Apakah akhir-akhir ini Anda sulit memahami buku bacaan? Apakah akhir-akhir ini Anda juga mengalami kesulitan memahami penjelasan orang lain? Rasanya otak Anda keruh, ruwet seperti benang kusut. Heheheh. Pelajaran masuk dari kuping kanan dan keluar lewat kuping kiri. Tak ada satu pun yang nyantol di kepala Anda. Bukan hanya itu, saat mengobrol dengan orang pun, Anda jadi sulit nyambung.

Hmmm, jika ya, akhir-akhir ini Anda mengalami itu semua, Anda wajib waspada!

Mengapa? Itu merupakan indikasi kemampuan belajar Anda menurun! Ciri-ciri menurunnya kemampuan belajar antara lain Anda sukar paham, sukar berpikir abstrak, dan sukar menghapal atau mengingat sesuatu.

Jika sudah begitu, akibatnya bisa fatal bagi Anda. Anda akan semakin membutuhkan banyak waktu untuk menghabiskan bacaan. Anda semakin membutuhkan banyak waktu untuk mempelajari hal baru. Padahal, waktu semakin memburu Anda setiap harinya. Hukum yang berlaku adalah siapa cepat dia dapat. Kekalahcepatan dalam menguasai pengetahuan dan skill baru dapat membuat Anda kalah dalam persaingan hidup.

Lantas, apa yang harus Anda lakukan?

Tentu saja, Anda perlu meningkatkan kembali kemampuan belajar Anda.

Tetapi, bagaimana caranya?

Sebelum beranjak pada caranya, Anda perlu tahu apa yang menyebabkan kemampuan belajar Anda menurun. Salah satu penyebab menurunnya kemampuan belajar yaitu stres! Semakin sering Anda diserang stres, maka semakin menurun pula kemampuan belajar Anda.

Nah, jika akhir-akhir ini Anda sukar memahami buku bacaan dan sukar paham ucapan orang lain, tidak ada salahnya untuk mengingat-ingat kembali, apakah akhir-akhir ini Anda sering dilanda stres. Adakah masalah yang membuat Anda cemas? Adakah masalah yang membuat Anda tertekan stres?

Jika jawabannya ya, akhir-akhir ini Anda sering dilanda stres, maka Anda perlu mengurangi stres Anda. Dengan berkurangnya stres, otak pun dapat berpikir dengan tenang kembali.

Pertanyaannya, adakah klaim ilmiah yang menyatakan bahwa stres menurunkan kemampuan belajar?

Untuk mengetahuinya, yuk, simak penjelasan berikut.

Mekanisme Stres Menurunkan Kemampuan Belajar

Bagaimana stres menurunkan kemampuan belajar? Semua bermula dari otak Anda! Penasaran? Yuk, langsung saja kita simak penjelasannya berikut ini.

Manusia dan Otak Reptilnya

Dulu, jaman manusia purba, otak manusia belumlah sekompleks sekarang. Evolusi membuat perkembangan otak manusia semakin pesat.

Nenek moyang kita, puluhan ribu tahun yang lalu belumlah mengenal berbagai macam masalah seperti sekarang. Dulu, satu-satunya masalah bagi mereka adalah ancaman binatang buas atau bencana alam. Singkatnya, ancaman yang menyangkut hidup dan mati. Dan, otak pun berkembang sesuai dengan kebutuhan untuk menghindar dari ancaman tersebut.

Ketika menghadapi ancaman, otak manusia purba memerintahkan mereka untuk fight or flight, menghindar atau menyerang.

Jadi, dalam kondisi terancam, otak manusia purba memerintahkan mereka untuk melawan. Atau, jika tidak berlari.

Nah, sampai sekarang, mekanisme fight or flight itu diwarisi oleh manusia modern, termasuk Anda. Meskipun otak manusia modern mengalami evolusi, tetapi mekanisme fight or flight tetap penting perannya. Untuk itu, otak kita, manusia modern, mewarisi mekanisme itu.

