membangkitkan semangat hidup

Pertimbangkan Dua Hal Ini untuk Membangkitkan Semangat Hidup Anda!

Suatu hari, seseorang berkomentar di salah satu artikel penulis yang membahas tentang cara membangkitkan motivasi hidup. Dalam artikel itu, penulis menjelaskan bahwa salah satu cara untuk membangkitkan motivasi hidup yaitu mempunyai tujuan.

Lalu, apa komentarnya?

Katanya tujuan akhir hidup manusia adalah kematian. Dan, menyadari kenyataan itu justru membuatnya kehilangan motivasi.

Jika dipikir-pikir, apa yang dikatakannya itu ada benarnya. Bagaimana tidak? Tujuan akhir hidup memanglah kematian. Bagi sebagian orang, kenyataan itu tidak menjadi masalah. Tapi, bagi sebagian yang lainnya, kenyataan itu membuat mereka merasa hidup mereka sia-sia. Sudah capai-capai hidup, sudah capai-capai berjuang demi kebahagiaan, eh ujung-ujungnya ditinggal mati.

Akhirnya, karena merasa hidup mereka sia-sia, mereka pun kehilangan motivasi untuk hidup.

Dulu, penulis pernah mempunyai pemikiran yang persis seperti itu, yang karenanya penulis kehilangan motivasi. Tetapi, seiring perjalanan hidup, penulis menyadari dua hal. Ya, dua hal yang membuat penulis berpikir berbeda. Dua hal itu telah memulihkan kembali motivasi hidup penulis.

Nah, sekarang, apakah Anda memiliki pemikiran yang sama dengan pemikiran komentator di atas dan kehilangan semangat hidup karenanya?

Jika ya, tepat sekali Anda mengunjungi blog ini. Karena, penulis akan mengajak Anda untuk mempertimbangkan dua hal tentang hidup. Dua hal ini telah berhasil membangkitkan semangat hidup penulis. Semoga, dua hal ini juga dapat mengubah pemikiran Anda dan membangkitkan semangat hidup Anda yang kini hilang.

Membangkitkan Semangat Hidup: Jalani Hidup tanpa Penyesalan

membangkitkan semangat hidup

 

Jika Anda merasa bahwa tujuan akhir hidup adalah kematian dan kehilangan semangat karenanya, lalu bagaimana untuk membangkitkan kembali semangat hidup Anda?

Coba pertimbangkan hal berikut ini:

Ya, mungkin tujuan akhir hidup adalah kematian. Tetapi, Anda sudah terlanjur hidup. Jika Anda menjalaninya setengah hati, sekadar untuk menunggu ajal menjemput, betapa sia-sianya hidup Anda.

Bagaimana jika sebelum meninggal, Anda mengisi hidup Anda dengan aktivitas-aktivitas yang Anda sukai? Bagaimana jika sebelum meninggal Anda isi hidup Anda untuk mengejar keinginan-keinginan Anda yang sekarang belum terwujud?

Tentu, hidup Anda akan jauh lebih berarti.

Coba bandingkan dua hal berikut ini, mana kira-kira yang menurut Anda lebih bermakna:

Kita meninggal dalam kondisi kita tidak menikmati hidup.

Atau

Kita meninggal dalam kondisi kita telah puas menikmati hidup.

Bagi penulis, yang kedua lebih bermakna dibanding yang pertama. Jika tujuan akhir hidup adalah kematian, mengapa tidak menikmatinya selagi kita masih bisa? Mengapa menyia-nyiakannya dengan menjalani hidup tanpa semangat? Mengapa menyia-nyiakannya dengan menjalani hidup tanpa hasrat dan keinginan?

Coba renungkan hal di atas. Renungan di atas telah berhasil mengubah pikiran penulis dan berhasil membuat semangat hidup penulis bangkit kembali. Siapa tahu, dengan merenungkan hal di atas, pikiran Anda juga berubah dan Anda menjadi lebih bersemangat dalam menjalani hidup.

Harapan Membantu Anda Membangkitkan Semangat Hidup

membangkitkan semangat hidup

Di samping merenungkan hal di atas, harapan juga membantu membangkitkan semangat hidup.

Apa itu harapan?

Menurut ilmuan senior Gallup, Shane J. Lopez, harapan adalah keyakinan bahwa masa depan akan lebih baik daripada sekarang. Orang yang memiliki harapan senantiasa yakin:

  1. adanya masa depan yang lebih baik,
  2. bahwa dia mampu mewujudkan masa depan yang lebih baik itu,
  3. dia dapat mengendalikan masa depannya,
  4. adanya banyak cara untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik tersebut.

Mengapa harapan dapat membantu kita membangkitkan semangat hidup?

Salah satu penyebab seseorang kehilangan semangat hidup yaitu ia mengira bahwa masa depannya suram, penuh ketidakpastian. Ia menjadi pesimis karena berpikir hidupnya berada di luar kendalinya.

Ketidakpastian (Chaos) dan Hilangnya Harapan

membangkitkan semangat hidup

Dulu, penulis juga pernah kehilangan harapan seperti itu. Sebabnya, penulis melihat dunia ini penuh ketidakpastian. Seolah kehidupan manusia berjalan tanpa hukum yang mengaturnya. Semuanya kacau.

Bisakah Anda membayangkan dunia yang tidak memiliki hukum yang mengaturnya?

Kita tidak bisa meramalkan apapun karena bahkan hukum sebab-akibat tidak ada. Semuanya berjalan dengan kacau, tidak sesuai dengan hukum sebab-akibat. Jika menurut hukum sebab-akibat, sebuah reaksi muncul karena adanya aksi, maka dalam dunia yang kacau (chaos), sebuah reaksi muncul dengan sendirinya tanpa perlu pemicu.

 

Apa artinya ini? Artinya, kita tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi di dunia. Kita tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi pada hidup kita. Semuanya sungguh di luar kendali.

Selama ini, apa yang membuat kita mampu meramalkan masa depan dan mengendalikan apa yang terjadi di kehidupan kita adalah hukum sebab-akibat. Hukum itu mengatur bahwa untuk sukses diperlukan perjuangan keras. Untuk maju diperlukan belajar yang tekun.

Belajar dengan tekun adalah sebab. Akibatnya adalah kemajuan dalam berpikir. Sama halnya, perjuangan keras adalah sebab. Akibatnya adalah kesuksesan hidup.

Bayangkan jika hukum sebab-akibat tidak ada. Maka, kita tidak tahu apa yang membuat/menyebabkan kita sukses. Sukses bisa datang kapan pun, di mana pun, kepada siapa pun tanpa perlu alasan/penyebab. Bisa jadi, tanpa perlu berjuang, seseorang bisa sukses. Bisa jadi juga, orang baru sukses setelah berjuang keras.

Tanpa mengetahui penyebab kesuksesan seseorang, maka kita tidak akan pernah tahu bagaimana cara untuk meraih sukses. Kita hanya bisa pasrah menunggu keberuntungan berpihak kepada kita. Dan, kita tidak dapat mengelak kalau-kalau kesialan menimpa kita.

Nah, itulah mengapa, ketidakpastian (chaos) terkesan sangat menakutkan. Banyak orang takut menghadapi ketidakpastian. Banyak yang kehilangan harapan karenanya.

Lalu, apa yang dulu menyebabkan penulis beranggapan bahwa dunia ini penuh ketidakpastian alias chaos?

Penulis menyaksikan tindak kriminalitas, kekerasan, ketidakadilan, dan penindasan di mana-mana. Ada orang yang meskipun sudah berjuang keras tetap saja hidupnya sensara. Sebaliknya, ada yang dengan sedikit perjuangan, hidupnya bisa sejahtera. Bukan hanya itu, bahkan seolah yang buruk selalu menang dan yang baik selalu kalah.

Sekarang, apakah Anda juga memiliki anggapan yang sama dengan anggapan penulis di atas?

Anda menganggap dunia ini penuh kekacauan dan ketidakpastian di mana Anda merasa tidak berdaya menghadapinya?

Jika, ya, perlu Anda ketahui, itu jugalah salah satu penyebab mengapa Anda kehilangan semangat hidup. Semangat hidup Anda hilang karena Anda merasa hidup Anda tidak memiliki harapan yang cerah.

Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Bagaimana cara membangkitkan kembali semangat hidup Anda?

Anda perlu memiliki HARAPAN.

Tetapi, bukankah harapan muncul ketika kita yakin adanya masa depan yang lebih baik? Bukankah harapan muncul ketika kita yakin kita mampu mewujudkan masa depan yang lebih baik itu? Mana mungkin kita memiliki harapan jika kita menganggap hidup ini penuh ketidakpastian dan kita tidak dapat mengendalikannya?

Mencari Penjelasan

membangkitkan semangat hidup

Agar Anda memiliki harapan, maka Anda perlu merenung. Yup! Merenung dan mencari tahu apakah benar hidup ini berjalan tanpa kepastian, apakah benar Anda tidak dapat mengendalikan kehidupan Anda, apakah benar semua peristiwa di dunia ini di luar kendali Anda.

Itulah yang juga penulis lakukan saat dulu penulis menganggap bahwa hidup ini penuh ketidakpastian. Penulis tidak berdiam diri dan hanya menyesalinya. Sebaliknya, penulis mencari penjelasan mengapa hidup bisa begitu tampak kacau dan penuh ketidakpastian. Apakah memang seperti itu realitasnya. Atau, jangan-jangan kedangkalan pemikiran penulis saja yang membuat penulis menyimpulkan bahwa dunia ini penuh ketidakpastian.

Akhrinya, lewat pencarian itu, penulis menemukan sebuah penjelasan yang luar biasa, sebuah penjelasan yang mampu membuka pikiran penulis bahwa ternyata hidup tidaklah sesempit apa yang penulis lihat, bahwa hidup bukanlah sekadar gerak yang tanpa arti, bahwa manusia, termasuk penulis mampu mengendalikan kehidupan ini karena kehidupan ini berjalan dengan teratur, bukan secara acak/ chaos.

Kini, penjelasan itu telah membangkitkan kembali harapan penulis. Dan, dengan bangkitnya harapan penulis, maka terbangkitkan pula semangat hidup penulis. Penulis kembali bersemangat hidup karena penulis paham bahwa apa yang penulis perjuangkan tidaklah sia-sia.

Nah, jika penulis mampu membangkitkan kembali harapan penulis dengan mencari penjelasan tentang kehidupan ini, maka Anda juga dapat melakukan cara yang sama. Anda dapat membaca buku, artikel, atau berdiskusi dengan orang yang memiliki harapan yang besar akan masa depannya dan masa depan kehidupan umat manusia. Siapa tahu, penjelasan dari buku, artikel, atau orang tersebut dapat membuka pikiran Anda bahwa hidup bukanlah pergerakan tanpa arti, bahwa Anda mampu mengendalikan kehidupan Anda.

Akhirnya, dengan bangkitnya harapan Anda, bangkit pula semangat Anda dalam menjalani hidup.

 

Demikianlah dua hal yang perlu Anda pertimbangkan untuk membangkitkan semangat hidup Anda kembali.

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat bagi Anda, jangan ragu untuk membaginya kepada teman-teman Anda.

Oya, penulis tunggu komentarnya πŸ˜€

 

Baca juga:

Hidup Anda Membosankan? Renungkan Kembali Tujuan Hidup Anda!

Apa Arti Kebebasan bagi Anda?

Hilangkan Kegundahan Hati Anda dengan Buku!

Ini Dia Alasan Mengapa Anda Harus Punya Motto Hidup!

Bagaimana Cara Hidup Bahagia?

 

 

 

bangkit dari kegagalan

Rahasia Bangkit dari Kegagalan

Ada dua tipe orang di dunia ini terkait caranya menyikapi kegagalan: Pertama, orang yang terpuruk setelah mengalami kegagalan. Padahal, baru sekali gagal, tapi terpuruknya bisa sampai bertahun-tahun. Kedua, orang yang meskipun sudah berkali-kali gagal tapi selalu bangkit dan akhirnya berhasil.

Nah, Anda tipe yang mana?

Jika Anda tipe yang pertama, yang terpuruk lama setelah gagal, maka Anda berada di halaman yang tepat.

Mengapa?

Karena, dalam artikel ini, penulis akan mengajak Anda untuk membongkar rahasia bangkit dari kegagalan. Orang-orang yang tergolong tipe pertama telah lama menerapkan rahasia ini untuk membangkitkan kembali semangat juang mereka setelah gagal.

Oleh karena itu, jangan kemana-mana, tetap fokus dan simak artikel ini hingga selesai. Hehehe…

Sekarang, apa, sih, memangnya rahasia bangkit dari kegagalan?

Apa, Sih, Rahasia Bangkit dari Kegagalan?

Saat gagal, apa yang membuat kita terpuruk dan susah bangkit yaitu RASA BERSALAH yang melanda diri kita. Kita terpuruk karena kita tidak bisa memaafkan diri sendiri atas kesalahan itu.

Maka dari itulah, agar bisa bangkit, yang pertama-tama perlu kita lakukan adalah memaafkan diri kita sendiri. Maafkan diri kita yang telah melakukan kesalahan hingga membuat kita gagal.

Setidaknya ada 4 alsan mengapa kita perlu memaafkan diri kita sendiri ketika kita mengalami kegagalan. Apa saja itu?

  1. Mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan itu wajar,
  2. Orang bijak mengatakan, β€œNothing in life that’s worthwhile will come easy”,
  3. Kegagalan merupakan berkat yang tersamarkan (failures are blessing in disguise),
  4. Ada faktor yang menghambat, di mana faktor itu sungguh di luar kendali.

Mari kita kupas satu persatu.

Pertama, mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan itu wajar. Yup!

Siapa, sih, orangnya yang tidak pernah melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan?

Bahkan orang yang paling berhati-hati, paling teliti pun pernah melakukan kesalahan. Semua orang sukses di dunia ini pernah melakukan kesalahan dan kegagalan. Tidak ada yang bisa luput dari keduanya, paling tidak sekali dalam seumur hidup.

