Benner-4.pnj

Takut sukses? Memangnya ada penyakit takut sukses??

Mungkin seperti itu tanya Anda ketika membaca judul di atas. Mungkin, Anda sering mendengar orang enggan melangkah maju lantaran takut gagal; Orang ragu melamar kekasih lantaran takut ditolak; Orang takut memulai usaha lantaran takut bangkrut; Orang batal menghadiri interview kerja lantaran takut tidak diterima. Yup! Rasa takut terhadap kegagalan saaaaangat lumrah. Tetapi, takut sukses?

Sekali pun kedengarannya tidak masuk akal, ada sebagian orang yang memiliki perasaan itu. Lantas, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda juga takut sukses?

Sssst! Jangan tergesa-gesa untuk menjawab “tidak”. Sebab, rasa takut itu sangat halus hingga Anda tidak menyadarinya. Dan, justru karena saking halusnya, perasaan ini bisa menghancurkan diri Anda tanpa Anda mengetahuinya. Yang Anda tahu, tahu-tahu produktivitas Anda menurun, Anda kurang percaya diri, dan yang paling parah: Anda mengalami kemunduran.

Nah, dalam artikel ini, penulis akan mengulas apa itu takut sukses, apa penyebabnya, apa dampaknya, dan bagaimana kiat mengatasi perasaan itu. Untuk itu, jangan ke mana-mana. Terus simak artikel ini hingga selesai.

Apa Itu Takut Sukses?

Takut sukses adalah, ya, perasaan takut terhadap kesuksesan. Hehehe.

Perasaan takut sukses bisa timbul dalam dua momen. Pertama, momen di saat kita belum meraih kesuksesan. Yang kedua, momen di saat kita meraih kesuksesan.

Seringkali, rasa takut sukses dalam dua momen itu timbul tanpa kita sadari. Kita tidak sadar kapan perasaan itu muncul dan memengaruhi perilaku kita. Yang kita tahu, tahu-tahu kita mengundurkan diri dari kesuksesan kita. Atau, tahu-tahu, kita berhenti melangkah di tengah jalam menuju sukses.

Penyebabnya?

Jika benar perasaan takut sukses itu nyata, lantas apa penyebabnya? Adakah alasan yang melatari timbulnya perasaan ini?

Jawabannya, tentu ada! Dan, berikut ini beberapa di antaranya.

1. Takut menimbulkan rasa iri

Bayangkan Anda meraih kesuksesan. Bayangkan, misalnya, Anda diangkat menjadi general manager di perusahaan tempat Anda bekerja. Kira-kira, apa yang akan terjadi?

Dari sekian hal yang akan terjadi, salah satunya yaitu, atasan akan memberikan pujian kepada Anda. Demikian juga dengan teman-teman Anda: Mereka akan menyampaikan ucapan selamat! Dan, Anda pun senang.

Tetapi, di balik rasa senang itu, penulis jamin, timbul kekhawatiran dalam diri Anda. Yup! Kekhawatiran tentang respons sebenarnya teman-teman Anda terhadap pencapaian Anda.

Anda akan berpikir, mungkin di depan Anda, mereka menyambut baik terpilihnya Anda menjadi general manager. Tetapi, jauh di lubuk hati mereka, siapa yang tahu? Bisa saja sejatinya, teman-teman Anda merasa Anda tidak pantas menerima penghargaan itu (penaikan jabatan). Bisa saja, sebenarnya, mereka merasa iri terhadap pencapaian Anda. Dan, karena rasa iri itu, mereka menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan Anda. Demikian pikir Anda.

Nah, karena bayangan yang menakutkan itu, pada akhirnya, timbul perasaan takut sukses di dalam diri Anda.

2. Takut mengecewakan

Seringkali, kita menganggap orang yang sukses sebagai orang yang luar biasa, hebat, cerdas, dan unggul dibanding yang lain. Singkatnya, kita menilai orang sukses sebagai orang yang sempurna, tanpa cacat.

