Apakah Anda saat ini masih merasa belum puas dengan kehidupan sosial Anda? apakah Anda memiliki masalah seringkali dilupakan teman, tidak dihargai, bahkan kadangkala tidak dianggap? Apakah Anda ingin mendapatkan respek dan cinta dari orang lain atau bahkan anak Anda sendiri?
Mengapa di dunia ini ada sebagian orang yang begitu gampang mendapatkan cinta dan respek orang lain namun di satu sisi ada yang sulit sekali mendapatkannya? Apa yang membedakan keduanya? Bagaimana cara agar kita mendapatkan respek dan cinta dari orang lain?
Salah satu kunci sukses kehidupan baik di dalam karir maupun di kehidupan sosial adalah kecerdasan kita dalam membawa diri. Bagaimana kita bisa menaruh respek terhadap orang lain, dan sebaliknya, orang lain pun menaruh respek pada diri kita.
Kemampuan seseorang untuk menaruh respek pada oraang lain sekaligus mengundang respek dari orang lain bukanlah pekerjaan yang gampang. Hanya orang tertentu saja yang bisa berhasil mendapatkan respek dari orang-orang di sekitarnya.
Orang dengan tipe seperti ini akan lebih mudah diterima dalam pergaulan. Baik di lingkungan kerja, di keluarga, bahkan di pergaulan sosial.
Di lingkungan kerja, orang yang bisa mengundang respek orang lain ini akan lebih mudah berkomunikasi dengan rekan kerjanya. Ia akan lebih dihormati, disegani, didengarkan, dan tidak gampang dilecehkan oleh rekan kerja maupun atasannya.
Di lingkungah keluarga, orang tipe ini bisa dengan mudah mendapatkan tempat di hati pasangan dan anak-anaknya. Ia tidak akan menjadi orang tua yang disepelekan oleh anak-anaknya. Ia akan didengar, dituruti, dan dijadikan teladan bagi ana-anaknya.
Di lingkungan sosial, mereka akan jauh lebih mudah dan lebih sering mendapatkan pertolongan teman-temannya. Ia banyak disukai rekan-rekannya dan dengan mudah mendapatkan respek atau penghormatan dari mereka. Ia akan menjadi tipe teman yang disegani oleh teman lainnya, sering dimintai pendapat, dan mendapatkan tempat khusus di hati teman-temannya.
Coba perhatikan sekitar Anda, apakah Anda pernah menemui atau memiliki teman yang mendapatkan respek lebih tinggi dari yang lainnya, disegani, namun tetap dicintai? Orang tipe seperti ini seringkali diberi kepercayaan untuk memimpin. Kualitas paling penting dari seorang pemimpin adalah kemampuan untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan dan mendengarkan dengan cermat apa yang orang lain katakan.
Agar kita bisa mendapatkan repek lebih dari orang lain dan mendapatkan kepercayaan banyak orang, kita harus bisa meningkatkan kecerdasan emosional atau yang biasa disebut EQ.
Daniel Goleman dalam “Emotional Intelligence” mengatakan bahwa kemampuan emosional (EQ) sangat penting bagi keberhasilan. Bahkan lebih penting dari IQ. Kualitas yang paling penting dari EQ adalah “empati” untuk menyadari dan peka terhadap orang lain.
Howard Gardner dari Harvard University mendefinisikan kualitas ini sebagai kecerdasan sosial. Kecerdasan ini bisa dipelajari lagi dengan menjadi pendengar yang baik
4 kunci menjadi pendengar yang baik
Sekarang kita sudah tau bahwa untuk mendapatkan respek dari orang lain, kiyta harus menguasai kecerdasan emosional, dan salah satu bentuk kecerdasan emosional yang bisa kita pelajari adalah menjadi pendengar yang baik. Bagaimana sebetulnya bentu dari “mendengarkan dengan baik” itu? Adakah strategi khusus agar kita benar-benar bisa menjadi pendengar yang baik bagi orang-orang di sekitar kita?
Menurut Brian Tracy dan Roy Arden dalam bukunya, The Magic of charm, ada 4 cara yang bisa kita lakukan untuk menjadi seorang pendengar yang baik. Keempat cara tersebut adalah Mendengarkan dengan penuh perhatian, mengambil jeda sebelum menjawab, memberikan pertanyaan untuk klarifikasi, dan memberi umpan balik dengan kata-kata kita sendiri.
