Mengapa Anda takut menghadapi tantangan?
Karena, hasilnya belum pasti, bukan? Anda tidak tahu apakah Anda mampu menghadapinya dengan sukses atau tidak. Hal itulah yang membuat Anda takut.
Anda takut menghadapi tantangan karena takut gagal. Jika Anda gagal, maka risikonya bisa bermacam-macam, dari kerugian finansial hingga rasa malu.
Manfaat Rasa Takut
Sebenarnya, rasa takut memiliki manfaat yang besar bagi kita, manusia. Dengan rasa takut, manusia bisa bertahan hidup. Ia bisa menghindar dari serangan pemangsa.
Dulu, manusia purba hidup berdampingan dengan pemangsa seperti harimau, singa, ular, dan buaya. Ketika mereka berjumpa para pemangsa itu, otak menerjemahkan binatang-binatang tersebut sebagai ancaman. Dan, karena diterjemahkan sebagai ancaman, maka muncul rasa takut, di mana rasa takut itu membangkitkan mekanisme fight or flight dalam otak mereka. Dengan mekanisme itu, mereka bereaksi terhadap sang pemangsa. Caranya, kalau tidak menyerang, ya lari.
Bayangkan apabila mereka tidak memiliki rasa takut terhadap para pemangsa itu, kira-kira, apa yang terjadi?
Mereka tidak tahu adanya pemangsa yang sedang mengintai nyawa mereka! Mereka tidak tahu bahwa singa-singa yang mereka temui hendak menjadikan mereka mangsa!
Akibat ketidaktahuan itu, mereka bisa menjadi korban sang pemangsa karena tidak siap melakukan perlawanan atau berlari.
Nah, begitulah kira-kira penjelasan bagaimana rasa takut membantu manusia purba bertahan hidup.
Lantas, bagaimana peran rasa takut bagi manusia modern? Apakah rasa takut masih berperan penting bagi kehidupannya?
Jawabannya, tentu saja ya. Contoh, kebetulan, rumah Anda dekat dengan kebun/taman bunga. Karena itu, ular berbisa sering masuk ke rumah Anda. Apabila Anda tidak memiliki rasa takut terhadap ular, maka saat Anda berjumpa dengannya, Anda tidak waspada. Anda tidak menganggapnya sebagai ancaman. Akibatnya, Anda santai-santai saja ketika melihat seekor ular berbisa masuk ke rumah Anda. Anda lengah. Dan, karena kelengahan itu, Anda terkena bisanya.
Dari penjelasan di atas, Anda paham, bukan, peran rasa takut bagi manusia modern? Rasa takut membuat kita, manusia modern lebih waspada terhadap hal-hal yang mengancam nyawa kita.
Namun demikian, apabila rasa takut tidak rasional, maka Anda perlu membuangnya. Rasa takut yang tidak rasional maksudnya rasa takut pada sesuatu yang sebenarnya tidak mengancam hidup Anda.
Apa contohnya? Contoh, Anda takut menghadapi tantangan dalam berbisnis.
Tantangan dalam bisnis tidaklah mengancam nyawa Anda. Ia tidak akan membuat nyawa Anda melayang. Oleh karena itulah, rasa takut terhadap tantangan bisnis tidak rasional.
Dan, karena tidak rasional, Anda perlu menghilangkannya demi kebaikan Anda.
Apabila rasa takut itu terus bersarang dalam pikiran Anda, niscaya ia menjadi penghambat kesuksesan Anda. Rasa takut itu membuat Anda urung bertindak, menggapai kesuksesan. Ia membuat Anda takut sukses.
Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
Dalam artikel ini, penulis akan mengajak Anda mengenal satu cara untuk menghilangkan rasa takut terhadap tantangan. Namun, sebelum mengurai cara itu, kita urai dulu mekanisme munculnya rasa takut dalam otak Anda. Karena, cara itu didasarkan pada mekanisme tersebut.
Kalau begitu, mari beranjak pada bab selanjutnya, bagaimana rasa takut muncul.
Bagaimana Rasa Takut Muncul?