Ini karena, manusia adalah makhluk yang terus belajar. Perkembangan manusia terjadi dari pembelajaran. Dari jaman purba hingga jaman sekarang, kesadaran, kemampuan, dan kecerdasan manusia berkembang dan meningkat lewat proses pembelajaran.

Dan, proses pembelajaran itu berlangsung melalui kesalahan dan kegagalan. Singkatnya, manusia belajar lewat kesalahan. Manusia melalui proses trial-error alias melakukan percobaan dan kekeliruan-kekeliruan untuk sampai pada keberhasilan. Itulah pembelajaran yang dialami manusia hingga sekarang.

Nah, jika belajar adalah kodrat manusia, di mana dalam proses belajar itu ada kegagalan dan kekeliruan/kesalahan, maka itu artinya melakukan kesalahan itu wajar. Tidak ada yang aneh dan perlu diratapi berlebihan dengan kesalahan.

Itulah mengapa, kita perlu memaafkan diri sendiri saat kita melakukan kesalahan atau gagal.

 

Kedua, orang bijak berkata, β€œNothing in life that’s worthwhile will come easy.”

Tidak ada sesuatu yang berharga di dunia ini diperoleh dengan mudah. Segala sesuatu yang berharga pasti sulit didapatkan. Contoh mudah, untuk meraih prestasi di sekolah, seorang anak perlu disiplin dalam belajar. Kedisiplinan ini merupakan perjuangan yang bagi banyak siswa sangat berat. Tetapi, ya memang seperti itu kenyataannya. Untuk sukses, untuk berprestasi, mereka perlu berjuang keras. Prestasi tidak didapatkan secara cuma-cuma.

Contoh lain, untuk mendapatkan emas yang harganya mahal, seorang penggali tambang perlu berjuang keras. Alasan mengapa harga emas mahal yaitu justru karena ia sangat sulit didapatkan dan dibutuhkan perjuangan keras untuk mendapatkannya.

bangkit dari kegagalan

Lalu, apa artinya ini? Artinya, sangat wajar jika Anda mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan ketika mencapai keinginan Anda. Karena, keinginan Anda itu pastinya berupa sesuatu yang berharga. Dan, sesuatu yang berharga senantiasa sulit didapatkan.

Ketika mengejar impian, mengejar cita-cita Anda yang sangat berharga, tentunya Anda melewati perjuangan yang keras dan berat. Maka wajar adanya jika di tengah perjuangan Anda mengalami kegagalan dan kesalahan.

Untuk itu, memaafkan kesalahan dan kegagalan Anda merupakan tindakan yang makes sense, sangat beralasan.

 

Ketiga, kegagalan merupakan berkat yang tersamarkan.

Artinya, di balik setiap kegagalan yang kita alami senantiasa ada hikmah yang dapat kita petik. Hikmah itu berupa pelajaran yang berharga. Kegagalan dan kesalahan menjadikan kita paham cara/strategi yang salah dan strategi yang tepat dan mencegah kita mengulangi strategi yang salah. Di samping itu, kegagalan dan kesalahan juga mendorong kita untuk menemukan cara, ide, dan perspektif baru.

Nah, jika kegagalan dan kesalahan membawa hikmah bagi Anda, maka apa yang perlu disesalkan (berlarut-larut) dari kegagalan dan kesalahan?

Itulah mengapa, Anda perlu memaafkan diri Anda sendiri ketika mengalami kegagalan dan kesalahan.

 

Keempat, ada faktor penghambat yang sungguh di luar kendali.

Seorang filusuf dari Jerman pernah berkata bahwa manusia membuat sejarahnya sendiri. Tetapi, dalam membuat sejarahnya sendiri, manusia memanfaatkan bahan/material yang tersedia di sekitarnya. Di samping itu, ia juga memanfaatkan kondisi yang ada. Sehebat apa pun manusia, ia tidak bisa melampaui kondisi material tempat dia hidup.

Apa artinya ini?

Artinya, memang kita sendirilah yang membuat kisah hidup kita. Kita sendirilah yang menentukan akan seperti apa masa depan kita. Sukses dan gagalnya akhir hidup kita tergantung pada bagaimana kita mengukir kisah hidup kita sendiri.

Tetapi, dalam mengukir kisah hidup, kita perlu menyesuaikannya dengan kondisi material yang tersedia.

Ada contoh menarik yang berhubungan dengan ini:

Anda tahu siapa penemu komputer? Ada yang mengatakan bahwa penemunya adalah Alan Turing. Tapi, ada juga yang mengatakan penemunya adalah Charles Babbage.

Kita tidak akan memperdebatkan hal itu karena nyatanya keduanya sama-sama pencipta komputer yang pertama. Charles Babbage menciptakan komputer yang tidak seperti komputer jaman sekarang. Komputer Babbage tidak memuat komponen-komponen elektronika sama sekali karena memang pada jaman Babbage komponen elektronika belum ditemukan.

Ini berbeda dengan komputer ciptaan Alan Turing. Karena hidup di era di mana komponen elektronika telah ditemukan, komputer ciptaan Turing jauh lebih canggih dibanding komputer Babbage. Komputer Turing mengandung komponen-komponen elektronika yang membuatnya jauh lebih canggih dan bentuknya bisa disederhanakan.

Menurut banyak kalangan, sebenarnya, ide untuk membuat komputer seperti yang dibuat Alan Turing sudah ada di benak Babbage jaaaaauh sebelum Turing lahir. Babbage bercita-cita untuk membuat komputer seperti yang dibuat Turing. Tetapi, karena kondisi material (komponen elektronika) yang dibutuhkan tidak tersedia, maka Babbage GAGAL membuat komputer seperti yang diciptakan turing.

Ini membuktikan, secerdas apapun Babbage, ia tidak dapat melampaui kondisi material yang tersedia. Secerdas apapun ia, sekeras apapun ia berusaha membuat komputer seperti milik Turing, tetap saja ia tidak mampu membuatnya. Karena, situasinya memang di luar kendali.

Nah, dari contoh di atas, jelas, bukan, bahwa sekalipun kitalah yang membuat kisah hidup kita sendiri, tetapi kisah itu dapat kita wujudkan menjadi kenyataan jika dan hanya jika bahan/material yang dibutuhkan untuk mewujudkannya tersedia. Jika material yang dibutuhkan tidak tersedia, maka tidak heran jika kita gagal mewujudkannya.

Ketidaktersediaan bahan/material ini merupakan faktor penghambat yang di luar kendali kita.

Itulah mengapa, ketika Anda gagal meraih goal, Anda tidak perlu terlalu larut dalam penyesalan dan menyalahkan diri Anda sendiri. Karena, bisa jadi, kegagalan itu disebabkan faktor yang di luar kendali Anda yang menghambat Anda meraih goal Anda.

Jika sudah begitu, maka memaafkan diri Anda sendiri, memaafkan kesalahan dan kegagalan yang terjadi adalah pilihan yang terbaik.

Bagaimana Cara Memaafkan Diri Sendiri?

Di atas, kita telah membahas mengapa Anda perlu memaafkan kesalahan Anda agar bisa bangkit dari kegagalan.

Sekarang, bagaimana cara memaafkan diri Anda sendiri?

Setidaknya, ada 2 cara yang dapat penulis bagikan kepada Anda:

  1. Mengingat 4 alasan di atas,
  2. Mengesampingkan opini orang lain.

1. Mengingat 4 alasan di atas

Ketika Anda mengalami kegagalan dan terpuruk, maaafkanlah diri Anda. Jika Anda tidak tahu cara memaafkan diri sendiri, ingatlah 4 alasan mengapa memaafkan diri sendiri itu perlu seperti yang penulis jelaskan di atas.

2. Mengesampingkan opini orang lain

Terkadang, kegagalan dan kesalahan terjadi akibat Anda tidak mau mendengarkan nasihat orang lain. Akibatnya, saat Anda gagal, mereka menyalahkan diri Anda. Mereka berkata, β€œMakanya, dikasih tau jangan ngeyel”, β€œKan, sudah saya bilang.”

Sekalipun pada awalnya nasihat mereka baik bagi Anda, tetapi sikap mereka yang menyalahkan diri Anda tidaklah tepat. Mengapa? Hal itu bisa membuat Anda larut pada rasa bersalah, membuat Anda terus-menerus menyalahkan diri sendiri.

Ini bisa berakibat fatal. Anda tidak saja akan terus terpuruk melainkan semakin mundur. Sikap terus-menerus menyalahkan diri sendiri dapat menumbuhkan keyakinan dalam pikiran bawah sadar Anda bahwa Anda orang yang gagal, yang bodoh, yang tidak mau mendengarkan orang lain, dan tidak pantas sukses.

 

Baca juga:

Bagaimana Cara Sukses saat Mengalami Kegagalan?

Takut Sukses? Ini Dia Kiat-Kiat Mengatasinya!

Cara Sukses Hilangkan Ketakutan dan Lejitkan Kepercayaan Diri

Hati-Hati! Terlalu Berfokus pada Goal justru Menghambat Anda Meraih Kesuksesan Hidup

Kunci Sukses Menghadapi Masalah: Tetap Tenang dan Positif

 

 

 

menunda pekerjaan

Hilangkan Kebiasaan Menunda Pekerjaan dengan Trik Ampuh Ini!

Ceritanya, Anda sedang dalam proses menulis sebuah buku. Buku tersebut berisi gagasan Anda mengenai suatu hal. Di hari-hari pertama Anda menulis, semangat Anda sangat menggebu-gebu. Anda masih memiliki gambaran jelas tentang apa buku itu ditulis. Tetapi, di tengah-tengah proses, Anda mulai malas mengerjakannya hingga akhirnya naskah buku tersebut terbengkalai. Sudah satu bulan semenjak itu, Anda tidak pernah lagi menyentuh naskah itu dan baru sekarang teringat lagi dan ingin menyelesaikannya. Tetapi, Anda terlanjur malas.

Di kesempatan lain, Anda membaca buku. Sebuah buku dengan tema pembahasan yang Anda sukai. Awalnya, Anda sangat antusias membaca buku tersebut. Tetapi, di tengah proses membaca, rasanya malas dan bosan dan ingin beranjak pada buku lainnnya.

Di kantor, hal yang sama pun terjadi. Suatu hari, Anda mengerjakan tugas yang cukup berat. Pada awalnya, Anda bersemangat mengerjakannya hingga lembur pun Anda jalani. Tetapi, begitu tinggal selangkah lagi, eh rasa bosan dan malas malah muncul, membuat Anda enggan menyelesaikan tugas itu. Akibatnya, Anda dikejar-kejar deadline.

Apakah cerita-cerita di atas familiar bagi Anda? Apakah Anda sering mengalami kejadian seperti di atas? Jika ya, maka Anda membuka halaman yang tepat karena dalam artikel ini, penulis akan mengajak Anda untuk mengungkap sebuah trik yang meskipun simple tetapi ampuh untuk menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan.

Trik apakah itu?

Trik Ampuh untuk Menghilangkan Kebiasaan Menunda Pekerjaan: Visualisasikan Hasil Akhir Proyek yang sedang Anda Kerjakan

Trik ampuh untuk menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan itu adalah visualisasi.

Anda pernah mendengar konsep tersebut?

Jika belum, baiklah akan penulis jelaskan pengertiannya kepada Anda.

Visualisasi adalah teknik memasukkan sugesti ke pikiran bawah sadar dengan cara memvisualisasikan alias membayangkan dan mensimulasikan sugesti yang dimasukkan.

Contoh, ketika Anda hendak memasukkan sugesti ke pikiran bawah sadar Anda bahwa Anda adalah orang yang sukses, maka Anda menerapkan teknik visualisasi dengan membayangkan dan mensimulasikan kondisi yang di dalamnya Anda menjadi orang sukses. Singkatnya, ya Anda membayangkan diri Anda menjadi orang sukses.

menunda pekerjaan

Nah, Anda pun dapat menerapkan teknik itu untuk menghilangkan kebiasaan menunda pekerjaan.

Anda tahu Michael Hyatt?

Dalam situsnya yang sangat terkenal itu, Michael Hyatt mengatakan bahwa ia biasa menggunakan trik/ teknik visualisasi ketika proyek yang dikerjakannya terbengkalai, ketika ia mulai bosan, malas, dan bingung bagaimana menyelesaikan proyek/pekerjaan yang sudah dia mulai.

Bagaimana Menerapkan Trik Visualisasi untuk Menghilangkan Kebiasaan Menunda Pekerjaan?

Lalu, bagaimana cara menerapkan trik tersebut?

Anda dapat menggambar hasil akhir dari proyek/pekerjaan yang ingin Anda selesaikan. Atau, menuliskan dan lalu membanyangkannya. Contoh, Anda ingin menyelesaikan naskah yang baru separuh Anda tulis. Maka, gambarkan hasil akhir dari naskah tersebut. Anda dapat menggambarkan naskah itu sudah menjadi sebuah buku, dengan kover dan judul yang bagus, lengkap dengan logo penerbit yang menerbitkan buku tersebut.

Gambar itu membantu Anda memvisualisasikan hasil akhir naskah Anda.

Contoh lain, Anda ingin menyelesaikan perkejaan di kantor yang sebentar lagi deadline. Buatlah gambar hasil akhir tugas tersebut. Kemudian, bayangkan hasil akhir itu di meja Anda. Resapi dalam hati dan pikiran Anda agar ia masuk ke pikiran bawah sadar Anda.

Atau, jika Anda tidak suka dan tidak cakap menggambar, cukup bayangkan saja hasil akhir proyek yang ingin Anda selesaikan.

Mudah, bukan?

Sekarang, pertanyaannya, mengapa trik ini ampuh untuk menghilangkan kebiasaan menunda-nunda? Apa alasannya? Apa yang membuatnya begitu ampuh dan manjur?

Mengapa Trik Visualisasi Ampuh untuk Menghilangkan Kebiasaan Menunda Pekerjaan?

β€œIf we don’t know where we’re headed, it’s impossible to know what it takes to arrive.”

-Michael Hyatt

Mengapa trik visualisasi ampuh untuk menghilangkan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan?

