Halo, Bunda…. Bagaimana kabar anak Anda? Wah, dia sudah beranjak remaja, ya? Turut senang mendengarnya.
Lantas, bagaimana dengan perkembangannya? Apa??! Semakin hari, dia semakin sering mengurung diri di kamar dan jarang mengobrol dengan Anda? Kok bisa?
Hmmm, salah satu sebab anak remaja suka mengurung diri di kamar adalah mereka kencanduan gadget. Mereka mengurung di kamar lantaran menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain game, SMS dengan teman, bergaul di media sosial, dan sibuk berfoto selfie.
Hal itu tentu membawa banyak dampak buruk bagi si anak.
Apa saja dampak negatif gadget bagi anak Anda? Berikut ini uraiannya.
Dampak Negatif Gadget bagi Anak
Dampak negatif gadget bagi anak antara lain Anak jadi kurang bersosialisasi dengan keluarga dan lingkungan sekitar; Kesehatan mata anak terganggu lantaran berjam-jam berada di depan layar.
Bahkan, dalam sebuah artikel yang berjudul Positive and Negatif Impact of Electronic Devices and Gadget to Children, yang dimuat di dalam situs hubpages.com, dijelaskan bahwa kecanduan gadget dapat menjadikan anak agresif, terutama jika kecanduan sang anak terwujud dalam kecanduan bermain game bertema kekerasan (tembak-tembakan, berkelahi).
Selain itu, gadget juga mengganggu konsentrasi sang anak. Terlalu sering berselancar di internet, aktif dalam berbagai media sosial dalam waktu bersamaan (misalnya, sembari ber-chatting di BBM, sesekali mengecek status teman di FB, berkirim pesan di Line) melemahkan konsentrasi anak. Anak menjadi kesulitan fokus saat belajar.
Fisik anak juga jauh lebih lemah dibanding anak-anak yang tumbuh pada generasi sebelum gadget marak beredar. Ini sebagaimana yang dijelaskan dalam artikel yang berjudul Children Growing Weaker as Computers Replace Outdoor Activity, yang termuat dalam situs theguardian.com.
“Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah itu jika saya sering tidak di rumah lantaran harus kerja?” Mungkin demikian tanya Anda. Yup! Kendala yang Anda hadapi berkaitan dengan kecanduan anak pada gadget yaitu Anda tidak bisa mengawasi aktivitas anak Anda di rumah lantaran Anda harus bekerja seharian.
Namun demikian, tidak perlu berkecil hati, Bunda. Ada cara ampuh yang dapat Anda tempuh untuk mengurangi kecanduan gadget pada anak Anda yang sudah menginjak masa remaja.
Penasaran? Yuk, langsung saja kita simak uraian lengkapnya berikut ini.
Mengatasi Anak Kecanduan Gadget dengan Kegiatan Ekstrakurikuler
Masih ingat dulu saat anak Anda masih kecil? Bagaimana Anda menjaga anak Anda saat Anda harus bekerja di kantor setiap hari? Anda menitipkannya di tempat penitipan anak, bukan? Di tempat itu, selain anak terjaga, ia juga belajar berbagai macam hal bersama teman-temannya.
Nah, sekarang, saat ia sudah menginjak usia remaja, Anda pun dapat menjaga anak Anda sekalipun Anda harus bekerja di kantor. Sebagaimana dulu Anda menitipkan anak Anda di tempat penitipan anak, sekarang Anda dapat menitipkan anak Anda kepada pihak lain.
“Haaaah, menitipkan anak pada pihak lain?? Gimana caranya??”
Caranya mudah, kok, Bunda. Anda dapat mengikutsertakan anak Anda pada kegiatan ekstrakurikuler atau les di luar rumah. Dengan begitu, selain perhatian anak dialihkan dari gadget, anak juga bisa mempelajari keterampilan baru dan menemukan minat dan bakatnya.
Pertanyaannya, bagaimana jika anak tidak berkeinginan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau les?
Ada beberapa cara yang dapat Anda tempuh untuk membujuk anak Anda agar bersedia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau les di luar rumah.
Istimewakan Kegiatan Anak di Luar rumah
Agar anak bersedia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau les di luar rumah, ikut sertakan diri Anda pada kegiatan itu. Artinya, sesekali sempatkan diri untuk mengantar anak di tempat les. Anda dapat mengantar mereka pada hari libur jika di hari-hari biasa Anda harus bekerja.
Dengan terlibat dalam kegiatan mereka, akan timbul perasaan dalam diri anak betapa Anda sangat memperhatikannya.
Buatlah kegiatan anak di luar rumah sebagai kegiatan yang istimewa dan penting bagi diri Anda. Dengan begitu, anak pun bersemangat untuk mengikuti kegiatan itu. Logikanya, coba bandingkan kedua hal berikut:
Anda menyepelekan kegiatan ekstrakurikuler si anak, menganggapnya tidak lebih penting dari kegiatan belajar di sekolah.
Atau
Anda menganggap kegiatan ekstrakurikuler si anak sebagai kegiatan yang penting dan istimewa bagi Anda.
Di antara dua sikap di atas, kira-kira, mana yang dapat membuat anak bersemangat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler? Tentu, sikap yang kedua, bukan?
Membandingkan
Selain itu, Anda dapat membujuk anak untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan berbicara padanya. Ajak anak untuk membandingkan dua hal, yakni menghabiskan waktu di rumah untuk bermain gadget atau ikut kegiatan ekstrakurikuler di luar rumah.
