Sudah menjadi rahasia umum, berpikir positif berperan saaaaaangat penting dalam kehidupan. Anda setuju, bukan?
Berpikir positif dapat membuat Anda optimis, di mana optimisme ini pada akhirnya memotivasi diri Anda. Berpikir positif juga dapat melenyapkan kecemasan, ketakutan, stres, dan emosi. Selain itu, berpikir positif juga dapat membuat Anda jaaaaaaaauh lebih kreatif. Ide lebih mudah mengalir ketika Anda berpikir positif. Sebaliknya, ketika Anda dilingkupi pikiran negatif, otak menjadi cupet, buntu, dan gelap! Auah! Heheheh.
Namun demikian, di balik pentingnya berpikir positif, yang sering menjadi masalah yaitu Anda kesulitan untuk melakukannya. Sangat sulit untuk bisa berpikir positif di tengah situasi yang negatif/buruk. Sangat sulit berpikir positif ketika menghadapi masalah yang pelik.
Bahkan, terkadang, Anda merasa mustahil bisa berpikir positif saat Anda dilanda masalah yang pelik.
Tetapi, jangan cemas. Para pakar psikologi mengungkapkan bahwa berpikir positif di tengah situasi buruk bukanlah hal yang mustahil. Kita dapat berpikir positif walaupun sedang menghadapi situasi yang sulit.
Apa dasarnya?
Untuk mengetahuinya, mari simak penjelasan berikut. Dari situ, kita dapat merumuskan cara berpikir positif di tengah situasi yang sulit.
Fokus, Perasaan, dan Pikiran
Dalam bukunya yang berjudul Flow: The Psychology of Optimal Experience, Mihaly Csikszentmihalyi, seroang pakar psikologi menjelaskan bahwa perasaan dipengaruhi oleh fokus/ attention. Demikian halnya dengan pikiran, senantiasa dipengaruhi oleh fokus/attention.
Bagaimana penjelasannya?
Semua bermula ketika Anda memiliki goal/keinginan. Satu-satunya cara untuk mencapai goal itu yaitu dengan memanfaatkan kondisi yang ada.
Nah, ketika muncul keinginan/goal dalam benak Anda, Anda pun melihat sekitar, menyerap semua informasi yang relevan dengan goal Anda, di mana informasi itu dapat Anda manfaatkan untuk mencapai goal itu.
Sebanarnya, sebelum diserap oleh otak, informasi bersifat netral, tidak mengandung nilai positif atau pun negatif. Tetapi, setelah diserap otak, otak mengolah informasi itu dan menerjemahkannya secara hitam-putih. Informasi yang mendukung goal Anda diterjemahkan sebagai informasi yang positif. Informasi ini membuat perasaan Anda senang, gembira, optimis, dan perasaan-perasaan positif lainnya. Selain itu, informasi itu juga membuat Anda berpikir positif.
Sebaliknya, informasi yang menghambat goal Anda diterjemahkan oleh otak sebagai informasi yang negatif. Informasi ini membuat perasaan Anda sedih, kecewa, pesimis, marah, takut, cemas, dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Selain itu, informasi ini juga membuat Anda berpikir negatif.
Lalu, bagaimana contohnya?
Untuk lebih jelasnya, kita dapat contohkan dalam ilustrasi berikut.
Anda seorang wirausahawan yang berfokus di bidang makanan. Produk andalan Anda yaitu kripik singkong. Nah, untuk memasarkan produk itu, Anda perlu terlebih dulu melakukan analisis pasar. Dalam analisis itu, Anda mengumpulkan informasi yang relevan dengan goal Anda (menjual kripik singkong). Informasi itu meliputi jumlah peminat, produk kripik yang sedang trend, wilayah yang paling banyak peminat, jumlah kompetitor dan prestasi mereka, usia peminat, jenis kelamin, dan sebagainya.
Setelah mengumpulkan informasi itu, Anda dapati ternyata jumlah peminat kripik singkong sangat banyak. hal itu membuat Anda optimis. Tetapi, setelah tahu bahwa ternyata kompetitornya juga banyak dan di antara para kompetitor itu adalah perusahaan besar, Anda pun jadi pesimis.
Dalam ilustrasi di atas, mengapa Anda optimis dan lantas menjadi pesimis?
Jawabannya, karena goal Anda adalah menjual kripik singkong, informasi yang memberitahu Anda banyaknya jumlah peminat diterjemahkan oleh otak sebagai informasi yang positif. Informasi ini membuat Anda gembira, lega, dan optimis.
Sebaliknya, informasi yang memberitahu Anda banyaknya jumlah kompetitor, yang di antaranya ada perusahaan besar diterjemahkan oleh otak sebagai informasi yang negatif. Informasi itu membuat Anda pesimis, sedih, down.
