“Anak saya, lho, kerjaannya main hapeeeeee mulu. Saya sampai gregetan ngasih tau. Susah!”
“Lho? Kok gitu?”
“Iya. Saya itu kepinginnya, dia kaya anak tetangga sebelah. Rajin belajar. Kutu buku. Prestasinya bagus. Jadi, bisa masuk kampus yang berkualitas.”
Heheh. Woles saja, Mama, alias slow saja. Penulis paham perasaan Anda. Semua orangtua ingin anaknya rajin belajar dan berprestasi, tak terkecuali Anda.
Bagaimana tidak? Dengan rajin belajar, ia semakin pandai. Dengan begitu, ia mudah meraih prestasi. Dan, prestasinya akan membantunya kelak saat sudah dewasa. Dengan presatasi yang bagus, anak Anda akan diterima di perguruan tinggi yang bagus pula. Dengan begitu, masa depannya terjamin. Begitu pikir Anda.
Sebenarnya, membaca dan belajar memiliki tujuan yang jaaaaaauh lebih penting dari sekadar meraih prestasi dan masuk perguruan tinggi yang bagus, lho, Mama. Belajar juga penting agar anak bisa menyesuaikan diri dengan perubahan dunia.
Perlu Anda sadari, dunia terus berubah. Dulu, Anda berkomunikasi lewat telepon kabel. Sekarang, Anda berkomunikasi lewat HP. Dulu, Anda berbelanja secara langsung di mal dan toko. Sekarang, Anda lebih memilih belanja secara online. Dulu, Anda membaca berita di koran. Sekarang, Anda membaca berita di internet.
Sungguh semuanya telah berubah dan akan terus berubah! Apa yang Anda pelajari dulu sudah tidak berlaku lagi di zaman sekarang. Skill yang dulu Anda miliki sudah ketinggalan di zaman sekarang.
Nah, kelak, apa yang dipelajari anak Anda hari ini juga tidak berguna lagi baginya di kemudian hari.
“Kalau gitu, percuma, dong, sekarang belajar?”
Tidak, Mama!
Justru anak Anda harus terus belajar supaya tidak ketinggalan zaman. Sekarang, ia perlu menimba ilmu yang berlaku hari ini. Dengan begitu, ia berprestasi di sekolah dan mampu menerapkan ilmu itu sekarang.
Saat kuliah nanti, ia masih perlu menimba ilmu yang berlaku di zaman itu; Ia perlu membaca buku pengetahuan yang berlaku di masa kuliahnya.
Nah, nanti, saat sudah bekerja, jika ilmu di masa kuliah sudah tidak berguna lagi dan digantikan ilmu lain, maka ia tetap bisa menyesuaikan diri dengan terus belajar, terus menimba ilmu, dan terus membaca.
“Oh, gitu? Jadi, belajar tidak hanya agar anak saya bisa masuk perguruan tinggi dan dapat kerja mapan, ya? Belajar ga hanya sampai di bangku kuliah saja. Belajar ga berhenti saat anak sudah kerja? Anak harus terus belajar sampai tua supaya tidak ketinggalan zaman dan tidak kalah dalam persaingan hidup?”
Yup! Tepat sekali, Mama. Anak harus terus belajar supaya tidak ketinggalan zaman dan tidak kalah dalam persaingan hidup.
“Kalau begitu, bagaimana caranya? Apa yang harus saya lakukan?”
Yang harus Anda lakukan adalah membekalinya dengan skill belajar. Selain itu, Anda juga perlu menumbuhkan minat baca dalam dirinya. Tumbuhkan kecintaan anak Anda pada buku dan pengetahuan.
Skill belajar dan minat baca merupakan bekal yang tak ternilai harganya bagi anak Anda hingga akhir hayatnya.
Dengan skill belajar, ia mampu menimba ilmu dengan mudah dan singkat. Kesibukannya kelak tidak menghalanginya untuk terus menimba ilmu. Sementara itu, dengan minat baca yang tinggi, ia memiliki kemauan yang kuat untuk terus belajar.
Nah, sekarang, bagaimana cara menumbuhkan minat baca anak Anda?
Untuk mengetahuinya, jangan ke mana-mana. Simak artikel ini sampai selesai.
1. Teladan
Jika Anda ingin ucapan Anda didengar anak, pertama-tama, Anda harus menjadi teladan yang baik. Jika Anda ingin anak rajin belajar dan memiliki minat baca yang tinggi, maka Anda pun harus menjadi pembelajar dan pembaca buku.
Anak akan menolak untuk belajar jika Anda sendiri tidak pernah meluangkan waktu untuk belajar. Mereka akan berpikir begini: “Ah, Mama suka nasihatin, tapi sendirinya ga bisa nglakuin.” Pemikiran itu, pada ujungnya, membuat anak semakin malas belajar dan membaca buku. Untuk itu, jadilah teladan yang baik untuk anak. Jadilah pembelajar sejati yang memiliki minat baca yang tinggi.
2. Strategi Membaca
Seringkali, anak malas membaca buku bukan karena ia malas, melainkan karena ia tidak memiliki strategi membaca yang tepat. Ia membaca buku ala kadarnya, tanpa strategi dan teknik.
