6 Cara Membuat Perasaan Lebih Baik Di Situasi Buruk Pada Eksekutif Muda
Setiap orang yang bekerja memiliki kesempatan besar untuk bertumbuh dan berkembang menjadi yang terbaik di bidangnya. Kesempatan yang ada muncul sering kali tidak dalam bentuk yang mereka harapakan. Masalah dan situasi buruk adalah dua bentuk cara untuk mengingkatkan diri sendiri.
Sayangnya, saat mereka menghadapi salah satu atau kedua kondisi tersebut, banyak dari mereka yang menganggap sebagai satu cobaan yang berat yang menguras banyak perhatian, pemikiran dan energi untuk mengatasi kondisi tersebut. Belum lagi mereka harus mengurus masalah lain yang tidak kalah penting.
Perasaan negatif adalah tanda yang paling mencolok dan mudah kita lihat saat menghadapi kedua kondisi di atas. Tentunya, perasaan ini sangat menggangu sekali, mulai dari menurunnya produkivitas kerja, komunikasi dengan rekan kerja, penilaian yang sering kali salah terhadap sesuatu hal, mudah meledak dan masih banyak efek lain yang bisa kita dapatkan.
Jika terus berada dalam kondisi ini dalam waktu yang lama, cepat atau lambat kondisi kesehatan kita juga akan terganggu. Bukan hanya itu, merasakan perasaan negatif dalam waktu singkat juga sangat menyebalkan, bukan?
Terlepas dari efek buruk yang kita bisa dapatkan seperti yang telah dijelaskan di atas, kondisi ini tentu bisa diperbaiki jika mengetahui cara untuk mengubah emosi negatif yang dirasakan menjadi emosi positif, atau paling tidak merasa lebih baikkan lah.
Ada 6 cara yang bisa digunakan untuk mengubah suasana hati yang buruk menjadi lebih baik saat seseorang berada di situasi yang buruk. Mari kita bahas satu per satu:
1. Menulis
Jika Anda tidak memiliki teman untuk berbagi di situasi yang buruk atau merasa kurang percaya dengan teman yang ada di sekitar Anda, maka menulis adalah solusi yang paling tepat.
Menulis memberikan pengaruh yang sangat besar untuk “mengurai” emosi negatif menjadi lebih netral. Perasaan marah, kesal, benci, beserta dengan emosi-emosi lainnya akan lebih terasa ringain saat menulisakan semua perasaan dan pemikiran yang kita rasakan.
Kesuksesan teknik ini ditentukan oleh media tulis yang kita gunakan. Menulis secara langsung di atas kertas akan berbeda hasilnya jika mengetik di komputer atau tablet.
Kenapa harus ditulis di atas kertas?
Karena sebenarnya proses menulis adalah kerja pikiran. Bukan kerja tubuh. Saat tangan menggerakkan pena maka otak memerintakah saraf tertentu untuk bekerja menggerakan jari, mengukir dan menyambungkan garis yang terbentuk menjadi huruf dan kata.
Jadi saat otak memberi perintah ke saraf untuk menulis maka saat itu juga pikiran sedang melepaskan emosi negatif yang dirasakan. Jadi jangan heran saat semua unek-unek Anda keluar, Anda merasa lebih nyaman dan bisa melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
Untuk benar-benar merasakan manfaat besar dari cara ini, Anda wajib menulis saat memiliki atau dikuasai oleh emosi negatif. Bahkan sering terjadi, saat Anda menulis di atas keratas, bukan hanya suasana hati Anda yang berubah, melainkan ide atau solusi akan datang dengan sendirinya tanpa Anda sadari untuk mengatasi masalah yang ada.
2. Visualisasi
Misalkan Anda berada pada situasi yang kurang tepat, di mana atasan Anda telah menunggu hasil kerjaan Anda yang ia minta kemarin. Kondisi ini tentu akan membuat Anda was-was karena terdesak untuk menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.
Bukannya bisa bekerja lebih cepat, bahkan pekerjaan menjadi tidak maksimal karena merasa tertekan dan panik. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan visualisai.
Memvisualisasikan pengalaman sukses Anda, pengalaman yang membuat Anda merasa senang, merasa mampu, berharga, bahagia dan perasaan positif lainnya.
Saat Anda merasakan perasaan positif ini, seketika itu perasaan cemas, panik dan takut pada atasan akan mulai tergantikan perlahan dengan emosi positif yang terikat di pengalaman masa lalu Anda.