Nah, sebelum diserap dan diterjemahkan oleh otak, dua informasi itu bersifat netral, tidak memuat nilai positif maupun negatif. Tetapi, begitu masuk dan diterjemahkan oleh otak Anda yang memiliki goal menjual kripik singkong, informasi-informasi itu diterjemahkan dalam bahasa hitam-putih. Informasi yang mendukung goal Anda (peminat kripik singkong banyak) diterjemahkan sebagai informasi positif. Sementara itu, informasi yang tidak mendukung goal Anda (kompetitornya banyak, bahkan ada perusahaan besar juga) diterjemahkan sebagai informasi yang negatif.
Bagi si Wakwau yang tidak berniat menjual kripik singkong, dua informasi di atas tetap netral. Saat mengetahui bahwa ternyata peminat kripik singkong sangat banyak, otak si Wakwau tidak menerjemahkan informasi itu sebagai informasi yang positif mau pun negatif. Karena, informasi itu tidak berhubungan dengan kebutuhan/goal-nya. Walhasil, ia tidak merasa sedih atau pun gembira ketika mengetahui bahwa ternyata peminat kripik singkong sangat banyak.
Nah, setelah menyimak ilustrasi di atas, apa kesmipulan Anda?
Sebagaimana dijelaskan oleh Mihaly, fokus/attention berpengaruh pada perasaan dan pikiran. Apabila Anda berfokus pada informasi yang mendukung goal Anda, maka perasaan Anda pun gembira dan optimis. Anda dipenuhi pikiran yang positif. Sebaliknya, apabila Anda berfokus pada informasi yang menghambat goal Anda, maka perasaan Anda pun kecewa, sedih, frustasi, dan pesimis. Anda dikelilingi pikiran yang negatif.
Lalu, Apa artinya itu?
Artinya, untuk berpikir positif, Anda perlu MENGGESER FOKUS/PERHATIAN Anda.
Geser perhatian Anda dari informasi-informasi yang menghambat goal Anda ke informasi-informasi yang mendukung goal Anda.
Tetapi, bagaimana caranya menggeser fokus/perhatian dengan tepat sedemikian sehingga Anda bertemu dengan informasi-informasi yang mendukung goal Anda?
Untuk mengetahuinya, langsung saja kita simak penjelasan berikut.
Cara Berpikir Positif dengan Mengatur Fokus
Dalam artikel yang berjudul Manajemen Fokus: Rahasia Memecahkan Masalah, dijelaskan beberapa macam fokus. Sesuai dengan penjelasan para pakar, artikel itu menyebutkan ada 3 jenis fokus, yaitu voluntary focus (fokus yang disengaja), involuntary focus (fokus yang tidak disengaja), dan mind wandering/melamun.
Voluntary focus dibagi menjadi dua, yakni broad focus (fokus meluas) dan narrow focus (fokus menyempit).
Nah, dari jenis-jenis fokus itu, ada fokus yang membantu Anda berpikir positif dan ada pula fokus yang membuat perasaan Anda galau dan dipenuhi pikiran negatif.
Fokus yang mana yang membuat Anda dipenuhi pikiran positif?
1. Bergeser ke broad focus
Fokus yang membantu membuat Anda berpikir positif yaitu fokus meluas alias broad focus.
Kok bisa?
Dalam artikel yang berjudul Cara Menghilangkan Stres dengan Manajemen Fokus, dijelaskan ada dua jenis fokus yang membantu Anda melenyapkan stres, yaitu broad focus alias fokus meluas dan kondisi flow alias kondisi genius.
Nah, selain membantu menghilangkan stres, fokus meluas juga membantu Anda berpikir positif.
Lalu, apa itu fokus meluas dan mengapa ia bisa membantu Anda berpikir positif?
Fokus meluas merupakan fokus yang masuk dalam kategori voluntary focus. Artinya, Anda dapat melakukan fokus ini dengan sengaja, dengan penuh kesadaran. Disebut fokus meluas karena dalam melakukan fokus ini, pandangan atau pikiran Anda meluas. Anda berpikir secara komprehensif, memperhatikan semua sisi, semua aspek.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pikiran negatif muncul ketika informasi yang ditangkap otak tidak mendukung goal/keinginan Anda. Sebaliknya, pikiran positif muncul ketika informasi yang ditangkap otak mendukung goal/keinginan Anda. Untuk itu, agar otak Anda diliputi pikiran yang positif, Anda perlu menggeser fokus Anda.
