Benner-4.pnj

 

Hey, lesu, amat! Kenapa?”

Galau, nih.”

Galau kenapa?”

Gue dikasih tugas ini. Si bos bilang, gue punya kemampuan ngerjainnya.”

Terus?”

Eh, sekarang, pas sudah gue coba, susah juga ternyata. Gue takut, nih, ga bisa selesein ni kerjaan.”

Hmmm….”

Mana besok musti selesai lagi. Apa gue nyerah aja, ya?”

Jangan, dong! Gue yakin, loe bisa.”

Ah, gue ga bisa. Gue ga punya kemampuan! Gue ga cerdas!”

Hehehe, pernahkah Anda galau gara-gara merasa tidak memiliki kemampuan? Anda berpikir Anda tidak akan dapat mengerjakan tugas yang diberikan kepada Anda. Menurut Anda, tugas itu saaaangat berat. Hanya orang yang cerdas saja yang mampu mengerjakannya.

Nah, jika jawabannya ya, mulai sekarang, STOP anggapan itu! Stop anggapan Anda tidak mampu mengerjakannya karena Anda tidak cerdas!

Mengapa? Karena anggapan itu tidak berguna! Bukannya memotivasi Anda, anggapan itu justru membuat Anda tidak fokus. Anggapan itu mengalihkan konsentrasi Anda. Seharusnya Anda berfokus pada tugas yang diberikan kepada Anda. Tetapi, karena Anggapan itu, konsentrasi Anda pun beralih pada kecemasan bahwa Anda bukanlah orang yang tepat untuk mengemban tugas ‘berat’ itu. Anda menjadi sibuk menyalahkan diri sendiri.

Seperti yang penulis jelaskan dalam artikel yang berjudul Ingin Tahu Kunci Sukses di Dunia Kerja? Waspadai Pujian atas Kecerdasan dan Bakat Anda!, anggapan seperti di atas lahir dari pola pikir fixed mindset.

Fixed mindset adalah mindset yang menyatakan bahwa kualitas bersifat tetap; Kualitas tidak berubah, baik kemarin, sekarang, atau pun besok. Orang yang hari ini cerdas, besok tetap cerdas. Sebaliknya, orang yang hari ini tidak cerdas, besok tidak akan berubah menjadi cerdas.

Dengan pikiran itu, orang mengira bahwa kesuksesan hanya bisa diraih oleh orang yang cerdas dan berbakat.

Dalam artikel itu, pada ujungnya disimpulkan bahwa pola pikir fixed mindset memengaruhi kesuksesan seseorang. Dijelaskan bahwa orang yang memiliki pola pikir fixed mindset cenderung tidak dapat mempertahankan pencapaiannya.

Lalu, bagaimana cara terbebas dari pola pikir fixed mindset?

Jawabannya adalah menggantinya dengan mindset sukses yang lebih bermanfaat. Mindset apakah itu? Growth mindset alias mindset terus bertumbuh!

Nah, dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan beberapa alasan mengapa Anda harus memiliki mindset terus bertumbuh demi kesuksesan Anda.

Mari kita mulai dengan definisi pola pikir terus bertumbuh.

Apa Itu Mindset Terus Bertumbuh?

Pencetus mindset sukses ini adalah pakar psikologi Universitas Stanford bernama Carol Dweck. Menurut Dweck, growth mindset adalah mindset yang melahirkan pandangan bahwa kualitas bersifat dinamis; Kualitas senantiasa berubah seturut waktu; Hari ini seseorang menyandang predikat ‘cerdas’ dan ‘berbakat’, bukan berarti predikat itu disandangnya selamanya.

Pada gilirannya, pandangan itu melahirkan sifat haus untuk belajar. Karena kualitas senantiasa berubah, maka satu-satunya kunci untuk menjadi orang yang berkualitas adalah terus-menerus belajar, terus menerus bertumbuh.

Lalu, apa pentingnya pola pikir ini dalam dunia kerja? Untuk menjawab itu, mari kita lihat sikap-sikap yang lahir dari pola pikir ini.

