Ini Dia Alasan Mengejutkan Mengapa Diet Gagal!
Diet Anda sering gagal?
“Iya. Kemarin sudah sempat turun 3 kilo. Eh, sekarang naik lagi dan naiknya tambah banyak. Kaya yoyo jadinya! Naik-turun, naik-turun,” begitu jawab Anda.
Wow!! Heheheh.
Anda tahu mengapa bisa begitu?
Mmm, sebentar-sebentar! Biar penulis tebak. Pasti, Anda tidak tahan, ya, sama makanan yang enak-enak? Pasti Anda tidak tahan godaan cokelat, gorengan, dan makanan enak lainnya. Ya, kan?
Hayoooo, ngakuuuuu.
Memang, salah satu sebab diet gagal terus yaitu godaan dalam bentuk makanan. Baaaaanyak sekali orang yang tidak dapat mengontrol diri kalau sudah lihat makanan lezat. Lihat gorengan yang hangat dan krenyes-krenyes, kue cokelat yang yummy.. hmmm, rasanya ingin langsung melahapnya habis!
Bagaimana dengan Anda? Anda juga seperti itu?
Jika ya, artinya Anda tidak dapat mengontrol diri Anda.
Tetapi, mengapa Anda tidak dapat mengontrol diri? Mengapa Anda gampang tergoda makanan penyebab Anda gendut?
Ada satu sebab mengejutkan mengapa Anda sukar mengontrol diri saat melihat makanan enak.
Apa itu?
Untuk menjawabnya, yuk, simak penjelasan berikut.
Sisi Negatif Menahan Diri
Apakah Anda sering menahan emosi? Apakah Anda juga sering memaksa diri untuk bersikap tenang? Apakah Anda sering bersabar saat menghadapi masalah?
Sikap-sikap di atas memang baik. Bersabar ketika orang lain mengganggu kita, bersabar ketika amarah membuncah, dan menahan emosi terkadang diperlukan untuk menjaga hubungan dengan orang lain. Demikian juga, menahan diri untuk tidak mengeluh ketika menghadapi masalah juga diperlukan.
Tetapi, tahukah Anda, ada dua sisi buruk dari menahan diri?
Dalam artikel yang berjudul Cara Cepat Mengendalikan Emosi di Kantor, penulis menjelaskan, kebiasaan menahan emosi dapat menyebabkan Anda terserang penyakit jantung, gagal ginjal, dan kanker. Dalam artikel itu, dijelaskan, para pakar dari Universitas Jena menemukan bahwa ketika emosi ditahan, denyut jantung meningkat. Hal itu membuat tekanan darah ikut meningkat. Nah, jika hal itu sering terjadi, lama-kelamaan bisa berubah menjadi penyakit.
Selain menyebabkan penyakit, menahan emosi juga dapat membuat Anda kehilangan stok kontrol diri Anda!
Ketika menahan emosi, bersabar, dan memaksa diri bersikap tenang, sebenarnya Anda menggunakan kontrol diri untuk mengendalikan diri Anda. Ketika menahan emosi, Anda mengontrol diri Anda untuk tidak meluapkannya. Ketika bersabar saat menghadapi masalah, Anda juga mengontrol diri Anda untuk tidak mengeluh. Ketika memaksa diri untuk bersikap tenang, sebenarnya Anda juga menggunakan kontrol diri untuk melakukannya.
Hal itu membuat stok kontrol diri Anda cepat habis!
Dalam psikologi, habisnya stok kontrol diri ini disebut ego depletion. Menurut pakar psikologi Roy Baumister, kontrol diri merupakan sejenis energi tubuh. Energi dalam tubuh kita bisa habisa ketika terus digunakan. Demikian juga dengan kontrol diri. Lama-kelamaan, ia habis jika terus-menerus digunakan.
Lalu, apa akibatnya jika stok kontrol diri Anda habis? Akibatnya, Anda tidak dapat mengontrol diri Anda saat berhadapan dengan makanan yang enak. Anda tidak dapat menahan diri Anda untuk tidak melahapnya habis.
Daaaan, itu artinya, diet Anda gagal!
That’s the point!
Poin dari penjelasan di atas adalah: alasan mengejutkan mengapa diet gagal yaitu habisnya stok kontrol diri Anda karena Anda menggunakannya untuk menahan emosi.
Ini sebagaimana dijelaskan oleh Daniel Kahneman dalam bukunya yang berjudul Think, Fast and Slow.
“The list of situations and tasks that are now known to deplete self-control is long and vaired. All involve conflict and the need to surpress a natural tendency. They include: … inhibiting the emotional response to a stirring film,… respond kindly to a partner’s bad behavior, interacting with a person of a different race (for prejudice individuals). The list of indications of depletion is also highly diverse: Deviating from ones diet, overspending on impulsive purchases, reacting aggresively to provocation, persisting less time in a handgrip task….”
-Daniel Kahneman, dalam Think, Fast and Slow
Dalam kutipan di atas, Kahneman menjelaskan, ada banyak aktivitas atau sikap yang dapat menghabiskan stok kontrol diri. Tetapi, yang pasti, kebanyakan aktivitas/sikap itu “involve conflict and the need to surpress a natural tendency,” meliputi konflik dan kebutuhan untuk menekan kecenderungan alami.
