Anda sedang mencari cara mengatur waktu dengan baik?
Jika ya, mengapa? Apa tujuannya?
“Saya rasa semakin hari waktu semakin pendek, sedangkan saya harus melakukan banyak hal. Sebenarnya, saya bukan orang yang supersibuk. Tetapi, rasanya waktu cepat habis. Rasanya banyak sekali yang harus saya kerjakan. Kerja saya kurang efisien. Saya pikir, ini pasti karena saya tidak bisa mengatur waktu.”
Hmm, jawaban yang masuk akal!
Anda ingin mencari tahu cara mengatur waktu dengan baik lantaran Anda merasa Anda tidak dapat mengatur waktu.
Tetapi, sebelum membuang-buang waktu untuk mencari cara mengatur waktu, coba Anda renungkan sejenak, waktu merupakan sumber yang terbatas! Setiap orang memiliki waktu yang sama, yaitu 24 jam dalam sehari. Bagaimana pun juga Anda mengatur waktu, seefektif apa pun Anda mengaturnya, hasilnya tetap sama, waktu Anda tetap 24 jam.
Dengan mengatur waktu, tidak lantas jumlahnya bertambah banyak. Jadi, bagaimana pun Anda mengaturnya, semakin banyak aktivitas yang Anda lakukan, maka semakin sedikit waktu yang tersedia untuk masing-masing aktivitas itu.
Kok bisa?
Karena, Anda harus membagi 24 jam dengan jumlah aktivitas Anda dalam sehari.
“Kalau bukan waktu yang jadi masalah, lalu apa masalahnya?” demikian tanya Anda.
Ingin tahu letak masalahnya? Penasaran? Simak penjelasan berikut ini.
Masalahnya adalah Cara Mengatur Energi, bukan Cara Mengatur Waktu!
Sebenarnya, apa yang membuat waktu terasa singkat adalah tidak efektifnya manajemen energi, bukan manajemen waktu. Ketika Anda kekurangan energi, Anda menjadi lebih lamban.
Tidak percaya?
Coba bayangkan, di hari minggu, Anda mengikuti lomba lari tingkat RT. Sebelum lomba dimulai, Anda tidak sarapan. Perut Anda kosong. Sebaliknya, lawan-lawan Anda mempersiapkan diri dengan sarapan.
Bayangkanlah kira-kira apa yang terjadi.
Ketika lomba berlangsung, karena kurang energi, gerak Anda menjadi lamban! Sebaliknya, lawan Anda yang sudah sarapan terlebih dulu berlari lebih cepat.
Mengapa?
Karena, mereka memiliki cukup energi untuk berlari.
Contoh lain, bayangkan kecepatan sepeda motor. Sepeda motor berkapasitas bahan bakar 110cc lebih lamban dibanding sepeda motor dengan kapasitas bahan bakar 200cc.
Mengapa?
Semakin banyak penggunaan bahan bakar, semakin besar energi yang digunakan, semakin cepat larinya. Sebaliknya, semakin sedikit penggunaan bahan bakar, semakin kecil energi yang digunakan, maka semakin lambat pula kecepatannya.
Dari dua contoh di atas, dapat dismipulkan: Semakin besar energi yang digunakan, semakin cepat poses kerja berlangsung. Atau, semakin besar energi, semakin berkualitas kerja yang Anda lakukan.
Dalam konteks mesin pabrik, semakin besar energi listrik yang digunakan, semakin cepat mesin bergerak, maka semakin banyak barang yang diproduksi.
Jadi, sekali lagi, KUNCINYA ada pada ENERGI, bukan waktu. Semakin besar energi yang Anda miliki, semakin cepat/efisien kerja Anda. Semakin efisien kerja Anda, semakin cepat tugas selesai dan Anda pun dapat beranjak pada tugas lainnya. Akhirnya, sekali pun waktu yang Anda punya singkat, Anda tetap dapat memanfaatkannya untuk menjalani aktivitas yang padat.