Dan, karena membaca tanpa strategi, akhirnya ia merasa kegiatan membaca hanya membuang waktu. Ia tidak mendapatkan apa-apa dari membaca buku.
Oleh karena itu, untuk menumbuhkan minat baca dalam dirinya, bekali ia dengan strategi membaca yang efektif.
Apa manfaat strategi membaca? Mengapa membaca harus menggunakan strategi?
Manfaatnya, dengan strategi membaca yang efektif, anak tidak mudah mengantuk saat membaca buku. Anak juga dapat memahami isi buku dengan mudah dan cepat.
“Saya bingung strategi membaca yang efektif kaya gimana, ya?“
Tidak perlu bingung, Mama. Anda dapat mengikutsertakan anak Anda pada pelatihan Bacakilat for Student.
Apa itu Bacakilat for Student? Bacakilat for Student adalah teknik membaca buku dengan sangat cepat dan dengan pemahaman yang tinggi. Dengan menerapkan teknik ini, anak Anda tidak perlu galau karena kehilangan waktu untuk bermain. Mengapa? Karena, dengan teknik ini, membaca buku setebal apa pun menjadi jaaaaaauh lebih cepat. Selain itu, ia pun akan mudah memahami dan menghapal isi bacaan di luar kepala.
Penasaran? Anda dapat membaca informasinya secara lengkap di sini.
3. Belanja Buku dan Berkunjung ke Perpustakaan
Apa “tongkrongan” favorit anak Anda? Mal? Stadion? Atau, di rumah?
Apa pun tongkrongan favoritnya, sekali-kali ajak ia berkunjung ke toko buku. Perkenalkan ia pada dunia buku. Beri dia kebebasan untuk memilih tema yang disukainya.
Selain belanja buku, Anda juga perlu mengajaknya ke perpustakaan. Intinya, selain menekuni hobinya ke mal, berolahraga di GOR, nonton pertandingan di stadion, Anda juga perlu memperkenalkannya pada komunitas baru: komunitas pecinta buku. Di perpustakaan, ia bisa menemukan buku yang sesuai dengan minatnya.
4. Praktikkan
Dulu, waktu masih kecil, kakak penulis suka membuat eksperimen. Mulai dari membuat telepon dari karbon (pensil), bel listrik, speaker, hingga dinamo. Semua ide eksperimen itu ia dapatkan dari buku yang dibacanya. Ia selalu memamerkan hasil eksperimennya kepada penulis.
Hal itu membuat penulis iri dan penasaran. Karena penasaran, penulis pun pada akhirnya ikut-ikutan membaca buku dan membuat percobaan berdasarkan apa yang sudah penulis baca.
Rasanya suuuuuuuuungguh menyenangkan! Bagaimana tidak? Dari membaca dan mempraktikkan isi buku, penulis tahu cara kerja berbagai macam benda elektronik, bisa memasang lampu secara mandiri, paham cara kerja sekering, dan sebagainya. Sejak saat itu, penulis pun gemar membaca.
“Lalu, apa hubungannya dengan anak saya?” demikian tanya Anda.
Heheheh. Tujuan penulis membeberkan kisah di atas tentu bukan untuk berpamer. Hihi. Yang ingin penulis sampaikan yaitu, mempraktikkan bacaan dapat meningkatkan minat baca pada anak. Seringkali, anak tidak memiliki minat baca karena ia tidak tahu bagaimana mempraktikkan apa yang sudah dibacanya; Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah membaca buku; Ia tidak tahu apa manfaat nyata dari buku yang dibacanya.
Dan, karena tidak tahu manfaat buku yang dibacanya, ia pun malas membaca buku. Itulah salah satu faktor mengapa anak tidak memiliki minat baca.
Nah, mempraktikkan bacaan membuat anak tahu manfaat bacaannya bagi kehidupannya.
Jadi, intinya, agar anak cinta membaca, ia harus tahu manfaat membaca. Dan, mempraktikkan bacaan merupakan salah satu cara memberitahu mereka manfaat membaca.
Bekali ia dengan apa yang diperlukan untuk mempraktikkan isi bacaan. Jika ia membaca buku fisika, misalnya, dan ingin membuat alat elektronik, maka bekali ia dengan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat alat itu. Jika ia butuh kabel, berikan ia kabel. Jika ia ingin membongkar radio, berikan ia radio bekas.
Hindari membatasi kegiatannya. Semakin sering ia berpraktik, semakin ia sadar bahwa membaca buku sangat bermanfaat. Pada gilirannya, semakin ia sadar membaca sangat bermanfaat, semakin ia jatuh cinta pada kegiatan itu.
5. Diskusi untuk Menumbuhkan Minat Baca
Terakhir, kembangkan budaya berdiskusi dalam keluarga Anda. Diskusikan buku-buku yang Anda dan anak Anda baca. Diskusi memanciang anak untuk terus menggali pengetahuan.
Demikian beberapa cara menumbuhkan minat baca pada anak yang dapat penulis sampaikan kepada Anda. Semoga, cara di atas bermanfaat.
Baca juga:
Apa Itu Mental Block dan Bagaimana Mengatasinya agar Anak Lebih Optimis?
[…] Yup! Rasa ingin tahu memang saaaaangat penting. Rasa ingin tahu merupakan dorongan. Ia merupakan satu-satunya hal yang membuat Anda cinta belajar. […]