This parking lot used to be a field; I parked here in my Oldsmobile
Long before the sonic and the Walgreens
Not no more, not no more
My oh my, look how the time flies, look how the world changes in the blink of an eye,
My oh my, look how the years have flown, turning around before you know it up and gone
Oh my, oh my, oh my
Seperti yang Anda simak, lagu di atas bercerita tentang penyesalan mengenai waktu yang berlalu begitu cepat. Dari yang awalnya tanah lapang, kini berubah menjadi area parkir. Dari yang tadinya belum muncul banyak industri, sekarang berjamuran industri di mana-mana. Dunia berubah begitu cepat, tanpa kita tahu apa yang sudah kita capai dalam hidup.
Yach, waktu terasa berlalu begitu cepat. Seringkali kita tidak menyadarinya. Tahu-tahu, semuanya sudah berubah begitu saja. Kemajuan dunia tidak seimbang dengan kemajuan diri kita. Kita tertinggal jauh di belakang.
Memang, menurut para pakar neurosains, seringkali, kita melakukan aktivitas sehari-hari secara tidak sadar. Pikiran kita melayang-layang, bukan pada apa yang sedang kita kerjakan, melainkan pada masa lalu dan masa depan. Terhadap masa lalu, seringkali kita menyesalinya. Sementara itu, terhadap masa depan, kita sering mencemaskannya.
Nah, terlalu berfokus pada penyesalan di masa lalu dan kecemasan di masa depan membuat kita tidak sadar terhadap apa yang sedang kita lakukan. Ketidaksadaran ini membuat kita lupa memikirkan solusi dan strategi untuk meningkatkan produktivitas dan progresivitas kita.
Inilah yang membuat kita tercengang betapa cepatnya waktu berlalu, tanpa ada hasil yang dapat kita raih: Saat melakukan aktivitas, kita melakukannya tanpa sadar. Tetapi, begitu aktivitas itu selesai dikerjakan, barulah kita tersadar bahwa kita telah melakukannya tanpa sadar; Kita tersadar bahwa karena kita melakukannya tanpa sadar, kita pun melakukannya ala kadarnya; Kita tidak memiliki inisiatif untuk membuat progres.
Oleh karena itulah, dalam melakukan aktivitas sehari-hari, kita perlu melakukannya dengan sadar.
Melakukan aktivitas secara sadar dapat ditempuh dengan berfokus pada aktivitas itu; Berada di sini, sekarang, dan melupakan masa lalu dan masa depan.
Fokus (pada aktivitas yang sedang dikerjakan) berkaitan erat dengan manajemen waktu. Salah satu cara yang dapat kita tempuh agar dapat berfokus pada apa yang sedang kita kerjakan yaitu mengatur waktu sedemikian sehingga kita mampu membuat prioritas mengenai tugas-tugas yang sedang kita kerjakan. Manajemen waktu membantu kita membuat kategori tugas, yakni tugas yang prioritas dan tugas yang tidak prioritas.
Namun demikian, dalam me-manage waktu/ menyusun jadwal kegiatan, kita perlu memerhatikan beberapa hal. Jangan sampai jadwal yang susun kita tidak tepat sasaran. Jika ini terjadi, manajemen waktu justru akan menghambat produktivitas kita.
Nah, dalam artikel ini, penulis akan ulas beberapa hal yang perlu kita hindari dalam me-manage waktu. Hal-hal tersebut harus dihindari karena dapat memengaruhi (secara negatif) jadwal yang kita susun.
Untuk mengetahui apa saja hal-hal tersebut, mari simak ulasan berikut ini.
1. Prinsip Process Orientation
Terkadang, ada orang yang memiliki prinsip hidup ikuti saja ke mana air mengalir; Apa yang terjadi esok, cukup nikmati saja, tidak perlu dipikirkan.
Prinsip seperti itu berbeda dari prinsip process orientation. Orang yang memiliki prinsip process orientation tidak mencemaskan apa yang akan terjadi esok, tetapi tetap berusaha mengamati dan memperhitungkan apa yang bakal terjadi esok hari.
Di sini, mencemaskan hari esok berbeda dengan memikirkan hari esok. Mencemaskan hari esok berarti memiliki bayangan yang menakutkan tentang hari esok, di mana kita hanya berfokus pada bayangan yang menakutkan itu. Sementara itu, memikirkan hari esok berarti mengamati, menganalisa, dan memperhitungkan apa yang bakal terjadi esok hari.
Mengamati apa yang bakal terjadi hari esok dilakukan secara objektif, tanpa melibatkan emosi. Kita tidak berlebihan dalam memandang hari esok secara positif, tidak pula berlebihan dalam memandang hari esok secara negatif; Kecemasan kita terhadap hari esok didasarkan pada pengamatan objektif kita. Demikian juga optimisme kita mengenai hari esok, senantiasa didasarkan pada pengamatan objektif kita, bukan pada emosi kita semata.
Dalam me-manage waktu, kita perlu memerhatikan prinsip process orientation. Kekeliruan dalam mengartikan prinsip process orientation membuat kita terjebak pada prinsip ikuti saja ke mana air mengalir. Padahal, prinsip ini membawa pengaruh yang buruk pada diri kita. Alasannya, prinsip ini mengajak kita untuk menikmati hari ini sepenuhnya tanpa memikirkan hari esok.
