Dalam proses mencapai kesuksesan, setiap orang tidak akan terlepas dari faktor dukungan oranglain. Bagaimana pun juga, setiap orang sukses yang Anda lihat hari ini, merupakan mereka yang berhasil didukung peuh oleh banyak orang di sekitarnya. Baik dari dukungan moral maupun dukungan teknis. Begitupun dengan diri kita hari ini. agar bisa meraih kesuksesan seperti yang kita impikan dan mencapai tujuan yang sudah kita rancang, kita tidak bisa lepas dari dukungan orang lain. Pertanyaan selanjutnya, apakah mudah untuk mendapatkan dukungan tulus tersebut? Bagaimana cara orang-orang sukses tersebut bisa mendapatkan dukungan yang hebat dan tulus dari orang sekitarnya? Jawabannya akan kkita bahas dalam artikel ini.
Salah satu cara untuk mendpatkan dukungan yang tulus dari orang di sekitar Anda adalah dengan memiliki hubungan yang berkualitas dengan siapapun orang yang Anda kenal. Hal ini disampaikan oleh David J. Schwartz dalam bukunya The Magic of Thinking Big yang sudah menjadi best seller tersebut.
Dalam buku tersebut, David mengatakan bahwa Sukses bergantung pada dukungan orang lain Satu-satunya penghalang di antara Anda dan apa yang Anda inginkan adalah dukungan dari orang lain.
Mengapa dukungan dari orang lain ini harus bisa Anda prioritaskan?
Lihatlah, bagainana para pebisnis sukses saat ini yang bisa sampai go internsional pasti memiliki tim yang baik dan setia di belakannya untuk selalu mendukungnya. Bagaimana seorang designer ternama saat ini berhasil menggaet investor mancanegara kkarena ia didukung oleh tim yang solid di belakangnya. Bagaimana seorang suami bisa produktif selama bekerja karena total didukung oleh anak dan istri.
Kemudian kita lihat pula, bagaimana seorang pencetus ide bisa begitu dipercaya dan didukung oleh banyak pihak yang awalnya mungkin tidak mengenal dirinya secara personal dan hanya mengetahuinya dari karya-karyanya?
Lalu kita perhatikan, mengapa ada sebagian orang yang mendapatkan dukungan begitu tulus untuk naik jabatan atau dipercaya memegang amanah tertentu dari rekan kerjanya, sedangkan di satu sisi ada orang yang tidak terlalu dipercaya oleh mereka?
Masih dalam buku yang sama, David mengatakan bahwa saat ini, orang akan membantu Anda secaara sukarela atau mereka tidak peduli sama sekali. Artinya, akan ada orang-orang tulus yang tanpa diminta pun menawarkan diri untuk ‘mengabdi’ kepada Anda, dan sebagian lainnya benar-benar tidak akan peduli kepada Anda.
Apa yang membedakan antara satu orang dengan orang lainnya dalam menghimpun dukungan dari orang di sekitarnya? Apa yang harus Anda lakukan untuk membuat orang-ornag bisa mendukung Anda?
Mengapa orang-orang bisa memtuskan untuk membantu atau mendukung A dan di sisi lain tidak tertarik sama sekali dengan C, D atau E?
Setiap orang akan selalu memperhitungkan kandidat terbaik yang bisa mereka percaya untuk menempati posisi tertentu. Misalkan ini terjadi pada diri Anda. dalam sebuah kesempatan rapat kerja, Anda diharuskan memilih seseorang untuk menjadi Direktur Utama yang baru. Apa yang langsung Anda pikirkan selanjutnya? Pastinya Anda ingin sekali memilih seseorang yang Anda percaya bukan? Terlebih, Anda akan cenderung memilih orang yang Anda sukai kepribadiannya.
Kesimpulannya adalah, pada akhirnya setiap orang akan besrsikap subjektif. Persis apa yang kami sampaikan dalam artikel sebelumnya, bagaimanapun juga, bisnis dijalankan oleh manusia, sehingga tidak bisa 100% benar-benar objektif. Ada unsur manusiawi suka dan tidak suka di dalamnya.
Meskipun sudah berusaha menciptakan iklim pengambilan keputusan yang objektif, namun jika pengambilan keputusan masih melbatkan manusia (human), pastilah masih ada unsur subjektivitas di dalamnya. Oleh karena ini, faktor disukai/tidak disukai menjadi bahan pertimbangan pertama orang lain akan memutuskan akan mendukung Anda atau tidak.
Dalam suatu penelitian yang diungkapkan David dalam bukunya, dalam 9 dari 10 kasus, faktor subjektif masih memiliki porsi yang lebih besar dari faktor teknis.
Dalam sebuah rapat mencari seseorang untuk posisi manager yang baru, para direksi pasti akan memperhitungkan apakah orang tersebut bisa disukai oleh bawahannya atau tidak. begitupun ketika Anda memilih seorang pasangan, Anda tentunya juga mempertimbangkan apakah orang itunya nanti bisa disukai oleh keluarga Anda atau tidak, bukan?
