Kunci Sukses yang Sangat Penting: Lenyapkan Kebiasaan Anda Menunda-nunda Pekerjaan

Benner-4.pnj

 

tunda

Suatu hari, si A pergi ke perpustakaan. Di sana, ia mencari-cari buku yang menurutnya isinya bagus.

Singkat cerita, sudah lebih dari satu jam ia menyisir seluruh perpustakaan itu. Akhirnya, ia menemukan sebuah buku yang katanya judulnya saaaaaangat menarik. Didorong rasa penasaran, ia pun mengambil buku itu dari rak.

Selanjutnya, ia pun cepat-cepat membaca daftar isi buku itu. Selagi membaca daftar isi, matanya berbinar, hatinya membara, bak menemukan permata seharga 100 juta di dalamnya. Apa sebenarnya yang terbersit di dalam pikirannya? Ia terkejut, “Wow! Buku ini sangat menarik! Aku wajib membacanya.”

Namun, apa yang terjadi? Beberapa detik kemudian, ia berubah pikiran, “Hmm, ini buku bagus. Kalau dibaca di perpustakaan pasti waktunya ga cukup. Dibaca di rumah saja, ah.”

Yup! Akhirnya, ia mengurungkan niat untuk membaca buku itu di perpustakaan. Sebagai gantinya, ia berencana untuk membacanya di rumah.

Sesampainya di rumah, ia kembali membolak-balik buku itu. Kini, ia benar-benar berniat untuk membacanya. Dengan penuh semangat, ia mulai membaca daftar isinya, dilanjut ke bab pendahuluan.

Sampai pada bab ini, ia menemukan hal yang amat menarik. Namun aneh, justru karena hal menarik itu, ia kembali mengurungkan niat untuk membacanya. “Wah, menarik banget ni buku. Hari Minggu aja, deh, bacanya. Kalo sekarang, bentar lagi acara TV-nya bagus.”

Yach, dia pun lantas menutup buku itu, dan beranjak ke ruang TV.

Lantas, bagaimana nasib bukunya? Singkat cerita, setelah sampai di hari Minggu, ia pun kembali menunda rencananya untuk membaca buku yang menurutnya menarik itu. Demikian seterusnya, ia terus-menerus menunda membaca buku itu hingga waktu yang tak terbatas.

Hehehe, serius amat bacanya? Cerita di atas hanyalah gambaran tentang kebiasaan menunda-nunda. Apakah Anda memiliki kebiasaan buruk itu? Jika iya, Anda harus segera menghentikannya. Mengapa? Sudah menjadi rahasia umum bahwa kebiasaan itu menjadi salah satu faktor perusak kehidupan kita.

Dengan kebiasaan menunda-nunda, kesuksesan kita pun akan terus-menerus tertunda, mungkin bahkan hingga waktu yang tak terbatas. Itu artinya, kita tidak bakal sukses. Bukan hanya itu, akibat dari kebiasaan menunda-nunda bahkan bisa lebih parah. Kita bisa kehilangan pekerjaan atau matapencaharian karenanya.

Saat kita kehilangan pekerjaan, maka pasangan dan lingkungan kita akan mencap kita sebagai pemalas. Akibatnya, mereka meninggalkan kita.

Hiiih! Ngeri sekali, bukan?

Nah, jika Anda memiliki kebiasaan buruk itu dan ingin melenyapkannya, terus simak artikel ini, ya. Di dalamnya, akan diluas mengenai kebiasaan menunda-nunda, apa penyebabnya, dan bagaimana melenyapkannya.

Semoga, artikel ini bermanfaat bagi Anda.

Penyebab Kebiasaan Menunda-nunda

Kebiasaan menunda-nunda bukanlah 100% kesalahan kita. Karena otak kita dikontrol oleh dua kesadaran, yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar, di mana pikiran sadar hanya memiliki 12% kekuatan untuk mengendalikan diri kita, sedangkan pikiran bawah sadar memiliki 88% kekuatan untuk mengontrol diri kita, maka tidak heran jika kita lebih sering terkontrol oleh pikiran bawah sadar ketimbang oleh pikiran sadar.

Para pakar menemukan bahwasanya kebiasaan menunda-nunda berakar pada kondisi biologis kita. Mereka menemukan bahwa kebiasaan menunda-nunda terjadi akibat pertentangan antara bagian otak yang disebut prefrontal korteks dan bagian otak yang disebut sistem limbik.

Sistem limbik merupakan bagian otak purba kita. Sebagaimana pada otak binatang dan otak manusia purba, sistem limbik pada otak kita bekerja secara otomatis alias tidak sadar. Ia mengajak kita untuk melakukan pekerjaan yang tidak melibatkan keputusan, analisis, kesimpulan, dan semua kegiatan kognitif.