Pertanyaannya, bagaimana cara mengatur energi dengan efektif?
Dalam artikel ini, penulis akan memaparkan beberapa tips mengatur energi sedemikian sehingga Anda dapat mengalokasikannya dengan tepat, sesuai kebutuhan Anda.
Akan tetapi, sebelum beranjak pada tips tersebut, mari kita urai dulu beberapa prinsip energi dalam diri Anda. Tips yang akan penulis paparkan didasarkan pada prinsip-prinsip tersebut.
Prinsip-Prinsip Energi dalam Tubuh Anda
Agar dapat memanfaatkan energi dengan efektif, Anda perlu mengetahui beberapa prinsip energi. Bertolak dari prinsip-prinsip itu, Anda dapat menyusun strategi untuk mengatur alokasi energi dalam tubuh Anda sesuai dengan kepentingan Anda.
Lantas, apa saja prinsip energi yang perlu Anda ketahui?
1. Sumber energi
Tidak seperti mesin yang hanya membutuhkan energi listrik untuk mengaktifkannya, Anda membutuhkan 4 macam energi dalam tubuh Anda. Kurangnya asupan salah satu dari 4 energi tersebut membuat performa Anda menurun.
Apa saja 4 macam energi dalam tubuh Anda?
Energi fisik
Energi fisik menyatakan seberapa kuat fisik Anda. Untuk mengukur besarnya energi fisik dalam diri Anda, tanyakan pada diri Anda sendiri seberapa kuat fisik Anda.
Energi fisik diperoleh dari makanan, olahraga, dan istirahat.
Energi emosional
Energi emosional menyatakan seberapa bahagia Anda, bagaimana suasana hati Anda. Untuk mengukur besarnya energi emosional, tanyakan pada diri Anda sendiri bagaimana perasaan Anda, positif atau negatif.
Ketika Anda memiliki energi emosional yang tinggi, Anda dilingkupi perasaan yang positif. Sebaliknya, ketika Anda memiliki energi emosional yang rendah, Anda dilingkupi perasaan yang negatif.
Sumber energi emosional antara lain peristiwa yang menyenangkan dan orang-orang yang positif.
Energi mental
Energi mental menyatakan seberapa dalam konsentrasi Anda. Ia juga menyatakan seberapa besar Anda mencurahkan perhatian untuk satu hal, berapa lama Anda mampu berfokus pada satu hal.
Untuk mengukur besarnya energi mental, tanyakan pada diri Anda sendiri berapa dalam konsentrasi Anda. Atau, berapa lama Anda mampu berkonsentrasi pada satu hal. Bagaimana fokus Anda, apakah Anda dapat mengatur fokus dengan baik?
Anda dapat meningkatkan energi mental dengan meditasi.
Energi spiritual
Energi spiritual menyatakan bagaimana Anda memaknai hidup Anda, apa nilai-nilai kehidupan yang Anda junjung tinggi.
Untuk mengukur berapa besar energi spiritual Anda, tanyakan sudahkah Anda memiliki tujuan hidup yang jelas, apakah setiap langkah Anda didasari oleh sebuah tujuan yang jelas.
2. Jumlah energi
Energi dalam tubuh Anda dapat habis jika terus-menerus dipakai, non-stop. Demikian sebaliknya, jika energi dalam tubuh Anda tidak digunakan, maka ia pun akan melenyap dengan sendirinya.
Oleh karena itu, daripada tidak melakukan apa-apa, lebih baik Anda menggunakannya. Use it or lose it.
Lantas, bagaimana agar energi yang Anda gunakan tidak habis?
Anda harus mengisinya pasokannya kembali. Anda harus me-recharge-nya. Caranya, gunakan energi secukupnya dan lalu beristirahat untuk me-recharge-nya.
3. Kapasitas energi
Selain dapat habis dan dapat di-recharge, ternyata kapasitas energi dapat ditingkatkan!
Bagaimana caranya?
Anda harus melatihnya.