1. Dengarkan dengan penuh perhatian
Teknik pertama untuk menjadi pendengar yang baik adalah dnegan mendengarkan orang lain yang mengajak kita berbicara dengan penuh perhatian. Apa bentu dari penuh perhatian ini? Ada 3 hal yang harus kita lakukan untuk memberikan perhatian penuh kepada mereka yang sedang berbicara (terutama yang berbicara langsung kepada kita), yaitu tidak menyela pembicaraannya, menciptakan keheningan yang utuh, dan membuat mereka yakin bahwa tidak ada yang lebih penting saat itu kecuali dirinya dan apa yang dibicarakannya.
Tanpa menyela, adalah membiarkan dan mempersilahkan orang lain untuk berbicara sampai selesai, dan sedikit menahan apa yang kita ingin sampaikan sampai mereka benar-benar selesai.
Keheningan yang utuh, adalah dengan membuat sesi pembicaraan Anda dengan mereka tanpa gangguan. Mensenyapkan bunyi handphone, tidak menghentak-hentakkan kaki, tidak membuat bunyi-bunyi yang dapat mengganggung pembicaraan Anda dengan mereka, dan sebagainya. Hormati dan hargai sesi/waktu pembicaraan Anda dengan orang lain.
Dalam buku tersebut disebutkan, bahwa ketika seseorang didengarkan dengan serius, ia akan dipengaruhi secara biokimia. Otaknya akan melepaskan endorphin (zat bahagia)
2. Ambil jeda sebelum menjawab
Mendengarkan dengan baik tidak sama dengan terlalu responsive. Memang benar bahwa kita harus responsive terhadap lawan bicara dan memberikan tanggapan kepada teman yang meminta pendapat. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti kita harus segera memberikan tanggapan tepat ketika mereka selesai berbicara.
Syarat kedua untuk menjadi pendengar yang baik adalah dengan mengambil jeda 3-5 detik sebelum kita memberikan tanggapan.
Yup. Ambil jeda sebelum menjawab. Biarkan suasana hening untuk beberapa saat sebelum Anda menjawab. Karena dengan begitu, ada 3 hal hebat sekaligus yang akan kita dapat saat mengambil jeda. Diantaranya adalah :
• Kita terhindar untuk menyela pembicaraan mereka jka ternyata ia hanya berhenti beberapa saat sebelum melanjutkan berbicara
• Dengan jeda, Anda memberitahu mereka bahwa apa yang dikatakannya sangat penting
• Anda berarti benar-benar mendengarkan orang tersebut
3. Pertanyaan untuk klarifikasi
Tips ketiga untuk menjadi seorang pendengar yang baik adalah mengajukan pertanyaaan klarifikasi. Menjadi pendengar yang baik tidak berarti harus mendengarkan mereka tanpa berbicara sedikitpun. Ajukan pertanyaan klarifikasi sebagai bentuk bahwa kita terlibat dalam pembicaraan dan menyimak apa yang mereka sampaikan. Tetaplah ciptakan komunikasi 2 arah.
Jangan berasumsi bahwa Anda sudah tahu persis apa yang ingin mereka sampaikan. Justru, dengan berasumsi sudah tahu, mereka akan merasa seperti tidak didengar. Tidak memberikan pertanyaan klarifikasi juga mengesankan kita tidak tertarik dengan topic pembicaraan. Berilah antusiasme Anda dalam mendengarkan.
Lemparkan pertanyaan seperti “maksudnya?”,”Jadi bagaimana?”, “memangnya apa yang kau rasakan?”, “mengapa bisa demikian? ”dan berbagai pertanyaan lain yang sifatnya klarifikasi atau memintanya untuk memperjelas.
4. Beri umpan balik dengan kata-kata Anda sendiri
Selanjutnya, cara keempat dalam seni mendengarkan orang lain adalah membuat kesimpulan dengan kata-kata Anda sendiri.
Setelah mendengarkan orang lain yang begitu antusias bercerita kepada Anda, jangan tidak memberinya tanggapan sama sekali. Cobalah untuk menyimpulkan atau mengungkapkan garis besar dari apa yang dia sampaikan.
Coba untuk membuat kesimpulan atas apa yang mereka sampaikan dengan kata-kata Anda sendiri sebagai bukti bahwa kita menyimak apa yang mereka bicarakan.
Beri umpan balik dengan kata=kata misalnya, “Jadi menurutmu, kebiasaan itu bisa dibentuk dengan konsistensi. Benarkah begitu?” Contohnya.
Apakah Anda sudah siap menjadi pendengar yang baik? Kendala apa yang kira-kira masih menjadi kendala Anda untuk menjadi pendengar yang baik? Silahkan share di bawah ya 🙂