Apa jenis buku yang sering Anda baca? Buku pengembangan diri? Self-help? Bisnis?
Kesemua jenis buku itu sangat bermanfaat bagi kehidupan Anda. Buku pengembangan diri membantu Anda menjadi pribadi yang lebih berkualitas dari sebelumnya. Buku self-help membantu mengatasi masalah Anda. Dan, buku-buku tentang bisnis menunjang Anda dalam bisnis dan karir.
Tetapi, apakah membaca ketiga jenis buku itu saja sudah cukup?
Jawabannya tidak! Kesemua buku di atas memenuhi tujuan praktis Anda, berguna untuk keperluan sehari-hari Anda. Padahal, selain tujuan praktis, Anda juga perlu mengejar tujuan jangka panjang Anda.
Apa itu?
Menjadi manusia seutuhnya, yang mampu menjadi pengontrol bagi hidup Anda sendiri! Dan, untuk menjadi manusia seutuhnya, Anda harus memiliki level kesadaran yang tinggi. Level kesadaran yang tinggi berarti level kesadaran di atas prasangka-prasangka yang berlaku di dalam masyarakat tempat Anda hidup.
Nah, 3 jenis buku berikut ini membantu Anda mencapai level kesadaran itu. Ketiganya membantu mengangkat level pemikiran Anda ke tingkat pemikiran tertinggi, melampaui berbagai pemikiran yang dominan di dalam masyarakat tempat hidup Anda.
Kalau begitu, apa saja 3 jenis buku tersebut?
Yuk, langsung saja kita bedah bersama-sama.
Tiga Jenis Buku yang Membantu Mengangkat Level Pemikiran Anda ke Level Pemikiran Tertinggi
Apa saja jenis buku yang membantu mengangkat level pemikiran Anda ke tingkatan tertinggi?
Berikut ini uraian lengkapnya. Dengan membaca buku-buku ini, Anda mampu mengritik dan mengoreksi pemikiran Anda sebelumnya. Buku-buku ini memperluas cakrawala pemahaman Anda akan kehidupan. Di samping itu, dari membaca buku-buku ini, Anda dapat mengubah kehidupan Anda sesuai dengan kehendak Anda sendiri. Anda dapat menjadi pengontrol takdir Anda sendiri!
1. Filsafat
“People who lack a coherently worked-out philosophical standpoint will inevitably reflect the ideas and prejudices of the society and the milieu in which they live.”
- Alan Woods & Ted Grant
Seringkali, ketika mendengar kata “filsafat”, kita langsung membayangkan materi yang sangat sukar, rumit, dan sekaligus tidak berguna dalam kehidupan.
Kita sering mendengar pertanyaan, “Ngapain baca buku filsafat? Mikirin yang ga penting bagi kehidupan sehari-hari. Hanya mempersulit diri sendiri.”
Nah, bagaimana dengan Anda?
Apakah Anda sama seperti sebagian besar orang, yang memandang filsafat sebelah mata?
Jika, ya, Anda perlu tahu, Anda tidak boleh meremehkannya! Mengapa? Karena, ia memiliki peran penting bagi kehidupan Anda.
Filsafat mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar kehidupan seperti untuk apa Anda hidup, apa kebenaran itu, adakah hukum umum yang mengatur alam semesta ataukah tidak, dan masih banyak lagi.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu MENDASARI bagaimana Anda memahami dunia dan kehidupan, mendasari cara Anda berpikir alias pola pikir Anda, prasangka-prasangka, dan sudut pandang Anda. Di samping itu, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu sekaligus mengkritik, mengoreksi, dan mempertanyakan pandangan dunia, metode berpikir, dan prasangka-prasangka LAMA Anda.
Perlu Anda ketahui, pandangan dunia, pola pikir, dan prasangka-prasangka Anda sekarang bukanlah hasil dari pemikiran Anda sendiri. Anda setuju, bukan? Kesemua itu merupakan hasil PENGAJARAN lingkungan kepada Anda. Lingkungan yang memiliki kebudayaan, kepercayaan, tradisi, dan norma tertentu MELAHIRKAN pola pikir tertentu, yang berbeda dari pola pikir lingkungan dengan kebudayaan, tradisi, norma, dan kepercayaan lainnya. Demikian pula dengan lingkungan tempat tinggal Anda. Ia senantiasa memiliki budaya, norma, tradisi, dan kepercayaan yang MEMENGARUHI pola pikir masyarakat yang hidup di dalamnya, termasuk Anda.
