerminkan kebalikan dari kehendak sadar kita.

Dalam buku The Answer, John Assaraf dan Murray Smith menulis, “Hambatan terbesar sebagian besar tujuan seseorang tidak berkaitan dengan kondisi atau faktor luar. Tetapi: Mereka tidak percaya itu akan terjadi atau bisa dilakukan. Jika Anda tidak percaya itu akan terjadi, nyaris bisa dijamin memang tidak akan terjadi. Anda tidak bisa mencapai tujuan yang Anda yakini tidak bisa dicapai, karena keyakinan itu tinggal di bagian otak yang menjalankan segalanya, meskipun kita tidak menyadarinya.

Pada kutipan di atas, perhatikan bagian yang dicetak tebal. Anda tidak bisa mencapai tujuan yang Anda yakini tidak bisa dicapai. Yup! Persis seperti itulah yang terjadi saat kepercayaan bawah sadar bertentangan dengan kehendak sadar. Karena kepercayaan bawah sadar menentukan tindakan-tindakan kita, konsekuensinya, saat kehendak sadar tidak selaras dengan pikiran bawah sadar, kehendak tersebut diabaikan oleh otak.

Lalu, bagaimana cara menyelaraskan kehendak sadar dengan kepercayaan bawah sadar? Nah, tepat di sinilah diperlukan kekuatan pikiran sadar kita. Letak kekuatan pikiran sadar ada pada kemampuannya untuk menyelaraskan kepercayaan bawah sadar dengan kehendak sadar. Untuk mengetahui penjelasannya, mari simak uraian berikut.

Kekuatan Pikiran Sadar

Dalam buku The Answer, John Assaraf dan Murray Smith mengatakan, “Keyakinan bukanlah suatu kategori gagasan yang berada di tingkat kebenaran yang lebih tinggi dibandingkan pikiran-pikiran yang biasa terjadi sehari-hari. Keyakinan belum tentu ‘kebenaran’. (Ingat, ada masa ketika setiap orang percaya bahwa bumi itu datar.) Keyakinan tidak lain adalah pola-pola persarafan tertentu di dalam otak, pikiran-pikiran yang tertanam begitu dalam sehingga otomatis.”

Keyakinan alias sistem kepercayaan belum tentu mengandung kebenaran. Keyakinan bisa datang dari persepsi, bisa juga datang dari nalar. Saat keyakinan atau kepercayaan datang dari nalar, keyakinan tersebut bisa mengandung kebenaran, atau sebaliknya, mengandung kesalahan. Sementara itu, saat kepercayaan datang dari persepsi, maka ia tidak dapat dinilai secara hitam-putih. Hal ini dikarenakan, benar-salahnya persepsi bergantung pada konteks.

Sebagai contoh, saat kita bertanya kepada anak umur lima tahun tentang definisi uang yang banyak. Penulis jamin, anak tersebut akan menjawab bahwa uang yang banyak adalah satu juta, atau, malah lebih sedikit lagi, seribu rupiah. Nah, definisi anak itu mengenai uang yang banyak merupakan sebuah persepsi. Menurut persepsinya, uang satu juta sudah sangat banyak, sehingga mampu digunakan untuk membeli rumah mewah. Persepsi itu berbeda dengan persepsi kita. Menurut persepsi kita, uang yang banyak adalah jumlah uang yang benar-benar mampu digunakan untuk membeli rumah.

Sekalipun persepsi kita berbeda dengan persepsi sang anak, kita tidak dapat menilai persepsinya sebagai persepsi yang salah. Demikian juga, kita tidak dapat mengatakan bahwa persepsi kitalah yang benar. Yang benar adalah, banyak sedikitnya uang tergantung menurut persepsi masing-masing; Banyak sedikitnya uang tergantung dari sudut pandangnya.