Ketika dalam keadaan terancam, otak Anda memberi perintah untuk melawan atau menghindar.

kemampuan belajar

Contoh, ketika Anda di tengah jalan dan hendak tertabrak mobil. Dalam keadaan itu, otak Anda memberi perintah untuk segera menepi. Walhasil, Anda dapati diri Anda secara otomatis menepi ketika melihat mobil sudah di depan mata Anda. Tanpa perlu berpikir panjang, secara otomatis Anda dapat menghindar dari mobil tersebut.

Manusia dan Otak Nekorteks

Selain otak warisan nenek moyang (yang disebut sebagai otak reptil), manusia modern juga memiliki bagian otak yang jaaaauh lebih maju. Bagian ini bernama neokorteks. Otak neokorteks berfungsi untuk berpikir, memecahkan masalah, dan memahami sesuatu.

Dalam menghadapi persoalan sehari-hari, bagian otak ini membantu Anda memecahkan persoalan. Caranya yaitu dengan memikirkan bagaimana solusinya.

Persoalan-persoalan ini biasanya persoalan yang tidak secara langsung menyangkut hidup dan mati Anda.

Contohnya, masalah di kantor, anak malas belajar, anak manja, masalah meningkatkan produktivitas, dan sebagainya.

Masalah-masalah itu tidak dapat diselesaikan oleh otak reptil.

Mengapa?

Karena, masalah itu tidak bisa dihadapi dengan berlari/flight atau pun fight/menyerang. Tidak mungkin Anda berlari ketika menghadapi anak yang malas belajar, bukan? Tidak mungkin pula Anda menyerang anak Anda ketika ia terlalu manja.

Apa yang dapat Anda lakukan ketika menghadapi masalah seperti itu yaitu berpikir, mencari solusinya. Dan, di sinilah otak nekorteks berperan. Ia berperan dalam berpikir, memecahkan masalah Anda. Selain itu, ia juga berperan dalam memahami sesuatu.

Terjadinya Stres dan Menurunnya Kemampuan Belajar

Meskipun masalah manusia modern dapat diselesaikan oleh bagian otak neokorteks, tetapi dalam kondisi tertentu otak neokorteks tidak aktif. Kondisi ini yaitu kondisi yang sangat menekan. Sebagai contoh, saat Anda menghadapi masalah yang saaangat pelik sehingga sukar dipecahkan. Atau, Anda menghadapi masalah yang sangat menekan diri Anda.

Nah, tekanan itu diterjemahkan oleh otak sebagai bahaya yang mengancam hidup Anda. Karena diterjemahkan sebagai bahaya yang mengancam hidup Anda, maka otak menginstruksikan otak reptil (bagian otak warisan nenek moyang) untuk mengambil alih kendali. Dan, sebagai akibatnya, otak neokorteks menjadi tidak aktif.

Dengan aktifnya otak reptil dan non-aktifnya otak neokorteks, maka respons yang Anda lakukan adalah menyerang atau menghindar/berlari. Padahal, respons seperti itu tidak relevan untuk menghadapi masalah Anda. Masalah Anda yaitu anak Anda malas belajar, misalnya. Nilainya jeblok dan nyaris tidak naik kelas. Hal itu saaaangat menekan Anda. Tetapi, Anda tidak dapat meresponsnya dengan melawan atau menyerang. Padahal, bagian otak yang terlanjur aktif adalah otak reptil, yang hanya sanggup merespons dengan menyerang atau melawan. Hal itu, pada akhirnya, membuat Anda stres!

Itulah mengapa, ketika Anda dilanda stres, Anda tidak dapat berpikir dengan jernih. Otak Anda rasanya cupet, ruwet seperti benang kusut. Ini karena, bagian otak yang bekerja ketika Anda stres yaitu otak reptil Anda, bukan otak neokorteks yang berfungsi untuk berpikir.

Untuk itulah, agar dapat berpikir jernih, agar dapat memahami isi buku dengan baik, Anda perlu menenangkan diri Anda. Rilekskan pikiran Anda sesaat sebelum memulai belajar.

Bagaimana cara merileksan pikiran?

Untuk membuat pikiran Anda rileks, Anda dapat melakukan teknik berikut ini.

 

 

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

>