Hai Trader/Calon Trader…
Bagaimana jika Anda bisa Meraih Profit Konsisten dari Bursa Saham Indonesia tanpa Terus-Menerus Memantau Chart dan Menguras Waktu Anda?
Dengan the Hok1 Bands, Anda bisa Menentukan secara Akurat Saham Apa yang Bagus, Kapan Jual, Kapan Beli, Berapa Lot yang Harus Dibeli dengan hanya Melihat Chart Sekilas…sehingga Anda bisa Trading di Tengah Kesibukan Anda
Terima Kasih Pak Hendra Martono, dengan THB dan Money Management yang Bapak ajarkan pemahaman trading saya semakin baik dan lebih aman, sejak memulai trading tahun 2009, saya baru mulai mendapatkan konstan profit setelah mengikuti seminar Simple Trading & High Profit pada bulan Agustus 2016, setelah itu saya zhuan rata rata 10 persen perbulan. Bravo THB !!!!!!
- Riki Su
Seminar ini untuk Anda jika Anda:
- Ingin bisa menghasilkan profit konsisten dari trading saham tanpa analisis dan perhitungan yang rumit,
- Seorang part time trader yang ingin menambah pundi-pundi kekayaan dari trading tanpa mengorbankan waktu untuk bekerja dan melakukan kesibukan lainnya,
- Seorang pemula yang ingin memulai trading dengan mandiri (tanpa rekomendasi orang lain) tanpa perlu menghabiskan waktu dan tenaga untuk mempelajari analisis teknikal yang ribet,
- Ingin bisa trading dengan tenang tanpa harus terus-menerus memantau chart,
- Ingin bisa membuat keputusan transaksi yang akurat hanya dengan melihat chart sekilas.
Suatu pagi Anda sudah berada di kantor. Ceritanya, pagi itu Anda akan meeting dengan seorang klien.
Kebetulan, sebelum meeting dimulai, Anda masih punya sedikit waktu karena klien belum datang. Anda pun memanfaatkan waktu yang ada untuk membuka chart dan melihat pergerakan pasar.
“Saham apa, ya, yang bagus hari ini?”
Sayangnya, belum sampai lima menit, klien sudah datang dan Anda pun terpaksa menutup chart Anda dan memulai meeting.
Baru lima menit meeting dimulai, Anda sudah tak tahan. Rasanya galau, ingin cepat-cepat mengecek chart Anda.
“Duuh, cek sebentar, ga, ya. Pingin tahu saham apa yang bagus,” begitu kata Anda dalam hati.
Akhirnya, saking penasarannya, Anda pun nekad mencuri waktu untuk mengecek chart saat klien sedang berbicara. Walhasil, Anda tidak fokus dengan meeting Anda dan meeting itu pun berjalan tidak maksimal.
Begitu meeting selesai, Anda buru-buru membuka chart dan melihat pergerakan pasar. Setelah sibuk menghitung, Anda pun memutuskan untuk masuk di saham A sebanyak 100 lot.
Dan celakanya… ternyata saham itu anjlok, terus meluncur tak terkendali!
“Aaaaaarrrrrrrgh!!!”
Dalam hati, Anda menyalahkan diri Anda. Rasa sesal pun menjalar. “Sudah meeting ga maksimal, klien kecewa, dibela-belain ngitung dan nyoba indikator ini itu, eh, trading malah rugi!”
Apakah Anda familiar dengan kejadian di atas?
Apakah Anda seorang part time trader yang tak bisa membagi waktu kapan harus fokus trading dan kapan harus fokus kerja sehingga malah merugikan diri Anda sendiri?
Apakah Anda seorang trader yang terus dilanda rasa cemas, tak tenang kalau tak memantau chart dan pergerakan pasar?
Apakah Anda seorang trader yang sudah cape menghitung dan mencoba banyak indikator hanya agar tahu saham apa yang bagus, kapan harus beli, kapan harus jual, dan berapa lot yang harus dibeli?
Apakah Anda seorang trader yang terjebak pada “living for trading” (hidup untuk trading) dan bukannya “trading for a better living” (trading untuk kehidupan yang lebih baik)?
Kesalahpahaman yang Sering Terjadi dan Membuat Trader Terjebak pada Kebiasaan Trading yang Merugikan
Ketika mendengar kata “trading”, banyak orang memahami bahwa:
- Kalau mau trading saham harus lebih dulu belajar analisis teknikal dan analisis fundamental yang rumit supaya bisa menggunakan analisis itu untuk trading,
- Trader harus menunggu rekomendasi dari pakar saham supaya profit,
- Dalam trading, banyak indikator yang harus digunakan untuk bisa membuat keputusan transaksi (keputusan untuk membeli saham apa, kapan jual, kapan beli, dan berapa lot) yang tepat,
- Trader harus terus-menerus memantau chart agar tidak ketinggalan pergerakan pasar,
- Trader wajib mempunyai kemampuan matematika yang matang.