Energi ibarat kekuatan tangan kiri Anda. Bayangkan tangan kiri Anda yang jarang digunakan. Coba angkat beban berat dengan tangan kiri Anda. Penulis jamin, Anda tidak akan bisa melakukannya. Kalau pun Anda memaksa diri, risikonya bisa fatal! Pergelangan tangan kiri Anda bisa terkilir.
Apa artinya itu?
Artinya, kapasitas energi/kekuatan di tangan kiri Anda sangat kecil.
Mengapa bisa begitu?
Karena, Anda jaaaaaaarang sekali menggunakannya. Bandingkan kekuatannya dengan tangan kanan Anda yang Anda gunakan setiap hari. Tentu, tangan kanan Anda jaaaaauh lebih kuat, bukan?
Ini artinya, untuk meningkatkan kekuatan tangan Anda, Anda perlu melatihnya setiap hari. Latihlah tangan kiri Anda dengan cara menggunakannya untuk melakukan aktivitas setiap hari. Paksakan ia untuk mengangkat beban yang berat (baginya). Dengan begitu, lama-kelamaan, ia terbiasa dengan beban tersebut. Dan, jangan lupa, setelah latihan, istirahatlah sejenak untuk memulihkan tenaganya.
Nah, sebagaimana tangan Anda, energi dalam tubuh Anda pun demikian. kapastitasnya berkurang drastis jika Anda tidak melatihnya. Sebaliknya, kapasitasnya akan bertambah jika Anda terus melatihnya.
Bagaimana cara melatihnya?
Dalam buku yang berjudul The Power of Full Engagement, Jim Loehr dan Tony Schwartz menjelaskan, untuk melatih energi, kita harus memaparkannya pada stres/beban yang melebihi kapasitasnya.
Contohnya seperti meningkatkan kapasitas kekuatan tangan kiri. Untuk meningkatkan kekuatan tangan kiri, Anda perlu melatihnya dengan mengangkat beban yang menurut tangan kiri Anda berat. Selanjutnya, setelah latihan angkat beban, istirahatkan tangan kiri Anda.
Sama halnya, untuk meningkatkan kapasitas energi Anda (baik energi fisik, emosional, maupun mental dan spiritual), Anda perlu melatihnya dengan memaparkannya pada beban yang menurut energi Anda berat. Selanjutnya, beristirahatlah untuk me-recharge-nya.
Dengan begitu, lama-kelamaannya, kekuatan/kapasitasnya bertambah.
Setelah kapasitasnya bertambah, Anda dapat kembali menambahnya dengan cara yang sama.
Jadi, untuk menambah kapasitas energi Anda, Anda dapat memaparkannya pada beban yang berat dan lalu mengistirahatkannya untuk me-recharge-nya.
3. Tujuan dan Energi
Selain dapat ditingkatkan dengan latihan, ternyata, energi dapat ditingkatkan pula dengan tujuan. Apabila Anda tahu secara jelas tujuan Anda dalam bekerja, niscaya energi untuk melakukannya besar. Sebaliknya, apabila Anda tidak tahu pasti tujuan Anda, niscaya Anda kehilangan energi untuk melakukannya.
Nah, setelah mengetahui prinsip-prinsip di atas, sekarang saatnya mengatur energi Anda sedemikian sehingga Anda mengalokasikannya dengan tepat.
Bagaimana caranya?
Berikut ini beberapa tips mengatur energi dengan efektif.
Tips Mengatur Energi agar Kerja Lebih Efisien
Bagaimana cara mengatur energi sedemikian sehingga Anda dapat mengalokasikannya dengan efektif untuk tujuan Anda?
1. Rumuskan tujuan
Karena tujuan meningkatkan kapasitas energi Anda, rumuskan tujuan dari setiap aktivitas yang Anda lakukan.
Renungkanlah apa tujuan Anda yang terdalam, apa core value Anda. Kerjakan aktivitas Anda berdasarkan tujuan itu. Jalani hari-hari Anda sesuai dengan tujuan tersebut. Lakukan aktivitas Anda demi tercapainya tujuan Anda.
