Berat badan Anda berlebihan, tidak proporsional dengan tinggi badan Anda?
“Iya,” jawab Anda.
Lantas, pernahkah Anda melakukan diet untuk menurunkan berat badan Anda?
Sekali lagi, Anda menjawab “ya”.
Berhasilkah diet itu?
“Tidak,” jawab Anda kali ini.
Hmmm, bermacam-macam strategi diet Anda praktikkan demi menurunkan berat badan. Di TV, strategi-strategi itu tampak efektif. Tetapi, entah mengapa, ketika Anda yang menerapkan strategi itu hasilnya nihil. Yup! Nihil! Tidak peduli sepopuler apa pun strategi itu kelihatannya.
Mengapa hasilnya nihil?
Kesemua strategi itu membutuhkan motivasi/dorongan untuk melakukannya. Sehebat apa pun strategi itu, kata kunci untuk melakukannya tetap saja motivasi dan kemauan/willpower yang kuat.
Nah, di sinilah letak masalahnya. Masalahnya yaitu tidak selalu motivasi Anda kuat. Ada kalanya, motivasi Anda sangat tinggi. Namun demikian, tak jarang pula, motivasi Anda menurun drastis.
Nah, saat motivasi Anda tinggi, maka kemauan untuk melakukan diet sangat besar. Sebaliknya, saat motivasi menurun, dorongan untuk diet pun turun drastis.
Lantas, bagaimana cara mengatasinya?
Di sini, yang menjadi akar permasalahan adalah MOTIVASI. Nah, oleh karena itu, biasanya, kita mengatasi masalah berat badan dengan bertolak dari motivasi. Ini artinya, kita harus pertama-tama mencari cara untuk meningkatkan motivasi kita, sebelum melakukan diet.
Akan tetapi, ini artinya, kita bekerja dua kali. Pertama, mencari cara untuk meningkatkan motivasi; Kedua, mencari cara/stretagi untuk menurunkan berat badan. Tentu, cara ini menguras waktu!
Nah, dalam artikel ini, kita akan mengulas sebuah strategi menurunkan berat badan tanpa perlu menunggu motivasi meningkat. Anda dapat menerapkan cara ini sekalipun motivasi diet sangat minim.
Prinsip yang digunakan dalam cara ini yaitu mengganti motivasi dengan kondisi lingkungan. Jadi, kata kuncinya yaitu LINGKUNGAN.
Nah, seperti apa dan bagaimana strategi ini bekerja? Yuk, langsung saja kita simak uraian lengkapnya berikut ini.
Choice Architecture
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, prinsip yang digunakan dalam cara ini yaitu mengganti motivasi dengan kondisi lingkungan.
Pertanyaannya, bagaimana memanfaatkan kondisi lingkungan untuk kepentingan diet Anda? Pemanfaatan kondisi lingkungan untuk kepentingan diet dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip choice architecture.
Choice architecture adalah sebuah strategi untuk memanipulasi pikiran kita sedemikian sehingga keputusan yang kita ambil dipengaruhi oleh bagaimana pilihan-pilihan ditampilkan.
Jadi, dalam choice architecture, pikiran kita dimanipulasi oleh bentuk susunan pilihan.
Masih bingung? Heheheh. Untuk mempermudah Anda memahaminya, mari simak contoh berikut ini.
Anda sedang dalam proses diet. Strategi diet yang Anda pilih yaitu mengonsumsi makanan sehat dengan sedikit karbohidrat dan gula.
Setiap bulan, Anda belanja berbagai makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, jus, dan air putih. Akan tetapi, di samping itu, karena motivasi diet Anda kurang, Anda tetap tergoda untuk belanja berbagai makanan yang membuat Anda gemuk.
Di rumah, karena kurang motivasi diet, Anda lebih memilih mengonsumsi makanan yang membuat Anda gemuk ketimbang buah dan sayuran yang sebelumnya sudah Anda beli. Walhasil, diet Anda gagal total!
Dalam contoh di atas, apa yang membuat Anda gagal?
Selain motivasi yang kurang, yang membuat Anda gagal adalah susuan pilihan (choice architecture) makanan yang tersedia di rumah Anda.
Diet Anda gagal lantaran Anda meletakkan makanan untuk diet (buah, sayur, dan jus) di tempat yang sulit dijangkau. Sebaliknya, Anda meletakkan makanan yang membuat Anda gemuk (kripik kentang, roti, keju, susu, daging, dan makanan berkarbohidrat tinggi) di tempat yang mudah dijangkau.