Padahal, pekerjaan kita, tugas-tugas kita di kantor melibatkan banyak sekali keputusan, analisis, dan proses kognitif alias proses pemahaman. Demikian juga pekerjaan kita di rumah seperti membaca buku, menyapu, atau pun memasak.

Bertentangan dengan kondisi kita (kita harus bekerja untuk bertahan hidup), sistem limbik lebih senang pada tugas-tugas yang tidak membutuhkan proses pemahaman seperti makan, menonton TV, atau melamun. Ia lebih senang mengerjakan tugas-tugas yang, oleh Thomas Sterner, dalam bukunya yang berjudul The Practicing Mind: Developing Focus and Discipline in Your Life, disebut sebagai recreational work alias tugas rekreasional (tugas-tugas yang menyenangkan seperti bermain, mendengarkan musik, menonton TV).

Sebaliknya, prefrontal korteks merupakan bagian otak kita yang relatif lebih baru. Ia merupakan hasil dari evolusi otak manusia (dari otak binatang berevolusi menjadi otak manusia purba, lalu berevolusi lagi menjadi otak manusia modern). Bagian inilah yang bertugas untuk melakukan aktivitas-aktivitas kognitif seperti memahami, menganalisis, menyimpulkan, dan mengambil keputusan. Ia mengajak kita untuk melakukan kegiatan yang melibatkan keputusan, analisis, pemahaman, dan semua kegiatan kognitif. Ia mengajak kita untuk menyelesaikan tugas-tugas kita baik di kantor mau pun di rumah (dalam istilah Thomas Sterner, tugas semacam ini disebut work alias kerja).

Nah, tahu kah Anda mengapa prefrontal korteks Anda sering kalah dalam pertempurannya dengan sistem limbik? Hal itu dikarenakan sistem limbik bekerja secara otomatis alias tidak sadar, sedangkan prefrontal korteks bekerja secara sadar. Padahal, kita tahu bahwa kesadaran (pikiran sadar) hanya memiliki 12% kekuatan untuk mengendalikan diri kita. 88% kekuatan selebihnya dimiliki oleh pikiran bawah sadar (pikiran otomatis).

Inilah mengapa Anda sering menyesal saat menyadari bahwa Anda telah dan sedang menunda-nunda pekerjaan. Namun demikian, Anda tetap saja menunda-nunda pekerjaan Anda.

Melenyapkan Kebiasaan Menunda-nunda

Setelah mengetahui bahwa kebiasaan menunda-nunda bukan hanya karena kebiasaan atau budaya kita, melainkan karena kondisi biologis alamiah kita, maka bagaimana cara melenyapkan kebiasaan tersebut? Mungkin Anda bahkan bertanya, “Jika kebiasaan menunda-nunda disebabkan oleh kondisi alamiah kita, bisakah kita melenyapkan kebiasaan itu? Apa itu artinya tidak menentang alam atau kodrat?

Ada kabar baik yang patut Anda syukuri yaitu sekali pun pikiran bawah sadar Anda (sistem limbik) jauh mendominasi diri Anda daripada kesadaran Anda (prefrontal korteks), masih ada kesempatan bagi Anda untuk mengalahkan pikiran bawah sadar. Caranya yaitu, mempertahankan kesadaran Anda! Miliki self-awarness alias kesadaran diri.

Bertindak secara Sadar

Anda sudah dikaruniai kesadaran. Jadi, Anda tidak perlu mencarinya ke mana-mana. Yang perlu Anda lakukan adalah mempertahankan kesadaran itu.

Tetapi, bagaimana cara mempertahankan kesadaran? Dalam buku Manajemen Pikiran: Metode Ampuh Mengatasi Depresi, Kemarahan, Kecemasan, dan Perasaan Merusak Lainnya, Dennis Greenberger dan Christine A. Padesky mengungkapkan cara ampuh untuk mempertahankan kesadaran, yaitu dengan menuliskan pikiran-pikiran otomatis kita ke atas kertas.

Menuliskan Pikiran Otomatis

Pikiran-pikiran otomatis adalah pikiran-pikiran yang tidak kita sadari, yang seringkali berasal dari pikiran bawah sadar (sistem limbik) kita. Pada saat kita menunda-nunda pekerjaan, yang terjadi di dalam otak kita adalah pikiran bawah sadar kita menghasilkan pikiran-pikiran otomatis yang sedemikian sehingga mendorong kita untuk menunda-nunda pekerjaan.

