3 Cara Sukses Menjadi Pembicara yang Memukau dan Disukai Pendengar

Benner-1.png

 

GOOD SPEAKER

“Karakter seseorang terungkap melalui kemampuan bicaranya” – Menander

Apakah Anda sampai sekarang masih kesulitan berbicara di depan umum? Atau, apakah Anda merasa sudah berani dan lancar berbicara di depan orang banyak namun jarang mendapatkan respon yang antusias dari pendengar?

Keterampilan berbicara di depan orang lain termasuk salah satu hal penting yang harus kita latih sejak dini. Banyak diantara kita yang sudah bisa mengatasi masalah gugup ketika berbicara. Akan tetapi, keterampilan berbicara tidak berhenti sampai disitu saja. Salah satu ukuran seorang pembicara yang baik adalah mampu memberikan kesan mendalam bagi mereka yang mendengarkan. Selain itu, tolak ukur lainnya adalah respon yang baik dari mereka yang mendengar.

Mengapa menjadi pembicara yang baik harus menjadi agenda keterampilam yang harus kita kuasai? Dalam artikel sebelumnya kita telah membahas berbagai strategi untuk mengeluarkan pesona dalam diri kita agar mendapatkan respek dan cinta dari orang lain. Pesona Anda sepenuhnya ditentukan oleh cara Anda melihat, mendengakan, dan berbicara kepada orang lain.
Ternyata, selain mendengarkan dengan penuh perhatian, kunci mempesona lainnya adalah peka terhadap apa yang orang lain ingin dan tidak ingin dibicarakan. Menjadi pembicara hebat saja tidak cukup. Anda juga harus mempertimbangkan sisi emosional dan psikologis dari pendengar Anda. ini adalah kemampuan untuk peka terhadap apa yang layak Anda bicarakan dan mana yang tidak layak Anda bicarakan.

Kita harus selalu bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Jangan pernah membicarakan sesuatu yang jika dibicarakan saat itu, bisa jadi menyinggung perasaan salah seorang yang hadir, atau bisa membuat suasana menjadi tidak nyaman dan cair.

Untuk menjadi pembicara yang baik diperlukan 2 hal yang pertama adalah bagaimana Anda peka terhadap situasi dan kondisi sehingga Anda berbicara sesuai pada tempatnya. Yang kedua adalah mempelajari sikap dan bahasa tubuh yang baik saat Anda berbicara.

 

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas berbagai bahasa tubuh yang harus diperhatikan ketika kita berbicara di depan orang lain, baik itu kepada 1 orang atau di depan orang banyak.
Strategi menjadi pembicara yang mempesona dan dicintai pendengar

1. Kontak mata pembicara dengan pendengar

Kontak mata kepada mereka yang sedang Anda ajak bicara adalah hal krusial yang harus menjadi perhatian Anda. seberapa banyak kontak mata ke pendengar yang Anda butuhkan? Untuk pembicaraan satu lawan satu, usahakan tidak lebih dari 85%. Hal ini dikarenakan terlalu banyak kontak mata dalam pembicaraan pribadi akan membuat lawan bicara Anda merasa terintimidasi.
Nah, untuk berbicara di depan sekelompok atau banyak orang, strategi yang digunakan tentu lain lagi. Cara paling efektif menciptakan kontak mata yang baik dengan pendengar adalah dengan menggeser pandangan Anda dari satu orang ke orang lain dengan lembut.

Jangan menatap terlalu lama ke satu titik/orang. Tatap para pendengar Anda secara bergantian. Usahakan untuk tetap menjaga kontak mata dengan mereka. Gunakan kontak mata Anda untuk melibatkan dan menarik perhatian orang-orang tersebut ke dalam percakapan.

Dengan adanya kontak mata yang intens ke pendengar, Anda seakan-akan berhasil membawa mereka masuk ke dalam apa yang sedang Anda bicarakan dan membuat mereka harus fokus terhadap apa yang Anda bicarakan.

2. Pandangan ke samping

Selain kontak mata yang intens dengan lawan bicara, Anda memerlukan keterampilan lain yaitu mengalihkan pandangan Anda ke samping sesekali. Hal ini ditujukan agar tidak terkesan mengintimidasi lawan bicara Anda.

Tataplah sekilas ke salah satu sisi kepala pendengar Anda. Cara ini dipopulerkan oleh Brian Tracy dalam bukunya The Magic of Charm.

3. Berbicara perlahan

Ada banyak keunggulan dalam seni berbicara perlahan. Menurut Brian Tracy, tips terakhir ini merupakan yang paling berpengaruh untuk menciptakan kesan mendalam bagi pendengar. Ia adalah seni untuk ‘menyihir’ para pendengar. Berbicara perlahan merupakan faktor utama untuk mengeluarkan pesona Anda saat berbicara. Selain itu, berbicara secara perlahan juga membuat Anda terhindar dari kesalahan-kesalahan ketika Anda berbicara cepat.