Rasa takut muncul dari dalam otak. Ketika Anda berjumpa sebuah benda atau peristiwa, otak Anda menerjemahkan benda/peristiwa itu. Jika dari penerjemahan itu otak menyimpulkan benda/peristiwa tersebut mengancam diri Anda, maka muncullah rasa takut. Rasa takut itu diteruskan ke bagian otak yang disebut amygdala. Selanjutnya, amygdala meresponsnya dengan membangkitkan mekanisme fight or flight alias mekanisme menyerang atau berlari. Dengan mekanisme itu, otak memerintahkan diri Anda untuk menyerang benda/peristiwa itu atau menghindar darinya.
Contoh, ketika Anda berjumpa ular berbisa, otak menerjemahkan informasi itu (informasi adanya ular). Apabila otak menerjemahkan informasi itu sebagai ancaman, timbul rasa takut dalam diri Anda. Selanjutnya, rasa takut itu diteruskan ke amygdala.
Oleh amygdala, rasa takut itu direspons dengan membangkitkan mekanisme fight or flight/ menyerang atau menghindar. Dengan mekanisme itu, otak memerintahkan Anda untuk menyerang sang ular atau menghindar darinya. Hasilnya, Anda menyerang ular tersebut dengan memukulinya dengan tongkat. Atau, jika tidak, Anda lari terbirit-birit.
Mungkin, Anda bertanya begini, “Itu, kan, mekanisme rasa takut terhadap binatang. Kalau rasa takut terhadap tantangan, gimana mekanismenya?”
Mekanisme munculnya rasa takut terhadap tantangan sama dengan mekanisme munculnya rasa takut terhadap binatang buas. Ketika mengetahui pasar sedang lesu, otak menerjemahkan informasi itu (informasi bahwa pasar sedang lesu). Jika dari penerjemahan itu otak menyimpulkan informasi tersebut mengandung ancaman, maka timbullah rasa takut dalam diri Anda. Rasa takut itu lalu diteruskan ke amygdala. Dan, amygdala meresponsnya dengan membangkitkan mekanisme fight or flight.
Dengan mekanisme itu, otak memerintahkan Anda untuk menyerang pasar atau menghindar.
Tetapi, dalam konteks bisnis, tidak mungkin Anda menyerang pasar Anda. Jadi, wujud serangannya bukan dalam bentuk serangan fisik. Sebaliknya, Anda menahan dorongan untuk menyerang. Hasilnya, muncullah pesimisme.
Jika Anda meresponsnya dengan menghindar, wujud penghindaran itu dapat berupa Anda mundur dari bisnis yang Anda bangun.
Sampai di sini, Anda paham, bukan, bagaimana mekanisme munculnya rasa takut dalam diri Anda?
Apa yang perlu digarisbawahi dari penjelasan di atas yaitu:
RASA TAKUT MUNCUL DARI HASIL PENERJEMAHAN OTAK. Apabila otak menyimpulkan sebuah informasi sebagai ancaman, kesimpulan itu memunculkan rasa takut dalam diri Anda. Sebaliknya, jika otak menyimpulkan informasi itu secara positif (contoh, otak menyimpulkan informasi itu sebagai peluang untuk mendapat keuntungan), rasa takut tidak muncul. Apa yang muncul justru antusiasme.
Nah, Anda dapat menghilangkan rasa takut bertolak dari kesimpulan di atas. Kesimpulan di atas dapat menjadi dasar untuk merumuskan cara menghilangkan rasa takut Anda terhadap tantangan berbisnis.
Menghilangkan Rasa Takut terhadap Tantangan dengan Teknik Afirmasi
Sebagaimana kesimpulan di atas, rasa takut muncul dari hasil penerjemahan otak. Apabila otak menerjemahkan informasi sebagai ancaman, maka muncul rasa takut dalam diri Anda, di mana rasa takut itu membuat Anda mundur dari tantangan.
Tetapi, bagaimana jika otak menerjemahkan informasi itu bukan sebagai ancaman? Bagaimana jika otak menerjemahkan informasi itu sebagai hal yang positif?
Maka, rasa takut tidak muncul! Sebaliknya, muncullah antusiasme di dalam diri Anda!