Nah, oleh karena itu, kita perlu menuliskan pikiran-pikiran otomatis kita yang mendorong kita untuk menunda-nunda pekerjaan. Hal ini dilakukan supaya kita tahu alasan dari pikiran kita mengapa ia mendorong kita untuk menunda-nunda pekerjaan.

Bisa jadi, setelah menuliskan pikiran-pikiran otomatis kita, kita mengetahui alasannya mendorong kita untuk menunda-nunda pekerjaan, yaitu karena pikiran bawah sadar kita takut dan cemas kalau-kalau hasil dari kerja yang kita lakukan tidak maksimal dan mengecewakan. Atau, boleh jadi, pikiran bawah sadar kita berpikir bahwa kita perlu menunda mengerjakan suatu tugas karena tugas itu merupakan tugas yang sulit, di mana kita harus memusatkan konsentrasi dan fokus untuk bisa menyelesaikannya, sedangkan sekarang bukan waktu yang tepat untuk berkonsentrasi.

Apa pun pendapat pikiran otomatis kita, tuliskan pikiran-pikiran itu ke atas kertas. Untuk mengetahui pikiran otomatis kita yang berkenaan dengan dorongan menunda-nunda, tanyakan kepada diri sendiri, “Mengapa harus menunda pekerjaan ini?

Setelah menemukan alasan-alasan pikiran bawah sadar kita, tuliskan alasan-alasan itu ke dalam selembar kertas. Sebagai contoh, suatu hari, Anda ingin sekali menunda-nunda pekerjaan Anda. Nah, saat hal itu terjadi, sadarilah bahwa Anda sedang dikuasai oleh pikiran bawah sadar Anda. Selanjutnya, bertanyalah kepada diri Anda sendiri, mengapa Anda ingin menunda-nunda pekerjaan. Setelah menemukan jawabannya dari diri Anda, tuliskan jawaban-jawaban itu ke dalam selembar kertas.

Cari Bukti Pendukung Pikiran Otomatis

Langkah selanjutnya, carilah bukti-bukti yang mendukung pikiran (jawaban) itu dan cari pula bukti-bukti yang menyangkalnya. Misal, Anda menemukan jawaban dari dalam diri Anda mengapa Anda menunda-nunda pekerjaan, yaitu karena pikiran bawah sadar Anda takut dan cemas dengan hasil dari pekerjaan itu. Pikiran bawah sadar Anda takut jikalau hasilnya mengecewakan. Langkah selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah mencari bukti yang mendukung ketakutan dan kecemasan itu.

Mungkin, Anda akan menemukan bukti yang mendukung kecemasan dan ketakutan pikiran bawah sadar Anda, yaitu Anda pernah melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas Anda. Hal itu membuat atasan Anda kecewa. Pikiran bawah sadar Anda mengira jika dulu Anda pernah melakukan kesalahan, maka sekarang pun ada kemungkinan Anda melakukan kesalahan lagi. Untuk itulah ia, pikiran bawah sadar Anda, mendorong Anda untuk menunda-nunda pekerjaan Anda.

Cari Bukti Penyangkal Pikiran Otomatis

Setelah mendapatkan bukti pendukung pikiran otomatis (bawah sadar) Anda, sekarang carilah bukti yang menyangkal pikiran itu. Dalam contoh di atas, pikiran bawah sadar Anda cemas dan takut hasil kerja Anda mengecewakan. Nah, carilah bukti yang menyangkal pikiran itu. Mungkin Anda menemukan bukti yaitu seringkali atasan Anda memuji hasil kerja Anda, sekali pun Anda sering melakukan kesalahan. Hal itu dikarenakan, Anda hampir selalu dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan Anda. anda tahu bahwa atasan anda bisa memaklumi kesalahan anak buahnya selama anak buahnya memiliki iktikad baik untuk memperbaiki kesalahan mereka.

Nah, dengan mengetahui bukti yang menyangkal pikiran otomatis (pikiran bawah sadar anda), setidaknya Anda sadar bahwa anggapan pikiran bawah sadar Anda tidaklah 100% benar, bahwa kecemasan dan ketakutannya tidaklah masuk akal. Dengan mengetahui dan menyadari hal ini, setidaknya Anda terdorong untuk segera melakukan pekerjaan Anda.

Atur waktu

Cara kedua untuk melenyapkan kebiasaan menunda-nunda yaitu mengatur waktu. Dalam mengatur waktu, tidak perlu Anda menuliskan detail semua tugas yang harus Anda lakukan. Pengaturan waktu sebaiknya disusun sedemikian sehingga ada waktu cukup untuk mengerjakan tugas-tugas Anda.