Saat penilaian itu kita sematkan kepada orang lain, maka kita tidak memiliki beban apa pun dengan penilaian itu. Kita tidak merasa wajib menjaga image diri kita. Sebaliknya, orang itulah yang wajib menjaga image-nya. Tetapi, bagaimana jadinya jika penilaian itu disematkan pada diri kita? Bagaimana jika orang lain menilai kita sebagai orang yang sempurna lantaran kita meraih kesuksesan?

Membayangkan orang lain menilai kita sebagai orang yang sempurna terkadang tidak membuat kita senang, melainkan justru membuat kita khawatir. Kita khawatir orang itu menaruh harapan besar kepada kita. Apabila kita sesuai dengan yang diharapkannya, sih, tidak masalah. Yang menjadi masalah yaitu, manakala harapannya tidak sesuai dengan kenyataan; manakala penilaiannya mengenai diri kita tidak sesuai yang diharapkannya. Hal itu tentu membuat kita takut. Kita takut orang tersebut kecewa pada kita.

3. Tanggung jawab

Kesuksesan senantiasa diikuti tanggung jawab. Orang yang sukses dituntut untuk mampu mempertahankan dan meningkatkan kesuksesannya. Selain itu, mereka juga dituntut untuk berkorban lebih banyak dibanding orang lain.

Nah, tuntutan dan tanggung jawab ini seringkali membuat kita takut meraih kesuksesan. Kita membayangkan, saat sukses nanti, kita harus jauh lebih berkualitas dari yang lain; Kita harus lebih produktif dibanding yang lain. Intinya, kita membayangkan, kita harus menghasilkan sesuatu yang jauh lebih hebat dibanding yang lain.

Bayangan seperti di atas dapat membuat kita merasa terintimidasi. Kita merasa harus lebih berhati-hati dalam bentindak. Sebab, jika tidak, bisa-bisa kita melakukan kesalahan. Dan, saat orang lain tahu kita melakukan kesalahan, habis sudah reputasi kita sebagai orang sukses. Demikian pikir kita.

4. Kritik

Bayangkan Anda meraih kesuksesan. Andaikanlah, misalnya, Anda diangkat menjadi general manager di perusahaan tempat Anda bekerja.

Selain pujian, tentu akan ada kritik yang ditujukan kepada Anda. Benar, bukan? Anda akan menghadapi kritik dari atasan mengenai kinerja Anda.

takut sukses

Lantas, mengapa kritik muncul? Kritik muncul karena seiring pencapaian Anda, tanggung jawab Anda menjadi lebih besar dibanding sebelumnya. Karena tanggung jawab yang besar itulah, orang lain merasa perlu mengawasi Anda. Mereka ingin memastikan bagaimana kinerja Anda, apakah penilaian mereka tentang Anda sesuai dengan kenyataan atau tidak.

Nah, karena mereka mengawasi Anda, mereka pun tahu saat Anda melakukan kesalahan. Dan, karena itulah, mereka mampu memberikan kritik kepada Anda.

Menyadari kenyataan di atas bisa membuat Anda takut. Anda takut kalau-kalau orang lain menyerang Anda dengan kritikan pedas. Ketakutan itu timbul secara otomatis. Anda tidak menyadarinya, tetapi yang pasti perilaku Anda dipengaruhi oleh rasa takut itu.

Dampaknya?

Di atas, telah dijelaskan beberapa alasan mengapa Anda takut sukses. Dan, sebagaimana disampaikan di atas, rasa takut itu memengaruhi perilaku Anda. Anda tidak menyadari pengaruhnya. Yang Anda tahu, tahu-tahu Anda tidak nyaman menjadi orang sukses, mengundurkan diri dari kesuksesan, dan sebagainya.

Nah, berikut ini, beberapa dampak dari rasa takut meraih kesuksesan.

1. Berhenti

Secara umum, apa yang membuat Anda takut sukses yaitu bayangan yang mengerikan mengenai apa yang bakal terjadi setelah Anda meraih sukses.

Nah, ketakutan itu pada gilirannya mendorong Anda untuk berhenti. Yup! berhenti di tengah jalan. Anda akan memilih untuk mundur karena melihat bayangan yang menakutkan di balik kesuksesan yang ingin Anda raih.