Pandangan

1. Kualitas

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, pola pikir growth mindset melahirkan pandangan bahwa kualitas bersifat dinamis alias selalu berubah. Kualitas bukanlah pemberian dari sononya, melainkan diperoleh lewat pembelajaran yang terus menerus.

Nah, karena kualitas (kecerdasan dan bakat) terus berubah, siapa saja bisa menjadi orang yang berkualitas. Bukan hanya orang yang secara genetis cerdas yang dapat menjadi orang yang cerdas; Cerdas-tidaknya seseorang bukan tergantung pada faktor genetis, melainkan seberapa rajin ia belajar.

2. Kesuksesan

Orang yang memiliki pola pikir growth mindset memandang bahwa kesuksesan dapat diraih oleh siapa saja; Bukan hanya orang cerdas dan berbakat (secara genetis) saja yang dapat meraih sukses; Semua dapat meraih sukses asalkan tekun belajar dan bertumbuh.

3. Kegagalan

Orang yang memiliki pola pikir growth mindset tidak cemas hanya gara-gara ia menemui kegagalan. Ini dikarenakan, baginya kegagalan merupakan keniscayaan yang tidak dapat disangkal.

Ia percaya bahwa hidup senantiasa berubah. Hari ini, mungkin dia sudah menyelesaikan tugasnya. Tetapi, itu bukan berarti, besok ia bebas dari tugas. Selama manusia memiliki napas, selalGood traditionu saja ada kepentingan yang harus dicapai, selalu ada masalah yang harus diatasi.

Menyadari kenyataan ini, orang yang memiliki pola pikir growth mindset menganggap bahwa kegagalan merupakan bukti bahwa kemampuannya tidak revelan lagi bagi dunia yang terus berubah; Kegagalan merupakan tanda bahwa ia harus memperbarui kualitasnya untuk mengimbangi perubahan dunia.

4. Perjuangan

Bagi orang yang memiliki pola pikir growth mindset, perjuangan (seperti halnya dengan kegagalan) merupakan keniscayaan. Bagi mereka, karena dunia selalu berubah, kualitas yang mereka miliki hari ini belum tentu cukup untuk mengimbangi perubahan dunia di hari esok.

Nah, untuk mengimbangi perubahan di hari esok, tidak ada jalan lain selain terus-menerus memperbarui kualitas. Cara memperbarui kualitas, ya, dengan berjuang.

Tindakan

1. Berani

Orang yang memiliki pola pikir terus bertumbuh tidak cemas saat kualitasnya diuji waktu. Ia tidak cemas dengan perubahan yang dihadapinya. Ia sadar bahwa kualitas yang dimilikinya bersifat sementara. Baginya, tidak ada zona aman di mana ia dapat menetap di sana selamanya. Setiap hari merupakan tantangan yang perlu ditaklukkan.

Lebih dari itu, karena ia menganggap kualitasnya sementara, ia tidak memiliki beban untuk mempertahankan kualitas itu. Ia tidak memiliki kepentingan untuk mempertahankan predikat ‘cerdas’ yang disandangnya. Ia tidak peduli penilaian orang ketika mereka mengatahui ternyata kualitas yang dimilikinya tidak sehebat kedengarannya.

Dalam dunia kerja, keberanian seperti ini sangat penting. Dengan keberanian ini, kita tidak takut untuk keluar dari zona yang membuat kita terbuai.

Sebagai contoh, suatu saat, atasan memuji kemampuan kita. Nah, karena kemampuan kita, ia mempercayakan tugas yang berat kepada kita.

Jika kita memiliki pola pikir growth mindset, kita akan menerima tugas itu tanpa beban. Mengapa?

Karena, tidak ada beban bagi kita untuk mempertahankan predikat ‘cerdas’ yang kita miliki. Kita tidak takut bahwa, dengan menerima tugas itu, jangan-jangan nanti terbukti bahwa kita tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikannya; Jangan-jangan nanti terbukti bahwa kita tidak layak menyandang predikat ‘cerdas’.

2. Kekurangan

Orang yang memiliki pola pikir growth mindset memandang kekurangan sebagai keniscayaan. Dunia selalu berubah, kualitas pun berubah, maka tak heran jika kita memiliki kekurangan. Demikian menurut orang yang berpola pikir growth mindset.