Nah, dari penjelasan di atas, kita ketahui bahwa persepsi bersifat relatif, sementara penalaran bersifat absolut. Absolut artinya kebenarannya akan tetap sama di mana pun, kapan pun, dan dilihat oleh siapa pun juga. Dua ditambah dua hasilnya empat, ini merupakan nilai yang absolut. Di mana pun, kapan pun, dan siapa pun yang menghitungnya, dua ditambah dua hasilnya tetap empat.

Kembali pada pembahasan, sebagaimana disebutkan pada bab sebelumnya, tindakan kita dikendalikan oleh sistem kepercayaan yang tersimpan di dalam pikiran bawah sadar. Kehendak sadar kita senantiasa tunduk terhadap sistem kepercayaan itu. Konsekuensinya, saat kehendak sadar bertentangan dengan kepercayaan bawah sadar, kehendak itu diabaikan begitu saja oleh otak. Tindakan-tindakan kita tidak disesuaikan dengan kehendak itu, melainkan tetap berdasarkan kepercayaan bawah sadar kita.

Karena kepercayaan bawah sadar berasal dari penalaran atau persepsi, ini artinya kepercayaan bawah sadar bisa salah, bisa juga benar. Atau, kebenaran dan kesalahannya tergantung pada konteks kehidupan yang dihadapi.

Nah, kita bisa menelusuri penyebab keberhasilan dan kegagalan hidup kita dari mengetahui sistem kepercayaan kita. Kita bisa menelusurinya dan mencari tahu apakah sistem kepercayaan itu berasal dari penalaran atau dari persepsi.

Saat kita menemukan sistem kepercayaan kita berasal dari penalaran, kita dapat menelusuri apakah penalaran tersebut salah atau benar. Jika ternyata penalaran itu salah, kita bisa menggantinya dengan penalaran yang benar.

Demikian juga saat kita menemukan sistem kepercayaan kita berasal dari persepsi, kita dapat menelusuri apakah persepsi itu berguna dalam konteks kehidupan kita atau tidak. Jika persepsi itu tidak berguna, kita dapat menggantinya dengan persepsi lain yang berguna bagi konteks kehidupan kita.

Nah, kegiatan penelusuran dan penggantian sistem kepercayaan lama dengan sistem kepercayaan baru ini dilakukan oleh pikiran sadar kita. Inilah letak kekuatan pikiran sadar kita. Ia berfungsi untuk mengubah kepercayaan atau pola pikir kita, menyesuaikannya dengan realitas atau dengan kehendak sadar kita.

Saat kita hendak melakukan perubahan, terlebih dulu kita harus sadar. Dalam buku The Practicing Mind: Developing Focus and Discipline in Your Life, Thomas Sterner mengatakan, “We cannot change what we are unaware of.” Kita tidak dapat merubah apa yang tidak kita sadari. Ini artinya, syarat pertama perubahan adalah kesadaran. Saat kita sadar, kita dapat dengan sengaja membuang sistem kepercayaan bawah sadar yang salah atau yang tidak berguna dalam konteks kehidupan kita. Saat kita sadar, kita tidak lagi menjadi tawanan pikiran bawah sadar yang buta.

Selain mengganti pola pikir, pikiran sadar juga berfungsi dalam aktifitas penalaran dan menciptakan persepsi dan imajinasi. (Ingat, sistem kepercayaan adalah hasil analisis pikiran sadar yang disimpan di dalam pikiran bawah sadar. Sistem kepercayaan bisa berupa penalaran, bisa juga berupa persepsi).

Nah, rupanya apa yang dilakukan oleh para penemu kelas dunia seperti disebutkan dalam bab awal adalah, mereka memanfaatkan penalaran, persepsi, dan imajinasi untuk menginterpretasikan mimpi bawah sadar mereka.

Demikianlah beberapa kehebatan pikiran sadar manusia. Anda sudah mengetahuinya, bukan? Sekarang, tugas Anda untuk terus mengembangkannya.

Oya, pada tulisan selanjutnya, penulis akan menjelaskan beberapa cara untuk mengganti sistem kepercayaan bawah sadar. Untuk tulisan ini, jika ada yang perlu ditanyakan, jangan ragu untuk menuliskan komentar.