Faktor “disukai” membuat Anda lebih mudah untuk dipilih.
Mengapa kebanyakan proses melamar kerja gagal justru pada proses wawancara? Mengapa setelah sedemikian lama melewati tahapan seleksi, seseorang yang memenuhi kualifikasi perusahaan bisa jaid batal diterima setelah melewati proses wawancara? Mengapa justru proses wawancara menjadi penentu Anda diterima atau tidak?
Demikianlah bagaimana faktor “Disukai” patut untuk kita beri perhatian lebih.
Tahukah Anda, orang-orang sukses ternyata bahkan memiliki serangkaian ‘agenda’ tersendiri agar mereka menjadi disukai? Orang-orang sukses ini dengan sengaja dan penuh kesadaran menjalankan program tertentu dan secara disiplin membuat kebiasaan-kebiasaan agar mereka disukai. Bahkan mereka menuliskan program tersebut layaknya sedang mencatat jadwal ujian di kampus atau program kerja di kantor. Mereka jadikan hal tersebut sebagai agenda khusus. artinya, mereka benar-benar serius dalam memperbaiki kebiasaan agar menjadi orang yang disukai orang lain.
Lalu, program seperti apakah yang mereka jalani?
Ada sebuah cerita menarik berpuluh-puluh tahun lalu yang bisa kita ambil pelajarannya saat ini. Lyndon Johnson, seorang senator berpengaruh pada masa Perang Dunia Kedua ternyata menyimpan dengan rapi sebuah catatan kecil di laci meja kerjanya. Catatan ini kemudian ditemukan oleh anak buahnya.
Isi dari catatan tersebut adalah sederet daftar hal-hal yang harus dilakukan sang senator untuk bisa membuat orang lain menyukai karakternya. Dengan demikian, akan semakin banyak orang yang mendukung di setiap langkahnya
Apa saja catatan senator tersebut?
- Belajar mengingat nama orang lain
Mengingat nama orang lain menjadi sangat penting sekali. Hal ini dikarenakan nama adalah suatu benda yang sangat personal. Seseorang akan merasa lebih dihargai dan diakui ketika disebutkan namanya dibandingkan hanya dipanggil secara umum
- Jadilah orang yang menyenangkan dan luwes
Jadilah orang yang bersahabat dan menyenangkan. Artinya, Anda bisa tampil ‘luwes’ dan tidak kaku di lingkungan manapun. Salah satu strategi agar Anda bisa lebih luwes dimanapun Anda berada adalah dengan bersikap menyenangkan dan antusias.
- Jangan congkak/sok tahu/sombong
Jika Anda baru saja memasuki sebuah lingkungan baru, jangan terlebih dahulu mengeluarkan semua kelebihan yang Anda punya. Pelan-pelan saja dalam menunjukkan kepada orang lain tentang diri kita. Hindari terlalu mendominasi pembicaraan ketika Anda masih di lingkungan yang baru.
- Kembangkan sifat menarik Anda yang khas
Jangan pernah menjadi orang lain. Usahakan untuk tetap menjaga ‘orisinalitas’ dengan menjadi diri Anda sendiri yang terbaik. Tentunya memang ada batasan-batasan dalam bersikap. Akan tetapi, jangan bunuh karakter Anda yang unik. Tetaplah menarik dengan diri Anda yang apa adanya.
- Tulus memperbaiki kesalahpahaman yang pernah terjadi
Jangan gengsi untuk meminta maaf terlebih dahulu kepoada orang lain, sekalipun kita merasa di pihak yang benar. Jika terjadi suatu kesalahpahaman atau masalah, selesaikan secra baik-baik dengan komunikasi yang baik. Jika orang lain sepertinya tidak menunjukkan minatnya untuk memperbaiki kualitas hubungan dengan Anda, jangan biarkan itu terjadi pada Anda. siapa tahu saja kesalahpahaman itu adakah hal sepele. sangat disayangkan jika hanya karena hal sepele Anda jadi kehilangan kesempatan untuk berteman dengan banyak orang. jadilah pribadi yang pemaaf dan mau meminta maaf
- Biasakanlah menyukai orang lain
Tumbuhkanlah sikap penyayang dan mencintai orang lain pada diri Anda. biasakanlah untuk terlebih dahulu menyukai seseorang dan antusias terhadap mereka. Mereka nanti akan melakukan hal yang sama kepada Anda.
- Ucapkan selamat atas prestasi orang lain dan ucapkan bela sungkawa atas musibah
Jangan lewatkan kesempatan memberi hadiah terindah kepada orang lain lewat ucapan selamat atau ucapan berduka. Tangkap momentum tersebut dan beri orang lain perhatian lewat ucapan sederhana.