Sebagaimana kutipan dari Michael Hyatt di atas, ketika Anda tidak tahu ke mana arah yang Anda tuju, maka mustahil Anda bisa sampai pada tujuan Anda.

Logikanya, bagaimana Anda bisa sampai pada tujuan Anda jika Anda sendiri tidak tahu tujuan Anda?

Nah, memvisualisasikan hasil akhir proyek yang ingin Anda selesaikan memberikan gambaran yang jelas kepada Anda mengenai tujuan Anda, mengenai ke mana Anda hendak melangkah.

Ini akan membuat Anda:

  1. Tahu apa saja yang perlu Anda lakukan untuk mencapai tujuan itu
  2. Lebih konsisten menyelesaikan proyek/ mencapai tujuan tersebut
  3. Dapat merumuskan strategi untuk menyelesaikan proyek/ mencapai tujuan itu
  4. Tahu jalur yang bisa ditempuh untuk menyelesaikan/mencapai tujuan tersebut

Akhirnya, kejelasan strategi dan jalur yang bisa ditempuh untuk sampai pada hasil/tujuan akhir memotivasi Anda untuk segera bertindak.

Di samping hal di atas, memvisualisasikan hasil akhir proyek yang ingin Anda selesaikan juga bisa membuat Anda lebih kreatif dan menemukan banyak cara dan strategi.

Mengapa?

Ketika Anda memvisualisasikan hasil akhir proyek yang ingin Anda selesaikan, pikiran bawah sadar menerjemahkan gambaran tentang hasil akhir itu sebagai perintah untuk melakukan tindakan guna mencapai hasil tersebut. Pikiran bawah sadar terus mencari jalan keluar untuk bisa mencapai hasil akhir itu, bagaimana pun caranya. Ia terus mencari ide agar hasil akhir itu tercapai.

 

Setelah menyimak penjelasan di atas, bagaimana menurut Anda?

Trik ini sudah terbukti ampuh. Michael Hyatt, pakar pengembangan diri yang sangat terkenal biasa menggunakan trik itu untuk menyalakan kembali api semangatnya ketika ia mulai malas, bosan, dan menunda-nunda proyek yang sudah dikerjakannya.

Jika trik ini ampuh diterapkan Michael Hyatt, maka Anda pun dapat menggunakan trik ini untuk mengatasi kebiasaan Anda menunda pekerjaan dan proyek yang sudah Anda mulai.

Akhir kata, selamat mencoba πŸ˜€

 

 

 

meningkatkan kinerja

Ganti Kosakata yang Biasa Anda Gunakan Sehari-Hari untuk Meningkatkan Kinerja Anda!

Tahukah Anda, kata-kata mengandung kekuatan dahsyat yang dapat memengaruhi kehidupan Anda. Dalam dunia kerja, kata-kata dapat menurunkan dan meningkatkan kinerja dan produktivitas.

Apa alasannya? Bagaimana kata-kata bisa begitu powerful?

Menurut para pakar, ini dikarenakan kosakata dapat memengaruhi emosi kita. Kosakata yang negatif membuat emosi kita berubah jadi negatif. Kosakata positif membuat emosi kita berubah jadi positif. Kosakata yang berat membuat Anda merasa tertekan. Kosakata yang menarik membuat Anda semakin termotivasi. Kosakata yang ringan membuat tugas Anda terasa ringan dikerjakan.

Jika tidak percaya, coba bandingkan dua kalimat berikut ini:

Kamu anak yang brilian

Kamu anak yang pandai

Apa kesan Anda setelah membaca kedua kalimat itu?

Kalimat pertama terasa lebih β€œwah” dibanding kalimat kedua, bukan? Kata β€œbrilian” menimbulkan kesan yang lebih hebat dibanding kata β€œpandai”. Kalimat β€œKamu anak yang brilian” membuat benak kita langsung membayangkan anak itu genius seperti Albert Einstein atau Isaac Newton, dan bakal memiliki pengaruh yang besar terhadap dunia.

meningkatkan kinerja

Sementara itu, kalimat, β€œKamu anak yang pandai,” dampaknya tak sebesar kalimat yang pertama. Karena, β€œkepandaian” merupakan hal yang biasa saja.

Saking besarnya pengaruh kosakata, bahkan kekeliruan dalam memilih kata bisa berkaibat fatal bagi motivasi anak. Menurut para pakar, memuji anak dengan pujian yang memuat kosakata berlebihan seperti β€œgenius”, β€œbrilian”, β€œhebat” justru dapat membuat anak terbebani, yang akhirnya membuat mereka takut untuk mencoba.

Hal ini sudah penulis jelaskan dalam artikel yang berjudul Hati-Hati! Pujian bisa Berbahaya bagi Motivasi Anak Anda yang Memiliki Low Self-Esteem!

Masih ragu kosakata memiliki pengaruh yang besar?

Baiklah jika begitu, mari kita beranjak pada contoh lain. Coba bandingkan dua kalimat ini:

Rio Haryanto telah mengukir prestasi di bidang balap mobil

Rio Haryanto telah meraih prestasi di bidang balap mobil

Di antara dua kalimat di atas, menurut Anda mana yang lebih berkesan?

Kalimat pertama, bukan?

Kata β€œmengukir” jauh lebih berkesan dibanding kata β€œmeraih”. Kata β€œmeraih” memberikan kesan bahwa prestasi yang dicapai oleh Rio itu biasa saja.

Nah, dari dua contoh di atas, sekarang Anda yakin, bukan, bahwa kosakata memiliki kekuatan besar yang dapat memengaruhi tindakan Anda? Di dunia kerja, kosakata dapat memengaruhi kinerja.

Kosakata yang konstruktif dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas. Sebaliknya, kosakata yang destruktif dapat menurunkan produktivitas dan kinerja.

Pertanyaannya, kosakata yang destruktif itu yang bagaimana? Bagaimana pula yang disebut kosakata yang konstruktif?

Kosakata Destruktif yang dapat Membuat Kinerja Anda Menurun

Berikut ini beberapa kosakata destruktif yang lumrah digunakan. Mungkin, Anda juga sering menggunakannya dalam keseharian Anda.

Harus

meningkatkan kinerja

Apakah Anda sering mengucapkan kata β€œharus”?

Contoh, ketika mengerjakan tugas kantor, Anda berkata, β€œSaya harus menyelesaikan tugas ini dengan cepat”, β€œSaya harus lebih komunikatif saat presentasi.”

Tahukah Anda, kata β€œharus” seperti dalam dua contoh di atas bisa menimbulkan kesan berat di benak Anda. Kosakata itu membuat Anda merasa terbebani. Pikiran bawah sadar Anda menerjemahkan kata itu sebagai BEBAN yang mengintimidasi diri Anda sendiri.

Apa akibatnya?

Akibatnya, karena merasa terintimidasi, tanpa sadar Anda menjadi takut mencoba, menyerah, pesimis, dan tidak termotivasi untuk mengerjakan tugas Anda.

Oleh karena itu, Anda perlu mengganti kata β€œharus” dengan kata lain yang lebih ramah terhadap diri Anda.

Kami atau Kita

meningkatkan kinerja

Sebenarnya, kata β€œkami” tidaklah berbahaya bagi Anda. Ia menjadi bahaya ketika diterapkan dalam konteks yang tidak tepat.

Konteks yang bagaimana yang tidak tepat untuk kata β€œkami”?

Konteks/situasi yang di dalamnya Anda berbicara mewakili diri Anda sendiri, bukan mewakili tim atau kelompok.

Contoh:

β€œApa yang kami lakukan adalah berdasarkan fakta.”

β€œMaaf, itu kesalahan kami.”

β€œKita akan memperbaiki kesalahan ini.”

Padahal, situasinya Anda sendiri yang melakukan kesalahan. Tetapi, Anda melibatkan rekan kerja Anda.

Lalu, apa bahayanya? Bahayanya:

1. Anda mengerjakan tugas dengan setengah hati,

2. tidak terlibat penuh (not fully engaged),

3. kurang bertanggung jawab.

Oleh karena itu, Anda perlu menggantinya dengan kata yang lebih konstruktif yang dapat meningkatkan kinerja Anda.

Saya

meningkatkan kinerja

Seperti kata β€œkita” dan β€œkami”, sebenarnya kata β€œsaya” tidaklah berpengaruh negatif ketika digunakan dalam konteks yang tepat. Ia menjadi destruktif ketika diterapkan dalam konteks/situasi yang tidak tepat.

Tetapi, situasi yang bagaimana yang tidak tepat untuk kata β€œsaya”?

Situasi yang di dalamnya Anda berbicara mewakili tim atau kelompok, bukan mewakili diri Anda sendiri.

Contoh:

β€œSaya sudah mencoba mengerjakannya, tetapi masih banyak yang perlu dilakukan.”

β€œBaiklah. Akan saya kerjakan.”

Bayangkan contoh di atas dalam konteks Anda sedang bekerja secara tim. Dalam situasi seperti itu, kata β€œsaya” dapat membuat Anda bersikap otoriter, memaksakan kehendak Anda kepada tim atau rekan-rekan Anda. Di samping itu, tanpa sadar, Anda juga menjadi kurang bisa bekerja sama dan tidak bersedia melibatkan orang lain.

Oleh karena itu, Anda perlu menggantinya dengan kosakata yang lebih konstruktif.

Nah, semua akibat dari penggunaan kata-kata di atas pada akhirnya membuat kinerja dan produktivitas Anda menurun.

Sekarang mari kita beranjak pada kosakata-kosakata yang konstruktif, yang dapat Anda gunakan untuk mengganti kosakata-kosakata di atas supaya kinerja dan produktivitas Anda meningkat.

Ganti Kosakata Destruktif dengan Kosakata Berikut untuk Meningkatkan Kinerja Anda

Jika Anda biasa menggunakan kosakata-kosakata di atas dalam keseharian Anda, Anda perlu menggantinya dengan kosakata-kosakata yang lebih konstruktif demi meningkatkan kinerja.

Nah, kosakata apa saja yang dapat Anda gunakan untuk mengganti kosakata-kosakata di atas?

Perlu

meningkatkan kinerja

Ganti kata β€œharus” yang membuat Anda terintimidasi dan karenanya menjadi pesimis dan takut mencoba dengan kata β€œperlu”. Kata β€œperlu” menimbulkan kesan seolah apa yang Anda kerjakan merupakan kebutuhan Anda sendiri, yang datang dari dalam diri Anda, bukan kewajiban yang dipaksakan dari luar.

Dengan kesan seperti itu, Anda menjadi lebih bersemangat mengerjakannya, lebih sepenuh hati, terlibat (fully engaged), dan kinerja Anda pun meningkat.

Saya

meningkatkan kinerja

Kata β€œkami” dan β€œkita” dalam situasi yang tidak tepat (situasi yang di dalamnya Anda berbicara mewakili diri Anda sendiri, bukan mewakili tim) perlu Anda ganti dengan kata β€œsaya”.

Kata β€œsaya” menimbulkan kesan bahwa hasil kerja Anda merupakan milik Anda sendiri. Anda merasa memiliki otonomi penuh atas kerja Anda, di mana otonomi itu membuat Anda merasa bebas untuk berimprovisasi, bebas menerapkan teknik yang sesuai dengan diri Anda.

Di samping itu, otonomi itu juga membuat Anda lebih terlibat (fully engaged), semakin bersemangat, bertanggung jawab, dan bekerja dengan sepenuh hati.

Akhirnya, dengan sikap-sikap di atas, kinerja dan produktivitas Anda pun semakin meningkat.

Kami atau Kita

meningkatkan kinerja

Kata β€œsaya” yang digunakan dalam situasi yang tidak tepat (situasi yang di dalamnya Anda berbicara mewakili tim atau kelompok, bukan mewakili diri sendiri) perlu Anda ganti dengan kata β€œkami” atau β€œkita”.

Penggunaan kata β€œkami” atau β€œkita” dalam kerja kelompok/tim dapat menimbulkan kesan bahwa Anda tidak bekerja sendirian, bahwa tugas Anda tidak akan selesai tanpa bantuan dan partisipasi teman-teman Anda.

Kesan ini pada ujungnya mendorong Anda untuk lebih kooperatif, komunikatif, dan mau mendengarkan orang lain. Kerja sama bisa semakin baik, kompak, dan Anda pun dapat membuat orang lain terlibat penuh.

Akhirnya, kekompakan itu turut meningkatkan kinerja dan produktivitas Anda.

 

Nah, demikianlah bagaimana kosakata memengaruhi kinerja Anda. Selain kosakata-kosakata di atas, masih banyak lagi kosakata yang dapat Anda ganti dengan kosakata lain yang lebih konstruktif. Anda dapat menelusurinya sekarang. Temukan apa saja kosakata yang membawa dampak negatif bagi kinerja Anda dan ganti kosakata-kosakata itu dengan kosakata lainnya yang lebih konstruktif.

Akhir kata, selamat bekerja!

 

Baca juga:

Bagaimana Cara Meningkatkan Produktivitas Kerja? Terapkan Trik Ampuh Berikut Ini!

Ini Dia Alasan Mengapa Anda harus Memiliki Motto Hidup!

Atur Energi, bukan Waktu agar Kerja lebih Efisien

Bagaimana Cara Meningkatkan Keterlibatan Karyawan?

Bagaimana agar Mengeluh Menjadi Kebiasaan yang Produktif?

 

 

cara mengubah sudut pandang

Cara Mengubah Sudut Pandang untuk Mendapatkan Banyak Ide

Cara kita melihat sesuatu menentukan tindakan kita. Jika kita melihat kegagalan sebagai hal yang memalukan, pandangan itu membuat kita takut gagal. Sebaliknya, jika kita melihat kegagalan sebagai fase yang lumrah, pandangan itu membuat kita terbuka terhadap kegagalan.

Kesimpulan yang bisa diambil yakni bahwa cara kita melihat sesuatu/sudut pandang kita menentukan tindakan kita. Sudut pandang yang berbeda-beda menghasilkan tindakan yang berbeda-beda pula.

Dalam kaitannya dengan kreativitas, sudut pandang yang berbeda menghasilkan persepsi yang berbeda-beda pula, di mana persepsi-perspesi itu membantu kita mendapatkan banyak ide.

