Sepuluh tahun belakangan membaca menjadi satu bagian penting dalam aktivitas sehari-hari. Kita tidak bisa lepas dari kegiatan membaca. Luar biasanya, saat disuguhkan dengan buku bacaan, banyak dari kita beralasan tidak suka baca, cepat ngantuk, malas, bosan, suka menunda dan berbagai alasan lain yang dimiliki oleh banyak orang di sekeliling kita.

Benci Baca

Tapi, banyak dari mereka bisa menghabisakan waktu berjam-jam untuk membaca di gadget. Membaca status teman, orang lain, chat dengan teman, membaca berita terbaru, komik dan berbagai kegiatan membaca lainnya. Tidak ada perbedaan antara isi buku dan gadget yang dimiliki, toh sama-sama mereka harus melakukan proses membaca, bukan!

Tapi mengapa banyak dari kita menolak untuk membaca buku daripada harus membaca tulisan di gadget, meskipun kita tahu dengan membaca dari buku akan memberikan manfaat yang lebih daripada gadget.

Hal yang berbeda terjadi, bagi mereka yang suka “membaca” dan membeli banyak buku. Setiap masuk ke toko buku pasti akan membawa buku baru untuk dibaca. Meskipun selalu membeli buku baru, tidak semua buku tersebut habis dibaca. Bahkan beberapa dari buku tersebut masih terbungkus manis dengan plastik.

Mereka berharap dengan membeli buku baru, mereka bisa menyelesaikan buku tersebut dan menerapkan apa yang telah mereka baca.

Harapan tidak pernah menjadi kenyataan. Bahkan mereka memiliki hobi baru. Hobi membeli buku. Tapi, tidak pernah menyelesaikan buku tersebut. Walaupun mereka membaca buku tersebut, hanya sampai 2-3 bab dan meninggalkannya tanpa bekas.

Pada kasus lain, banyak orang tidak suka membaca, dengan alasan yang paling umum kita temui. Mulai dari malas membaca, cepat ngantuk, bosan, ada kegiatan lain yang lebih menantang untuk dilakukan dan berbagai alasan-alasan lain.

Ini bisa disebabkan karena selama ini, membaca bukanlah satu kebiasaan bagi mereka. Mereka membaca karena “terpaksa” bukan karena ingin dan mendapatkan informasi yang mereka butuhkan untuk menunjang kehidupan mereka.

Apakah Anda pernah mengalami hal tersebut? Atau saat ini Anda sedang mengalaminya? Jika itu terjadi pada Anda, tersenyumlah. Karena di akhir artikel ini, Anda akan mendapatkan solusi dari masalah membaca Anda. Masalah yang menghambat proses belajar dan tentunya menghambat peningkatkan kualitas membaca Anda.

Mari kita bahas penyebab mengapa seseorang tidak suka membaca atau tidak bisa menghabiskan buku yang mereka sedang baca.

Emosi, Si Biang “Kerok”

Gordon Stoke, pakar pendidikan Amerika mengatakan 80% penyebab masalah belajar adalah emosi negatif. Hal yang sama berlaku juga untuk membaca.

Masalah seperti malas, mengatuk, bosan, suka menunda, tiba-tiba capek dan mata memerah saat akan membaca, merasa tidak bisa berkonsetrasi bahkan merasa ada kegiatan lain yang lebih menyenangkan dan mengabaikan proses membaca itu sendiri adalah sebuah emosi yang sangat spesifik.

Ada banyak sumber penyebab mengapa membaca itu menjadi satu proses yang sangat melelahkan dan membosankan. Satu kegiatan yang dibenci oleh banyak orang.

Ini didukung dari hasil survai United Nations Education Society and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2011 tentang minat membaca Indonesia. UNESCO menyebutkan indeks baca masyarakat Indonesia hanya 0,001, yang berarti dari seribu orang, hanya satu orang yang hanya memiliki minat baca. Bisa Anda bayangkan ke mana fokus masyarakat kita terarah, bukan!

Salah satu penyebab dari rendahnya minat membaca pastinya dari emosi negatif yang mereka miliki. Emosi negatif yang mereka dapatkan di masa lalu mereka. Selain itu, ada juga pemicu dari emosi negatif tersebut. Berikut sumber dari penyebab seseorang tidak suka membaca.

Sumber Penyebab Seseorang Tidak Suka Membaca

Ada beberapa suber penyebab mengapa seseorang tidak suka membaca;

Ayo Baca Kawan

1. Lingkungan

Kegiatan apa yang Anda lakukan saat memiliki waktu luang, apakah itu di rumah atau di tempat kerja Anda?