Untuk itu, dibutuhkan niat besar dan latihan serta disiplin untuk mendapatkan efek positif dari cara ini. Satu catatan penting yang harus Anda ketahui, jangan melawan emosi negatif yang Anda rasakan. Terima dan biarkan ia berlalu dengan sendirinya.
3. “Bernafalah”
Saat berada dalam kondisi buruk, cara lain yang bisa Anda gunakan adalah dengan menarik nafas yang dalam dan panjang. Lakukan ini selama tiga kali. Saat menarik nafas, fokuslah pada nafas yang masuk dan nafas yang keluar melalui hidung Anda.
Saat Anda menarik nafas dalam-dalam, maka akan banya oksigen yang masuk ke otak. Ini sangat baik untuk menyeimbangkan sirkulasi saraf yang ada di otak. Saat otak menyeimbangkan saraf di otak, maka tubuh juga akan melakukan yang sama tanpa Anda sadari.
Perhatikan energi yang masuk ke dalam tubuh Anda melalui udara yang Anda hidup. Ini akan mengubah kondisi emosi Anda. Emosi negatif yang Anda rasakan akan lebih terasa ringan.
4. Meditasi
Meditasi menjadi satu solusi yang sangat tepat untuk menenangkan perasaan. Keberhasilan teknik ini terletak dari niat yang kuat untuk menenangkan diri. Dibutuhkan latihan dan disiplin untuk mendapatkan hasil maksimal dalam mengubah perasaan negatif yang dirasakan.
Banyak orang tidak menggunakan meditasi untuk mengubah suasa hati mereka, dikarenakan pikiran yang saling beradu jotos di dalam kepala mereka. Tentu pikiran yang membuat perasaan negatif akan selalu menang.
Tugas kita saat melakukan meditasi adalah mendengarkan suara keras yang berdengung di kepala kita. Ya, hanya mendengarkan dan menyadari. Bukan menganalisa atau terhanyut di dalamnya. Jika kita ikut terhanyut maka akan sulit mengendalikan perasaan negatif, bahkan perasaan itu juga akan semakin kuat mengikat diri kita.
Bukan hanya untuk mengubah perasaan, meditasi juga memberi manfaat lain seperti mendapatkan ide atau solusi untuk mengatasi masalah yang sedang kita hadapi.
5. Melihat Masalah Dari Sudut Pandang Orang Lain
Kebanyakan masalah yang kita hadapi terjadi akibat persepsi kita sendiri. Kita merasa atasan atau bos sedang marah kepada kita karena tugas yang belum bisa diserahkan kepadanya, yang ia tunjukkan melalui bahasa tubuh dan raut muka yang masam.
Apa yang atasan rasakan bisa benar, bisa juga tidak. Benar jika ia merasakan dan mengungkapkannya secara langsung kepada kita atau orang lain. Uniknya, yang kita pikirkan sering kali salah.
Bisa saja ekspresi mukanya yang masam diakibatkan karena masalah lain seperti: ikan arwananya salah makan, burung kesayangnya yang dicuri orang lain, anak yang berulah di sekolah, anak yang terjebak di pergaulan yang salah dan alasan-alasan lain yang kita tidak tahu.
Dengan melihat kondisi buruk dari sudut pandang orang lain, maka ini akan sangat membantu menjaga perasaan tetap tenang.
6. Melakukan Sesuatu Yang Baru
Pikiran kita sangat suka belajar dan melakukan hal baru. Jika Anda jarang baca buku, maka saat melakukan aktivitas tersebut, pikiran akan sangat menikmati hal baru yang Anda lakukan. Meskipun secara sadar, kita tidak suka atau tertarik terhadapnya.
Jika hanya melakukan hal yang sama untuk waktu yang lama, pikiran akan merasa bosan. Saraf-saraf di otak akan melemah kemampuanya karena tidak mendapat stimulus baru dari luar.
Sering kali efek dari kondisi ini membuat seseorang mudah merasa lelah, bosan, malas yang membuat mereka mudah terjebak kepada perasaan negatif.
Belajarlah dan lakukan sesuatu hal baru yang ingin Anda lakukan. Terutama dalam membaca buku untuk kemajuan diri Anda.
Dengan membaca buku, secara tidak sadar pikiran Anda bisa belajar lebih banyak. Apalagi jika dilakukan dengan cara yang berbeda dari yang kita ketahui selama ini.
Inilah cara yang bisa Anda gunakan untuk mengubah perasaan negatif menjadi perasaan positif atau untuk merasa lebih baikan.
Pembaca, cara apa yang Anda gunakan untuk menenangkan diri. Saya ingin mendengan pendapat Anda. Silahkan berikan komentar Anda di bawah ini