Nah, bagaimana jadinya jika kita tidak memikirkan hari esok? Bagaimana jadinya jika kita tidak memiliki rencana yang matang mengenai hari esok? Jawabannya, tentu kita tidak siap menjalani hari esok. Ketidaksiapan ini berarti kita tidak siap akan tantangan dan rintangan yang menghambat perjalanan kita.
Oleh sebab itulah, dalam menyusun jadwal kegiatan, Anda perlu meluangkan waktu untuk memikirkan, mengamati, dan merencanakan hari esok.
2. Prioritas
Salah satu tujuan manajemen waktu yaitu dapat menggolongkan tugas sesuai dengan kategori prioritas. Singkatnya, kita dapat membedakan tugas yang prioritas dari tugas yang kurang prioritas.
Nah, oleh karena itulah, saat menyusun jadwal kegiatan, Anda perlu memerhatikan prioritas. Jangan sampai Anda justru berfokus pada aktivitas-aktivitas yang tidak prioritas. Mengapa? saat Anda terlalu berfokus pada hal-hal yang tidak prioritas, maka Anda pun akan memberikan porsi yang besar pada hal-hal itu. Sebaliknya, Anda memberikan porsi yang kecil pada hal-hal yang prioritas.
Sebagai contoh, Anda hendak menyusun jadwal kegiatan dalam sehari. Adapun daftar kegiatan Anda yaitu bekerja, memasak, tidur, menonton TV, dan membaca buku. Karena terlalu berfokus pada hal yang tidak prioritas, Anda justru memberikan porsi besar pada hal yang tidak prioritas itu.
Dalam contoh tersebut, apa yang sebenarnya Anda butuhkan adalah banyak membaca buku. Tetapi, karena Anda terlalu berfokus pada hal yang tidak prioritas, Anda tidak memberikan porsi besar pada kegiatan membaca buku. Waktu yang digunakan untuk membaca buku lebih sedikit dibanding waktu yang diluangkan untuk menonton TV, misalnya.
3. Perfeksionisme
Dalam artikel yang berjudul Dampak Negatif Mindset Perfeksionisme, penulis telah menjelaskan beberapa dampak negatif perfeksionisme, di mana satu di antaranya yaitu perfeksionisme membuat kita menunda-nunda pekerjaan. Alasannya, perfeksionisme membuat Anda memandang pekerjaan sebagai tugas yang kompleks dan berat.
Nah, pandangan itu membuat Anda terintimidasi oleh pekerjaan. Dan, saat Anda terintimidasi oleh pekerjaan, Anda pun akan kehilangan motivasi untuk mengerjakannya. Anda akan terus menerus menunda-nunda mengerjakan pekerjaan itu. Anda terus menerus menunggu waktu yang tepat untuk mengerjakannya.
Jadi, perfeksionisme membuat manajemen waktu kurang efektif. Dengan mindset ini, Anda memberikan waktu yang berlebihan bagi tiap-tiap tugas yang ada di dalam daftar kegiatan Anda.
4. Memulai hari
Hal yang perlu diperhatikan selanjutnya yaitu jadwal memulai kegiatan. Anda perlu menyusun jadwal sedemikian sehingga Anda dapat bangun pagi, misalnya 2 jam sebelum berangkat kerja. Mengapa? Dengan bagun pagi, Anda dapat mempersiapkan segala sesuatu yang Anda butuhkan sepanjang hari itu; Anda dapat mempersiapkan apa saja yang perlu Anda bawa di tempat kerja; Anda dapat menyusun to-do list/ jadwal kegiatan yang hendak dilakukan dalam sehari. Dengan demikian, Anda lebih siap dalam menjalani hari Anda.
Bayangkan jika Anda bangun setengah jam sebelum berangkat kerja, kira-kira apa yang akan terjadi? Anda mandi terburu-buru hingga lupa menggosok gigi. Anda pun melewatkan sarapan pagi. Di kantor, karena melewatkan sarapan pagi, perut Anda pun kembung. Selain itu, badan menjadi lemas. Karena badan lemas, otak tidak siap digunakan untuk berpikir. Selanjutnya…. bayangkan, apa yang bakal terjadi selanjutnya!
“Waktu laksana pedang,” demikian kata pepatah. Dengan ungkapan itu, orang bijak menasihatkan bahwa kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Jika kita menggunakan waktu secara sembrono, maka waktu tidak segan-segan melibas kita.
Salah satu cara agar dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya yaitu dengan menyusun manajemen waktu. Manajemen waktu berarti mengatur waktu sedemikian sehingga kita mengetahui daftar tugas yang prioritas dan daftar tugas yang tidak prioritas. Dengan demikian, kita pun dapat memberikan porsi waktu yang berbeda untuk masing-masing tugas sesuai dengan tingkat prioritas.
Nah, dalam mengatur waktu/ membuat jadwal, kita perlu memerhatikan berbagai hal yang memengaruhi efektivitas jadwal itu. Jangan sampai, jadwal yang kita susun tidak tepat sasaran. Setuju, bukan?
Baca juga:
4 Pantangan yang Harus Anda Hindari agar Lebih Produktif
Takut Sukses? Ini Dia Kiat-Kiat Mengatasinya