Syarat-Syarat yang Harus Anda Penuhi untuk Membaca Kritis
Membaca kritis sangat penting. Sikap kritis bukan hanya untuk sok-sokan. Ada alasan yang kuat mengapa Anda harus membaca buku secara kritis. Apa alasan itu?
Pertama, isi dari buku yang Anda baca belum tentu valid. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa sang penulis menyampaikan gagasan sesuai realitas. Bisa saja buku yang ia tulis berisi gagasan yang keliru atau tidak sesuai dengan kaidah ilmiah. Untuk itu, Anda perlu membacanya dengan kritis. Membaca kritis menuntun Anda menentukan apakah gagasan dalam buku itu valid atau tidak.
Kedua, isi buku yang Anda baca belum tentu relevan diterapkan dalam kondisi sekarang. Setiap gagasan senantiasa muncul seturut zaman. Dulu, gagasan tentang bumi sebagai pusat tata surya diterima sebagai gagasan yang benar. Sekarang, dengan berkembangnya teknologi, kita tahu bahwa pusat tata surya kita bukanlah bumi, melainkan matahari. Nah, bisa saja, dengan semakin canggihnya teknologi, di masa mendatang, gagasan bahwa matahari merupakan pusat tata surya terbukti keliru.
Membaca kritis memberikan petunjuk kepada Anda dalam memutuskan apakah sebuah gagasan relevan atau tidak diterapkan dalam kondisi sekarang. Dari situ, Anda pun tahu bagaimana menyikapi gagasan tersbut. Anda dapat mengembangkan gagasan Anda sendiri bertolak dari gagasan itu. Atau, Anda dapat menolak isi buku tersebut karena mengandung gagasan yang sudah tidak relevan.
Ketiga, seringkali, sebuah gagasan ditulis secara tidak utuh. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa sebuah gagasan ditulis dengan sempurna, tidak bahkan sang penulis sendiri! Bisa jadi, rasionalisasi sang penulis kurang sistematis. Atau, bisa juga, ada celah di sana-sini yang membuat gagasan tidak dapat dipahami secara utuh.
Membaca kritis menuntun Anda menemukan celah-celah tersebut dan melengkapinya dengan informasi dari sumber lain. Dengan begitu, pemahaman Anda utuh dan mendalam.
Keempat, terkadang, buku yang Anda baca bertentangan dengan mindset/pola pikir yang Anda percayai. Membaca kritis membantu Anda menantang sistem kepercayaan/mindset Anda.
Tantangan itu perlu. Mengapa?
Tantangan menunjang perkembangan diri Anda: Jika setelah mengkritisi buku tersebut Anda mendapati buku itu benar, sedangkan mindset Anda keliru, Anda dapat mengganti mindset Anda. Sebaliknya, jika setelah mengkritisi (membenturkan gagasan buku itu dengan mindset Anda), Anda mendapati buku itu keliru dan mindset Anda benar, maka pada saat itu, Anda telah memantapkan pemahaman Anda mengenai mindset yang Anda percaya. Dengan begitu, Anda tidak menjadi pengikut yang dogmatis. Anda tahu alasan yang mendasari kepercayaan Anda pada mindset tersebut.
Nah, melihat alasan-alasan di atas, Anda paham, bukan, mengapa Anda perlu membaca kritis?
Sekarang, pertanyaannya, bagaimana cara membaca buku dengan kritis? Apakah dengan mengkritisi setiap pernyataan yang dilontarkan sang penulis? Apakah dengan terus membenturkannya dengan gagasan Anda sendiri? Atau, bagaimana?
Sebelum mengetahui caranya, Anda perlu terlebih dulu mengetahui syarat-syarat yang harus Anda penuhi untuk membaca kritis. Tanpa memenuhi syarat-syarat itu, kekritisan Anda justru bisa meyesatkan Anda dan menjauhkan Anda dari kebenaran.
Dalam artikel ini, penulis akan mengajak Anda untuk mengetahui beberapa syarat yang harus Anda penuhi untuk menjadi pembaca yang kritis.
Setelah mengetahui syarat-syarat itu, Anda dapat beranjak pada cara membaca buku dengan kritis.
Tetapi, sekarang, yuk, kita urai dulu apa saja syarat membaca kritis yang harus Anda penuhi.
Syarat-Syarat Membaca Kritis
Apa saja syarat membaca kritis? Untuk mengetahuinya, yuk, simak penjelasan berikut.
1. Dua pendekatan
Dalam buku Asking the Right Question: A Guide to Critical Thinking, dijelaskan adanya dua pendekatan dalam membaca buku. Pendekatan pertama yaitu sponge approach, sedangkan pendekatan ke-2 yaitu panning-for-gold approach.
Sponge approach
Apa itu sponge approach? Sponge approach sama artinya dengan membaca buku secara pasif.
Dengan pendekatan ini, Anda membaca buku dengan sekadar menyerap informasi di dalamnya. Anda tidak mempertanyakan gagasan yang dikemukakan oleh si penulis.
Panning-for-gold Approach
Apa itu panning-for-gold approach? Panning-for-gold approach sama artinya dengan membaca buku secara aktif.