Nah, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan filosofis di atas bisa menjadi pengkritik dan pengoreksi kebudayaan, kepercayaan, tradisi, dan norma yang berlaku di lingungan Anda itu dan sekaligus mengoreksi pola pikir Anda yang lahir dari kebudayaan dan kepercayaan tersebut.
Banyak contoh bagaimana filsafat mengoreksi dan mengkritik metode berpikir yang berlaku di masyarakat. Misalnya, filsafat mengkritik metode empirisme dan determinisme mekanistik yang biasa digunakan oleh ilmuan dalam penelitian mereka. Filsafat juga mengkritik logika, yang merupakan landasan berpikir kita selama ini.
Di sini, berfilsafat bagaikan melihat labirin dari tempat yang tinggi, di mana Anda dapat melihat bentuk labirin itu secara utuh dan karenanya dapat mengetahui mana lorong yang membawa Anda keluar dan mana yang justru membuat Anda tersesat.
Itulah mengapa membaca buku-buku filsafat dapat mengangkat level pemikiran Anda ke level tertinggi. Pemikiran filosofis melampaui pemikiran yang lahir dari kebudayaan, kepercayaan, dan tradisi. Seorang filsuf MELIHAT LEBIH LUAS daripada mereka yang pola pikirnya mengikuti budaya dan kepercayaan yang dominan di dalam masyarakat.
Untuk mengubah masyarakat, Anda harus tahu di mana letak ketidakberesan bangunan budaya, pola pikir, tradisi, dan kepercayaan yang dominan dalam masyarakat itu dan tahu cara mengubahnya. Untuk melakukannya, pertama-tama Anda perlu berfilsafat, mempelajari buku-buku filsafat.
2. Sains
Untuk mengangkat level pemikiran Anda ke tingkatan tertinggi, selain membaca buku-buku filsafat, Anda juga perlu membaca buku-buku sains.
Seperti filsafat, sains juga membantu Anda memahami dunia dan kehidupan. Ia merupakan pelengkap dalam mempelajari filsafat. Filsafat dan sains senantiasa saling merasuki. Filsafat membutuhkan sains untuk mendukung proposisi-proposisinya. Ia juga membutuhkan sains sebagai dasar berpijak untuk menyusun sebuah proposisi. Sebaliknya, sains membutuhkan filsafat untuk mengoreksi dan mengkritik metode berpikirnya. Filsafat membantu ilmuan menemukan dan menentukan metode penelitian yang cocok diterapkan dalam penelitiannya.
Contoh menarik bagaimana filsafat memengaruhi sains yaitu pernyataan filsuf Yunani Democritus bahwa benda-benda terdiri dari atom yang tidak dapat dibagi-bagi lagi MENGINSPIRASI ilmuan John Dalton untuk membuktikan pernyataan tersebut. Hasilnya adalah penemuan atom oleh Dalton.
Contoh lain, hipotesis tentang seleksi alam telah diungkapkan oleh filsuf Lucretius dan Diderot, yang kemudian dikonfirmasi oleh Charles Darwin.
Filsafat materialisme dialektika yang disusun oleh Karl Marx dan Friedrich Engels menjadi pijakan bagi ahli psikologi Lev Vigotsky dalam menyusun teori-teori piskologinya. Metode materialisme dialektis juga digunakan oleh ahli palaeontologi Stephen Jay Gould dalam penelitiannya tentang evolusi makhluk hidup di mana pada akhirnya ia menemukan teori punctuated equilibrium.
Demikian contoh bagaimana filsafat memengaruhi sains. Sekarang, apa contoh pengaruh sains terhadap filsafat?
Temuan antropolog terkenal Lewis Henry Morgan yang tertuang dalam buku berjudul Ancient Society menginspirasi filsuf Jerman Friedrich Engels untuk menyusun proposisi filsafatnya, yang tertuang dalam buku berjudul The Origin of the Family, Private Property, dan the State.
