Rahasia Melenyapkan Pikiran-Pikiran Negatif yang Mengusik Diri Anda

Shares

Benner-1.png

Salah satu faktor yang menghambat langkah kita untuk maju yaitu perasaan rendah diri. Perasaan rendah diri adalah perasaan yang timbul dari pemikiran-pemikiran yang negatif tentang diri kita sendiri. Kita berpikir bahwa kita bodoh, misalnya. Dengan pikiran seperti ini, manakala kita melakukan kesalahan, kita pun sedih dan kecewa pada diri kita sendiri, karena kita menganggap bahwa pikiran kita benar adanya. Selain itu, pikiran seperti itu menurunkan motivasi kita. Karena mengira kita bodoh, kita pun urung mengikuti test seleksi CPNS, misalnya, sebab dengan kebodohan kita, kita pikir, kita tidak akan mampu mengerjakan soal-soal test dengan benar.

Di sini, pikiran negatif tentang diri kita sendiri membuat kita pesimis bisa mencapai kualitas yang tinggi. Kita pesimis bisa meraih juara, kita pesimis bisa melakukan hal-hal yang hebat.

Nah, karena penilaian negatif tentang diri sendiri ini dampaknya sangat besar bagi perkembanagn diri kita, maka kita perlu melenyapkan penilaian-penilaian itu sedemikian sehingga kita dapat menilai diri kita dengan sudut pandang yang objektif.

Dengan sudut pandang yang objektif, kita mampu melihat diri kita dan menempatkan diri kita sedemikian sehinggga sesuai dengan kondisi dan kemampuan kita yang sebenarnya.

Dalam artikel ini, penulis akan mengajak Anda untuk mengulas beberapa rahasia melenyapkan pikiran-pikiran negatif mengenai diri kita sendiri, rahasia melenyapkan perasaan rendah diri yang mengganggu kita selama ini.

Sekarang, yuk, langsung saja kita simak ulasan tersebut selengkapnya berikut ini.

1. Geser fokus Anda

Rahasia yang pertama yaitu, geserlah penilaian negatif tentang diri sendiri menjadi koreksi. Di sini, penulis sengaja menggunakan kata “koreksi” dan bukan “introspeksi”. Mengapa? Dengan kata “introspeksi”, kita seringkali menempatkan diri kita sebagai pihak yang salah, yang berujung pada timbulnya rasa serba salah dan penyesalan yang mendalam dalam diri kita.

Kembali pada persoalan, salah satu sebab mengapa kita menilai diri kita secara negatif yaitu, kita menghakimi diri kita sendiri. Kita berfokus pada diri kita dan bukan pada apa yang kita lakukan.

Sebagai contoh, Anda sedang bermain basket di lapangan di dekat rumah Anda. Singkat cerita, Anda ingin memasukkan bola ke dalam basket yang tersedia. Tetapi, berkali-kali, lemparan Anda meleset sedemikian rupa sehingga bola tidak masuk ke dalam keranjang itu.

Mendapati Anda berkali-kali gagal, lantas, Anda pun mengumpati diri Anda sendiri dalam hati, “Sial! Bodo banget, sih, gue!”

Nah, di dalam contoh itu, Anda berfokus pada diri Anda, bukan pada tindakan Anda. Akibatnya, saat Anda gagal pun, Anda menyalahkan diri Anda, mencemooh diri Anda.

Nah, untuk menghilangkan kebiasaan mencemooh diri sendiri, geserlah fokus Anda. Fokuskan pikiran Anda pada tindakan yang Anda lakukan, bukan pada diri Anda.

Dengan berfokus pada tindakan Anda, maka saat Anda gagal/melakukan kesalahan, Anda pun tdiak akan mencemooh diri Anda, melainkan Anda akan mengoreksi tindakan itu dengan tindakan lainnya.

2. Spesifik

Seringkali, kita meng-generalisasi kesalahan kita, seolah-olah semua yang kita lakukan selalu salah. Sebagai contoh, saat Anda gagal memasukkan bola ke dalam keranjang, Anda meng-generalisasi dalam hati, “Aku payah banget main basketnya.”

Terhadap penilaian yang meng-generalisasi seperti di atas, apa yang harus Anda lakukan? Yang harus Anda lakukan yaitu, tanyakan pada diri Anda sendiri, “Pemain yang payah? Maksudnya? Aku hanya salah posisi memasukkan bola, kok.”

