Untuk menjelaskannya, mari kita mulai dari pikiran.
Pikiran manusia dibagi menjadi dua, pikiran sadar dan pikiran bawah sadar (PBS).
Salah satu sifat PBS adalah terus-menerus memberikan referensi ke pikiran sadar.
Saat anak Anda belajar/membaca buku dengan metode konvensional pikiran sadarnya menerima informasi dari 2 arah: dari buku (dari luar) dan dari PBS (dari dalam).
Informasi dari luar (buku) ke pikiran sadar disebut top down.
Informasi dari dalam (pikiran bawah sadar) ke pikiran sadar disebut bottom up.
Namun masalahnya, seringkali informasi yang dikirim PBS tidak selaras dengan buku yang dibaca. Contoh, anak Anda memasukkan informasi “X” dari buku ke pikiran sadar tapi PBS mengirimkan informasi “A, B, C, D,” ke pikiran sadar.
Maka selain memproses “X”, pikiran sadar juga memproses “A, B, C, D”. Kondisi ini membuat fokusnya terpecah.
Lalu, pikiran sadar akan lebih fokus ke mana?
Ia akan lebih fokus ke informasi “A, B, C, D,” yang datang dari PBS dibanding informasi “X” yang datang dari buku.
Mengapa? Karena informasi dari PBS sudah tersimpan di memori jangka panjang.
Artinya, pikiran sadar sudah mengenali informasi-informasi itu dengan sangat baik.
Sebaliknya, informasi dari buku harus diulanginya minimal 6 kali karena belum ada di memori jangka panjang dan belum dikenalinya.
Inilah mengapa seolah-olah anak Anda terus membaca tapi begitu sampai di halaman terakhir ia berkata dalam hati, “Barusan aku baca apa, ya?” Akhirnya belajar pun semakin lama semakin susah dan ia pun malas belajar.
Dan, ia akan terus mengalaminya sampai ia melakukan pendekatan yang berbeda, yaitu dengan:
Membuat Bawah Sadar Mengirimkan Informasi yang Selaras
Untuk mengatasinya, ia perlu membuat pikiran bawah sadar memiliki referensi yaitu dengan membuat PBS belajar lebih dulu.
Sebelum memproses dengan pikiran sadar, buat PBS lebih dulu memiliki informasi yang ada di buku yang ingin dibacanya.
Dengan demikian, saat ia memasukkan informasi “X” ke pikiran sadar, PBS juga akan mengirimkan informasi “X”.