Beberapa tahun terakhir ini, kita mengenal konsep ketidakpastian alias chaos (prinsip ketidakpastian Heisenberg), yang dipopulerkan oleh fisikawan terkemuka Werner Heisenberg. Prinsip itu menjungkirbalikkan pandangan masyarakat tentang alam semesta. Awalnya, kita semua yakin bahwa alam semesta diatur oleh hukum umum tertentu yang membuatnya tertata rapi. Prinsip ketidakpastian Heisenberg memberikan pandangan baru bahwa ternyata, alam semesta yang tampak serba teratur ini mengandung kekacauan yang membingungkan, yang membuat kita mustahil memprediksi masa depan.
Dalam konteks ini, prinsip ketidakpastian Heisenberg menjadi tantangan bagi arus filsafat, pemikiran, dan kepercayaan yang dominan di dalam masyarakat.
Nah, dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa sains, sama seperti filsafat, membantu mengangkat level pemikiran Anda ke level pemikiran yang lebih tinggi dari arus pemikiran yang dominan di dalam masyarakat tempat Anda hidup.
Dalam banyak kasus, sains mengoreksi kepercayaan yang berlaku di dalam masyarakat. Contohnya, sains mengoreksi pandangan kita tentang intuisi. Awalnya, intuisi dianggap sebagai keistimewaan supranatural yang hanya dimiliki oleh mereka yang “terpilih.” Sekarang, ilmu psikologi telah berhasil mengungkap rahasia intuisi. Menurut para pakar psikologi, intuisi tidak lain dan tidak bukan adalah pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang terkumpul di dalam pikiran bawah sadar. Dengan temuan ini, para ilmuan menyarankan agar kita tidak menyandarkan keputusan kita 100% pada intuisi.
Bayangkan apabila Anda tidak mempelajari sains. Bisa dipastikan Anda masih terjebak dalam prasangka-prasangka lama yang tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat, yang karenanya membuat Anda tersesat.
3. Sejarah
“Those who cannot remember the past are condemned to repeat it.”
- George Santayana
Jenis buku selanjutnya yang perlu Anda baca yaitu sejarah.
Mengapa sejarah?
Sebagaimana kutipan di atas, barangsiapa yang tidak belajar dari masa lalu, tidak belajar dari sejarah dikutuk untuk mengulanginya.
Pesan di atas sangat jelas, bukan? Ia menegaskan bahwa sejarah merupakan pelajaran yang sangat berharga bagi kita.
Tidak ada seorang pun yang dapat melarikan diri dari sejarah, dari masa lalu. Masa kini dan masa depan tidaklah terpisah darinya. Ketiganya senantiasa saling berhubungan.
Hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan ibarat proses sebutir biji menjadi sebatang pohon. Pohon yang besar dan memiliki banyak cabang dan daun tidak pernah muncul begitu saja. Ia senantiasa muncul dari sebuah proses. Pohon terbentuk dari sebutir biji yang dalam proses perkembangannya berubah menjadi kecambah dan terus berproses menjadi sebatang pohon yang utuh. Untuk menjadi sebatang pohon lengkap dengan cabang, ranting, dan daunnya, sebuah pohon tidak bisa MELOMPATI tahapan kecambah dan langsung menjadi pohon dari biji. Tidak akan ada pohon jika tidak ada proses kecambah. Demikian juga, tidak akan ada kecambah jika tidak ada biji.
Lantas, apa artinya itu?
Artinya, sejarah, masa lalu, sangatlah penting. Ia menentukan masa kini dan masa depan Anda! Anda dapat membuat kisah hidup Anda sendiri sesuai kehendak Anda dengan menjadikan masa lalu sebagai titik berangkat/ starting point.
Mungkin, Anda bertanya begini, “Saya memiliki masa lalu yang kelam. Dan, itu memang memengaruhi kehidupan saya sekarang. Tetapi, tidakkah sebaiknya saya melupakan masa lalu itu agar dapat melanjutkan hidup saya?”
Sebenarnya, Anda tidak perlu melupakan masa lalu Anda. Hanya saja, Anda perlu mengikhlaskan apa yang telah terjadi. Tidak perlu Anda menyesalinya. Tidak perlu Anda berandai-andai bahwa kejadian di masa lalu itu tidak pernah terjadi.