Dalam sebuah artikel menarik di cobaltcommunication.com , Andrew Lightheart menyampaikan bahwa jika Anda ingin membuat sebuah lompatan yang cepat dan besar dalam kredibilitas Anda sebagai pembicara, perubahan yang paling signifikan dalam gaya presentasi Anda adalah dengan berbicara lebih lambat.

Berbicara lebih lambat membuat Anda tampak lebih lancar, lebih luas, lebih ahli, lebih menarik ditambah memungkinkan Anda untuk merasa memegang kendali sementara Anda berbicara.
Ketika kita berbicara cepat, kita tidak memberikan waktu kepada pendengar untuk berpikir dan mendalami maksud yang Anda sampaikan. Selain itu, berbicara dengan cepat akan menimbulkan kesan kurang peduli dan egois.

Jika Anda selama ini terbiasa berbicara dengan ritme cepat, tentunya tidak mudah untuk mengubahnya menjadi lebih lambat dan memiliki kekuatan ‘menyihir’ audiens. Oleh karena itu, cara paling mudah untuk memulai berbicara perlahan adalah dengan meninggalkan kebiasaan berbicara cepat.

Di bawah ini ada dua solusi bagi Anda agar bisa lebih mengendalikan kecepatan saat berbicara dan Bagaimana solusi untuk mengatasi kebiasaan berbicara dengan cepat.

• Memperlambat bicara pada Bagian Penting
Pastikan bahwa Anda memperlambat bicara ketika menekankan suatu hal yang penting. Dengan begitu akan tercipta persepsi secara keseluruhan.
Teknik memperlambat bicara ketika sampai pada bagian-bagian penting dapat memberikan penekanan terhadap apa yang Anda sampaikan.
Selain mendengarkan dengan penuh perhatian, kunci mempesona lainnya adalah peka terhadap apa yang orang lain ingin dan tidak ingin dibicarakan.

• Menciptakan hening sesaat
Ketika Anda sedang berbicara, cobalah praktekkan hal yang satu ini. Tepat saat Anda selesai menjelaskan suatu hal penting dan menjadi titik tekan dalam pembicaraan Anda, ambillah jeda sesaat sekitar 2-3 detik.
Strategi ini sangat ampuh untuk ‘menyihir’ audiens Anda dan memberikan mereka kesempatan kembali untuk konsentrasi dan fokus pada apa yang Anda bicarakan.

Jeda saat berbicara akan memberikan seseorang waktu untuk berpikir. Berbicara terlalu cepat tidak akan memberikan kesempatan bagi pendengar Anda untuk berkontemplasi atau merenungkan apa yang Anda sampaikan. Semuanya akan lewat dan berlalu begitu saja.

Berbicara dengan perlahan berarti tetap mengendalikan isi dan memberikan audiens kesempatan untuk terhubung dengan apa yang Anda katakan.

Anda dapat menjadi pembicara yang baik hanya dengan memberi jeda 2-3 detik pada berbagai interval ketika Anda sedang berbicara. Meskipun kedengarannya sepele, strategi ini termasuk ampuh lho 🙂

Dalam keheningan, pendengar akan punya peluang untuk memikirkan kembali apa yang Anda katakan. Ia mampu membayangkan dan memikirkan maksud Anda. Mereka akan terhubung dengan perasaan Anda dan menanggapinya.

Selain itu keheningan menciptakan hubungan batin antara pembicara dengan pendengar. Kabar baiknya, semakin banyak dialog batin yang Anda inspirasikan kepada pendengar, semakin kuat ikatan Anda dengan pendengar.

Semoga artikel kali ini bermanfaat ya…. Boleh di share, apa sih yang selama ini jadi beban terberat Anda saat berbicara di depan umum? Silahkan komentar di bawah 🙂Benner-1.png

 

This Post Has 3 Comments

  1. bebab beratnya itu sulit mengendalikan emosi, dan melakukan penekanan2 pada bagian penting dari materi serta mengikutsertakan audiens dalam materi yg dibawakan.

    1. beban beratnya itu sulit mengendalikan emosi, dan melakukan penekanan2 pada bagian penting dari materi serta mengikutsertakan audiens dalam materi yg dibawakan.

  2. beban beratnya itu sulit mengendalikan emosi, dan melakukan penekanan2 pada bagian penting dari materi serta mengikutsertakan audiens dalam materi yg dibawakan.

Leave a Reply

Close Menu