Ketika Anda berfokus pada informasi yang tidak mendukung goal Anda, Anda menggunakan fokus menyempit/ narrow focus Anda. Oleh karena itu, yang Anda lihat hanyalah informasi negatif itu. Dan, karena yang Anda lihat hanya informasi negatif, Anda pun menjadi pesimis. Anda diliputi oleh pikiran yang negatif, yang mendukung perasaan pesimis itu.
Untuk itu, Anda perlu menggeser fokus Anda sedemikian sehingga Anda dapat melihat informasi lain, yang mendukung goal Anda. Nah, cara agar bisa melihat informasi lain, yang mendukung goal Anda yaitu dengan menggeser fokus Anda dari fokus sempit ke fokus meluas. Dengan fokus meluas, Anda memandang situasi secara menyeluruh, secara komprehensif. Anda melihat informasi yang menghambat goal Anda. Tetapi, Anda juga melihat informasi yang mendukung goal Anda. Di samping itu, Anda juga melihat informasi yang tampaknya tidak relevan/tidak berhubungan dengan goal Anda. Sekali pun tampak tidak relevan, bisa jadi, informasi itu berguna bagi Anda dalam meraih goal.
Dengan memandang situasi secara menyeluruh, Anda melihat informasi positif disamping informasi negatif. Informasi positif (yg mendukung goal Anda) itu setidaknya dapat melawan pikiran negatif Anda. Informasi positif itu dapat membuat perasaan Anda gembira, lega, dan puas. Anda diliputi oleh pikiran yang positif.
Pertanyaannya, BAGAIMANA CARA MELUASKAN FOKUS? Bagaimana cara menggeser fokus sempit ke fokus meluas?
Jika untuk menggeser FOKUS LUAS ke FOKUS SEMPIT Anda dapat melakukannya dengan berpikir PELAN-PELAN, maka untuk menggeser fokus SEMPIT ke FOKUS LUAS Anda dapat melakukannya dengan BERPIKIR LEBIH CEPAT. Dengan berpikir lebih cepat, Anda mengolah berbagai informasi, baik yang menghambat goal Anda maupun yang mendukung goal Anda. Semua informasi, baik yang mendukung goal Anda maupun yang menghambatnya melintas di benak Anda.
Nah, akhirnya, ketika informasi yang mendukung goal Anda terlintas di benak Anda, Anda dapat berhenti di situ dan bergeser kembali ke fokus sempit. Berpikirlah lebih pelan-pelan, lebih detail tentang informasi yang mendukung goal Anda. Dengan begitu, Anda jauh lebih optimis goal Anda dapat tercapai. Pada ujungnya, optimisme ini membangkitkan pikiran-pikiran positif dalam benak Anda.
2. Stop Melamun
Selain menggeser fokus sempit ke fokus meluas, Anda juga perlu menghindari melamun.
Mengapa? Saat Anda melamun, Anda mencemaskan masalah-masalah yang belum terselesaikan, yang membuat Anda tertekan. Kecemasan itu membuat Anda pesimis, takut, dan berpikiran negatif yang macam-macam.
Bagaimana jadinya jika setelah menyerap informasi yang menghambat goal Anda, Anda lalu melamun? Apa yang terjadi yaitu, menyerap informasi yang menghambat goal saja sudah membuat Anda pesimis. Kalau ditambah melamun, maka pesimisme itu pun semakin menjadi-jadi. Untuk itu, Anda perlu menghindarinya. Anda perlu menghidari melamun, terutama ketika Anda merasa frustasi, kecewa, dan pesimis goal Anda tidak dapat tercapai.
Namun demikian, terkadang, melamun membantu Anda menemukan solusi. Terutama ketika Anda melamun di saat yang tepat.
Lalu, kapan kondisi yang tepat untuk melamun? Hmmm, penulis akan menjelaskannya dalam artikel selanjutnya.
Okelah kalau begitu, demikian cara berpikir positif di tengah situasi yang sulit yang dapat penulis sampaikan pada Anda. semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda 😀
Baca juga:
Bicara Kepada Diri Sendiri: Cara Termudah Memotivasi Diri
6 Cara Membuat Perasaan Lebih Baik di Situasi Buruk pada Eksekutif Muda
Rahasia Melenyapkan Pikiran-Pikiran Negatif yang Mengusik Anda
Memang benar sekali … sangat sulit untuk berpikir positif saat kita sibuk dengan dilema dunia nyata 🙂 , di saat saya sendiri masih kuliah terus pikiran banyak kadang terpikir keluarga, budget hidup pengen saya cepat” selesai kuliah dan selalu saja pikiran cemas, salah satu cara positif biar pikiran fresh harus olahraga membuat pikiran saya berpikir positif, kita memang tidak tau masa depan tetapi saya yakin dan fokus memanfaatkan waktu dgn baik , berpikir positif sangat penting