Mengapa begitu? Meskipun pahit, kejadian itu mengandung pelajaran yang berharga bagi Anda. Karena kejadian itu, Anda bisa sebijak sekarang. Anda juga menjadi lebih berhati-hati.
Ada pelajaran menarik dari sejarah perkembangan umat manusia dari jaman purba hingga jaman modern.
Pada masa tertentu, nenek moyang kita mengalami tahapan KANIBALISME. Sekejam dan sebiadab apa pun kita memandang tahapan ini, kanibalisme tetap merupakan TAHAPAN yang sangat PENTING dalam sejarah perkembangan umat manusia. Kanibalisme menunjang perkembangan otak manusia, menjadikannya satu-satunya makhluk yang memiliki intelejensi yang tinggi.
Nah, sebiadab apa pun tahapan itu, kita tidak perlu menyesalinya, bukan? Karena, bagaimana pun juga ia membawa hikmah yang besar. Ia membentuk diri kita menjadi seperti yang sekarang.
Di samping alasan di atas, Anda perlu mempelajari sejarah agar Anda bisa lebih menghargai proses. Membaca buku-buku sejarah memberikan pemahaman kepada Anda bahwa sejarah merupakan proses yang sangat penting. Ia tidak bisa diabaikan.
Sebagaimana penulis jelaskan sebelumnya, sejarah ibarat proses pertumbuhan dari biji menjadi sebatang pohon yang lengkap dengan cabang, ranting, dan daun. Untuk menjadi sebatang pohon utuh, tahapan kecambah harus dilalui. Prosesnya tidak bisa melompat dari biji langsung menjadi pohon besar.
Demikian juga dengan Anda. Misalnya, Anda ingin menguasai sebuah skill tertentu. Untuk menguasai skill itu, Anda harus bersedia melewati proses belajar. Tidak bisa Anda melompati tahapan belajar dan secara instan menguasai skill tersebut.
Penutup
Setelah menyimak penjelasan di atas, bagaimana tanggapan Anda?
Membaca buku-buku filsafat, sains, dan sejarah memanglah berat bagi sebagian besar orang. Kata mereka, ketiganya mengandung materi yang membosankan. Terlebih, ketiganya tidak secara langsung berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi, sebagaimana dijelaskan di atas, ketiganya sangat penting. Yup, sangat penting bagi pemenuhan diri Anda sebagai MANUSIA SEUTUHNYA. Ketiganya mengangkat level pemikiran dan kesadaran Anda di atas kesadaran masyarakat. Dari ketinggian ini, Anda dapat MENILAI budaya, metode berpikir, pola pikir, dan keyakinan yang berlaku di dalam masyarakat Anda. Akhirnya, Anda dapat terbebas dari budaya, pola pikir, dan keyakinan yang membelenggu. Anda dapat SECARA BEBAS MENENTUKAN HIDUP ANDA SENDIRI.
Mungkin, Anda bertanya begini, “Pingin membaca jenis-jenis buku itu. Tapi, takut terlalu berat.”
Hmmm, sebenarnya, yang membuat Anda merasa berat membaca jenis-jenis buku itu adalah metode membaca Anda yang kurang efektif. Tidak ada buku yang berat jika dibaca dengan metode yang tepat.
Tetapi, apa metode yang tepat itu?
Anda dapat men-download e-book 7 Langkah Membaca Efektif. 7 Langkah Membaca Efektif adalah metode membaca buku yang sangat POWERFUL. Dengan menerapkan metode ini, dijamin Anda tidak akan lagi mengantuk dan cepat bosan. Materi jadi lebih cepat masuk. Anda lebih mudah menguasai poin-poin penting buku yang Anda baca. Rasakan Anda berada di ketinggian, di atas level kesadaran masyarakat Anda setelah membaca ketiga jenis buku di atas dengan strategi membaca ini. Rasakan sensasi kebebasan yang sangat Anda dambakan.
Baca juga:
Lima Kesalahan yang harus Anda Hindari dalam Berpikir Kritis
Bagaimana Cara Belajar Efektif? Ini Dia Rahasianya! (Cocok untuk Pembelajar Usia Dewasa)
Menulislah, agar Kemampuan Berpikir Anda semakin Tajam!
Hilangkan Kegundahan Hati Anda dengan Buku!
Kapan Waktu Terbaik untuk Membaca Buku?