Kekurangan merupakan tanda bahwa kualitas yang ia miliki tidak lagi memadai untuk menghadapi perubahan dunia.

Bagi orang yang berpola pikir growth mindset, yang bisa dilakukan untuk menghadapi kekurangan adalah dengan mengatasinya.

Sikap ini kebalikan dari sikap orang yang memiliki pola pikir fixed mindset. Orang yang berpola pikir fixed mindset mengira bahwa kekurangan merupakan bukti bahwa mereka tidak berkualitas.

Akibatnya, mereka malu saat menyadari diri mereka memiliki kekurangan. Dan, karena malu, mereka menutupi kekurangan itu dengan gengsi untuk bertanya dan meminta bantuan orang lain.

Sebaliknya, orang yang berpola pikir growth mindset akan aktif bertanya dan meminta bantuan orang lain saat menyadari ia memiliki kekurangan. Ia tidak memiliki kepentingan untuk menyembunyikan kekurangan itu dari orang lain.

3. Tujuan

Motivasi utama orang yang berpola pikir growth mindset adalah ‘mengembangkan diri’. Dunia senantiasa berubah, kualitas yang hari ini dimiliki belum tentu bisa menjadi senjata untuk menghadapi hari esok.

Nah, menyadari kenyataan itu, orang yang berpola pikir growth mindset terdorong untuk selalu mengembangkan kualitas dirinya.

Dalam dunia kerja, sikap seperti itu penting. Pengembangan diri menjadikan seseorang siap menghadapi tugas yang berat yang diberikan perusahaan kepadanya.

4. Perjuangan

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, orang yang memiliki pola pikir terus bertumbuh menganggap bahwa perjuangan adalah niscaya. Mereka tidak merasa terbebani saat harus berusaha keras demi mencapai tujuan.

Predikat ‘cerdas’ yang mereka sandang hari ini tidak menjadikan mereka malu untuk berusaha.

Dalam dunia kerja, orang yang memiliki pola pikir ini cenderung lebih tahan banting dibanding orang yang berpola pikir fixed mindset. Bagi orang yang berpola pikir fixed mindset, perjuangan adalah cermin ketidakmampuannya.

Celakanya, bagi mereka, ketidakmampuan merupakan hal yang memalukan. Ketidakmampuan merupakan bukti mereka tidak berbeda dari kebanyakan orang; Ketidakmampuan merupakan bukti bahwa mereka tidak istimewa.

Nah, karena ketidakmampuan merupakan hal yang memalukan, saat menyadari bahwa mereka tidak mampu, mereka pun akan sangat terganggu. Tugas berat yang memaksa mereka berjuang membuat mereka kehilangan kepercayaan diri. Akibatnya, mereka pun merasa tidak layak menunaikan tugas itu dan menyerah karenanya.

Sebaliknya, orang yang memiliki pola pikir growth mindset tidak berkepentingan dengan predikat ‘cerdas’ atau ‘berbakat’. Mereka tidak memandang bahwa orang yang cerdas adalah orang yang mampu mencapai kesuksesan tanpa perlu banyak berusaha. Membuktikan bahwa dirinya orang yang cerdas bukanlah fokus perhatian mereka. Fokus mereka adalah bagaimana menghadapi tantangan.

Nah, saat mereka menghadapi tugas berat, mereka tidak malu jika harus berusaha keras. Walhasil, mereka pun lebih tahan banting.

5. Kritik

Orang yang memiliki pola pikir terus bertumbuh tidak pernah terganggu dengan kritik. Mereka justru terbuka terhadapnya.

Sikap ini sangat bertolak belakang dengan sikap orang yang berpola pikir fixed mindset. Bagi mereka, kritik merupakan perongrong kehebatan mereka.

Mengapa?

Karena, kritik merupakan bukti bahwa kecerdasan, kemampuan, dan bakat yang mereka miliki mengandung titik kelemahan. Kritik sangat mengganggu karena kritik membatalkan predikat ‘berkualitas’ yang disandangnya.