Cara menempatkan (choice architecture) makanan seperti di atas menentukan bagaimana Anda memilih makanan untuk dikonsumsi. Dengan susunan/choice architecture seperti itu, niscaya Anda memilih mengonsumsi makanan yang berkarbohidrat tinggi ketimbang buah-buahan dan sayuran.
Mengapa?
Karena, makanan berkarbohidrat tinggi lebih mudah dijangkau daripada buah dan sayuran.
Saat Anda lelah sehabis bekerja, motivasi Anda berkurang. Anda enggan beranjak ke mana-mana. Jangankan mengambil buah-buahan yang letaknya tersembunyi dan sulit dijangkau, untuk sekadar memencet remote TV pun Anda ogah-ogahan.
Untuk itu, saat lapar, Anda tidak akan repot-repot mengambil buah dan jus yang entah ditaruh di mana; Anda akan mengambil makanan seadanya, yang tersaji di depan Anda.
Dan, karena yang tersaji di depan Anda adalah makanan-makanan yang berlemak dan berkarbohidrat tinggi, maka Anda pun mengonsumsi makanan berlemak dan berkarbohidrat itu.
Itulah yang membuat diet Anda gagal!!!
Dalam contoh di atas, choice architecture makanan di rumah Anda mendorong Anda mengonsumsi makanan berkarbohidrat. Oleh karena itu, yang harus Anda lakukan yaitu merubah choice architecture-nya alias merubah susunan makanannya.
Merubah Lingkungan
Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, agar diet Anda berhasil, Anda perlu merubah susunan/choice architecture makanan di rumah Anda. Ini artinya, Anda merubah kondisi lingkungan di rumah Anda, terutama kondisi susunan makanan sedemikian sehingga makanan untuk diet (buah, sayur, dan jus) berada di tempat yang terlihat dan mudah dijangkau.
Lantas, bagaimana cara merubah choice archetecture sedemikian sehingga makanan diet berada di tempat yang mudah dijangkau?
Lakukan langkah berikut ini.
1. Beli makanan sehat
Meskipun motivasi untuk diet kurang, tetap niatkan untuk membeli makanan sehat yang dapat membantu mengurangi berat badan Anda.
Saat Anda ke supermarket, belilah buah-buahan, sayuran, jus, yoghurt, dan jenis makanan diet lainnya, sekali pun Anda ragu apakah Anda akan memakannya atau tidak.
Jika ingin membeli jenis makanan yang membuat Anda gemuk, belilah. Tidak perlu melarang diri Anda sendiri untuk membeli jenis makanan itu. Apa yang penting, Anda juga membeli makanan yang bagus untuk diet.
2. Tempat yang mudah dijangkau
Letakkan makanan diet di tempat-tempat yang terlihat dan mudah dijangkau seperti di meja makan, di ruang keluarga/ruang TV, di kamar, dan pantri.
Anda dapat menaruh buah-buahan di meja makan dan di kamar. Dengan begitu, saat lelah dan enggan beranjak ke mana-mana, Anda dapat memakan buah-buahan di kamar Anda. Anda tidak perlu repot-repot keluar kamar.
Begitu pula saat haus, Anda dapat meminum jus atau air putih di meja kamar Anda. Anda tidak perlu repot-repot membuka kulkas yang berada di ujung dapur.
3. Tempat yang sulit dijangkau
Kebalikan dari makanan diet, tempatkan jenis makanan yang membuat Anda gemuk di tempat yang tak terlihat dan sulit dijangkau. Anda dapat menaruh makanan-makanan itu di dalam kulkas, di belakang buah-buahan dan aneka jus.
Dengan demikian, makanan itu tidak terlihat oleh Anda. Selain itu, Anda pun kesulitan mengambilnya karena tertutup oleh makanan lainnya.
Nah, saat Anda lelah dan kehilangan motivasi, selapar apa pun Anda, niscaya Anda enggan mencari-cari makanan-makanan itu.
Mengapa?
Karena, letak makanan itu tersembunyi dan sangat sulit dijangkau. Anda tentu tidak mau membuang tenaga hanya untuk mencari makanan-makanan itu, bukan? Anda akan lebih memilih memakan buah-buahan, sayuran, atau jus yang terpampang nyata di hadapan Anda.