Ketika bingung mencari ide, Anda dapat mengubah sudut pandang Anda untuk mendapatkan ide baru.

Tapi, bagaimana cara mengubah sudut pandang untuk mendapatkan banyak ide? Meskipun kelihatannya sepele, tapi ternyata saat kita mencoba mengubah sudut pandang, pikiran kita mentok. Kita bingung harus bagaimana.

Salah satu cara untuk mengubah sudut pandang yaitu dengan membalik pernyataan masalah (problem statement).

Penasaran? Tetapi sebelumnya, kita pahami lebih dulu apa itu pernyataan masalah alias problem statement agar lebih jelas.

Apa Itu Problem Statement?

cara mengubah sudut pandang

Sesuai sebutannya, pernyataan masalah alias problem statement adalah pernyataan yang menyatakan masalah. Problem statement dapat berupa pernyataan maupun pertanyaan.

Contoh, Anda menjumpai masalah yaitu cicak sering masuk ke kamar Anda. Anda ingin agar kamar Anda bebas dari cicak.

Maka, problem statement-nya dapat berupa:

Bagaimana agar cicak tidak masuk ke dalam kamar saya?
Cicak masuk kamar
Bagaimana menjauhkan cicak dari kamar?
Kamar terbebas dari cicak
Bagaimana agar kamar terbebas dari cicak?

Anda dapat membuat problem statement sesuka Anda. Contoh, jika masalah Anda adalah banyak cicak yang masuk ke dalam kamar, maka Anda dapat menyusun problem statement yang berupa pernyataan, pertanyaan, dengan pilihan kata yang bebas. Anda dapat mengganti kata β€œterbebas” menjadi β€œterhindar”, β€œbersih”, atau β€œtanpa”.

Berangkat dari problem statement, Anda dapat menemukan solusi permasalahan Anda.

Mengapa?

Karena, problem statement menyediakan berbagai sudut pandang bagi Anda. Sudut pandang-sudut pandang itu membangkitkan berbagai persepsi dan konsep yang dapat Anda jadikan sebagai ide. Bahkan Albert Einstein mengajurkan kita untuk lebih banyak mencurahkan waktu pada masalah (pernyataan masalah) ketimbang pada solusi.

β€œIf I had an hour to solve a problem I’d spend 55 minutes thinking about the problem and 5 minutes thinking about the solution.”

-Albert Einstein

Nah, salah satu cara memanfaatkan problem statement untuk mendapatkan berbagai pandangan yaitu dengan membalik problem statement.

Bagaimana caranya?

Membalik Problem Statement: Salah Satu Cara Mengubah Sudut Pandang untuk Mendapatkan Banyak Ide

cara mengubah sudut pandang

Bagaimana cara membalik problem statement untuk mengubah sudut pandang?

Dalam situs creativethinking.net, dikemukakan dua contoh membalik problem statement untuk mengubah sudut pandang dan menghasilkan ide baru.

Berikut ini penulis sajikan kedua contoh itu. Kiranya, lewat contoh ini, Anda paham bagaimana cara mengubah sudut pandang dengan membalik problem statement.

1. Kasus manusia purba

cara mengubah sudut pandang

Mengapa manusia purba hidup secara nomaden alias selalu berpindah-pindah tempat?

Menurut antropolog, ini karena dorongan untuk mencari buah-buahan dan daging. Tempat demi tempat mereka singgahi untuk berburu dan mengumpulkan buah-buahan.

Karena manusia purba belum mengenal konsep akumulasi/penimbunan makanan, mereka menghabiskan semua makanan di tempat-tempat yang mereka singgahi. Nah, dari situlah mereka terdorong untuk selalu hidup berpindah-pindah tempat. Mereka berpindah-pindah tempat untuk mencari sumber makanan di wilayah lain karena di wilayah sebelumnya, sumber makanan telah habis.

Jadi, berpindah tempat demi mendapatkan sumber makanan baru, itulah basis yang melandasi corak hidup nomaden.

Tetapi, masalah muncul. Karena semua tempat disinggahi dan dikonsumsi habis sumber makanannya, maka lama-kelamaan mereka kehabisan sumber makanan. Berpindah tempat pun percuma juga karena di setiap tempat, sumber makanan sudah habis. Dari situ, mereka mulai berpikir bagaimana caranya untuk mendapatkan makanan. Dan, tanpa sengaja, mereka berpikir berkebalikan dari cara berpikir mereka pada awalnya.

 

Jika awalnya mereka hidup nomaden demi mendatangi sumber makanan, pada tahap selanjutnya mereka hidup menetap setelah mereka berpikir yang berkebalikan, yakni: bagaimana caranya agar sumber makanan mendatangi kita?

Dengan membalik cara berpikir seperti di atas, teknik pertanian ditemukan. Dengan teknik pertanian, dengan bercocok tanam, maka sumber makanan datang kepada mereka, bukan mereka yang mendatangi sumber makanan. Di samping itu, mereka tak perlu lagi berpindah-pindah tempat karena tanaman yang mereka tanam menghasilkan surplus/ kelebihan yang bisa ditimbun untuk kebutuhan di musim berikutnya.

Nah, dari kasus di atas, Anda paham, bukan, bagaimana cara membalik problem statement?

Dalam kasus di atas, problem statement dibalik dengan membalik β€œmendatangi makanan” menjadi β€œmakanan mendatangi kita.”

2. Kasus toko busana

cara mengubah sudut pandang

Masalah yang biasa dijumpai oleh pemilik toko busana yaitu: pembeli tidak cocok dengan ukuran baju yang dibelinya, lalu mengembalikannya ke pemilik toko dan meminta uangnya kembali.

Itu tentu saja bisa merugikan si pemilik toko. Tetapi, jika pemilik toko tidak mengembalikan uang si pembeli, maka pembeli bisa kecewa. Hal itu bisa dianggap sebagai pelayanan yang buruk.

Oleh karena itu, masalah tersebut perlu dipecahkan.

Bagaimana memecahkannya?

Langkah pertama yaitu rumuskan masalah tersebut ke dalam problem statement.

Apa problem statement-nya?

Jika pembeli mengembalikan baju, toko tidak perlu mengembalikan uangnya.

Tahap selanjutnya yaitu membalik pernyataan itu.

 

Nah, dalam situs creativethinking.net, dijelaskan bahwa pernyataan itu dibalik menjadi:

Apa yang dapat diberikan oleh toko kepada pembeli selain mengembalikan uang?

Dengan pertanyaan itu, sudut pandang sang pemilik toko berubah. Dari sudut pandang yang berbeda itu, akhirnya ditemukanlah ide untuk memberikan voucher (sebagai ganti uang) untuk pembeli yang mengembalikan baju, di mana nilai voucher itu 10% lebih tinggi dibanding nilai barang ia yang kembalikan.

Dengan begitu, si pembeli tidak merasa rugi karena toko mengembalikan uang dalam bentuk voucher yang nilainya lebih tinggi dibanding nilai barang yang dibelinya. Sebaliknya, pemilik toko juga tidak merasa rugi karena secara psikologis, sang pembeli akan terdorong untuk membeli barang yang nilainya lebih tinggi dari voucher tersebut.

Dalam contoh kedua ini, pernyataan “toko tidak perlu memberikan pengembalian uang” dibalik menjadi “toko memberikan pengembalian bukan dalam bentuk uang.”

Setelah menyimak dua contoh di atas, bagaimana menurut Anda?

Pembalikan dapat dilakukan dengan mengutak-atik problem statement. Anda dapat membalik kata β€œtidak” (negatif) menjadi positif. Contoh, β€œtidak perlu memberikan” menjadi β€œmemberikan”.

Pembalikan juga dapat dilakukan dengan membalik kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan sebaliknya. Contoh, β€œmendatangi sumber makanan” menjadi β€œdidatangi sumber makanan”.

Selain dengan dua cara di atas, Anda dapat membaliknya dengan cara lainnya. Utak-atik problem statement hingga pernyataan berubah menjadi kebalikannya.

Nah, jika dengan membalik problem statement baik manusia purba maupun pemilik toko busana bisa mengdapatkan ide, maka Anda pun bisa melakukannya.

Akhir kata, apakah artikel ini bermanfaat bagi Anda? Jika ya, jangan ragu untuk membaginya kepada teman-teman Anda πŸ˜€

Sumber: creativethinking.net

 

Baca juga:

Dengan Cara Ini, Anda dapat Merumuskan Masalah secara Efektif. Bersiaplah untuk Inovasi Brilian tanpa Batas!

Ingin Punya Ide Inovatif? Berfokuslah pada Masalah, bukan Solusi!

Inilah 3 Faktor Penghambat Kreativitas!

metode membaca

Inilah Metode Membaca yang Membantu Anda lebih Cepat Menyerap dan Mengingat Bacaan

β€œAda ga ya metode membaca yang bisa membantu saya menyerap dan mengingat bacaan dengan cepat?”

Tentu ada, dong. Prinsip kerjanya memanfaatkan pikiran bawah sadar (preconscious processing) sehingga materi bisa lebih erat melekat di otak. Dengan metode ini, Anda bisa menyerap buku dengan cepat. Tidak lagi Anda perlu mengulanginya sampai 6 kali untuk mengingat isi bacaan.

β€œMemangnya, perlu mengulang 6 kali supaya materi bisa masuk ke otak?”

Jika Anda membacanya dengan metode konvensional, ya. Metode membaca konvensional merupakan metode membaca yang lumrah diterapkan. Seperti biasa, Anda membaca buku dari awal hingga akhir halaman. Jika ada yang belum Anda pahami atau belum hapal di luar kepala, Anda mengulangnya.

Dengan metode ini, Anda membaca dengan hanya memanfaatkan pikiran sadar Anda, yang lazim disebut conscious processing.

Mengapa Anda perlu mengulang bacaan 6 kali dengan metode ini?

Penulis sudah menjelaskannya pada artikel sebelumnya yang berjudul Mengejutkan! Ternyata, Metode Membaca Ini Membuat Anda mudah Lupa Isi Bacaan! Anda dapat membacanya untuk mengetahui mengapa membaca dengan metode konvensional butuh pengulangan 6 kali.

Kembali pada pembahasan, apa maksudnya membaca dengan memanfaatkan pikiran bawah sadar? Dan, mengapa ia bisa membantu kita menyerap bacaan lebih cepat?

Mengapa Metode Membaca Preconscious Processing Kita lebih Cepat Menyerap dan Mengingat Isi Bacaan?

metode membaca

Mengapa membaca dengan pikiran bawah sadar bisa membantu Anda menyerap dan mengingat bacaan lebih cepat?

Kiranya, permainan berikut ini membantu menjelaskannya kepada Anda.

Berikut ada dua nama yang jarang didengar oleh orang Indonesia:

  1. Plekhanov
  2. Nestor

Pernahkah Anda mendengar kedua nama itu? Dalam tulisan ini, penulis anggap Anda belum pernah mendengarnya.

Sekarang, coba hapalkan kedua nama itu. Dan, selang satu jam atau satu hari, coba Anda sebutkan kembali keduanya. Kira-kira, mana yang lebih mudah Anda ingat.

Menurut teorinya, di antara dua nama di atas, Nestor jauh lebih mudah diingat dibanding Plekhanov.

Mengapa?

Karena belum pernah mendengar dua nama itu sebelumnya, pikiran bawah sadar Anda tidak menyimpan data tentang dua nama di atas. Ini membuat Anda kesulitan mengingat keduanya. Ketika pikiran sadar Anda mencoba mengingatnya, pikiran bawah sadar tidak bisa memberikan referensi, karena memang datanya belum masuk ke dalamnya.

Tetapi, karena Nestor mirip dengan nastar, maka Anda mengingat Nestor dengan cara mengasosiasikannya dengan nastar. Dengan ini, Anda menghubungkan/mengasosiasikan apa yang belum tersimpan di pikiran bawah sadar Anda (Nestor) dengan data yang sudah tersimpan di dalamnya (nastar). Asosiasi ini memudahkan Anda untuk mengingat nama tersebut.

Sebaliknya, mengingat nama Plekhanov jauh lebih sulit. Karena, tidak ada data yang dapat Anda asosiasikan dengan nama tersebut. Pikiran bawah sadar Anda tidak menyimpan data/referensi yang dapat dihubungkan dengan nama itu. Oleh karenanya, Anda hanya dapat mengingatnya dengan menyebutnya berulang-ulang.

Inilah mengapa, mengingat Nestor lebih cepat ketimbang mengingat Plekhanov. Jika mengingat Plekhanov butuh pengulangan berkali-kali, mengingat Nestor hanya membutuhkan satu-dua kali pengulangan saja.

Teknik hapalan dengan mengasosiasikan konsep yang hendak dihapalkan dengan sesuatu yang sudah tersimpan di pikiran bawah sadar cukup populer digunakan. Bahkan, secara tidak sadar, siswa sekolah sering menggunakannya ketika menghapal berbagai konsep.

Nah, sampai di sini, kesimpulan apa yang dapat diambil dari cara kerja teknik tersebut?

Mengingat sesuatu yang sudah tersimpan di pikiran bawah sadar jauh lebih mudah dibanding mengingat sesuatu yang belum tersimpan di pikiran bawah sadar.

Nah, prinsip inilah yang digunakan dalam metode membaca preconscious processing.

Sesuai dengan prinsip itu, mengingat bacaan yang isinya sudah tersimpan di pikiran bawah sadar sebelumnya jauh lebih mudah dibanding mengingat bacaan yang isinya belum tersimpan di pikiran bawah sadar.

Inilah mengapa, membaca dengan pikiran bawah sadar membantu Anda menyerap dan mengingat isi bacaan dengan lebih mudah dan cepat.

Bagaimana Cara Memanfaatkan Pikiran Bawah Sadar untuk Membantu Menyerap dan Megingat Bacaan dengan Mudah?

metode membaca

Sekarang pertanyaannya, bagaimana cara memanfaatkan pikiran bawah sadar untuk membantu menyerap dan mengingat bacaan dengan mudah?