Dengan tujuan yang jelas, penulis jamin, Anda terdorong untuk melakukan pekerjaan Anda. Seberat apa pun pekerjaan Anda, niscaya Anda tetap termotivasi untuk melakukannya.
3. Bangun pola makan yang sehat
Untuk menjaga asupan energi fisik dan mental, bangunlah pola makan yang sehat.
Mulailah hari Anda dengan sarapan. Seringkali, kita jumpai orang yang melewatkan sarapan. Banyak alasan yang diberikan seperti mual kalau makan pagi, eneg, atau tidak sempat.
Padahal, sarapan saaaangat penting perannya. Ia memberikan asupan energi fisik dan mental kepada Anda. Ketika Anda lapar, bukan hanya perut Anda yang keroncongan. Otak Anda pun ikut keroncongan. Tanpa asupan energi, otak tidak dapat berkonsentrasi dalam berpikir. Bahkan, Anda dapat mengalami sakit kepala.
Selain sarapan, hindari konsumsi kafein berlebihan.
Mengapa? Kafein membuat tubuh Anda lemas. Ia membuat energi Anda terkuras.
3. Latih energi Anda
Tingkatkan kapasitas energi Anda dengan cara terus melatihnya. Semakin tinggi kapasitas energi Anda, semakin besar energi yang Anda miliki, maka kerja pun semakin efisien.
Untuk melatih energi fisik, lakukan olahraga secara rutin. Paparkan fisik Anda pada beban yang menurutnya berat. contoh, awalnya, untuk berlari sejauh 100 meter merupakan hal yang berat bagi Anda. untuk meningkatkan kapasitas energi fisik Anda, lakukan lari sejauh 100 meter sebanyak yang Anda mampu. Selanjutnya, beristirahatlah untuk me-recharge energi Anda.
Hari berikutnya, apabila fisik Anda sudah lebih kuat, tambah jarak lari dan beristirahat setelah melakukan latihan.
Untuk melatih energi emosional, Anda dapat membiasakan diri Anda untuk bersyukur.
Mengapa bersyukur?
Karena, bersyukur dapat membuat perasaan Anda positif.
Sementara itu, untuk melatih energi mental, Anda dapat melakukan meditasi. Latih juga konsentrasi dan fokus Anda.
Dan, untuk melatih energi spiritual, terus evaluasi tujuan Anda. Secara berkala, renungkan core value Anda.
4. Bangun kebiasaan yang produktif
Selain membantu Anda dalam berkonsentrasi, energi mental juga membantu memaksa diri Anda untuk melakukan sesuatu yang berat.
Contoh, Anda saaaangat tidak suka olahraga. Tetapi, demi kesehatan, Anda sadar Anda harus melakukannya.
Nah, energi mental membantu memaksa Anda untuk melakukan olahraga, aktivitas yang tidak Anda sukai.
Ini artinya, energi mental membantu Anda berdisiplin. Semakin besar energi mental dalam diri Anda, semakin kuat disiplin diri Anda, maka semakin Anda mampu melakukan apa yang menurut Anda berat. Semakin besar energi mental dalam diri Anda, semakin kuat disiplin diri Anda, maka semakin Anda mampu menahan diri untuk melakukan apa yang tidak Anda kehendaki.
Tetapi, ada cara lain supaya Anda tidak merasa terbebani ketika melakukan sesuatu yang berat. Jadikan aktivitas yang berat itu sebagai kebiasaan. Biasakan diri Anda untuk melakukannya secara rutin.
Dengan begitu, lama-kelamaan Anda bisa melakukannya secara otomatis. Semakin otomatis sebuah aktivitas, semakin kecil energi yang dibutuhkan untuk melakukannya.
Ini artinya, Anda tidak perlu membuang energi Anda untuk melakukannya. Anda dapat berhemat energi untuk aktivitas lainnya.