Sebaliknya, bagi orang yang berpola pikir terus bertumbuh, kritik adalah pendukung kemajuan. Karena kualitas terus berubah, maka seseorang perlu dikritik agar menyadari apa yang kurang dari kualitasnya.

Bagi orang yang berpola pikir terus bertumbuh, kritik adalah PERINGATAN saat mereka lengah. Dengan kritik, seseorang mengetahui apa saja yang harus dilakukannya untuk menyempurnakan kualitasnya.

Dalam dunia kerja, hampir mustahil kita tidak mendapat kritik atas hasil kerja kita. Dengan memiliki pola pikir terus bertumbuh, kita akan menanggapi kritik itu dengan senang hati. Rasa senang itu pada akhirnya turut memengaruhi kinerja kita.

Kesimpulan

Sikap-sikap di atas hanyalah beberapa contoh sikap yang lahir dari pola pikir terus bertumbuh. Tentu masih banyak lagi sikap yang lahir dari pola pikir itu. Jika ditulis semuanya di sini, tentu tidak akan cukup. Apa yang penting, ada alasan mengapa Anda harus memiliki pola pikir terus bertumbuh. Terus bertumbuh merupakan mindset sukses yang membentuk watak Anda.

Jika saat ini Anda terjebak pada pola pikir fixed mindset, renungkanlah, dunia ini senantiasa berubah. Prinsip kehidupan adalah perubahan. Tidak ada yang tidak berubah di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri.

Nah, karena dunia terus berubah, konsekuensinya, kualitas pun harus berubah. Kualitas yang Anda miliki sekarang tidak relevan untuk menghadapi hari esok.

Oleh karena itu, Anda wajib memperbarui kualitas Anda. Anda wajib belajar dan bertumbuh. Anda wajib membekali diri dengan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang revelan untuk hari esok.

Dengan menyadari kenyataan di atas, lama kelamaan, dalam pikiran bawah sadar Anda tertanam sistem kepercayaan bahwa segala sesuatu senantiasa berubah, demikian halnya dengan kualitas diri.

Pada gilirannya, sistem kepercayaan ini akan menuntun Anda untuk bersikap sebagaimana sikap mereka yang berpola pikir terus bertumbuh.

Anda juga dapat mengganti pola pikir fixed mindset dengan pola pikir terus bertumbuh dengan cara visualisasi, afirmasi, dan atau hipnosis sebagaimana yang penulis jelaskan dalam artikel yang berjudul 3 Cara Dahsyat merubah Mindset Negatif Menjadi Mindset Positif.

Akhir kata, selamat berjuang!

Baca juga:

Tips Belajar Efektif untuk Orang Dewasa

Membaca, Cara Terbaik Menjaga Motivasi Tetap Membara

Kunci Sukses Membangun Kebiasaan Membaca Buku

Benner-4.pnj

Rina Ulwia
 

Rina Ulwia mulai terjun ke dunia penulisan semenjak lulus pendidikan S1 di salah satu perguruan tinggi Islam di Jawa Tengah. Ketertarikannya dengan dunia tulis-menulis bermula ketika ia menjadi editor di salah satu penerbit buku pendidikan terkemuka di Indonesia. Semenjak itu, ia aktif menuangkan ide ke dalam tulisan. Perempuan yang hobi membaca buku ini menaruh minat pada semua bidang. Ia suka berdikusi mengenai berbagai topik. Dari filsafat hingga musik, dari ekonomi hingga sastra, semua ia diskusikan di sela-sela kesibukan kerja. Memiliki banyak pengalaman yang menguji aspek psikis dan psikologisnya membuat perempuan kelahiran 1985 ini menaruh perhatian besar pada dunia pengembangan diri. Ia bergabung dengan Aquarius Resources, event organizer yang bergerak di bidang reedukasi pengembangan diri sebagai creative writer. Baginya, berkecimpung di dunia pengembangan diri memberikan banyak manfaat. Selain dapat mengembangkan diri, ia juga dapat membantu orang lain lewat tulisan-tulisannya.

  • wandy says:

    informasinya bagus banget jd terinsfirasi

  • >