Di atas sudah dijelaskan bahwa prinsip memanfaatkan pikiran bawah sadar untuk membaca buku yaitu, mengingat isi buku yang sebelumnya sudah tersimpan di pikiran bawah sadar jauh lebih mudah dibanding mengingat isi buku yang sebelumnya belum tersimpan di pikiran bawah sadar.

Ini artinya, cara memanfaatkan pikiran bawah sadar untuk membantu Anda menyerap dan mengingat isi bacaan tidak lain dengan TERLEBIH DULU memasukkan isi buku ke pikiran bawah sadar. Baru setelah itu, Anda membacanya dengan pikiran sadar Anda.

Bagaimana cara memasukkan isi buku ke pikiran bawah sadar?

Anda dapat membacanya di Ebook 7 Langkah Membaca Efektif yang dapat di-download secara gratis di sini. Sesuai namanya, ebook ini berisi langkah-langkah membaca yang dapat meningkatkan konsentrasi, daya serap, dan pemahaman isi buku. Miliki ebook tersebut segera dan terapkan untuk mendapatkan manfaat membaca secara penuh.

Metode membaca konvensional membuat kita mudah lupa isi bacaan. Ini karena, dengan metode itu, materi bisa masuk ke ingatan jangka panjang setelah pengulangan hingga 6 kali. Kesibukan yang luar biasa tidak memungkinkan kita mengulang bacaan sebanyak itu. Dibutuhkan metode membaca yang jauh lebih efektif, yang dapat membantu Anda menyerap isi bacaan dengan mudah dan cepat. Dan, metode itu adalah metode membaca yang memanfaatkan kekuatan pikiran bawah sadar.

Hati-Hati, Metode Membaca Ini Membuat Anda mudah Lupa Isi Bacaan!

Membaca buku langsung lupa isinya? Sudah jadi rahasia umum. Hehehehe.

Dan jangan-jangan, Anda sendiri juga mengalaminya? Sering membaca buku, tapi begitu sampai halaman terakhir, tak sepatah kata pun yang nempel di kepala. Saat ditanya orang apa inti dari buku yang dibaca, Anda menjawab, β€œApa, ya? Lupa saya.”

Sound familiar?

Bukankah itu sia-sia? Bayangkan, banyak pengorbanan yang harus kita lakukan untuk membaca buku sampai tuntas, dari pengorbanan waktu sampai pengorbanan energi (aktivitas membaca butuh energi mental yang besar, untuk memahami dan berkonsentrasi pada bacaan). Sayang sekali, bukan, jika tidak mendapatkan apa-apa?

Pertanyaannya, mengapa mengingat isi buku yang baru saja kita baca itu susah?
Salah satu penyebabnya yaitu metode membaca yang kita terpakan.

Metode membaca yang bagaimana?

Metode Membaca yang Membuat Kita mudah Lupa Isi Bacaan

Selama ini, metode membaca buku yang lumrah diterapkan adalah metode conscious processing. Dengan metode ini, buku dibaca dan dipahami HANYA oleh pikiran sadar.

Tanpa sadar, dari kecil hingga dewasa, kita membaca buku dengan metode ini. Ketika Anda membaca buku dengan metode ini, Anda membaca buku seperti biasa: membaca paragraf demi paragraf dan mengulangi bacaan jika ada yang terlewat atau terlupa dan untuk memahaminya lebih mendalam.

Lalu, apa masalahnya?

Keterbatasan Pikiran Sadar Manusia

metode membaca

Menurut George A. Miller, dalam waktu 15-30 detik, pikiran sadar hanya mampu memproses 7 +- 2 hal (5 sampai 9 hal). Dan, parahnya, setelah lewat 30 detik, hal-hal yang kita proses itu lenyap dari ingatan sadar kita!

Butuh mengulangnya berkali-kali untuk bisa menyimpan apa yang sudah kita proses itu ke pikiran bawah sadar, ke memori jangka panjang. Bahkan, menurut para pakar, butuh 6 kali pengulangan agar hal-hal yang diproses pikiran sadar tersimpan di pikiran bawah sadar.

Bagaimana jika tidak tersimpan di pikiran bawah sadar?

Jika tidak tersimpan di pikiran bawah sadar, maka apa yang sudah diproses pikiran sadar itu lenyap dari otak setelah lewat 30 detik.

Itulah mengapa kita sulit memahami dan mengingat instruksi panjang di luar kepala. Itu juga yang membuat kita kewalahan menghitung perkalian lebih dari 2 angka di luar kepala.

Tidak percaya?

Coba hitung perkalian ini: 327 X 129 tanpa bantuan kertas atau kalkulator. Hitung perkalian itu di luar kepala.

Bisakah?

Tidak, bukan? Heheheh…. (Kecuali, Anda memiliki kemampuan sempoa)

Ini karena, pikiran sadar Anda hanya mampu memproses 5-9 hal dalam 15-30 detik. Menghitung perkalian di atas lebih dari 30 detik di luar kepala membuat Anda lupa angka-angka sebelumnya (ingat, setelah lewat 30 detik, hal-hal yang sudah Anda proses lenyap dari ingatan sadar Anda). Tetapi, jika Anda menghitung perkalian di atas dengan sangat cepat (di luar kepala), yakni kurang dari 30 detik, maka otak Anda overload alias kelebihan beban dan kebingungan. Mengapa? Karena, ada lebih dari 9 hal yang Anda proses dalam waktu kurang dari 30 detik.

Apa yang Terjadi saat Anda Membaca Buku hanya dengan Pikiran Sadar Anda?

metode membaca

Membaca buku pun sama dengan menghitung perkalian di atas. Sekalipun disampaikan dalam bentuk tertulis, Anda tetap butuh banyak waktu untuk memahami dan mengingat isinya.

Contoh, ada 5 pargraf di halaman pertama buku yang Anda baca. Setiap paragraf, rata-rata terdiri dari 6 kalimat. Setiap kalimat, rata-rata terdiri dari 10 kata/hal.

Apa yang terjadi ketika Anda membaca paragraf-paragraf itu hanya dengan pikiran sadar Anda?
Baru memproses satu kalimat, eh 30 detik sudah terlewatkan. Jika Anda melanjutkan membaca kalimat berikutnya, maka kalimat yang sudah Anda proses sebelumnya itu lenyap dari ingatan sadar Anda.

Begitu juga kalimat kedua. Misal, Anda memproses kalimat kedua dalam waktu 30 detik. Setelah lewat 30 detik, Anda tetap lanjut membaca kalimat berikutnya, kalimat ketiga. Maka, kalimat kedua yang baru saja Anda proses lenyap dari ingatan sadar Anda. Begitu seterusnya.

Maka tak heran, setelah selesai membaca buku, Anda tidak ingat sama sekali isi buku yang baru Anda baca.

Untuk bisa mengingatnya, Anda perlu mengulang bacaan hingga 6 kali, atau bahkan lebih. Barulah isi buku yang Anda baca bisa tersimpan di pikiran bawah sadar Anda, di memori jangka panjang Anda.

Tetapi, mengulang 6 kali?!! Hellow…!!!

Bagi orang yang super sibuk, mengulang bacaan hingga 6 kali tentu hanya membuang-buang waktu.

Kalau begitu, adakah solusinya?

Tentu ada, dong. Heheheh. Anda tetap dapat memahami dan mengingat isi bacaan dengan cepat. Caranya, LIBATKAN PIKIRAN BAWAH SADAR ANDA!

Penasaran?

Penulis akan menjelaskannya kepada Anda pada artikel selanjutnya.

Sekarang, jika menurut Anda artikel ini bermanfaat, jangan ragu untuk men-share-nya kepada teman-teman Anda πŸ˜€

 

Baca juga:

Hati-Hati! Penyebab Anda sulit Konsentrasi saat Membaca Buku Berasal dari dalam Diri Anda!

Ingin Tahu Cara Membaca Cepat? Ini Dia Rahasianya!

Tingkatkan Konsentrasi Belajar Anda dengan yang Manis-Manis!

Bagaimana Cara Belajar Efektif? Ini Dia Rahasianya! (Cocok untuk Pembelajar Usia Dewasa)

Gaya Belajar (Learning Style): Mitos atau Fakta?

kesuksesan hidup

Hati-hati! Terlalu Berfokus pada Goal justru Menghambat Anda Meraih Kesuksesan Hidup!

Seperti kebanyakan orang, Anda belum pernah merasakan kesuksesan besar dalam hidup Anda. Hidup Anda datar. Belum ada pencapaian yang bisa membuat Anda bangga terhadap diri Anda sendiri.

Lalu, bagaimana caranya supaya Anda bisa meraih kesuksesan besar dalam hidup Anda?

Berfokuslah pada goal. Yup! Demikian biasanya orang memberikan nasihat.

Tetapi, apa, sih, yang dimaksud dengan goal?

Ketika seorang anak ingin menjadi dokter kelak saat sudah dewasa, maka menjadi dokter merupakan goal-nya. Ketika Anda memiliki keinginan untuk menjadi pengusaha sukses, maka menjadi pengusaha sukses merupakan goal Anda. Ketika anak Anda ingin menjadi juara satu di sekolah, maka menjadi juara satu adalah goal-nya.

Nah, tahukah Anda, terlalu berfokus pada goal yang seperti contoh-contoh di atas bisa berbahaya bagi Anda? Terlalu berfokus pada goal-goal yang seperti itu bisa menjadi bumerang. Ada banyak dampak negatif yang dapat Anda jumpai manakala Anda terlalu berfokus pada goal-goal seperti itu.

Tidak percaya? Penasaran?

Baiklah. Dalam artikel ini, penulis akan menunjukkan kepada Anda bagaimana terlalu berfokus pada goal-goal seperti di atas bisa membawa dampak buruk bagi Anda. Di samping itu, penulis juga akan menujukkan apa yang dapat Anda lakukan untuk memotivasi diri Anda sendiri dalam meraih goal demi kesuksesan hidup selain dengan terlalu berfokus pada goal tersebut.

Jika begitu, yuk, langsung saja kita urai selengkapnya.

Mengapa terlalu Berfokus pada Goal bisa Menghambat Anda Meraih Kesuksesan Hidup?

Ada beberapa alasan mengapa terlalu berfokus pada goal bisa membawa dampak buruk dan menghambat Anda meraih kesuksesan hidup. Berikut ini di antaranya.

1. Kehilangan motivasi

Pernahkah Anda merasa kosong di tengah perjalanan Anda mengejar keinginan/goal Anda? Pernahkah tiba-tiba Anda tersadar Anda kehilangan makna dari apa yang Anda lakukan?

Dulu, penulis sering merasakannya. Mulanya, penulis memiliki keinginan yang menggebu-gebu pada suatu hal. Misalnya saja, penulis memiliki keinginan yang menggebu-gebu untuk bisa sekolah di luar negeri. Segala usaha penulis lakukan untuk meraih keinginan itu, mulai dari belajar bahasa Inggris dengan sangat tekun, mempelajari budaya negara yang menjadi tujuan penulis, rajin update berita tentang beasiswa sekolah di luar negeri, dan mengejar tes TOEFL.

Tetapi, di tengah perjalanan, penulis tiba-tiba tersadar dan bertanya kepada diri sendiri, untuk apa jauh-jauh ke luar negeri? Apa tujuannya? Apa urgensinya? Toh, sekolah di dalam negeri juga tidak kalah berkualitas dibanding sekolah di luar.

Nah, tahukah Anda, terlalu berfokus pada goal bisa membuat Anda kehilangan makna?

Yup, seperti pengalaman penulis di atas, terlalu berfokus pada goal bisa membuat Anda lupa pada makna, membuat Anda lupa pada apa yang MENDORONG Anda untuk meraih goal itu.

Padahal, makna di balik goal jauh lebih penting ketimbang goal itu sendiri. Makna adalah MOTIF yang mendorong Anda meraih goal Anda. Ia adalah ALASAN mengapa Anda merasa perlu mengejar goal itu.

Sementara itu, goal hanyalah salah satu CARA untuk meraih makna tersebut. Ia merupakan MODUS. Jadi, makna adalah MOTIF, sedangkan goal adalah MODUS. Modus dapat bermacam rupa. Anda tidak perlu terpaku pada satu modus. Apabila sebuah modus susah dilakukan, Anda dapat menggunakan modus lainnya untuk meraih motif Anda.

kesuksesan hidup

Tanpa mengetahui makna di balik goal Anda, maka yang terjadi yaitu Anda KEHILANGAN DAYA PENDORONG. Yup! Anda KEHILANGAN MOTIVASI yang mendorong Anda untuk mengejar goal tersebut.

Mengapa Anda kehilangan motivasi?

Karena, Anda merasa apa yang Anda lakukan SIA-SIA.

Bayangkan Anda memiliki niat (goal) untuk pergi ke toko buku. Anda ingin membeli buku-buku terbitan terbaru yang tersedia di toko itu. Tetapi, Anda tidak tahu untuk apa (motif) Anda membeli buku-buku itu. Anda hanya ingin mengoleksinya.

Kira-kira, apakah Anda termotivasi untuk pergi ke toko itu? Atau, apakah Anda pergi dengan ogah-ogahan?

Tentunya, Anda pergi ke toko buku itu dengan ogah-ogahan, bukan? Karena, maknanya tidak jelas.

Ketika penulis tersadar apa gunanya mengejar sekolah di luar negeri, rasanya motivasi penulis lenyap seketika. Penulis merasa apa yang penulis lakukan kosong, tidak memiliki makna apa-apa. Dan, kosongnya makna itu membuat penulis kehilangan semangat dan motivasi untuk mengejar keinginan penulis (sekolah di luar negeri).

2. Frustasi

Sebagaimana penulis jelaskan di atas, goal hanyalah modus alias cara yang dapat Anda tempuh untuk memenuhi tujuan/motif. Karena berperan hanya sebagai cara, goal dapat beraneka macam. Untuk sebuah tujuan/motif, Anda dapat menetapkan berbagai macam goal. Apabila satu goal tidak berhasil Anda raih untuk memenuhi tujuan Anda, Anda dapat menetapkan goal lainnya sebagai alternatif dan mengejarnya.