Selain itu, semakin otomatis sebuah aktivitas, semakin mudah/ringan melakukannya, semakin kuat kemauan Anda untuk melakukannya. Sebaliknya, ketika sebuah aktivitas tidak otomatis, Anda merasa berat melakukannya. Butuh dorongan yang kuat untuk melakukannya. Akibatnya, kemauan untuk melakukannya semakin kecil.
Kesuksesan dapat dengan mudah diraih ketika hidup Anda dilingkupi kebiasaan yang produktif. Bayangkan, Anda terbiasa dengan pola makan yang sehat. Anda terbiasa makan makanan yang bergizi seperti sayuran, buah, dan daging.
Dengan kebiasaan itu, Anda memiliki asupan energi mental dan fisik yang besar. Akhirnya, dengan energi fisik dan mental yang besar, Anda dapat berkonsentrasi penuh dalam bekerja. Hasilnya, kerja Anda menjadi lebih efisien.
Bayangkan pula Anda terbiasa berolahraga rutin. Anda terbiasa mengawali hari Anda dengan berolahraga.
Dengan kebiasaan itu, Anda memiliki asupan energi fisik, mental, dan emosional yang besar. Akhirnya, dengan energi fisik, mental, dan emosional yang besar, Anda dapat berkonsentrasi penuh dalam bekerja. Hasilnya, kerja Anda jaaauh lebih efisien.
5. Lingkupi diri Anda dengan orang-orang yang positif
Agar asupan energi emosional Anda meningkat, lingkupi Anda dengan orang-orang yang positif. orang-orang yang positif membantu membentuk Anda menjadi pribadi yang optimis. Akhirnya, semakin optimis Anda, semakin besar energi emosional Anda. dan, semakin besar energi emosional Anda, semakin berkualitas kerja Anda.
6. Hindari multitasking
Agar energi mental tidak terkuras habis, hindari multitasking.
Mengapa?
Ketika Anda melakukan aktivitas secara multitasking, Anda mengerahkan energi mental Anda sedemikian sehingga Anda mampu melakukan aktivitas-aktivitas itu dengan baik. Hal itu membuat energi mental Anda cepat habis.
7. Rumuskan prioritas
Agar Anda dapat berkonsentrasi dengan mudah, rumuskan aktivitas yang menjadi prioritas Anda. Apa saja aktivitas yang menurut Anda penting? Lakukanlah hanya aktivitas-aktivitas itu dan tinggalkan aktivitas-aktivitas yang tidak penting atau yang membawa dampak negatif bagi Anda.
Dengan begitu, Anda bisa berhemat energi. Anda tidak mengerahkan banyak energi mental untuk memaksa diri Anda berkonsentrasi pada satu hal.
8. Jangan lupa, istirahat yang cukup
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, energi dapat habis jika terus-menerus digunakan. Nah, untuk itu, Anda perlu mengaturnya sedemikian sehingga Anda tidak menggunakannya secara non-stop.
Bagaimana caranya? Beristirahatlah di sela-sela aktivitas Anda. Biasakan untuk tidur siang. Tidur siang membantu memulihkan kejernihan otak Anda. Selain itu, ia juga membuat fisik Anda segar kembali.
Selain itu, hindari begadang. Tidurlah 8 jam setiap hari.
Demikian beberapa tips yang dpaat Anda lakukan untuk mengatur energi sedemikian sehingga kerja Anda lebih efisien. Semakin baik Anda mengatur energi, semakin besar energi yang Anda miliki, semakin efisien kerja Anda. Akhirnya, semakin efisien kerja, produktivitas Anda semakin meningkat.
Sumber:
The Power of Full Engagement karya Tony Schwartz dan Jim Loehr
Baca juga:
Bagaimana Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja? Terapkan Trik Ampuh Berikut Ini!
Meraih Sukses lewat Kebiasaan yang Produktif
5 Langkah Membuat Rencana yang Efektif