3. Adil pada diri sendiri

Apa yang terlintas di dalam benak Anda ketika menjumpai teman Anda melakukan kesalahan atau gagal melakukan sesuatu? Apakah Anda menghujatnya? Apakah Anda mencemoohnya sebagai orang yang payah, yang tidak kompeten? Atau, apakah Anda menilai bahwa kegagalannya hanyalah dikarenakan ia menempuh jalan/strategi yang salah? Jika jawaban Anda adalah yang terakhir, yakni Anda menilai kegagalannya hanya karena ia menempuh jalan yang salah, maka itu artinya, Anda memiliki penilaian yang positif mengenai teman Anda.

Nah, apabila Anda senantiasa berpikir positif tentang teman Anda, lantas mengapa Anda tidak bisa berpikir positif tentang diri Anda? Apakah Anda sebegitu buruknya hingga pantas dinilai dengan penilaian yang serba negatif?

Sejujurnya, perbedaan level kualitas antara satu orang dengan orang lain tidaklah begitu tajam. Maksudnya, apabila orang lain memiliki nilai 100, maka Anda tidak mungkin memiliki nilai 30 atau 40. Mengapa demikian? Karena, sehebat apa pun orang lain, ia senantiasa memiliki kelemahan yang luput dari pengetahuan Anda.

Apakah Anda berpikir Thomas Alva Edison orang yang jenius, yang kejeniusannya jauh melebihi orang lain? Tidak! Ia melejit bukan lantaran ia jenius, melainkan karena ia memiliki ketekunan yang tinggi.

Sebagaimana Thomas Alva edison, demikian juga dengan Anda. Anda tidaklah low-quality. Anda senantiasa memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain, yang mungkin bahkan Anda sendiri tidak menyadarinya.

Dengan menimbang kekurangan dan kelebihan Anda, serta kekurangan dan kelebihan orang lain, maka posisi Anda seimbang dengan posisi orang lain. Anda memiliki potensi dan kesempatan yang sama dengan potensi dan kesempatan orang lain untuk mencapai yang sukses.

Nah, jika Anda memiliki potensi dan kesempatan yang sama dengan orang lain untuk meraih sukses, lantas apa yang membuat Anda merasa rendah dibanding orang lain? Apa yang membuat Anda merasa rendah dibanding orang lain yaitu Anda berpikir, Anda tidak memiliki potensi dan kesempatan yang sama dengan potensi dan kesempatan orang lain dalam meraih sukses. Dan, anggapan itu tentu salah besar!

4. Abaikan

Penilaian negatif tentang diri sendiri seringkali mewujud dalam bentuk umpatan dalam hati, seperti “Aku bodoh!”, “Aku payah!”, “Aku tidak kompeten!”, “Aku ceroboh!” dan sebagainya.

Nah, karena penilaian itu hanyalah cemoohan, Anda pun dapat mengabaikannya dengan mudah, sebagaimana Anda mengabaikan umpatan orang lain terhadap Anda.

Andaikanlah, di jalan, ada orang yang menabrak Anda. Karena hal itu, dia pun secara refleks mengumpat Anda.

Apakah umpatan itu terus-menerus mengganggu pikiran Anda, di mana pun dan kapan pun Anda berada? Tidak bisakah Anda melupakan umpatan itu?

Penulis berani bertaruh, hanya dalam hitungan jam, Anda mampu melupakan umpatan dan kejadian itu. Mengapa demikian? Karena umpatan itu tidak memiliki pengaruh bagi diri Anda. Umpatan itu tidak membuat Anda kehilangan apa pun.

Nah, jika Anda mampu melupakan umpatan orang lain terhadap Anda, lantas mengapa Anda tidak mampu melupakan umpatan Anda terhadap diri Anda sendiri?

Untuk itu, mulai sekarang, setiap kali Anda melakukan kesalahan, atau Anda gagal melakukan sesuatu, dan Anda mengumpati diri Anda sendiri karenanya, sadarilah, bahwa umpatan itu hanyalah sekadar umpatan, yang tidak memiliki efek apa pun terhadap diri Anda. Lupakanlah umpatan itu, dan fokus pada tindakan Anda.

Demikian beberapa rahasia melenyapkan pikiran-pikiran negatif yang dapat penulis sampaikan kepada Anda. Semoga, ulasan di atas bermanfaat bagi Anda.

Benner-1.png

About the Author Rina Ulwia

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

follow me on:
>