Contoh, menurut Anda, salah satu cara untuk bahagia yaitu memiliki rumah dan mobil mewah. Anda berpikir, Anda akan bahagia manakala memiliki keduanya. Karena itu, Anda pun lantas berusaha mengejar mobil dan rumah impian Anda. Anda menjadikan keduanya sebagai goal Anda.

Tetapi ternyata, usaha Anda untuk meraih keduanya menjumpai banyak kesukaran hingga akhirnya Anda memutuskan untuk menyerah.

Apabila Anda sadar apa tujuan Anda mengejar kedua hal itu, niscaya Anda terhindar dari frustrasi karena telah gagal mendapatkan kedua hal tersebut. Tetapi, jika Anda lupa dan tidak sadar apa tujuan Anda mengejar keduanya, niscaya Anda terjerumus pada frustrasi karena mendapati diri Anda gagal meraih kedua hal itu.

Nah, terlalu berfokus pada goal membuat Anda lupa pada tujuan/motif Anda mengejar goal tersebut.

Hal itu bisa berbahaya. Mengapa?

kesuksesan hidup

Lupa terhadap motif dalam mengejar sebuah goal membuat Anda berpikir bahwa goal tersebut adalah motif itu sendiri. Anda lupa bahwa goal itu hanyalah salah satu cara untuk memenuhi motif tersebut. Anda menyalahartikan goal sebagai motif.

Akhirnya, menganggap goal sebagai motif, Anda pun mengira Anda telah gagal memenuhi motif Anda manakala Anda gagal mencapai goal Anda. Anda berpikir semuanya telah berakhir, it’s over ketika Anda gagal mencapai goal Anda.

Ilustrasinya, andaikanlah Anda ingin menjadi pengusaha sukses. Anda menganggap hal itu (menjadi pengusaha sukses) sebagai tujuan akhir Anda, sebagai motif Anda.

Kira-kira, apa yang terjadi ketika Anda gagal meraih keinginan itu?

Kemungkinan besar Anda akan kecewa dan bahkan frustrasi. Ini terjadi karena Anda mengira karena kegagalan itu, semuanya telah berakhir, it’s over.

Andaikata Anda meganggap keinginan itu hanya sebagai goal, bukan sebagai motif Anda, maka ketika Anda gagal meraih keinginan itu, Anda akan tetap tenang, sabar, dan optimis. Anda tidak akan menganggap semuanya telah berakhir. Karena, Anda berpikir Anda masih dapat mencapai motif Anda dengan menetapkan goal lainnya sebagai alternatif dalam memenuhi motif tersebut.

3. Depresi

Pernahkah Anda mendengar kisah seorang bintang yang berakhir depresi dan lantas bunuh diri atau merusak diri sendiri dengan mengonsumsi obat-obatan terlarang?

Pernah dan bahkan sering, bukan?

Menurut rumor yang sering beredar, para bintang itu depresi lantaran sudah tidak bersinar layaknya dulu saat pertama kali meraih kesuksesan. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka sudah kehilangan kreativitas sehingga tidak mampu menciptakan karya-karya yang brilian, yang menjadikan sinar mereka meredup.

Tetapi, menurut Dr. Jeff Spencer, konsultan atlet kelas dunia dan konsultan pemimpin perusahaan-perusahaan Fortune 500, penyebab depresi di kalangan bintang tidaklah sesederhana itu.

Nyatanya, banyak juga bintang yang walaupun masih bersinar namun tetap mengidap depresi dan berakhir mengonsumsi obat terlarang atau bahkan bunuh diri.

Jika bukan lantaran sudah tidak bersinar, lantas lantaran apa mereka menderita depresi?

Menurut Dr. Jeff Spencer, penyebab depresi yang menjangkiti para bintang itu tidak lain adalah mereka tidak menemukan makna dari pencapaian yang telah mereka raih.

Yup! Mereka masih bersinar. Prestasi mereka masih gemilang. Jagad raya masih mengelu-elukan mereka sebagai sosok yang luar biasa hebat di bidang yang mereka tekuni. Tetapi toh mereka tetap saja menderita depresi. Penyebabnya yaitu mereka tidak menemukan makna dari apa yang telah mereka raih. Justru mereka bertanya kepada diri mereka sendiri seperti ini: β€œSemua sudah saya punya. Ketenaran, kekayaan, goal-goal saya, semuanya sudah saya raih. Saya sudah berada di puncak kesuksesan. Lalu, apa selanjutnya?”

Pertanyaan β€œApa selanjutnya?” inilah yang membuat mereka merasa kehilangan makna. Karena pertanyaan itu, mereka merasa hidup mereka sia-sia, tidak lagi memiliki makna.

Ini terjadi karena mereka terlalu berfokus pada goal hingga lupa pada tujuan/motif yang mendasari goal mereka. Setelah meraih prestasi (goal) yang mereka impikan, mereka merasa hidup mereka sudah penuh, sudah sempurna, sudah tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan.

Tetapi, justru itulah masalahnya!!

kesuksesan hidup

Mendapati hidup mereka sudah penuh, sudah sempurna, dan sudah tidak ada lagi yang perlu diperjuangkan membuat mereka bertanya, β€œUntuk apa lagi hidup?”

Kalau sudah begitu, maka depresi mudah sekali menjangkiti diri mereka.

Lalu, apa rahasia para bintang yang masih bertahan dalam puncak kesuksesan mereka?

Eksperimen Dr. Spencer menemukan bahwa mereka yang tetap bertahan di puncak kesuksesan mereka, tidak menderita depresi, lebih memfokuskan perhatian mereka pada tujuan alias motif, alih-alih goal mereka. Jika goal mereka adalah menjadi juara di bidang yang mereka tekuni, maka motif yang mendasari goal itu bisa bermacam rupa. Ada yang motifnya untuk memajukan bidang yang mereka tekuni. Setelah mereka berada di puncak kesuksesan, mereka tidak lantas berhenti dan merasa hidup mereka sudah tidak berarti. Sebaliknya, mereka tetap aktif memajukan bidang yang mereka tekuni.

Sementara itu, yang lain memiliki motif menjadi dermawan yang meringankan beban orang yang kekurangan.

Menjadi juara merupakan cara mereka untuk memenuhi motif tersebut. Dengan menjadi juara dan menjadi bintang dalam bidang yang mereka tekuni, penghasilan mereka pun berlimpah. Nah, penghasilan yang berlimpah itu dapat mereka dermakan untuk orang-orang yang membutuhkan. Dengan begitu, setelah mereka berada di puncak kesuksesan, mereka tidak kehilangan makna, tidak merasa hidup mereka sudah tidak bermakna lagi.

Nah, demikianlah beberapa alasan mengapa terlalu berfokus pada goal bisa membawa dampak negatif bagi Anda, menghambat Anda meraih kesuksesan hidup yang Anda impikan.

Sekarang, pertanyaannya, jika terlalu berfokus pada goal justru bisa menghambat Anda meraih kesuksesan hidup, lantas apa yang harus Anda lakukan agar terus termotivasi meraih kesuksesan hidup? Apa yang perlu Anda lakukan agar dapat meraih kesuksesan itu?

Rahasia Meraih Kesuksesan Hidup: Ingat selalu Visi Anda!

Sebagaimana dijelaskan di atas, apa yang lebih penting daripada goal yaitu tujuan alias motif yang mendasari goal itu. Tujuan/motif itu lazim juga disebut VISI.

Untuk meraih kesuksesan hidup, alih-alih terlalu berfokus pada goal, berfokuslah pada visi Anda!

Mengapa visi?

Visi memberikan ALASAN mengapa Anda perlu meraih sebuah goal. Jika goal adalah β€œWhat”, maka visi adalah β€œWhy”. Contoh, Anda memiliki goal ingin menjadi pengusaha sukses. Maka, goal itu adalah β€œWhat” alias β€œApa” yang ingin Anda raih. Sementara itu, visi adalah β€œWhy” alias β€œMengapa” Anda ingin meraihnya.

Visi memberikan asupan energi yang besar kepada Anda, menjadikan Anda pantang menyerah dalam mewujudkan visi itu.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, mengejar goal tanpa mengetahui visi di balik goal itu dapat membuat Anda kehilangan makna, membuat Anda merasa usaha Anda sia-sia. Dan, jika sudah begitu, maka Anda pun pasti kehilangan motivasi.

Ilustrasinya seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya: Andaikanlah Anda ingin menjadi pengusaha sukses. Tetapi, Anda tidak tahu untuk apa Anda menjadi pengusaha. Maka, di tengah perjalanan Anda meraih goal itu (menjadi pengusaha sukses), niscaya Anda menemui diri Anda bertanya kepada diri Anda sendiri, β€œKalau sudah jadi pengusaha sukses, lantas apa? Apa tujuannya jadi pengusaha sukses?”

Pertanyaan itu dapat membuat Anda kehilangan motivasi untuk mengejar goal tersebut.

Di samping itu, hal itu juga bisa membuat Anda frustrasi. Ini terjadi khususnya ketika Anda menganggap goal itu sebagai tujuan akhir Anda, sebagai visi itu sendiri.

Ilustrasinya, andaikanlah Anda ingin menjadi pengusaha sukses. Anda menganggap hal itu (menjadi pengusaha sukses) sebagai tujuan akhir Anda, sebagai visi Anda.

Kira-kira, apa yang terjadi ketika Anda gagal meraih keinginan itu?

Kemungkinan besar Anda akan kecewa dan bahkan frustrasi. Ini terjadi karena Anda mengira karena kegagalan itu, semuanya telah berakhir, it’s over.

Andaikan Anda meganggap keinginan itu hanya sebagai goal, bukan sebagai visi Anda, maka ketika Anda gagal meraih keinginan itu, Anda akan tetap tenang, sabar, dan optimis. Anda tidak akan menganggap semuanya telah berakhir. Karena, Anda berpikir Anda masih dapat mencapai visi Anda dengan menetapkan goal lainnya sebagai alternatif dalam meraih visi tersebut.

Setelah menyimak penjelasan panjang di atas, bagaimana pendapat Anda? Sekarang, Anda paham, bukan mengapa terlalu berfokus pada goal dapat membawa dampak negatif pada diri Anda? Anda paham, bukan, bagaimana terlalu berfokus pada goal justru bisa menghambat Anda meraih kesuksesan hidup?

Untuk itu, untuk meraih kesuksesan hidup, alih-alih terlalu berfokus pada goal, berfokuslah pada visi Anda.

Sekarang, apa visi dalm hidup Anda?

 

Sumber: theartofmanliness.com

sulit konsentrasi

Hati-Hati! Penyebab Anda Sulit Konsentrasi saat Membaca Buku Berasal dari dalam Diri Anda!

Seandainya kita membaca lebih banyak buku, tentu kita punya lebih banyak pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Kita banyak belajar pengalaman orang lain dari bacaan kita. Banyaknya pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman itu menjadikan peluang kesuksesan kita semakin besar.

Sayangnya, Anda jarang membaca. Sedikit sekali buku yang Anda baca sampai tuntas. Walhasil, pengetahuan Anda bukannya semakin bertambah setiap harinya, malah semakin basi! Di samping itu, sangat sedikit sekali keterampilan yang Anda kuasai. Anda juga sangat minim pengalaman karena tidak pernah mempelajari pengalaman orang lain. Kesemua itu mempersempit kesempatan Anda untuk sukses.

Meskipun Anda paham betul manfaat membaca dan akibat jarang membaca buku, namun tetap saja Anda jarang membaca. Baru mendengar kata β€œmembaca” saja, rasanya sudah malas!

Mengapa bisa begitu?

β€œKarena setiap kali baca buku pasti sulit konsentrasi,” demikian jawab Anda.

Nah, lalu mengapa Anda sulit konsentrasi saat membaca buku? Apa yang menyebabkan Anda sulit konsentrasi?

Apa Penyebab Sulit Konsentrasi saat Membaca Buku?

Seringkali, orang mengira apa yang membuat mereka sulit konsentrasi yaitu faktor luar seperti suara bising, musik yang diputar kencang, peristiwa di sekitar, dan peristiwa yang menarik perhatian mereka. Karena itu, mereka mencari tempat yang sepi untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti belajar, membaca buku, dan bermeditasi. Tujuannya supaya tidak terganggu oleh kebisingan-kebisingan itu.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga punya pemikiran yang sama dengan mereka?

Tetapi, tahukah Anda, ternyata keramaian bukanlah satu-satunya faktor yang mengganggu konsentrasi? Ada faktor-faktor lain yang juga dapat menjadi gangguan konsentasi. Salah satunya yaitu self-consciousness sebagaimana yang penulis jelaskan dalam artikel berjudul Ini Dia Alasan Mengejutkan Anda Susah Konsentrasi! Selain self-consciousness, masih ada faktor lain yang dapat mengganggu konsentrasi Anda.

Itulah mengapa meskipun sudah berada di tempat yang sepi, Anda masih saja sulit konsentrasi.

Dalam artikel ini, penulis akan menyampaikan kepada Anda satu faktor yang mengganggu konsentrasi Anda saat membaca buku. Jika suara bising, keramaian, dan peristiwa yang menarik perhatian Anda merupakan gangguan yang datang dari luar, gangguan konsentrasi yang akan penulis sampaikan kepada Anda ini merupakan gangguan yang datang dari dalam diri Anda.

Apakah itu?

Dia adalah PIKIRAN BAWAH SADAR ANDA!

Bagaimana pikiran bawah sadar membuat Anda sulit konsentrasi saat membaca buku? Penasaran?

Jika begitu, keep reading this article!

Pikiran Sadar, Pikiran Bawah Sadar, dan Cara Kerjanya

Pikiran kita terbagi menjadi dua yaitu pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (subconscious mind).
Pikiran sadar berperan dalam aktivitas berpikir seperti menghitung, memahami bacaan, dan membuat keputusan. Sementara itu, pikiran bawah sadar mirip dengan harddisk komputer. Perannya yaitu menyimpan keyakinan, kebiasaan, dan semua informasi yang diserap oleh pancaindra kita.