Ini tentu saja sangat kontra-produktif.

2. Hilang motivasi

Selain berhenti mengejar kesuksesan, rasa takut itu juga membuat Anda kehilangan motivasi untuk melakukan tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk meraih sukses.

Anda kehilangan motivasi karena menilai bahwa ke depannya, saat Anda telah sukses, Anda harus menghadapi beban yang sangat besar.

3. Pengunduran diri

Sebagaimana telah dijelaskan di depan, rasa takut meraih kesuksesan bisa muncul dalam dua momen yaitu momen di mana Anda sedang dalam proses menuju sukses dan momen di mana Anda sedang berada di puncak kesuksesan.

Nah, perasaan takut sukses yang timbul dalam momen kedua mewujud dalam pengunduran diri Anda. Anda telah meraih sukses, tetapi karena takut menjalani kesuksesan itu, Anda pun memilih untuk mundur.

Sebagai contoh, sudah lama Anda mendambakan menjadi general manager. Segala usaha Anda tempuh untuk posisi itu. Tetapi, setelah meraih posisi itu, Anda memutuskan untuk mundur karena takut menjalaninya. Anda takut dengan tanggung jawab yang berat, takut bertindak keliru, takut dikritik, dan takut mengecewakan bos Anda.

4. Hilang kepercayaan diri

Rasa takut sukses juga membuat Anda hilang kepercayaan diri. Mengapa? Anda membayangkan apa yang bakal terjadi selanjutnya setelah sukses. Dan, seringkali, bayangan-bayangan itu adalah bayangan-bayangan yang negatif dan mengerikan seperti orang kecewa terhadap Anda, Anda dinilai tak pantas, dinilai curang, dan sebagainya.

Bayangan-bayangan itu membuat Anda bertanya dalam hati, “Pantaskah saya meraih sukses?”, Bagaimana jika predikat ‘sukses’ yang saya raih merupakan hasil dari kesalahpahaman orang-orang dalam menilai saya? Jangan-jangan, mereka terlalu dini menilai saya”,Bagaimana jika ternyata nanti saya tidak mampu menjalani posisi yang saya impikan?

Dan, karena pertanyaan-pertanyaan itu, Anda pun tidak percaya terhadap kemampuan Anda.

Kiat Mengatasinya?

Setelah menyimak dampak rasa takut sukses di atas, kini saatnya kita mengulas kiat-kiat mengatasi rasa takut itu.

1. Di atas langit masih ada langit

Anda takut sukses karena melihat kesuksesan sebagai sesuatu yang luar biasa. Orang yang sukses adalah orang yang luar biasa, menurut Anda.

Dan, menjadi luar biasa terkadang bukannya membuat Anda senang, tetapi justru membuat Anda terbebani. Mengapa? Karena, sebagaimana penulis sebutkan di atas, menyandang predikat “luar biasa” membuat Anda berpikir bahwa Anda harus menjaga reputasi/predikat itu. Padahal, di depan, tantangan sudah menunggu. Rasa takut sukses muncul lantaran Anda takut tidak dapat mempertahankan predikat itu.

Oleh karenanya, untuk mengatasi ketakutan itu, Anda harus merubah persepsi Anda mengenai kesukesan. Pandanglah kesuksesan sebagai hal yang lumrah, bukan luar biasa. Ingatlah selalu bahwa Anda bukan satu-satunya orang sukses.

Membayangkan diri Anda sebagai satu-satunya orang sukses tentu membuat Anda berpikir bahwa Anda menjadi pusat perhatian. Pikiran itu juga membuat Anda cemas dan takut.

Ingat selalu bahwa di atas langit masih ada langit, di atas kehebatan Anda, masih ada yang jauh lebih hebat.

Pandangan seperti di atas setidaknya membuat Anda jauh lebih santai dalam menghadapi kesuksesan. Dengan pandangan di atas, Anda tidak terlalu terbebani untuk mempertahankan reputasi sebagai “orang sukses” sebab perhatian orang lain tertuju pada mereka yang jauh lebih sukses dibanding Anda.