Kebanyakan dari kita akan meluangkan waktu di gadget, tab atau duduk manis di depan TV ditemani cemilan ringan. Dalam kehidupan nyata, ini banyak terjadi. Seberapa banyak dari kita akan menghabiskan waktu untuk membaca buku atau bermain bersama anak.

Akan lebih banyak waktu untuk menghabisakan waktu bersama-sama di depan TV atau fokus di gadgetmasing-masing. Menikmati acara-acara TV yang sebenarnya tidak mendukung kemajuan diri kita sendiri.

Inilah yang menyebabakan mengapa banyak stasiun TV baru yang muncul saat ini. Banyak acara yang dikondisikan sedemikian rupa agar para penikmatnya dapat duduk sampai berjam-jam untuk berada di satu acara tertentu.

Bukan keanehan kalau lebih mudah menemukan TV dengan ukuran besar daripada menemukan buku-buku yang mendukung pemilik TV untuk menjadi pribadi yang lebih bijak, matang dan ahli di bidangnya di masa depan.

2. Budaya

Kita adalah masyarakat yang tidak bisa lepas dari budaya. Tradisi yang diturunkan oleh nenek moyang kita yang membuat kita terikat secara budaya. Budaya memiliki pengaruh besar dalam mengatur kehidupan itu sendiri.

Tujuanya agar kita bisa hidup teratur dan saling menghargai sesama. Tradisi yang dibentuk bertujuan agar masyarakat yang terikat bisa saling berpangku tangan dan saling mendukung kemajuan bersama.

Sayangnya, membaca belum menjadi satu budaya yang dianggap penting saat ini. Masih banyak dari kita, terutama orangtua, belum memiliki kesadaran akan pentingnya membaca yang membuat kita masih terjebak dalam kebodohan karena kekurangan informasi yang akurat. Kita lebih banyak dicekoki dengan informasi kurang benar bahkan lari lari jauh dari kebenarannya.

Budaya seperti ini masih melekat kuat di darah daging kita ditambah tidak adanya role model yang bisa kita lihat secara langsung yang suka membaca di lingkungan kita.

Kalaupun ada orang yang suka membaca pasti bacaan yang sarat dengan novel dan komik. Bahan bacaan yang sering kali dipandang buruk bagi masyarakat karena adanya rasa ketagihan. Yang membuat para pembacanya lupa waktu dan mengabaikan hal yang harus mereka kerjakan.

3. Pengalaman Buruk

Hal utama yang membuat membaca menjadi hal yang tidak penting disebabkan oleh pengalaman buruk terhadap belajar dan membaca itu sendiri. Pengalaman yang didapatkan di masa lalu. Biasanya di sekolah dan di rumah.

Pengalaman seperti dimarahi oleh guru atau orangtua, ditertawakan oleh teman sekelas karena tidak bisa menjawab pertanyaan guru, mendapatkan kekerasan atau perlakuan yang membuat mereka tidak menyukai belajar. Pengalaman buruk inilah yang membuat mereka menghindari proses membaca itu sendiri.

Seperti yang dibahas sebelumnya, emosi adalah jalur yang bisa kita gunkan untuk mengatasi masalah-masalah membaca dan belajar. Dengan mengetahui emosi di balik ketidaksukaan membaca akan memudahkan kita mengatasi masalah tersebut.

Baiklah, mari kita lihat solusi apa yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah membaca itu sendiri.

Mengatasi Hambatan Membaca

Solusi

Membaca akan terasa menyiksa dan memberatkan jika emosi negatif yang berkatian dengan membaca tidak diatasi terlebih dahulu. Emosi-emosi negatif inilah yang membuat membaca menjadi begitu berat, membosankan dan dibenci oleh banyak orang.

Untuk mengatasi masalah membaca dan belajar kami sarankan untuk menonton DVD Mengatasi Hambatan Membaca karya Agus Setiawan. Beliau membahas dengan gamblang emosi-emosi negatif apa saja yang menghambat masalah membaca serta teknik yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah emosi tersebut.

Untuk mendapatkan DVD ini, anda bisa menghubungi ke no 021 9182 0000.

Inilah solusi yang bisa Anda gunkan untuk mengatasi masalah membaca Anda. Selamat mencoba dan kami tunggu cerita Anda. Salam sukses.

Ronald Sembiring
 

>