Anda juga perlu memprioritaskan tugas-tugas yang penting dan mudah menurut Anda. Dengan begitu, Anda terpacu untuk segera menyelesaikannya dan berlanjut ke tugas lainnya yang lebih sulit.

Berikan Penghargaan kepada Diri Anda

Sekali pun bukanlah faktor yang paling penting dalam memotivasi diri Anda, penghargaan merupakan faktor yang membantu Anda terdorong untuk segera menyelesaikan tugas Anda. Penghargaan dapat mengalihkan perhatian Anda dari kecemasan dan perasaan khawatir kalau-kalau hasil kerja Anda mengecewakan.

Saat Anda merencanakan bahwa Anda akan memberi penghargaan pada diri Anda sendiri manakala Anda berhasil menyelesaikan pekerjaan Anda, perhatian Anda niscaya teralih dari yang tadinya Anda terlalu fokus terhadap hasil (takut hasilnya mengecewakan) ke bentuk penghargaan yang akan Anda berikan kepada diri Anda sendiri.

Mungkin, Anda akan membayangkan akhir pekan yang menyenangkan bersama keluarga Anda; bertamasya ke tempat wisata yang indah, berenang bersama keluarga, menonton, makan di restoran, atau barangkali melakukan hobi bersama teman Anda.

Nah, bayangan-bayangan akhir pekan yang menyenangkan itu niscaya mendorong Anda untuk segera menyelesaikan pekerjaan Anda. Pikiran bawah sadar Anda akan terdorong untuk berpikir, “Kalau tugas ini tidak selesai hari ini, maka liburan bersama keluarga terancam batal karena saya harus lembur di akhir pekan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.” Walhasil, pikiran Anda pun terdorong untuk segera menyelesaikan tugas Anda.

Lakukan hingga Selesai dan Perbaiki

Mungkin, di tengah-tengah mengerjakan tugas, muncul keinginan di dalam diri Anda untuk berisitirahat sejenak. Mungkin Anda ingin mengobrol dengan teman, mendengarkan musik, atau barangkali Anda ingin membuka email, mengirim SMS, membuka media sosial, atau kegiatan lainnya.

Dengan kesadaran (self-awarness) Anda, kendalikan diri Anda untuk tidak melakukan hal-hal di atas sebelum tugas Anda selesai. Setel timer untuk membatasi waktu kerja Anda. Misalkan, untuk mengerjakan tugas A, setel timer selama 2 jam. Lakukan tugas Anda dalam waktu 2 jam itu. Biarkan jika ada satu dua kesalahan dalam mengerjakan tugas Anda.

Setelah tugas Anda selesai, luangkan waktu untuk meneliti kembali hasil kerja Anda. Perbaiki kesalahan-kesalahan yang tadi Anda lakukan.

Cara ini (mengatur timer) sangat efektif untuk mempersingkat kerja kita, juga untuk mengalihkan perhatian kita dari gangguan seperti media sosial, email, telepon, SMS, dan musik. Selain itu, cara ini juga sangat ampuh untuk mengalihkan perhatian kita dari keinginan untuk menunda-nunda pekerjaan.

Salah satu hambatan besar dalam meraih kesuksesan yaitu kebiasaan menunda-nunda. Kebiasaan ini merupakan cermin psikologis dan biologis kita. Secara psikologis, pikiran bawah sadar kita terus-menerus merasa takut dan was-was dengan hasil kerja kita. Dan, oleh karena itu, ia mengajak kita untuk menunda pekerjaan kita. Sementara itu, secara biologis, pikiran bawah sadar kita memang tidak tertarik dengan tugas-tugas yang berat yang melibatkan keputusan, analisis, usaha, dan tanggung jawab. Ia selalu mengajak kita untuk melakukan aktivitas yang santai, yang tidak memerlukan usaha dan tanggung jawab.

Seperti yang saya jelaskan sebelum-sebelumnya, kunci untuk melenyapkan kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan menunda-nunda yaitu KESADARAN. Sadari apa pun pikiran yang ada di dalam benak kita. Sadari jika pikiran-pikiran itulah yang mendorong kita untuk melakukan kebiasaan buruk. Saat kita sadar, kita dapat mengontrol diri kita. Kita dapat menyangkal pikiran-pikiran itu. Dan, kita juga dapat melakukan apa pun yang perlu dilakukan untuk melenyapkan kebiasaan buruk kita.

Nah, sekarang, sudahkah Anda sadar? Ayuk, berikan komentar J

Benner-4.pnj


Rina Ulwia

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

Leave a Reply

Close Menu