Terakhir, Apa yang Terpenting dari Motivasi Diet?
Selain cara di atas, yang WAJIB Anda perhatikan saat diet yaitu KEYAKINAN BAWAH SADAR Anda. Alasan mengapa Anda kurang motivasi untuk diet yaitu keyakinan bawah sadar Anda. Pikiran bawah sadar Anda menganggap Anda tidak perlu diet; bahwa Anda jaaaauh lebih baik tetap gemuk seperti sekarang.
Mengapa pikiran bawah sadar Anda beranggapan seperti itu?
Mungkin karena dulu, sewaktu masih kecil, Anda memiliki tubuh yang gemuk subur, dan lingkungan selalu memuji tubuh Anda yang subur itu. Mereka selalu berkata, “Bayi yang lucu. Imut sekali, pipinya gembil. Pokoknya lucu dan bikin gemes!“
Nah, ucapan di atas diartikan oleh pikiran bawah sadar Anda bahwa gemuk itu indah, gemuk itu imut, lucu, dan disukai banyak orang. Dan, karena itu, pikiran bawah sadar memerintahkan Anda untuk tetap gemuk.
Akhirnya, karena perintah itu, sehebat apa pun keinginan Anda untuk langsing (saat ini) kalah dengan perintah bawah sadar tersebut.
Hasilnya, sekeras apa pun Anda ingin diet, Anda tetap berakhir mengonsumsi makanan yang membuat Anda gemuk.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
SELARASKAN keinginan bawah sadar Anda dengan keinginan sadar Anda!
Kehendak sadar Anda ingin agar Anda diet. Tetapi, kehendak bawah sadar Anda ingin agar Anda tetap gemuk. Nah, agar kehendak bawah sadar Anda berubah menginginkan Anda langsing Anda harus menyelaraskan kehendak bawah sadar dengan kehendak sadar. Buat pikiran bawah sadar Anda ingin agar Anda diet.
Bagaimana caranya?
Dengan mengikuti program MDP (Mind Detox Program). Apa itu Mind Detox Program? Untuk mengetahuinya, Anda dapat melihatnya di sini.
Dengan mengikuti program MDP, keinginan bawah sadar Anda selaras dengan keinginan sadar Anda, yakni sama-sama ingin agar Anda memiliki tubuh yang langsing. Dengan begitu, pikiran bawah sadar Anda memerintahkan Anda untuk diet.
Dan, ketika pikiran bawah sadar Anda memerintahkan Anda untuk diet, maka Anda pun terus termotivasi untuk diet, untuk mengkonsumsi makanan yang dapat mengurangi berat badan. Selain itu, Anda pun akan terus termotivasi untuk rutin melakukan latihan guna membakar lemak dalam tubuh. Dengan begitu, dalam waktu yang cepat, berat badan Anda pun berkurang drastis.
Bagaimana? Mudah, bukan, menerapkan strategi di atas?
Jadi, tidak perlu berkecil hati jika usaha diet Anda selalu gagal. Tidak perlu berkecil hati jika motivasi dan dorongan untuk diet sangat minim. Anda masih dapat menurunkan berat badan sekali pun Anda sedang kehilangan motivasi untuk mengonsumsi makanan diet yang kurang menggugah selera. Caranya, letakkan makanan diet di tempat yang terlihat dan terjangkau, dan letakkan makanan berkarbohidrat, berlemak, dan mengandung banyak gula di tempat yang tersembunyi serta sulit terjangkau.
Akhir kata, selamat mencoba!
Baca juga:
Menyetop Kebiasaan Ngemil ala Ilmuan MIT
Cara Menguatkan Kontrol Diri saat Diet
6 Alasan Mengapa Diet Tidak Sukses
[…] 60 kilogram? (misal, bagi orang yang berat badannya 100 kilo maka berat badan 60 kilogram termasuk langsing). Ia juga tidak tahu yang dimaksud penghasilan yang besar. Apakah 20 juta? 10 juta? 100 juta? Atau, […]
[…] 60 kilogram? (misal, bagi orang yang berat badannya 100 kilo maka berat badan 60 kilogram termasuk langsing). Ia juga tidak tahu yang dimaksud penghasilan yang besar. Apakah 20 juta? 10 juta? 100 juta? Atau, […]