Apa yang Anda lakukan saat sedang dalam perjalanan dengan pesawat atau kereta? Apa pula yang Anda lakukan ketika menunggu di tempat umum?

Membaca buku? Main game? Atau, mendengarkan musik?

Kalau saya, lebih sering dengerin musik. Lebih nyaman. Kalau baca buku susah konsentrasi,” demikian jawab Anda.

Mengapa susah konsentrasi?

Karena ramai.”

Yup! Keramaian memang membuat kita susah konsentrasi, terutama konsentrasi baca buku. Kebisingan dan lalu-lalang orang membuat kita susah berfokus pada bacaan. Tetapi, tahukah Anda, terkadang, penyebab Anda susah konsentrasi tak sesederhana itu?

Tidak. Memang, apa penyebabnya?”

Ingin tahu banget? Atau, ingin tahu aja?

Heheheh. Jika begitu, simak artikel ini hingga selesai. Anda akan menemukan jawaban mengejutkan mengapa Anda susah konsentrasi. Di samping itu, Anda juga akan tahu cara mengatasi susah konsentrasi berdasarkan penyebab tersebut.

Sekarang, yuk, kita mulai dengan uraian berikut ini.

Self-Consciousness: Alasan Mengapa Anda Susah Konsentrasi saat Melakukan Aktivitas

Apa yang terbersit di benak Anda ketika Anda berniat untuk membaca buku di tempat umum? Apakah Anda merasa malu dan takut dikira pamer dan sok kutu buku?

Seringkah Anda mengalami kejadian di mana Anda sedang konsentrasi penuh, tiba-tiba Anda sadar Anda sedang berkonsentrasi dan karenanya konsentrasi Anda malah buyar?

Jika ya, maka itu tandanya Anda memiliki kecenderungan self-consciousness.

Hah, kecenderungan self-consciousness? Apa tuh?”

Self-consciousness merupakan sebuah kecenderungan di mana Anda terlalu berfokus pada diri Anda sendiri, pada penampilan fisik Anda, pada aktivitas yang sedang Anda kerjakan, dan pada perasaan Anda.

Menurut Arnold Buss, ada beberapa ciri seseorang memiliki kecenderungan self-consciousness. Apa saja ciri-ciri itu?

1. Sering berfokus/memikirkan tingkah lakunya sendiri

2. Sering memikirkan sifat positif dan negatifnya sendiri

3. Sering memikirkan sikap positif dan negatifnya sendiri

4. Sering membayangkan diri sendiri

5. Sering memikirkan bagaimana orang lain menilai penampilan dan perilakunya

6. Sering memikirkan penilaian orang lain terhadap dirinya

Sebenarnya, self-consciousness bermanfaat bagi orang yang bersangkutan. Self-consciousness hampir mirip dengan self-awareness/kesadaran diri. Dengan self-awareness, kita paham apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan. Dengan begitu, kita mampu berintrospeksi diri. Dengan begitu, kita mampu mengevaluasi dan menilai apakah pikiran kita negatif atau positif. Kita juga bisa menilai apakah perilaku kita benar atau keliru.

Sama halnya dengan self-awareness, saat kita memiliki kecenderungan self-consciousness, kita paham apa yang kita pikirkan, rasakan, dan lakukan. Tetapi, bedanya, dengan self-consciousness, fokus kita pada pikiran, perasaan, dan tingkah laku kita saaaaangat berlebihan. Self-consciousness merupakan bentuk ekstrem dari self-awareness!

Dan, sayangnya, keekstreman tersebut membuat self-consciousness berdampak negatif bagi Anda.

Apa dampak negatifnya?

Dampak negatifnya, membuat Anda cemas!

susah konsentrasi

Menurut Mihaly Csikszentmihalyi, kecenderungan self-consciousness merupakan salah satu BIANG KEROK Anda SUSAH KONSENTRASI!

Apa yang membuat Anda takut dikira pamer saat hendak membaca buku di tempat umum? Jawabannya, self-consciousness Anda!

Apa yang membuat konsentrasi Anda buyar ketika tiba-tiba Anda sadar Anda sedang konsentrasi penuh? Jawabannya sama: self-consciousness Anda!

Nah, tahukah Anda mengapa self-consciousness membuat Anda takut dikira pamer saat hendak baca buku di tempat umum? Tahukah Anda mengapa self-consiousness membuat konsentrasi Anda buyar?

Alasan mengapa self-consciousness membuat Anda takut dikira pamer saat hendak membaca buku di keramaian yaitu, dengan self-consciousness, Anda terlalu memikirkan sikap dan perilaku Anda. Anda terlalu menghakimi sikap dan perilaku itu. Anda menilai perilaku Anda yang berniat membaca buku di keramaian. Dari penilaian itu, muncullah rasa takut dan cemas mengenai tanggapan orang-orang tentang perilaku Anda (membaca buku di keramaian).

Jadi, sehubungan membaca buku di keramaian, kerja self-consciousness dalam diri Anda seperti ini:

Anda: “Di pesawat 2 jam. Mending dimanfaatin buat baca buku, nih.”