2. Sukses bukan berarti tanpa cacat

Saat Anda menilai kesuksesan sama dengan kesempurnaan, maka penilaian itu bukannya membuat Anda bangga, tetapi justru membuat Anda gelisah, terutama saat Anda meraih kesuksesan. Mengapa? Karena, itu artinya, Anda, sebagai orang sukses, merupakan orang yang sempurna.

Tetapi, apakah benar saya orang yang sempurna? Bagaimana jika nanti orang-orang mengkritik saya? Bagaimana jika mereka memergoki say melakukan kekeliruan? Demikian pertanyaan yang muncul, menyusul penilaian di atas.

Nah, karena pertanyaan-pertanyaan itulah, timbul ketakutan dalam diri Anda. Anda takut orang mengkritik, takut ketahuan bertindak keliru, dan sebagainya.

Untuk mengatasi rasa takut itu, Anda harus menggeser persepsi Anda mengenai kesuksesan. Pandanglah kesuksesan bukan sebagai kesempurnaan/akhir, melainkan sebagai proses. Sebagai sebuah proses, kesuksesan ada untuk dijalani, bukan hanya untuk diraih.

Dan, karena kesuksesan ada untuk dijalani, maka tidak tertutup kemungkinan Anda melakukan kekeliruan dalam menjalani proses itu. Yang dinamakan “proses” itu, kan, senantiasa mengalami pasang surut. Terkadang, jalan yang Anda tempuh mulus. Tetapi, tidak tidak jarang pula berkelok-kelok, terjal, dan penuh krikil yang merintangi Anda.

3. Ingat kembali perjuangan Anda

Jika Anda takut meraih sukses lantaran takut penilaian orang lain tentang kesuksesan Anda, sebagai contoh, Anda takut sukses lantaran Anda takut orang lain menilai Anda curang atau tidak pantas, maka cara untuk menepis rasa takut itu adalah mengingat kembali perjuangan Anda.

Ingat manis-pahit perjuangan Anda menuju puncak kesuksesan. Telusuri, apakah Anda berbuat curang? Apakah Anda meraih sukses hanya karena kebetulan ataukah karena efek dari perjuangan Anda?

Anda akan menyadari betapa kesuksesan yang Anda raih adalah berkat kerja keras Anda, bukan berkat kecurangan atau kebetulan.

Dan, menyadari hal di atas akan turut meningkatkan kepercayaan diri Anda.

4. Ingat kembali kesukesan Anda di masa lalu

Cara terakhir yaitu mengingat kembali berbagai cerita sukses yang Anda lalui di masa lalu. Telusuri apakah Anda mampu mempertahankan predikat sukses yang Anda raih itu? Telusuri pula apakah Anda mampu mengemban tanggung jawab di balik kesuksesan Anda itu? Bagaimana Anda menjawab kritik orang lain?

Jika Anda menjalani kesuksesan Anda di masa lalu dengan lancar, maka kemungkinan besar, Anda pun akan melalui kesuksesan hari ini dan hari esok dengan lancar.

Kesuksesan merupakan dambaan setiap orang. Bahkan, kebahagiaan seringkali diukur dari tingkat kesuksesan. Kita menilai bahwa kita akan bahagia manakala kita meraih sukses.

Namun demikian, di samping bayangan yang menyenangkan mengenai kesuksesan, ternyata sukses juga bisa membuat kita bergidik. Membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya setelah kita meraih sukses sungguh menakutkan! Kita menjadi panutan bagi orang lain? Orang lain menaruh harapan pada kita? Orang lain iri? Kita ketahuan melakukan kekeliruan? Semua itu mengintimidasi dan membebani diri kita.

Beban dan perasaan terintimidasi itu dapat dilenyapkan atau dikurangi dengan merubah penilaian kita terhadap kesuksesan.

Baca juga:

4 Pantangan yang Harus Anda Hindari agar Lebih Produktif

Takut Gagal? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Rahasia Sukses yang Wajib Anda Ketahui: Cintailah Kebosanan!

Benner-4.pnj

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

>