Sampaikan kepadanya berbagai macam dampak negatif positif dan dampak negatif kecanduan gadget serta dampak negatif dan dampak positif kegiatan ekstrakurikuler. Ajak anak untuk membandingkan dampak keduanya.
Katakan kepada anak bahwa dengan menghabiskan waktu untuk bermain gadget, ia hanya mendapatkan manfaat jangka pendek yaitu kesenangan. Sementara itu, dengan menghabiskan waktu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau les, anak mendapatkan manfaat jangka pendek dan jangka panjang.
Manfaat jangka pendeknya yaitu anak memiliki banyak teman, belajar keterampilan baru, melakukan aktivitas yang disukainya, tidak bosan.
Adapun manfaat jangka panjangnya antara lain anak pintar bersosialisasi, menguasai banyak skill, yang dapat bermanfaat kelak saat ia sudah dewasa, dan dipandang keren oleh teman-temannya lantaran pandai melakukan banyak hal.
Katakan kepada anak Anda, agar menarik di mata kawan lawan jenis, ia harus mempunyai nilai lebih. Nah, salah satu nilai lebih yang menarik perhatian kawan lawan jenis adalah kepandaian melakukan banyak hal. Dan, cara agar pandai melakukan banyak hal yaitu dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau les.
Mintalah anak Anda untuk membandingkan dua hal. Mana yang lebih menarik, anak yang pandai bermain piano, basket, karate, menggambar atau anak yang tidak punya keahlian apa-apa. Tentu kawan-kawan lawan jenisnya akan lebih tertarik pada anak yang memiliki berbagai keahlian.
Mengembangkan bakat
Cara selanjutnya, tunjukkan bahwa Anda sangat peduli terhadap bakat anak. Seorang anak akan sangat gembira manakala orangtua menganggap bakat anak sangat penting. Sebaliknya, mereka akan sangat kecewa dan tidak bersemangat untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler apabila orangtua setengah hati mendukungnya.
Katakan kepada anak bahwa Anda berkomitmen untuk mengembangkan bakatnya dengan mengikutsertakannya dalam kegiatan ekstrakurikuler. Katakan bahwa Anda akan sangat bangga manakala dia dapat mengembangkan bakatnya hingga menjadi ahli.
Dukungan ini sangat penting agar anak merasa diistimewakan, dicintai, dan disayang.
Selain itu, katakan pula pada anak bahwa bakat dan potensinya harus dikembangkan lewat kegiatan ekstrakurikuler. Jika ia hanya menghabiskan waktu untuk bermain gadget, maka bakat dan potensinya lama kelamaan mati.
Mengetahui minat
Cara terakhir, ceritakan pada anak kisah orang-orang yang menyesal di masa dewasanya karena bekerja dalam bidang yang tidak sesuai dengan minat mereka.
Salah satu penyebab mereka bekerja di bidang yang tidak mereka minati yaitu lantaran mereka tidak pernah mencari tahu apa minat mereka. Mereka hanya menjalani hidup apa adanya. Mereka memilih jurusan di perguruan tinggi hanya berdasarkan prospek karir di masa depan, bukan berdasarkan minat.
Nah, mintalah anak Anda untuk membayangkan bagaimana kelak mereka di masa depan. Akankah mereka bekerja sesuai dengan minat mereka? Atau, akankah mereka menyesal karena bekerja di bidang yang tidak mereka minati.
Katakan kepada anak Anda bahwa dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sekarang, dia akan menjelajahi banyak pengalaman, dari menajajal keterampilan bela diri, komputer, desain, seni lukis, seni musik, olahraga, dan sebagainya. Penjelajahan itu memungkinkannya mengetahui apa yang ia sukai dan apa yang tidak ia sukai. Penjelajahan itu membuatnya tahu apa bakat dan minatnya. Dengan begitu, ia dapat menekuni minat itu hingga kelak saat dia sudah dewasa.
Jadi, mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menghindarkannya dari penyesalan di hari depan.
Monitoring
Nah, setelah menyimak beberapa cara di atas, lantas apa lagi tugas Anda? Anda masih memiliki satu tugas lagi agar anak Anda bertahan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Tugas apa itu? Monitoring. Awasi kegiatan anak Anda dengan cara terus menanyakan kegiatannya di tempat les. Apa saja yang ia pelajari. Bagaimana pergaulan dengan teman-teman dan guru lesnya. Intinya, ajaklah ia membahas kegiatan itu saat ia tiba di rumah (di malam hari).
Yang perlu Anda perhatikan, tidak perlu menuntut anak untuk sukses dalam kegiatan itu. Tujuan Anda mengikutsertakannya dalam kegiatan esktrakurikuler bukanlah semata-mata agar anak menjadi ahli dalam bidang yang ia tekuni, tetapi untuk mengalihkan perhatiannya dari gadget.
Nah, dari obrolan Anda dengannya tentang kegiatan ekstrakurikulernya, Anda tahu bahwa ia tidak pernah absen dari kegiatan itu.
Demikian beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk membujuk anak Anda berhenti bermain gadget dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler atau les.
Setelah menyimak uraian di atas, bagaimana pendapat Anda? Setujukah Anda bahwa kegiatan ekstrakurikuler dapat mengalihkan perhatian anak dari gadget?
Baca juga:
Anak Malas Belajar? Apa Penyebab dan Solusinya?
Apa Bekal Terpenting bagi Masa Depan Anak Anda?
Figur Seperti Apa yang Patut Dijadikan Role Model bagi Anak Anda?