Self-consciousness Anda: “Baca buku? keren! Kebiasaan yang bagus. Tapi, eh, nanti dikira pamer lagi. Dikira sok kutu buku. Jangan-jangan mereka menertawakan saya karena berpikir saya hanya narsis. Sok baca buku padahal ga paham isinya.

Dan, karena pikiran-pikiran di atas, Anda pun mengurungkan niat membaca buku. Atau, jika tidak, saat Anda memaksa diri membaca buku, Anda SUSAH KONSENTRASI karena pikiran-pikiran negatif di atas terus terngiang di benak Anda.

Sekarang, alasan mengapa self-consciousness membuat konsentrasi Anda buyar yaitu, dengan self-consciousness, Anda terlalu memikirkan aktivitas yang sedang Anda lakukan. Anda menilai dan menghakimi aktivitas itu. Ilustrasinya seperti ini:

Anda sedang asyik membaca buku. Konsentrasi Anda terfokus pada apa yang sedang Anda lakukan (membaca). Tetapi, tiba-tiba, terbersit bermacam-macam pikiran di benak Anda:

Menarik sekaaaali buku ini!”

“Saya hebat bisa paham buku ini. Ini kan buku yang terkenal susah dipahami!”

“Wah, asyiknya bisa konsentrasi baca buku.”

“Kapan selesai baca buku ini?”

“Waduh, saking konsennya, sampai ga denger HP bunyi.”

“Saking konsennya, sampai ga tahu ada orang lewat. Sudah kaya anak autis saja saya.”

Dan, karena pikiran-pikiran itu, konsentrasi Anda malah jadi buyar.

Dari penjelasan di atas, sekarang, Anda paham mengapa Anda susah konsentrasi baca buku di tempat umum? Susah konsentrasi saat baca buku di tempat umum bisa jadi disebabkan kebisingan yang ada. Tetapi, bisa jadi pula karena Anda berpikir macam-macam tentang diri Anda; Self-consciousness Anda membuat Anda berpikir macam-macam tentang apa yang sedang Anda lakukan (membaca buku); Self-consciousness Anda berpikir jangan-jangan orang lain menertawakan Anda, menilai Anda hanya pamer dan sok kutu buku.

Demikian juga saat Anda melakukan aktivitas seorang diri, di kamar, misalnya. Anda susah konsentrasi saat melakukan aktivitas itu karena self-consciousness Anda berpikir macam-macam tentang aktivitas tersebut; Self-consciousness Anda cemas dan bertanya-tanya kapan aktivitas itu selesai; Self-consciousness Anda tidak sabar ingin aktivitas itu segera selesai; Self-consciousness Anda menilai Anda bagaikan anak autis yang tenggelam dalam aktivitas hingga lupa sekitar.

Mengapa Anda Memiliki Kecenderungan Self-Consciousness?

Jika self-consciousness menyebabkan Anda susah konsentrasi, apa penyebab Anda memiliki self-consciousness?

Untuk menjawabnya, terlebih dulu perlu Anda ketahui self-consciousness dibagi menjadi dua: public self-consciousness dan private self-consciousness. Keduanya berasal dari akar yang berbeda.

Public Self-Consciousness

Apa itu public self-consciousness? Public self-consciousness adalah kecenderungan di mana kita terbiasa berpikir kita menjadi pusat perhatian. Kita sering memikirkan diri kita sendiri, memikirkan penampilan dan perilaku kita karena kita mengira orang lain selalu memperhatikan kita.

Lalu, apa penyebabnya?

Dalam sebuah artikel yang termuat di situs psychologytoday.com, dijelaskan, salah satu penyebab seseorang memiliki kecenderungan public self-consciousness yaitu budaya gosip dan sosial media yang semakin marak.

Acara gosip di TV dan berita online yang tiap hari kita tonton membuat perilaku gosip masuk ke alam bawah sadar kita, menjadi kebiasaan dan kebudayaan kita.

Saat gosip menjadi kebudayaan, maka kapan pun dan di mana pun, kita menggosip dan menilai orang lain. Di samping itu, budaya gosip membuat kita takut menjadi korban gosip. Yup! Takut menjadi korban gosip; Takut orang lain menilai kita macam-macam; Takut orang lain memperhatikan kita dan mencari keburukan dalam perilaku dan penampilan fisik kita. Inilah yang memunculkan kecenderungan public self-consciousness dalam diri kita!

Lalu, bagaimana dengan sosial media?

Alasan mengapa sosial mendia memunculkan public self-consciousness dalam diri kita yaitu, di sosial media, kita diajarkan untuk mengekspresikan eksistensi kita, mengungkapkan kepada orang-orang siapa diri kita, dari kelas sosial apa kita berasal, seberapa cerdas otak kita lewat status/posting, komentar, dan foto. Nah, kebiasaan posting status membuat kita berharap status kita disukai (like), diberi komentar yang baik, dinilai cerdas, baik, ramah, peduli, dan sebagainya. Lama-kelamaan, hal itu membuat kita terbiasa berharap orang lain menilai dan menghakimi kita. Lebih jauh, lama-kelamaan, hal itu membuat kita terbiasa mengira orang lain selalu memperhatikan kita.

