Benner-1.png

Kreativitas merupakan salah satu kemampuan yang sangat penting. Kreativitas membantu Anda menyelesaikan berbagai masalah, mulai dari masalah kecil hingga masalah besar yang sangat rumit dan tidak bisa hanya diselesaikan dengan cara sederhana.

Kreativitas bukan hanya didominasi oleh para artis dan penemu. Sebaliknya, semua orang berhak dan bisa mengaplikasikan kreativitas untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi.

Ibu rumah tangga, misalnya, dapat menggunakan kreativitas untuk menciptakan resep masakan yang berbeda, yang belum pernah ada sebelumnya. Tukang batu dapat memanfaatkan kreativitas untuk memecahkan masalah kebocoran genteng. Anak-anak dapat menggunakan kreativitas untuk merangkai lego. Dan, seorang penemu dapat menggunakan kreativitas untuk menemukan mesin baru.

Begitu pentingnya kreativitas dalam hidup kita, sehingga saat kreativitas kita mandeg, hal itu menjadi saaaaangat menjengkelkan. Kemandegan kreativitas bahkan berpotensi membuat kita frustasi, terlebih saat kita menggantungkan hidup pada kreativitas. Maksud menggantungkan hidup pada kreativitas yaitu bekerja di dalam ranah pekerjaan yang berhubungan dengan kreativitas seperti penulis, pencipta lagu, musisi, sastrawan, pelukis, penemu, desainer, dan sebagainya.

Lantas, bagaimana dengan Anda? Sebagai seorang penulis, yang menggantungkan hidup pada kreativitas, pernahkah Anda mengalami kondisi di mana kreativitas Anda mandeg? Anda merasa seolah-olah ide Anda sudah mentok. Semua pengetahuan yang Anda miliki telah habis Anda goreskan ke dalam tulisan-tulisan Anda. Anda merasa seolah-olah sudah tidak ada ide lagi untuk dituangkan ke dalam tulisan.

Nah, jika Anda pernah mengalami kondisi di atas, jangan berputus asa. Anda tidaklah sendirian. Setiap orang yang berkecimpung dalam ranah kreativitas senantiasa pernah mengalami kondisi itu.

Satu yang harus Anda ingat, dunia ini merupakan misteri yang tak akan pernah selesai terpecahkan. Apa yang hari ini kita yakini kebenarannya belum tentu benar di masa depan. Dahulu, semua orang meyakini bahwa bumi merupakan pusat tatasurya. Sekarang, pandangan itu terpatahkan oleh penemuan baru, yang menyatakan bahwa pusat tatasurya kita adalah matahari.

Nah, tak terpecahkannya misteri kehidupan itulah yang justru mendorong umat manusia untuk terus berkarya. Karena misteri selalu ada, maka akan selalu ada penemuan-penemuan baru. Manusia tidak akan pernah kehabisan masalah untuk dipecahkan.

Untuk itu, jangan pesimis dan khawatir bahwa Anda akan benar-benar kehabisan ide untuk dituangkan ke dalam tulisan. Anda akan senantiasa menemukan orang memiliki masalah-masalah baru. Hal itu merupakan peluang bagi Anda untuk membantu mereka mencarikan solusi lewat tulisan. Ini bukan berarti Anda mengharapkan orang lain tertimpa masalah, lho. Heheheh. Tanpa Anda perlu berharap pun, selama manusia hidup, selama itu pula masalah akan muncul silih berganti.

Pertanyaannya, jika misteri tak akan habis untuk digali, jika kreativitas tidak akan pernah habis, bagaimana seseorang mengalami kemandegan kreativitas? Sekalipun misteri dan kreativitas tak pernah habis, terkadang ada hal-hal yang menghambat kita untuk berpikir secara kreatif. Kemandegan kreativitas terjadi lantaran berbagai faktor yang menghambat kita untuk berpikir.

Nah, dalam artikel ini, penulis akan mengulas 5 faktor yang dapat membunuh kreativitas Anda. Semoga ulasan ini membantu Anda menyadari apa saja yang menghambat kreativitas Anda sehingga Anda pun dapat menghindari hambatan-hambatan itu. Dengan demikian, kreativitas Anda akan terus menyala.

Sekarang, apa sajakah faktor-faktor itu? Yuk, langsung saja kita simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Terlalu Banyak Ide

Sebuah penelitian mengungkap bahwa saat seseorang dihadapkan pada terlalu banyak pilihan, ia cenderung merasa kesulitan untuk menentukan satu pilihan.

Contoh mudahnya yaitu manakala Anda berada di toko, sedang memilih baju. Apabila hanya ada 5 pilihan baju yang tersedia, Anda pun dapat dengan mudah menentukan baju yang paling Anda sukai. Tetapi, jika terdapat lebih dari 10 pilihan baju, maka Anda akan menemui kesulitan untuk menentukan satu potong baju yang hendak Anda beli. Benar, bukan?