Manakala sewaktu-waktu Anda membutuhkan satu dari sekian banyak informasi yang disimpan oleh pikiran bawah sadar Anda, Anda (pikiran sadar Anda) bisa memanggilnya dari pikiran bawah sadar.

Bagaimana pikiran sadar memanggil informasi yang tersimpan di dalam pikiran bawah sadar?

Bayangkan mekanismenya ibarat search engine. Ketika Anda membutuhkan sebuah informasi, katakanlah, Anda ingin mendapatkan informasi tentang meditasi, Anda tinggal mengetikkan kata β€œmeditasi” ke kolom search engine Anda dan tekan Enter. Apabila sebelumnya harddisk Anda sudah menyimpan data tentang meditasi, maka ia akan merespons dengan memunculkan beberapa informasi yang berkaitan dengan meditasi ke layar. Sebaliknya, apabila ia tidak menyimpan data tentang meditasi, maka ke layar Anda, ia akan merespons dengan memunculkan kata, β€œfile not found”.

Nah, cara pikiran sadar memanggil data dari pikiran bawah sadar hampir sama dengan mekanisme di atas. Tetapi, ada sedikit perbedaan. Apa perbedaannya? Jika harddisk hanya bisa merspons permintaan yang dikenalinya dan mengirimkan kata β€œfile not found” terhadap permintaan yang tidak dikenalinya, pikiran bawah sadar merespons semua bentuk permintaan dari pikiran sadar.

Ketika Anda sedang memikirkan sesuatu, katakanlah Anda sedang memikirkan jus jeruk, maka pikiran sadar Andalah yang sedang memikirkannya (memikirkan jus jeruk). Ketika Anda sedang memikirkan kopi hitam, maka pikiran sadar Andalah yang sedang memikirkannya. Sama halnya, ketika Anda sedang membaca buku, maka pikiran sadar Andalah yang membaca informasi dari buku yang Anda baca.

sulit konsentrasi

Nah, ketika pikiran sadar Anda sedang memikirkan sesuatu/sebuah informasi, pikiran bawah sadar tidaklah diam, bergeming. Sebaliknya, ia menganggap hal itu sebagai permintaan yang harus direspons. Dan, karena itulah ia merespons setiap hal yang Anda (pikiran sadar Anda) pikirkan.

Apa bentuk responsnya?

Bentuk responsnya yaitu dengan mengirimkan data yang sama, mirip, atau yang berkaitan dengan informasi tersebut. Ini terjadi jika sebelumnya ia (pikiran bawah sadar) sudah menyimpan informasi yang sama atau berkaitan dengan informasi yang sedang Anda pikirkan.

Bagaimana jadinya jika pikiran bawah sadar tidak menyimpan informasi yang sama atau berkaitan dengan informasi yang sedang Anda (pikiran sadar Anda) pikirkan?

Berbeda dari harddisk komputer yang merespons dengan mengirimkan kata β€œfile not found” ketika file/informasi yang dicari tidak tersimpan di dalamnya, pikiran bawah sadar tetap memberikan respons kepada pikiran sadar Anda. Ingat, ia tidak pernah diam, tidak pernah bergeming! Ia selalu memberikan respons terhadap apapun yang Anda (pikiran sadar Anda) pikirkan. Jika ia tidak menyimpan informasi yang sama atau berkaitan dengan informasi yang sedang Anda pikirkan, maka ia memberikan respons dengan mengirim sembarang data/informasi ke pikiran sadar Anda.

Contoh, Anda sedang memikirkan β€œmeditasi”. Apabila pikiran bawah sadar Anda sudah menyimpan data tentang meditasi, maka ia akan merespons pikiran sadar Anda dengan mengirimkan data β€œmeditasi” atau data yang mirip dan berkaitan dengan meditasi. Sementara itu, apabila sebelumnya ia tidak menyimpan data β€œmeditasi”, maka ia akan tetap memberikan respons ke pikiran sadar Anda, bukan dengan mengirimkan data tentang β€œmeditasi” melainkan sembarang data secara acak. Data itu bisa bermacam rupa, mulai dari mobil, makanan, hingga tempat wisata.

Lalu, apa artinya ini?

Untuk mengetahuinya, yuk, kita simak bab selanjutnya.

Perang antara Dua Kekuatan: Penyebab Anda sulit Konsentrasi saat Membaca Buku

Sebagaimana penulis jelaskan di atas, ketika Anda sedang memikirkan sesuatu, katakanlah Anda sedang memikirkan β€œotak”, pikiran sadar Andalah yang sedang memikirkannya. Apabila pikiran bawah sadar Anda sudah menyimpan data β€œotak”, maka ia akan memberikan respons dengan mengirim data-data yang berkaitan dengan β€œotak” kepada pikiran sadar Anda. Data itu dapat berupa apa saja yang berhubungan dengan β€œotak” seperti gambaran mental otak manusia, definisi otak, kecerdasan, genius, kanker otak, dan gegar otak. Respons tersebut membantu Anda mengingat dan memahami konsep β€œotak”. Di samping itu, ia juga membantu memusatkan perhatian Anda pada konsep β€œotak” dan megesampingkan hal lainnya.

Apabila pikiran bawah sadar tidak menyimpan data β€œotak”, ia tetap memberikan respons kepada pikiran sadar Anda, yakni dengan mengirimkan sembarang data kepada pikiran sadar secara acak, misal mulai dari ponsel, roti, kopi, banjir, hingga tagihan Anda. Respons itu membuat perhatian Anda terpecah-pecah sehingga Anda tidak dapat berkonsentrasi pada konsep β€œotak” yang sedang Anda pikirkan.

Sama halnya dengan mekanisme di atas, saat Anda sedang membaca buku, katakanlah Anda sedang membaca buku bertema pengembangan diri, maka pikiran sadar Andalah yang membaca buku tersebut. Atau, dalam kata lain, menyerap informasi dari buku itu. Apabila pikiran bawah sadar Anda sudah menyimpan data-data tentang pengembangan diri seperti yang tertulis di buku tersebut, maka ia memberikan respons kepada pikiran sadar Anda dengan mengirimkan data-data tentang pengembangan diri sebagaimana yang sedang pikiran sadar Anda baca. Respons tersebut membantu Anda mengingat dan memahami konsep-konsep yang Anda baca dengan lebih mudah. Selain itu, ia juga membuat fokus Anda terpusat pada bacaan Anda.

Bagaimana jadinya jika pikiran bawah sadar Anda tidak menyimpan data tentang pengembangan diri? Maka ia tetap memberikan respons kepada pikiran sadar Anda, yakni dengan mengirimkan sembarang data secara acak, misal dari tagihan Anda, biaya sekolah anak, penyakit Anda, rumah, sawah, ponsel, meja, kursi, gelas, dan sebagainya.

Ketidaksinkronan antara data yang diserap dari luar (buku) dengan data yang diserap dari dalam (pikiran bawah sadar) inilah yang membuat Anda sulit konsentrasi. Data acak yang dikirimkan pikiran bawah sadar kepada pikiran sadar membuat perhatian Anda melayang ke sana ke mari, bukan terpusat pada apa yang sedang Anda baca. Terlebih, pikiran sadar Anda senantiasa lebih tertarik kepada data/informasi yang dikirimkan pikiran bawah sadar ketimbang kepada informasi yang datang dari luar (buku).

Jika digambarkan, mekanismenya ibarat PERANG antara dua kekuatan, yaitu PIKIRAN BAWAH SADAR dan BUKU. Keduanya berperang untuk MEMPEREBUTKAN PERHATIAN dari pikiran sadar Anda. Buku berlomba dengan memberikan rangkaian informasi yang tersimpan di dalamnya ke pikiran sadar Anda. Di saat yang sama, pikiran bawah sadar membombardir pikiran sadar Anda dengan data/informasi acak yang tersimpan di dalamnya.

Siapa yang menang? Tentu saja pikiran bawah sadar Anda. Karena, ia merupakan bagian dari diri Anda sendiri, bukan sesuatu yang dipaksakan masuk dari luar. Dan, karena itulah, Anda jadi susah konsentrasi saat membaca buku. Aturannya, Anda (pikiran sadar Anda) menyerap informasi yang datang dari buku yang Anda baca. Tetapi, alih-alih, perhatiannya justru terpusat pada data/informasi acak yang datang dari pikiran bawah sadar.

Nah, demikianlah bagaimana pikiran bawah sadar menjadi faktor yang mengganggu konsentrasi Anda. Demikianlah bagaimana faktor dari dalam diri Anda membuat Anda sulit konsentrasi saat membaca buku.

Ini merupakan sebuah paradoks.

Tahukah Anda di mana letak paradoksnya?

Sebuah Paradoks

Paradoksnya yaitu: tujuan Anda membaca buku adalah untuk memasukkan informasi dari buku yang Anda baca ke pikiran bawah sadar setelah diproses oleh pikiran sadar. Tetapi ternyata agar konsentrasi Anda saat membaca buku/memasukkan informasi dari buku ke pikiran bawah sadar tidak terganggu, pikiran bawah sadar justru lebih dulu harus menyimpan informasi tersebut.

Jadi, Anda membaca buku untuk memasukkan informasi dari buku tersebut ke pikiran bawah sadar. Tetapi, agar bisa konsentrasi saat membaca buku, pikiran bawah sadar Anda harus sudah menyimpan informasi itu sebelumnya.

Aneh, bukan? Tetapi, begitulah kenyataannya.

Lalu, bagaimana jika begitu?

Tidak perlu khawatir! Anda tetap dapat meningkatkan konsentrasi membaca Anda dengan menyelesaikan paradoks tersebut.

Caranya bagaimana?

Selaraskan data/informasi yang datang dari pikiran bawah sadar Anda dengan informasi yang datang dari buku yang sedang Anda baca. Ini artinya, terlebih dulu, Anda memasukkan informasi dari buku yang Anda baca ke pikiran bawah sadar Anda. Barulah setelah itu, Anda memasukkannya ke pikiran sadar Anda untuk diproses secara sadar. Dengan begitu, ketika pikiran sadar Anda memproses informasi tersebut, pikiran bawah sadar memberikan respons dengan mengirimkan data/informasi yang sama dengan informasi itu. Hasilnya, pikiran sadar Anda tidak meyalang ke sana-ke mari. Sebaliknya, ia berfokus pada apa yang sedang dibacanya.

Sampai di sini, Anda paham, bukan?

Sekarang pertanyaannya, bagaimana cara memasukkan informasi dari buku ke pikiran bawah sadar Anda tanpa terlebih dulu diproses oleh pikiran sadar?

Kami sudah menyiapkan sebuah Ebook berjudul 7 Langkah Membaca Efektif yang dapat Anda download secara gratis di sini. Sesuai judulnya, ebook itu berisi 7 langkah yang dapat Anda terapkan saat membaca buku guna memperoleh pemahaman yang sempurna. Dengan menerapkan 7 langkah tersebut, materi bacaan jauh lebih mudah dihapal di luar kepala. Proses membaca pun menjadi jauh lebih cepat, ringan, dan menyenangkan. Anda dapat menguasai materi bacaan lebih cepat dan mudah.

Di samping itu, di dalamnya juga dijelaskan bagaimana cara memasukkan informasi dari buku yang Anda baca ke pikiran bawah sadar tanpa terlebih dulu diproses oleh pikiran sadar sehingga Anda bisa lebih berkonsentrasi saat membaca.

Ayo segera download Ebook 7 Langkah Membaca Efektif dan bersiaplah menjadi master dari semua ilmu yang Anda baca dan pelajari. Bayangkan kesuksesan Anda sudah menunggu di depan mata!

inovasi

Dengan Tips Ini, Anda dapat Merumuskan Masalah secara Efektif! Bersiaplah untuk Inovasi Brilian tanpa Batas!

Pada artikel sebelumnya, penulis telah menjelaskan kepada Anda bahwa dalam memecahkan masalah atau menciptakan inovasi baru, strategi berfokus pada masalah jauh lebih efektif ketimbang strategi berfokus pada solusi. Berfokus pada masalah berarti mencurahkan waktu dan perhatian untuk merumuskan masalah dari berbagai sudut sebelum tiba pada solusi.

Tetapi, bagi Anda yang belum mengenal strategi itu, tentunya merumuskan masalah bukanlah hal yang mudah. Banyak kebingungan yang Anda jumpai.

Nah, dalam artikel ini, penulis akan menunjukkan kepada Anda bagaimana cara merumuskan masalah secara efektif sedemikian sehingga inovasi brilian muncul dari dalam otak Anda.

Untuk itu, terus simak artikel ini hingga selesai. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda.

Tips Merumuskan Masalah secara Efektif untuk Inovasi yang Brilian

Apa saja tips merumuskan masalah untuk menemukan ide dan inovasi yang brilian?

Yuk, kita simak penjelasannya berikut ini.

1. Rephrase masalah

Pernahkah Anda memerhatikan roda kereta?

Untuk mengantisipasi selip, roda kereta didesain sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti gambar berikut ini.

inovasi

Desain seperti itu muncul tidak serta-merta. Awalnya, untuk mengantisipasi selip, rel keretalah yang didesain seperti itu.

inovasi

Tetapi kemudian, muncul masalah yakni rel dengan desain seperti itu memakan waktu dan biaya dalam pembuatannya. Jika panjang lintasan rel adalah 1.000 kilometer, maka perlu dibuat rel kereta dengan desain seperti itu sepanjang 1.000 kilometer.

Nah, dari situ mulailah dicari alternatif lainnya.

Tetapi, pada awalnya, bagaimana bisa muncul ide untuk membuat rel kereta dengan desain seperti itu? Ini karena, pada awalnya masalah dinyatakan dengan kalimat berikut, β€œBagaimana agar lintasan dapat dibuat lebih aman bagi kereta yang melintas di atasnya?” (β€œHow can the tracks be made safer for trains to ride on?”)

Menyatakan masalah keamanan kereta dengan pertanyaan di atas mendorong penemuan rel kereta dengan desain seperti itu.