Lantas, apa artinya itu?
Artinya, untuk menghilangkan rasa takut, Anda dapat memanipulasi otak Anda sedemikian sehingga ia menerjemahkan tantangan sebagai hal yang positif, bukan sebagai hal yang mengancam.
“Bagaimana cara memanipulasi otak sedemikian sehingga ia menerjemahkan tantangan sebagai hal yang positif?” begitu tanya Anda.
Lakukan teknik afirmasi.
Teknik afirmasi adalah sebuah teknik memberikan sugesti positif kepada pikiran bawah sadar dengan mengulangi pernyataan positif. Dengan pengulangan, pernyataan positif itu lama-kelamaan menjadi mindset alias sistem kepercayaan yang mengendalikan perilaku Anda.
Contohnya, Anda memiliki masalah yaitu takut terhadap ketidakpastian dalam berbisnis. Ketakutan itu muncul lantaran menurut otak Anda, ketidakpastian merupakan ancaman.
Nah, dengan melakukan teknik afirmasi, Anda dapat membuat otak Anda berpikir yang sebaliknya. Jika awalnya ia menganggap ketidakpastian sebagai ancaman, Anda dapat memberikan sugesti positif kepada otak Anda sedemikian sehingga ia percaya bahwa ketidakpastian tidak mengancam posisi Anda.
Bagaimana teknisnya?
- Buatlah pernyataan positif tentang ketidakpastian dalam berbisnis
Contoh:
Saya menyambut ketidakpastian dengan optimis
Menghadapi ketidakpastian sangat menyenangkan
Saya sangat menikmati momen ini, momen di mana saya menghadapi ketidakpastian dalam berbisnis seperti menjalani petualangan
- Ikrarkan pernyataan positif itu setiap hari
Anda dapat melakukan afirmasi di pagi hari setelah bangun atau di malam hari, menjelang tidur.
Ketika mengikrarkan pernyataan-pernyataan itu, libatkan seluruh indra Anda. Bayangkan Anda sedang menyikapi ketidakpastian dengan tersenyum. Bayangkan orang-orang mendukung Anda. Bayangkan Anda mampu menaklukkan tantangan dalam berbisnis.
Dengan afirmasi positif, lama-kelamaan, bawah sadar Anda menganggap ketidakpastian bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai hal yang menyenangkan. Dengan begitu, rasa takut tidak muncul. Sebaliknya, muncullah antusiasme di dalam diri Anda.
Nah, bagaimana? Mudah, bukan, menghilangkan rasa takut terhadap tantangan? Teknik afirmasi memang powerful. Ia dapat mengubah keyakinan yang negatif menjadi keyakinan yang positif. Dengan keyakinan yang positif, Anda jadi lebih optimis.
Namun demikian, seringkali, orang tidak berhasil menerapkan teknik ini.
Mengapa bisa begitu?
Karena, keyakinan bahwa tantangan merupakan ancaman terlalu kuat mengakar di dalam pikiran bawah sadar mereka. Terlebih, mereka memiliki pengalaman traumatis dengan yang namanya tantangan. Mungkin, dulu, mereka pernah mencoba menantang diri mereka tetapi mereka kalah terhadap tantangan itu yang membuat mereka malu, frustrasi, dan kecewa pada diri mereka sendiri. Sangking malu dan kecewanya hingga mereka menyimpulkan bahwa mereka tidak akan mampu menaklukkan tantangan, bahwa tantangan bukanlah untuk mereka. Dan, kesimpulan itu merasuk ke dalam bawah sadar mereka dan menetap di sana.
Bagaimana jika teknik afirmasi tidak mempan seperti pada kasus di atas?
Tenang! Anda masih dapat menghilangkan rasa takut Anda dengan teknik Effortless Success.
Apa itu teknik Effortless Success?
Untuk mengetahuinya, Anda dapat membaca artikel yang berjudul Inilah Cara Memprogram Bawah Sadar Anda dengan Benar!
[…] Menghilangkan Rasa Takut terhadap Tantangan dengan Teknik Afirmasi […]