Dengan pendekatan ini, Anda membaca buku dengan cara mengkritisnya, membongar kelemahan argumen di dalamnya, mengenali celah-celah dalam argumen tersebut, dan membenturkannya dengan pandangan Anda. Singkatnya, dengan menggunakan pendekatan ini, Anda membaca buku secara kritis.
Nah, dari dua pendekatan di atas, mana yang harus Anda terapkan untuk membaca kritis?
Jawabannya, DUA-DUANYA!
“Kok bisa? Bukannya pendekatan yang pertama pasif, ga pake kritis?” mungkin demikian sanggah Anda.
Tetapi, untuk mengkritisi sebuah gagasan/argumen (yang tertuang dalam buku, misalnya), Anda harus terlebih dulu paham apa poin argumen tersebut. Setelah memahaminya, barulah Anda bisa mengkritisnya.
Dan, satu-satunya cara agar paham dengan argumen tersebut, ya dengan menyerap informasi/argumen tersebut secara pasif; menggunakan sponge approach.
Lalu, bagaimana cara menyerap informasi secara pasif?
Anda harus terlebih dulu MEMPERCAYAINYA!
“…Understanding a statement must begin with an attempt to believe it: you must first know what the idea would mean if it were true. Only then you can decide whether or not to unbelieve it.”
-Daniel Kahneman, ketika menjelaskan nasihat Daniel Gilbert tentang proses berpikir kritis.
Sebagaimana penjelasan Kahneman di atas, Anda harus terlebih dulu mempercayai argumen yang hendak Anda pahami. Barulah setelah Anda paham, Anda dapat mengkritisinya.
Jadi, sekali lagi, untuk mengkritisi sebuah buku, Anda harus menerapkan dua pendekatan di atas. Terapkan sponge apporach terlebih dulu. Serap informasi/argumen dalam buku secara pasif. Percayai semua argumen di dalamnya. Selanjutnya, barulah Anda terapkan panning-for-gold approach/pendekatan kritis.
2. Berpikiran terbuka
Seringkali, buku yang Anda baca bertentangan dengan mindset yang Anda percaya. Itu artinya, saat membaca buku tersebut, Anda membenturkan mindset Anda dengan mindset sang penulis.
Jika Anda tidak berpikiran terbuka, maka niscaya Anda langsung mengkritisi buku tersebut. Atau, yang lebih parah, Anda langsung menolak membacanya.
Nah, agar Anda dapat membacanya secara kritis, Anda harus berpikir terbuka. Berpikir terbuka berarti menerima argumen yang masuk akal, sekali pun argumen itu bertentangan dengan sistem kepercayaan/mindset Anda. Simpan sejenak pendapat Anda. Kesampingkan dulu apa yang Anda yakini benar.
3. Berani
Syarat selanjutnya yaitu berani. Apa artinya berani? Berani artinya siap menerima kebenaran yang Anda temukan setelah mengkritisi sebuah buku, sekali pun kebenaran itu menghancurleburkan argumen yang Anda percaya sebelumnya.
Sebagai contoh, sebelum membaca buku Think, Fast and Slow karya Daniel Kahneman, Anda percaya 100% pada keakuratan intuisi. Tetapi, setelah membaca kritis buku tersebut, Anda paham bahwa terkadang intuisi bisa keliru.
Nah, sebagai pembaca yang kritis, Anda harus berani menerima kenyataan tersebut. Anda harus berani menerima kenyataan bahwa terkadang intuisi tidak akurat; intuisi tidak selalu benar.
“Pembelajar sejati adalah mereka yang berani menerima kebenaran meskipun kebenaran itu pahit.”
-Anonim
Sebagaimana kutipan di atas, sebagai pembelajar sejati, pembaca yang kritis, Anda harus berani menerima kebenaran, sekali pun pahit. Namun demikian, Anda dapat melenyapkan rasa pahit itu. Caranya?
Caranya dengan meyakinkan diri Anda bahwa meskipun kebenaran itu tidak sesuai dengan apa yang Anda percayai, ia hadir demi kebaikan Anda.
Mempercayai gagasan yang keliru sama sekali tidak membantu Anda! Sekali pun gagasan itu tampak menarik, tampak benar, dan sesuai dengan diri Anda, tetapi jika gagasan itu keliru, ia hanya menyesatkan Anda.
Sebaliknya, menerima gagasan yang benar senantiasa menyinari jalan Anda, menjadi penuntun dalam hidup Anda! Sekali pun gagasan itu tampak tidak menarik, tampak salah, dan tidak sesuai dengan diri Anda, Anda harus mempercayainya. Mengapa? Karena, ia adalah kebenaran. Sebuah kebenaran harus Anda pegang teguh karena ialah yang menuntun hidup Anda.
Nah, demikianlah beberapa syarat yang harus Anda penuhi untuk menjadi pembaca yang kritis. Semoga artikel di atas bermanfaat bagi Anda.
Akhir kata, selamat membaca!
Sumber: Asking the Right Question: A Guide to Critical Thinking
Baca juga:
Bagaimana Cara Belajar Efektif? Ini Dia Rahasianya! (Cocok Pembelajar Usia Dewasa)
Bagaimana agar Bisa Konsentrasi saat Baca Buku?
Membaca Buku sambil Mendengarkan Musik? Efektifkah?