Contoh, Anda sedang bekerja. Tetapi, anak buah Anda berisik, mengobrol di sela-sela kerja. Akibatnya, konsentrasi Anda pun terganggu.
Reaksi alami Anda menghadapi hal itu adalah marah, membentak mereka. Tetapi, agar tidak terjadi konflik, Anda pun menahan reaksi alami itu. Anda menundukkan amarah Anda. Dan, untuk menundukkan amarah itu, Anda menggunakan kontrol diri Anda.
Contoh lain, Anda sedang menghadapi masalah pelik. Masalah itu sangat sukar diselesaikan. Menghadapi masalah itu, reaksi alami Anda adalah mengeluh. Tetapi, karena Anda tahu mengeluh tidak baik, Anda pun menahan diri untuk tidak mengeluh. Nah, untuk menahan diri tidak mengeluh, Anda menggunakan kontrol diri Anda.
Jika hal di atas terjadi terus-menerus, maka cepat atau lambat stok kontrol diri Anda habis. Saat stok kontrol diri Anda habis, maka Anda tidak dapat mengontrol diri Anda. Anda tidak dapat mengendalikan diri Anda untuk tidak melakukan kebiasaan buruk. Singkatnya, saat kontrol diri habis, perilaku Anda tidak lagi dikendalikan oleh kontrol diri itu, melainkan oleh insting/reaksi alami Anda.
Menjumpai makanan yang enak dan menggoda, reaksi alami Anda adalah mengambil dan menyantapnya. Karena, Anda pecinta kuliner yang ulung. Tetapi, demi diet, Anda dapat mengerahkan kontrol diri Anda untuk menahan godaan itu. Namun, apabila kontrol diri Anda habis, maka Anda kesulitan menahan godaan itu. Anda niscaya terjerumus pada reaksi alami Anda: mengambil dan menyantapnya hingga tak bersisa! Anda “deviate from your diet,” menyimpang dari pola makan Anda. Jika pola makan Anda untuk diet adalah menghindari makanan mengandung lemak dan karbohidrat tinggi, maka saat stok kontrol diri Anda habis, Anda bisa merusak pola makan sehat itu. Anda bisa mengacaukan pola makan itu dengan menyantap gorengan, cokelat, dan es krim tanpa kontrol.
Sekarang, pertanyaannya, bagaimana cara mengantisipasi agar diet tidak gagal?
Caranya, dengan mengatur penggunaan kontrol diri Anda. Anda perlu menggunakan kontrol diri Anda secara efektif agar tidak cepat habis.
Mengatur Stok Kontrol Diri untuk Mengantisipasi Diet Gagal
Bagaimana cara mengatur kontrol diri supaya tidak cepat habis? Jika tadi dijelaskan bahwa menahan emosi, memaksa diri bersikap tenang, dan bersabar dapat menghabiskan stok kontrol diri Anda, maka Anda perlu membebaskan emosi Anda. Anda perlu melepaskan emosi Anda ketika Anda menjumpai masalah yang membuat Anda marah. Anda juga perlu melampiaskan emosi Anda dengan mengeluh.
Mungkin Anda bertanya, “Marah dan mengeluh, kan, tidak baik?”
Yup! Memang, marah, melampiaskan emosi, dan mengeluh tidaklah baik. Kendat begitu, meluapkan emosi sebenarnya sehat. Selain itu, Anda bisa berhemat kontrol diri.
Agar amarah tidak merusak hubungan Anda dengan orang lain, Anda dapat melampiaskannya di tempat sepi. Anda dapat meluapkan kemarahan di kamar mandi, misalnya. Anda juga dapat berteriak sekencang-kencangnya di pantai untuk melampiaskan emosi.
Selain itu, Anda perlu bersikap jujur pada diri Anda dan orang lain. Jika Anda tidak suka perilaku orang lain, katakan dengan jujur. Jangan pendam ketidaksukaan itu dalam hati. Sejatinya, ketika Anda memendam ketidaksukaan/ketidaksetujuan, Anda menggunakan kontrol diri Anda untuk melakukannya. Berhentilah berpura-pura. Jadilah diri Anda sendiri.
Mengenai mengeluh saat menjumpai masalah, Anda dapat mengeluh dengan produktif. Bagaimana cara mengeluh dengan produktif sudah penulis jelaskan dalam artikel yang berjudul Bagaimana agar Mengeluh Menjadi Kebiasaan yang Produktif?
Dengan Anda membebaskan emosi Anda, Anda berhemat stok kontrol diri. Selain itu, Anda pun jadi lebih sehat dan lebih bisa menjadi diri Anda sendiri. Dan, yang terpenting, Anda dapat menggunakan kontrol diri Anda untuk tujuan diet: untuk menahan rayuan kuliner yang menggoda.
Demikian alasan mengejutkan mengapa diet gagal. Semoga, artikel di atas memberikan informasi yang bermanfaat bagi Anda.
Baca juga:
Kurang Motivasi Diet? Yuk, Coba Strategi Berikut Ini!