Nah, temuan di atas tidak hanya berlaku pada saat Anda memilih baju. Sebaliknya, temuan di atas juga berlaku dalam ranah berpikir. Terlalu banyak ide membuat orang bingung untuk menentukan salah satu di antaranya untuk dikembangkan. Terlalu banyak ide membuat orang tidak fokus.

2. Tertutup pada Sudut Pandang Lain

Kemandegan ide juga dapat disebabkan oleh terbatasnya sudut pandang. Anda hanya meyakini satu sudut pandang, misalnya, dan tidak mempercayai sudut pandang lainnya.

Ketertutupan Anda pada sudut pandang lain dapat menyebabkan ide Anda terbatas. Mengapa demikian? Karena, ide Anda senantiasa didasarkan pada satu pola pikir, satu sudut pandang, yakni sudut pandang yang Anda yakini.

Untuk itu, untuk mengatasi kemandegan kreativitas, Anda perlu memperkaya sudut pandang Anda dengan banyak mengobrol dengan orang lain, membaca buku dengan berbagai ragam tema, membaca artikel, dan sebagainya.

3. Masalah pribadi

Saat Anda dilanda masalah pribadi, tentu pikiran Anda akan tersita untuk memikirkan masalah itu. Hal itu turut mematikan kreativitas Anda. Nah, untuk itu, untuk mengatasi masalah kemandegan kreativitas, Anda perlu menyelesaikan terlebih dulu masalah pribadi Anda.

4. Perfeksionis

Terlalu terobsesi terhadap kesempurnaan juga dapat mematikan kreativitas Anda, lho. Kok bisa? Karena, obsesi yang berlebihan terhadap kesempurnaan membuat Anda tidak pernah puas dengan ide Anda. Anda akan menganggap bahwa ide Anda kurang “wow”, kurang kreatif, kurang “cetar membahana”. Padahal, Anda belum lagi mengembangkan ide itu sedemikian rupa sehingga menjadi ide yang utuh.

Sikap perfeksionis membuat Anda pesimis dan merendahkan ide Anda sendiri.

5. Kehilangan Makna dan Tujuan

Pernah suatu kali, salah seorang teman penulis yang bekerja sebagai ilustrator mengatakan bahwa terkadang ia heran ketika tersadar bahwa detail ilustrasi/ gambar, seperti gambar gelang dengan ukiran tertentu yang menghiasi gambar perempuan yang ia buat tidak akan diperhatikan dan dipedulikan oleh orang lain. Hanya dia sendiri yang akan peduli terhadap detail-detail kecil pada gambarnya. Orang lain hanya akan memperhatikan dan memedulikan ilustrasi itu sebagai gambar yang utuh.

Dan, sejauh mereka menemukan bahwa gambar utuh itu memiliki bentuk yang mudah dimengerti, maka mereka pun akan memuji keindahan gambar itu dan memuji kekreatifan sang ilustrator. Mereka tidak terdorong untuk memperhatikan detail gambar itu.

Nah, kesaradan sebagaimana yang dialami oleh teman penulis di atas sejatinya justru dapat mematikan kreativitasnya sendiri. Mengapa demikian? Kesadaran itu membuatnya kehilangan makna dan tujuan. Yup! Ia kehilangan makna dan tujuan mengapa ia menggambar. Ia merasa gambar-gambar yang ia buat tidak memiliki makna karena, toh, orang lain tidak memedulikan gambar itu.

Saat orang lain tidak memedulikan gambarnya, maka ia berpikir, itu artinya, gambar itu tidak dapat memengaruhi orang lain. Padahal, tujuan awal gambar itu dibuat adalah untuk memengaruhi orang lain.

Dan, pada ujungnya, kehilangan makna yang membuatnya enggan berkarya. Ia akan berpikir, “Buat apa berkarya? Buat apa berkreasi jika toh akhirnya kreasi itu tidak memiliki makna?”

Lantas, bagaimana dengan Anda? Pernahkah tiba-tiba terbersit kekhawatiran dalam diri Anda bahwa tulisan yang Anda tulis tidak bermanfaat bagi orang lain?

Sebisa mungkin hindari kekhawatiran seperti itu, ya. Karena, kekhawatiran seperti itu dapat membuat Anda kehilangan makna dan tujuan. Dan, saat Anda kehilangan makna dan tujuan menulis, maka Anda pun akan (secara tidak sadar) kehilangan motivasi untuk berkarya dan berkreasi.

Demikian faktor-faktor yang dapat membunuh kreativitas Anda yang dapat penulis sampaikan kepada Anda. Semoga hadirnya ulasan ini dapat membantu Anda mengenali faktor-faktor itu.

Saat Anda mengenali kelima faktor itu, Anda pun dapat menghindarinya sedemikian sehingga kreativitas Anda tetap menyala.

Akhir kata, selamat berkarya dan berkreasi.

Benner-1.png

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

>