Kebiasaan posting gambar pun demikian. Kebiasaan itu membuat kita berharap penampilan fisik kita disukai (like), dinilai cantik, tampan, imut, dan berkelas. Lama-kelamaan, hal itu membuat kita terbiasa berpikir orang lain selalu memperhatikan dan menilai kita; membuat kita berpikir orang lain menjadikan kita pusat perhatian.

Dan, pada akhirnya, berpikir orang lain menjadikan kita pusat perhatian membuat kita cemas. Mengapa? Kita cemas orang lain menilai kita buruk; Kita cemas orang lain mengetahui kekurangan kita; Kita cemas orang lain berpikir macam-macam tentang kita.

Jika sudah begitu, akibatnya bisa bermacam-macam. Anda jadi susah konsentrasi saat melakukan aktivitas di tempat umum karena pikiran Anda dipenuhi kecemasan kalau-kalau orang lain menilai Anda. Public self-consciousness juga membuat kita malu, minder, dan fobia sosial.

Private Self-Consciousness

Jika public self-consciousness adalah kecenderungan di mana kita berpikir kita menjadi pusat perhatian, maka apa itu private self-consciousness? Private self-consciousness adalah kecenderungan memikirkan dan menilai diri kita sendiri, menilai perilaku, perasaan, sifat, sikap, dan aktivitas yang sedang kita lakukan, terlepas dari penilaian orang lain.

Penyebab munculnya private self-consciousness bermacam rupa. Menurut Mihaly Csikszentmihalyi, private self-consciousness (dan juga public self-consciousness) bisa berasal dari faktor genetis. Ada orang yang tingkat private self-consciousness-nya tinggi, ada juga yang tingkat private self-consciousness-nya rendah, tergantung genetisnya.

Selain faktor genetis, private self-conscious bisa juga disebabkan oleh kebudayaan menghakimi/menilai yang berlaku di masyarakat. Setiap perilaku, sikap, dan sifat kita dinilai dari segala sisi, diberi label baik, buruk, cerdas, bodoh, lucu, naif, inpulsif, dan nilai-nilai lainnya. Hal itu membuat kita terbiasa menilai perilaku kita sendiri, menilai sikap dan sifat kita, serta menilai apa yang sedang kita lakukan.

Lalu, apa akibatnya? Akibatnya, kita susah konsentrasi saat melakukan aktivitas karena bermacam-macam pikiran tentang diri sendiri terus terngiang di dalam benak saat kita melakukan aktivitas tersebut. meminjam istilah Csikszentmihalyi, kita sukar masuk kondisi flow/konsentrasi penuh karena fokus kita tertuju pada BAGAIMANA kita melakukan aktivitas tersebut, bukan pada aktivitas itu sendiri. Private self-consciousness juga membuat konsentrasi buyar.

Nah, setelah mengetahui penyebab self-consciousness, sekarang saatnya untuk mengetahui cara menghindarinya agar kita bisa berkonsentrasi penuh pada aktivitas yang sedang kita kerjakan. Bagaimana caranya akan penulis sajikan dalam artikel selanjutnya. Untuk itu, terus bergabung dengan Aquariuslearning dan dapatkan informasi bermanfaat tentang fokus, konsentrasi, tips membaca buku, tips belajar, pikiran, produktivitas, dan pengembangan diri.

Artikel di atas terinspirasi dari buku yang berjudul Flow: The Psychology of Optimal Experience karya pakar psikologi positif Mihaly Csikszentmihalyi. Anda tertarik membacanya secara lengkap? Ikuti Tantangan 30 Hari Membaca. Apa itu Tantangan 30 Hari Membaca? Tantangan 30 Hari Membaca adalah kumpulan 30 ringkasan buku international best-seller dalam format audio sehingga Anda dapat mendengarnya 20 menit setiap hari selama 30 hari. Selain disajikan dalam format audio, ringkasan buku juga disajikan dalam bentuk teks sehingga Anda dapat membacanya di sela-sela kesibukan Anda.

Dengan Tantangan 30 Hari Membaca, kesibukan bukan lagi penghalang Anda untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Untuk bergabung, Anda dapat mengklik di sini.

Akhir kata, semoga, artikel di atas bermanfaat untuk Anda.

Baca juga:

Bagaimana Cara Mengatur Fokus dengan Efektif?

Cara Menghilangkan Stres dengan Manajemen Fokus

Ingin Sukses Mengatur Waktu dengan Efektif? Yuk, Belajar dari Presiden Amerika Serikat!

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

  • indi says:

    artikel nya bagus kak agak membantu,, sya mw nanya lgi kak sya klw lagi belajar atau di jelaskan sya sangat susah tangkap penjelasa nnya bagaiman ya kak solusinya… sya sllalu berpikir apakah sya tenggelam dalam pikiran sya sendiri.. minya solusinya ya kak

  • […] satunya yaitu self-consciousness sebagaimana yang penulis jelaskan dalam artikel yang berjudul Ini Dia Alasan Mengejutkan Anda Susah Konsentrasi! Selain self-consciousness, masih ada faktor lain yang dapat mengganggu konsentrasi […]

  • >