Ini adalah kesalahpahaman yang berakibat fatal pada kebiasaan trading yang kita jalani. Inilah yang membuat Anda tidak bisa membagi waktu kapan harus fokus trading dan kapan harus fokus bekerja. Inilah yang membuat Anda cemas dan ingin terus memantau chart Anda. Dan yang paling parah, inilah juga yang membuat Anda terus mengalami kerugian!!!
Mengapa?
Pemahaman bahwa untuk membuat keputusan yang tepat Anda harus menghitung semua kemungkinan dan mencoba berbagai indikator membuat Anda sibuk menghabiskan waktu hanya untuk menghitung.
Celakanya, belum selesai Anda menghitung, pasar terus bergerak, harga saham terus berubah-ubah, dan Anda tak bisa mengikutinya. Akhirnya, saat Anda membuat keputusan untuk membeli saham A (yang Anda kira harganya akan terus naik) sebanyak sekian ratus lot, ternyata harga saham itu malah anjlok dan terus terjun.
Perkenalkan, saya Hendra Julius Martono atau sering disapa Hok1, founder of the Hok1 Bands, founder dan trainer Trading for A Better Living, dan direktur PT Henan Putihrai, salah satu perusahaan sekuritas swasta di Indonesia (sebagai informasi, menjabat sebagai direktur perusahaan sekuritas harus mendapatkan restu dari OJK).
Sudah 20 tahun saya aktif di dunia saham dan bahkan sempat hidup hanya dari trading alias trading for living. Rumah, mobil, kesenangan, dan kebutuhan hidup keluarga, semua terpenuhi hanya dari berdagang saham.
Tapi, itu semua tidaklah saya capai serta-merta. Sebelumnya, saya sama seperti Anda, sering mengalami kerugian dalam trading, dan selalu cemas dan takut ketinggalan informasi bursa.
Dan tahukah Anda mengapa saya sering rugi? Karena terlalu banyak analisis dan perhitungan yang harus saya lakukan. Saya masih ingat, hanya untuk membuat keputusan transaksi saja, saya harus menggunakan banyak sekali analisis teknikal dan menghitung semua kemungkinan. Sampai-sampai saya harus menghafal ratusan jenis indikator.
Rumitnya perhitungan itu bukannya membantu saya membuat keputusan yang tepat tapi justru membuat saya pusing dan ujung-ujungnya rugi. Imbasnya, usaha tour dan travel saya hancur. Saya benar-benar jatuh ke titik nadir.
Tapi, dari kehancuran itu saya belajar, mencoba meneliti apa, sih, yang menyebabkan saya rugi, mengapa saham yang saya beli harganya malah turun terus, mengapa saham yang saya jual harganya malah naik terus, berapa modal yang harus saya alokasikan untuk membeli sebuah saham, dan sebagainya.
Sampai akhirnya, terciptalah apa yang saya sebut The Hok1 Bands
Sejak menggunakan the Hok1 Bands, tidak ada lagi cerita saya harus menguras pikiran dan waktu untuk membuat analisis dan menentukan keputusan transaksi. Hanya dengan melihat chart the Hok1 Bands sekilas, saya bisa menentukan saham apa yang harus dibeli, beli berapa lot, saham apa yang harus dijual…dengan tingkat keakuratan yang tinggi.
“Terus terang saya ini masih nol habis pelatihan kemarin. Yang saya lakukan hanya mengacu pada chart THB (The Hok1 Bands). Jika dengan persentase mungkin saya hanya menangkap 20-30% saja dari materinya.
Contoh waktu itu saya tidak paham maksud dari: LP > OPEN LP > HP. Kapan rumus itu dipakai, apakah setelah market tutup atau pas market buka? Atau 1 jam setelah market buka atau sorenya?
Apalagi seperti RMF, NBSA VWAP, belum paham sama sekali.
Pola yang saya pakai adalah remarks (rekomendasi) yang ada di chart The Hok1 Bands. Misalkan, rekomendasi untuk “Buy maksimal 60%,” berarti saya harus buy maksimal 60%. “Siap-siap buy di area A sampai B…sudah hijau sekian hari, siap take profit,” artinya sudah waktunya siap-siap beli. Saya hanya perlu mengikuti remarks tersebut.
Meskipun begitu, dari pelatihan sampai hari ini, saya sudah profit 23% belum satu bulan genap.
Jujur awalnya saya berpikir pelatihan tersebut kurang lebih sama dengan pelatihan lainnya. Namun setelah mengikuti sampai hari ini, saya profit besar.
Sekadar saran, silakan ikuti pelatihan ini. Saya bisa jamin Anda akan mengerti walau sedikit tapi zhuan banyak di market.”
-Richardo H.
“Setelah trading menggunakan THB (The Hok1 Bands) trading jadi lebih percaya diri. Dalam THB, tampilan informasi saham lengkap namun tetap mudah dimengerti. Hanya dengan melihat chart tanpa perlu menggambar-gambar lagi, kita bisa mengambil keputusan, dipadukan dengan indikator RMF yang sangat membantu dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu saham. THB saya gunakan untuk trading interday dan swing.”
-Soehariono