Nah, karena desain itu menimbulkan masalah baru, yakni pemborosan biaya dan waktu pembuatan, maka dicarilah alternatif lainnya. Masalah dinyatakan dengan kalimat yang berbeda dari semula. Jika awalnya adalah, β€œBagaimana agar lintasan dapat dibuat lebih aman bagi kereta yang melintas di atasnya?”, sekarang menjadi β€œDengan cara apa sajakah kita dapat membuat lalu lintas kereta lebih aman?” (β€œIn what ways might we make railroad traffic safer?”)

Dari pertanyaan itu, muncullah ide untuk membuat roda kereta dengan desain di atas sebagai alternatif untuk lebih menghemat waktu dan biaya pembuatan.

Bagaimana? Brilian sekali, bukan?

Anda pun juga bisa menciptakan ide dan inovasi yang brilian dengan menggunakan cara di atas. Ketika solusi Anda memunculkan masalah baru, atau ketika Anda menjumpai masalah, cobalah untuk menyatakan masalah itu dengan kalimat yang berbeda dari kalimat sebelumnya.

Anda juga dapat mengubah kata atau frasa dalam pernyataan masalah (problem statement) Anda. Contoh, ketika Anda ingin mencari solusi bagaimana caranya supaya dapat meningkatkan penjualan, Anda dapat mengganti frasa β€œmeningkatkan penjualan” dengan β€œmenarik konsumen”. Atau, mengganti kata β€œmeningkatkan” dengan β€œmemperluas” atau β€œmelipatgandakan”.

Dengan frasa dan pilihan kata yang berbeda-beda, maka persepsi Anda pun berubah-ubah sesuai dengan perubahan frasa dan kata tersebut. Akhirnya, beraneka-ragamnya persepsi memunculkan banyak ide dan invoasi yang brilian.

Nah, untuk memudahkan Anda me-rephrase pernyataan masalah, gunakan kamus tesaurus bahasa Indonesia.

2. Level abstraksi

Apa yang Anda lihat ketika memerhatikan rembulan dengan mata telanjang? Hanya tampak bentuk bulan yang bulat dengan cahaya terang, bukan?

Sekarang, bagaimana ketika Anda melihatnya dengan teleskop? Tampak lubang-lubang di permukaannya yang membuatnya tidak rata.

Lalu, bagaimana jika Anda melihatnya di atas permukaan bulan itu sendiri? Anda melihat lembah, gunung, tanah, batu-batuan, dan semua yang ada di permukaannya.

Dari tiga ilustrasi di atas, apa yang dapat Anda simpulkan?

Apa yang Anda lihat tergantung pada LEVEL ABSTRAKSI Anda!

Apa itu level abstraksi?

Level abstraksi adalah tingkatan umum-khusus sebuah kategori.

Ketika Anda melakukan abstraksi, Anda menarik garis umum dari bagian-bagian yang khusus. Tetapi, apa yang umum dan apa yang khusus tidaklah tetap. Gelas adalah bentuk khusus dari barang pecah belah. Gelas adalah bentuk khususnya, sedangkan barang pecah belah adalah bentuk umumnya. Tetapi, ia juga dapat menjadi bentuk umum bagi cangkir, mug, dan gelas bertangkai. Di sini, cangkir, mug, dan gelas bertangkai merupakan bentuk khususnya, sedangkan bentuk umumnya adalah gelas.

Dan, ketika level abstraksi itu disatukan, maka akan terlihat hierarkinya sebagai berikut: mug, cangkir, dan gelas bertangkai menjadi bentuk khusus dari gelas; gelas menjadi bentuk khusus dari barang pecah belah.

Barang pecah belah

Gelas

Mug, cangkir, gelas bertangkai

Jika dibalik, akan tampak hierarki sebagai berikut: barang pecah belah merupakan bentuk umum dari gelas; gelas merupakan bentuk umum dari cangkir, mug, dan gelas bertangkai.

Mug, cangkir, gelas bertangkai

Gelas

Barang pecah belah

Nah, masalah pun sama. Ia bisa dipandang sebagai bagian dari masalah yang lebih umum, atau bisa juga ia dipandang sebagai masalah umum yang dapat dibagi ke dalam bagian-bagian yang lebih khusus.

 

Anda dapat memformulasikan masalah Anda dengan MENGUBAH LEVEL ABSTRAKSI ANDA. Caranya, cari tahu apakah ia merupakan bagian dari masalah yang lebih umum atau sebaliknya ia merupakan masalah umum yang memuat berbagai bagian yang lebih khusus.

a. Khusus ke umum

Sekarang, kita bahas lebih dulu perumusan masalah dengan melihatnya sebagai masalah yang lebih umum (menarik masalah dari kategori khusus ke kategori yang lebih umum).

Penemuan kapal RO-RO (roll-on/roll-off) sebagai pengganti kapal LO-LO (lift-on/lift-off) tidak lain berkat cara di atas (menarik garis umum dari kategori yang khusus).

Tetapi, apa, sih, maksudnya menarik kategori umum dari kategori yang khusus?

Contoh, Anda punya masalah. Katakanlah, Anda ingin meningkatkan penjualan produk Anda (andaikan produk Anda yaitu mobil bermerek Tonyoto). Nah, ditinjau dari level abstraksi, merek Tonyoto dapat dimasukkan ke dalam kategori yang lebih umum, yakni kategori mobil. Bentuk umumnya adalah mobil, sedangkan bentuk khusunya adalah mobil merek Tonyoto.

Jika dengan pertanyaan, β€œDengan cara apa sajakah saya dapat meningkatkan penjualan Tonyoto?” Anda tidak mendapatkan ide sama sekali untuk meningkatkan penjualan Anda, Anda dapat meningkatkan level abstraksi Anda, atau dalam kata lain mengganti Tonyoto dengan mobil sehingga pertanyaan yang muncul adalah: β€œDengan cara apa sajakah saya dapat meningkatkan penjualan mobil?”

Level abstraksi ini (mobil) memberikan pandangan baru yang dapat memancing bawah sadar Anda untuk menemukan solusinya.

Jika dengan level abstraksi itu Anda belum juga mendapatkan ide, Anda dapat meningkatkan kembali level abstraksi Anda.

Dalam artikel berikutnya, penulis akan mengajak Anda untuk mengetahui bagaimana mengatur level abstraksi sedemikian sehingga Anda dapat menarik masalah dari kategori khusus ke kategori yang lebih umum.

b. Umum ke khusus

Jika cara sebelumnya adalah dengan melihat masalah sebagai bagian dari masalah yang lebih umum, maka sekarang kita beranjak pada cara yang berkebalikan dari cara di atas.

Terkadang, ide brilian juga muncul dari menarik apa yang umum ke yang khusus, mengidentifikasi bagian-bagian khusus dari masalah yang umum.

Bagaimana cara membagi masalah yang umum ke dalam bagian-bagiannya yang lebih khusus?

Carilah sebab dari masalah umum tersebut!

Sebuah masalah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Contoh, masalah padamnya listrik, bisa disebabkan oleh berbagai hal seperti pohon tumbang, korsleting, pemadaman bergilir, atau kerusakan tabung trafo. Demikian juga masalah Anda.

Contoh, Anda ingin agar kreativitas di perusahaan Anda meningkat. Maka, Anda dapat mencari ide untuk meningkatkannya dengan menganggapnya sebagai masalah yang umum. Dengan menganggapnya sebagai masalah yang umum, Anda dapat membagi masalah itu ke dalam beberapa bagian yang lebih spesifik.

inovasi

Carilah beberapa penyebab/faktor utama di perusahaan Anda yang dapat memengaruhi kreativitas di perusahaan Anda. Faktor-faktor itulah bagian spesifik dari masalah Anda (meningkatkan kreativitas perusahaan).

Misalnya, Anda menemukan ada 4 faktor yang memengaruhi kreativitas di perusahaan Anda, yakni sumber daya manusia, material, kebijakan, dan lingkungan.

Nah, setelah menemukan faktor-faktor tersebut, sekarang ajukan pertanyaan dengan format, β€œDengan cara apa sajakah saya dapat….”

Contoh, pada faktor suber daya manusia, ajukan pertanyaan: β€œDengan cara apa sajakah saya dapat meningkatkan kreativitas sumber daya manusia?”

Tuliskan jawaban yang muncul dari pikiran Anda. Contoh jawabannya: β€œMelatih kreativitas mereka”.

Langkah selanjutnya, kembali ajukan pertanyaan. Tanyakan, β€œDengan cara apa sajakah saya dapat melatih kreativitas karyawan?”

Pertanyaan itu memancing jawaban dari alam bawah sadar Anda, menawarkan ide yang mungkin dapat Anda terapkan untuk melatih kreativitas karyawan.

Pada faktor yang lain, yakni faktor material, lingkungan, dan kebijakan, ajukan juga pertanyaan yang serupa dengan format, β€œDengan cara apa sajakah saya dapat….”

Contoh, pada faktor kebijakan, Anda dapat mengajukan pertanyaan, β€œDengan cara apa sajakah saya dapat membuat kebijakan yang memicu kreativitas karyawan?”

Tuliskan semua jawaban yang muncul dari pikiran Anda. Misal, β€œBerikan otonomi”.

Sekarang, ajukan kembali pertanyaan dengan format yang sama, β€œDengan cara apa sajakah saya dapat memberikan otonomi kepada karyawan?”

Pertanyaan di atas memancing pikiran bawah sadar untuk mencari solusi sebanyak-banyaknya. Hasilnya, Anda menemukan banyak ide untuk memberikan otonomi kepada karyawan Anda.

Dengan cara di atas, maka masalah yang awalnya tampak sebagai masalah yang umum, sekarang tampil sebagai masalah-masalah yang khusus, di mana Anda dapat memecahkannya secara terpisah.

Otak kita menyukai pertanyaan. Setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya selalu ia jawab dengan antusias. Ketika Anda bertanya, β€œDengan cara apa sajakah saya dapat meningkatkan kreativitas karyawan?” pikiran bawah sadar, dalam kondisi tidur sekali pun, tetap bekerja untuk mencari jawaban dari pertanyaan itu.

3. Ubah kata benda menjadi kata kerja dan sebaliknya

Inovasi brilian juga dapat muncul dengan mengubah kata benda menjadi kata kerja atau sebaliknya.

Contoh, Anda memiliki masalah yaitu menjual mobil. Dan, pernyataan masalah (problem statement) Anda awalnya adalah: β€œDengan cara apa sajakah saya dapat menjual mobil?”

Jika Anda tidak menemukan ide, coba ubah kata benda β€œmobil” menjadi kata kerja β€œmemobilkan” sehingga problem statement-nya menjadi: β€œDengan cara apa sajakah saya dapat memobilkan penjualan saya?”

Nah, pertanyaan itu memancing pikiran bawah sadar untuk mencari data yang berhubungan dengan kata β€œmemobilkan” dan yang sekaligus dapat digunakan untuk memecahkan masalah Anda.

4. Balik urutan problem statement

Ketika kehabisan akal, jangan putus asa! Anda masih dapat memecahkan masalah Anda dengan mencoba membalik urutan problem statement Anda.

Bagaimana caranya?

Contoh, katakanlah Anda punya masalah, yakni menjual T-shirt hasil desain Anda sendiri. Jika Anda merasa mentok, tidak tahu bagaimana harus mempromosikan dan mengenalkan produk itu kepada khalayak, cobalah balik problem statement Anda. Misal, problem statement-nya adalah: β€œDengan cara apa sajakah saya dapat mempromisikan T-shirt saya?” maka, Anda dapat membalik urutannya menjadi: β€œDengan cara apa sajakah saya dapat menggunakan T-shirt saya untuk mempromosikannya?”

Cara di atas memberikan Anda perspektif baru mengenai cara mempromosikan T-shirt hasil desain Anda sendiri.

Dalam sebuah percobaan, beberapa kata ditulis ke dalam 2 urutan yang berbeda, urutan A dan urutan B.

Pada urutan A, kata tersusun dari atas ke bawah sebagai berikut:

SKYSCRAPER (Pencarkar langit)

PRAYER (Doa)

TEMPLE (Candi)

CATHEDRAL (Katerdal)

Pada urutan B, susunan kata dari atas ke bawah adalah sebagai berikut:

PRAYER (Doa)

SKYSCRAPER (Pencakar langit)

TEMPLE (Candi)

CATHEDRAL (Katedral)

Partisipan diminta untuk mengasosiasikan urutan kata itu dengan kata-kata lainnya. Pada urutan A, terungkap, partisipan lebih mengasosiasikan urutan kata itu dengan kata-kata yang berhubungan dengan arsitektur. Sementara itu, pada urutan B, mereka lebih mengasosiasikan urutan kata dengan kata-kata yang berhubungan dengan agama.

Dari percobaan itu, disimpulkan bahwa urutan kata memengaruhi bagaimana kita mengasosiasikan urutan itu. Urutan yang lebih awal membawa dampak yang lebih besar bagi persepsi kita dibanding urutan berikutnya. Asosiasi yang terjadi di alam bawah sadar kita bergantung pada urutan yang lebih awal itu.

Nah, dari kesimpulan itulah Anda dapat mencari ide dengan cara membalik urutan kata pada problem statement Anda.

 

Demikianlah beberapa tips merumuskan masalah yang dapat penulis sampaikan kepada Anda. Semoga, tips di atas manjur dan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah Anda dan menciptakan inovasi baru yang brilian. Tidak lagi, deh, pikiran mentok, buntu, dan blank. Bos puas dan bersiap-siaplah karir Anda melesat secepat kilat!

 

Sumber:

creativethinking.net

thinkjarcollective.com

litemind.com

 

Baca juga:

Ingin Punya Ide Inovatif? Berfokuslah pada Masalah, bukan Solusi!

Ini Dia Cara Efektif Meningkatkan Kecerdasan Otak!

Ingin Jadi Orang Kreatif yang ga Ada Matinya? Lakukan “Kesalahan” Sebanyak-Banyaknya!

Otak Kanan vs Otak Kiri: Mitos atau Fakta?

Ingin Banyak Ide Kreatif seperti Thomas Alva Edison? Ini Dia Rahasianya!